Anda di halaman 1dari 9

Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D

CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON


WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

PENGENALAN

Occupational asthma (OA / Asma yang berkaitan dengan pekerjaan) merupakan penyakit
paru tersering yang berhubungan dengan pekerjaan dalam dekade terakhir ini, menyebabkan
morbiditas dan disabilitas yang sangat besar. Dikarenakan terjadi oleh berbagai mekanisme patogen
yang berbeda-beda, OA dibedakan dengan menggunakan dua kategori: Sensitizer-induced (OA
dikarenakan sensitisasi) dan irritant-induced (OA dikarenakan iritan). Sensitizer-induced OA
mencakup hampir sebanyak 90% dari seluruh kasus OA. Pekerjaan yang menyebabkan sensitisasi,
sebagai contoh, agen yang dapat menyebabkan asma melalui mekanisme yang berhubungan dengan
respon imunologi spesifik, seperti agen dengan berat molekul tinggi (protein atau glikopeptida
menyebabkan produksi dari antibodi IgE yang spesifik dan menyebabkan respon khas pada alergi)
atau agen dengan berat molekul rendah (mayoritas menyebabkan asma melalui mekanisme yang
masih belum terlalu diketahui). Agen dengan berat molekul tinggi yang umum seperti : alergen
hewan, tanaman, produk nabati, sereal dan gandum, makanan lainnya, dan enzim (pekerja produsen
detergen, pekerja farmasi, pekerja laboratorium, dsb). Sebagai tambahan, agen yang menyebabkan
sensitisasi dengan berat molekul rendah yang menimbulkan OA antara lain: diisosianat, asam
anhidrat, monomer akrilik, nikel dan garam kromium, garam platinum, obat dan perulfat (1,2).

Bukti yang ada menunjukan bahwa menghindari paparan dari agen kausa secara komplit atau
spesifik dan penatalaksanaan secara farmakologi yang mengikuti pedoman praktik klinik merupakan
pendekatan yang diperlukan untuk menangani sensiizer-induced asthma. Mengurangi paparan pada
agen penyebab dapat menjadi alternativ selain menghindari paparan agen, namun mengurangi paparan
agen kurang menguntungkan dibandingkan langsung menghindari paparan. (3,4).

Mengacu pada temuan dari penelitian tentang prognosis dari subjek dengan sensitizer-induced
OA setelah dihindari dari lingkungan yang dapat menyebabkan serangan, gejala asma dan
hiperresponsif bronkial non spesifik masih terjadi selama beberapa tahun pada mayoritas pasien
dengan sensitizer-induced OA. Prognosis terbaik didapatkan jika diagnosa dilakukan sedini mungkin,
paparan agen yang langsung dihindari, dan dengan asma yang tidak parah (1,5).

Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi prognosis secara klinis dan fungsional pada
pasien dengan sensitizer-induced OA setelah dihindari dari paparan agen yang menyebabkan OA
tersebut.

METODE

DESAIN PENELITIAN DAN LOKASI

Penelitian ini, dilakukan pada Institute for Occupational Health of R.Macedonia, Skopje –
World Health Organization (WHO) Collaborating Center dan Global European Allergy and Asthma
Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D
CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON
WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

(GA2LEN) Collaborating Center pada periode Januari – Juni 2015, penelitian ini membandingkan
prevalensi gejala respiratori, parameter spirometer dan gejala hiperresponsiv bronkus non spesifik
pada pasien dengan sensitizer-induced OA pada saat terdiagnosa dan 3 – 5 tahun (36 – 60 bulan)
sesudah dihindari dari tempat kerja yang dapat memaparkan agen.

SUBJEK PENELITIAN

Kami mempelajari 16 subjek dengan diagnosa sensitizer-induced OA, 10 pembuat roti (skala
industri / tradisional) dan 6 pekerja kapas (penenun kapas / pemintal kapas), 8 subjek pria dan 8
subjek wanita, berusia 32 – 48 tahun.

Kriteria inklusi: pasien dengan diagnosa sensitizer-induced OA yang sudah selama 3 – 5


tahun terhindar dari paparan agen kausa.

Kriteria eksklusi: pasien dengan diagnosa sensitizer-induced OA yang belum dilepaskan dari
tempat kerja yang terpapar agen dan pasien dengan diagnosa sensitizer-induced OA yang sudah
terhindar dari paparan agen kausa namun dengan durasi lebih singkat atau sudah lebih lama.

