Anda di halaman 1dari 7

VII.

WAKTU DAUR (CYCLE TIME)

7.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk memahami efisiensi waktu dalam
pelaksanaan pemboran sehingga dapat mengetahui efektif atau tidaknya.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui waktu daur kinerja pemboran
yang sedang berlangsung.

7.2. Landasan Teori

Cycle time adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan 1 siklus pekerjaan
dengan sekuens standar kerja yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan data
cycle time, harus melakukan pengecekan langsung dengan observasi waktu kerja
(dengan stopwatch maupun video) pada produksi aktual.

Dalam kegiatan pemboran, waktu daur merupakan parameter yang penting karena
mempengaruhi efisiensi kerja didalam pemboran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemboran:

1. Waktu daur (cycle time)

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu lubang bor.


Ct = Bt + St + At + Dt + Pt
Keterangan :
Ct = waktu daur (menit)
Bt = waktu pemboran dari muka tanah sampai kedalaman tertentu (menit) St =
waktu menyambung batang bor (menit)
At = waktu melepas batang bor, menghembus cutting, dan mengangkat batang bor
dari kedalaman tertentu sampai ke permukaan (menit)
Dt = waktu untuk mengatasi hambatan (menit)
Pt = waktu pindah ke lubang yang lain dan mempersiapkan alat bor hingga siap
untuk melakukan pemboran (menit).

2. Kecepatan pemboran (gross drilling rate)

Merupakan perhitungan laju pemboran rata-rata (kotor) untuk satu lubang bor dan
sudah termasuk waktu untuk mengatasi hambatan.

Gdr = H / Ct

Keterangan :

Gdr = kecepatan pemboran (meter/menit)

H = kedalaman lubang tembak (meter)

Ct = waktu edar pemboran (menit)

3. Efisiensi kerja alat bor

Eff =F x 100% / F’

Keterangan :

Eff = efisiensi kerja alat bor (%)

F = kedalam lubang bor yang diperoleh (meter)

F’ = kedalaman lubang bor yang seharusnya diperoleh (meter) .

4. Volume batuan yang diledakan

V = p x l x t x cf

= (N - 1) S x (R x B) x L x cf

VII - 2
keterangan :

V = volume batuan yang diledakkan (m3)

p = panjang pola pemboran (m) l = lebar pola pemboran (m)

t = L = tinggi jenjang (m)

N = jumlah lubang pemboran dalam satu baris

S = spasi (m)

B = burden (m)

R = jumlah baris

cf = faktor koreksi

5. Volume Setara

Veq = V / (n x H)

Keterangan :

Veq = volume setara (m3/m)

V = volume batuan yang diledakkan (m3)

n = jumlah lubang tembak

H = kedalaman lubang tembak (m)

6. Produksi alat bor

P = Veq x Gdr x Eff x 60

Keterangan :

P = produksi alat bor (m3/jam/alat)

60 = konversi dari menit ke jam

VII - 3
7. Kesediaan mekanik(mechanical availability)

MA = W x 100% / (W + R)

Keterangan :

MA = kesediaan mekanik

W = jumlah jam kerja alat

R = jumlah jam perbaikan

8. Kesediaan fisik(physical availability)

PA = (W + S) x 100% / (W + R + S)

Keterangan :

PA = kesediaan fisik

S = jumlah jam menunggu alat

7.3 Peralatan dan Fungsi

Kegiatan pemboran memerlukan komponen – komponen demi berlangsungnya


kegitan perboran tersebut, berikut adalah peralatan yang digunakan :

a. Tripot

Tripot merupakan suatu menara, menara tersebut berdiri sesuai dengan


kemiringan yang di inginkan saat melaksanakan pemboran.

Tripot berfungsi untuk menjaga kestabilan lubang bor saat pemboran supaya
koordinat yang di tuju didapatkan, rig juga berfungsi sebagai sarana dalam
memasukkan pipa saat pemboran, tempat mesin bor dan tempat pekerja saat
kegiatan pemboran dilaksanakan.

VII - 4
b. Mesin bor

Mesin bor berfungsi sebagai penggerak pipa kemudian di transfer ke mata bor,
mesin bor juga berfungsi sebagai tempat melekatnya pipa pada bagian atas pipa.

c. Stang bor

Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung –
ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah
stang bor.Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi untuk menstranmisikan
putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin bor menuju mata bor.

d. Pipa casing

Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari
colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan – gangguan.
Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:

e. Mata bor (Bit)

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan
khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang bekerja
pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar
terbagi atas dua macam, yaitu gaya dorong dan gaya putar.

f. Core box

Core box merupakan suatu kotak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sampel setelah dikeluarkan dari core barrel maupun setelah pengujuan di
laboratorium.

g. Core barrel

Core barrel berfungsi sebagai tempat core saat kegiatan pemboran sedang
berlangsung, core barel berada dalam casing.

VII - 5
7.4 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini yaitu:

1. Mengukur kedalaman awal

2. Memasang ataupun merangkai rangkaian alat bor seperti menyambungkan


pipa, memasang stang bor, dll.

3. Menaikkan beban diatas stang bor

4. Memutar alat bor untuk mendapatkan sample atau perconto yang ingin diteliti.

5. Mengangkat rangkaian alat bor untuk mendapatkan core hasil pemboran yang
nantinya akan diteliti.

7.5 Data

7.5.1 Cycle Time

Tabel 7.1 Waktu daur / non produksi

No Pemasangan pipa Waktu


1 Perjalanan dari kampus ke lapangan 3`45``
2 Pemasangan pipa pertama 4`10``
3 Pemasangan pipa kedua 2`
Jumlah 9`55

Tabel 7.2 Tabel pemboran / kegiatan pemboran


No Kegiatan Pemboran Waktu
1 Kegiatan pelaksanaan pemboran pertama 8`
2 Kegiatan pelaksanaan pemboran kedua 10`
Jumlah 18`

VII - 6
7.6 Pembahasan

Perhitungan Efisiensi Kerja:

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑢𝑟
𝐸𝐾 = 𝑥 100%
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑜𝑟𝑎𝑛

9′, 55′′
𝐸𝐾 = 𝑥 100% = 53.05 %
18′
Maka didapatkan efisiensi kerja pada pelaksanaan pemboran yaitu 53.05%.

7.7 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan efisiensi kerja diatas yaitu 53.05% maka dapat diber
kesimpulan bahwa kurang efisiennya waktu dalam melaksanakan pemboran,
dikarenakan kurang mengefisienkan waktu disaat perjalanan membawa alat
kelapangan dan disaat pemasangan alat bor.

VII - 7

Anda mungkin juga menyukai