Pada saat terdiagnosa (2010-2012), seluruh subjek masih bergejala dan gejala asma mereka
berhubungan dengan pekerjaan. Metode diagnosa termasuk dengan melakukan skin prick tests (SPT)
dengan agen inhalasi standar dan yang alergen yang berhubungan dengan tempat kerja penderita,
spirometri dan metacholine challenge ( semua penderita tidak memiliki kontraindikasi). Diagnosa dari
sensitizer-induced OA ditegakkan dengan didapatkannya perubahan yang signifikan pada peak
expiratory flow rate (PEFR) yang dinilai dengan penilaian PEFR serial pada saat sedang bekerja dan
tidak bekerja. Sesudah diagnosa sudah dikonfirmasi semua subjek dijauhkan dari pekerjaan yang
memaparkan agen dan tatalaksana yang dikontrol dengan kortikosteroid inhalasi diberikan sesuai
dengan rekomendasi dan availabilitas dari pengobatan asma(6). Pemindahan dari paparan pekerjaan
utamanya dilakukan dengan merelokasi dari tempat lingkungan kerja, dan yang kurang umum
dilakukan adalah dengan mengubah pekerjaan subjek.

Pada kedua kelompok tidak ada satupun subjek yang memiliki kontraindikasi untuk
(7,8)
metacholine challenge , atau subjek dengan infeksi viral saluran napas bagian atas dalam waktu 3
bulan sebelum dilakukan metacholine challenge. Semua subjek sudah diinformasikan tentang
penelitian dan izin secara tertulis sudah didapatkan.

KUISIONER

Gejala respirasi pada 12 bulan sebelumnya (batuk, sesak nafas, wheezing, dan rasa penuh
pada dada) di data menggunakan kuesioner skrining dari European Community Respiratory Health
Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D
CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON
WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

Survey (ECRHS)(9). Pasien dianggap bergejala jika pasien memiliki satu atau lebih dari gejala
respirasi pada 12 bulan sebelumnya.

Gejala nasal pada 12 bulan sebelumnya (bersin, gatal, pilek, hidung tersumbat, mata merah,
dan mata gatal) di data menggunakan panduan dari Allergic Rhinitis and Its Impact to Asthma
(ARIA)(10). Pasien dianggap bergejala jika pasien memiliki satu atau lebih gejala nasal pada 12 bulan
sebelumnya.

Riwayat merokok, riwayat asma pada keluarga ( Keluarga inti), penyakit penyerta, dan
penggunaan obat juga dievaluasi. Merokok diklasifikasikan berdasarkan WHO Guidelines for
(11)
Controlling and Monitoring the Tobacco Epidemic . Perokok harian didefinisikan sebagai subjek
yang merokok pada saat dilakukan survey setidaknya satu kali dalam sehari, kecuali pada hari puasa
agama. Mantan perokok didefinisikan sebagai yang sebelumnya merupkana perokok harian, namun
sudah tidak merokok. Perokok pasiv atau paparan terhadap asap tobako pada lingkungan didefinisikan
sebagai paparan terhadap produk asap tobako yang dihasilkan dari rokok orang lain (dirumah, tempat
kerja, dsb), sebagai contoh terdapatnya setidaknya satu orang perokok pada rumah tinggal dan/atau
ditempat kerja (12,13).

SPIROMETRI

Penilaian spirometri, termasuk penilaian forced vital capacity (FCV), forced expiratory
volume in one second (FEV1), rasio FEV1/FVC, dan maximal expiratory flow pada 75%, 50%, 25%
dan 25 – 75% dari FVC (MEF75, MEF50, MEF25 dan MEF25-75) pemeriksaan dilakukan pada semua
subjek dengan menggunakan spirometer Ganshorn Sano Scope LF8 (Ganshorn Medizin Electronic
GmbH, Germany) dengan pencatatan hasil yang terbaik dari tida kali penilaian FEV 1 dengan
perbedaan nilai antara pemeriksaan berkirar 5%. Hasil dari pemeriksaan spirometri digambarkan
sebagai persentasi dari predicted values berdasarkan rekomendasi aktual dari European Respiratory
Society (ERS) dan American Thoracic Society (ATS) (14,15).

METACHOLINE CHALLENGE

Metacholine Challenge juga dilakukan pada semua subjek berdasarkan rekomendasi dari
European Respiratory Society (ERS) / American Thoracic Society (ATS) (7,8), dengan perlakuan yang
sama pada saat diagnosis. Konsentrasi dari metakoline (Fagron GmbH,Germany) 0.25, 0.5, 1, 2, 4, 8,
dan 16 mg/mL disiapkan dan diencerkan dengan cairan saline. Dosis dari aerosol yang dihasilkan
oleh Pari LC Nebulizer (Pari GmbH, Germany) diinhalasi melalui pipa mulut. Subjek menginhalasi
metakolin yang mengalami peningkatan konsentrasi dengan metode nafas tidal sampai FEV1 turun
sampai lebih dari 20% batas bawahnya (konsentrasi provokatif 20 – PC20) atau konsentrasi tertinggi
Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D
CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON
WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

(16)
sudah tercapai. Metode untuk menghitung PC20 dijelaskan pada bagian lain . Transformasi secara
logaritma dari PC20 dilakukan pada analisis ini.

Berdasarkan dari rekomendasi ATS hiperresponsif bronkial (HRB) (sebagai contoh


hiperresponsif bronkial non spesifik) dikategorikan sebagai HRB sedang sampai berat (PC 20 < 1.0
mg/mL), HBR ringan (PC20 = 1.0 – 4.0 mg/mL) dan HBR borderline (PC20 > 4.0 mg/mL).
(8)
Pemeriksaan dianggap positif jika PC20 sama atau kurang dari 4mg/mL . Perbaikan spesifik dari
hiperresponsif bronkial non spesifik dipertimbangkan pada pasien dengan peningkatan PC20 sebanyak
2x lipat dibandingkan dengan nilai pertamanya pada saat diagnosa.

ANALISA STATISTIK

Variabel kontinu digambarkan sebagai nilai mean dengan standar deviasi (SD), sedangkan
variabel nominal digambarkan sebagai angka dan persentase. Test chi-square (atau Fisher’s exact test
jika sesuai) digunakan untuk menilai perbedaan pada prevalensi. Perbandingan dari nilai mean
dilakukan dengan menggunakan independent samples t-test. Hubungan antara perubahan pada gejala
respirasi dan peningkatan dari PC20 dinilai dengan menggunakan chi-square test. Dengan nilai P
<0.05 dianggap signifikan secara statistik. Analisa statistik dilakukan menggunakan Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS) versi 11.0 untuk Windows.

HASIL

Karakteristik demografik dari subjek yang diperiksa ditunjukan pada Tabel 1.

Pada saat diagnosis, semua subjek melaporkan terdapat gejala respirasi pada 12 bulan
sebelumnya. Dengan 62.5% dari subjek melaporkan terdapat gejala nasal pada 12 bulan sebelumnya.
Semua subjek dengan gejala respirasi dan gejala nasal melaporkan gejala pada diri mereka yang
berhubungan dengan pekerjaan (gejala yang memberat selama hari kerja dan perbaikan gejala saat
akhir minggu, hari libur dan cuti). Metacholine challenge test memiliki hasil positif pada seluruh
subjek yang diperiksa. Berdasarkan nilai PC20, hiperresponsiv bronkial non spesifik pada 3 pasien
(pasien nomor 8, 10 dan 15) dikategorikan sebagai berat sampai sedang, dan pada pasien lainnya
dikategorikan sebagai ringan (Tabel 2)

Skin Prick Test (SPT) dengan hasil positiv pada 1 atau lebih alergen inhalan standar terdapat
pada seluruh subjek. Seluruh pembuat roti memiliki tes SPT yang positif untuk gandum dan dua dari
subjek selain memiliki hasil positif untuk gandum juga untuk tepung, sedangkan seluruh pekerja
tekstil memiliki hasil positif SPT untuk kapas.

Prevalensi dari pasien dengan gejala respirasi pada 12 bulan sebelum penelitian lebih rendah
secara signifkan dibandingkan prevalensi pada saat diagnosis dari sensitizer-induced OA, pada saat
Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D
CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON
WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

penelitian terdapat sekitar 2/3 dari total (100% vs 68.7%; P=0.014). Prevalensi dari pasien dengan
gejala nasal pada saat penelitian juga lebih rendah dibandingkan prevalensi awal namun perbedaannya
secara statistik tidak signifikan (62,5% vs 37,5%; P = 0.107). Besaran dari parameter spirometri
(FEV1 dan FEV1/FVC) pada saat penelitian juga sama dengan nilai pada saat diagnosa. Seperti pada
saat diagnosa, pada saat penelitian smua subjek juga memiliki hasil positif pada metacholine
challenge test. Nilai dari PC20 pada seluruh subjek saat penelitian lebih tinggi dibandingkan nilai saat
diagnosa, pada saat penelitian hipersensitifitas bronkus non spesifik pada seluruh subjek, kecuali pada
15 pasien, dikategorikan sebagai ringan. Perbaikan secara signifikan dari hipersensitifitas bronkus non
spesifik ditemukan pada 4 pasien (pasien nomor 4, 8, 14 dan 15). Nilai mean dari PC20 secara
signifikan lebih tinggi dbandingkan nilai pada saat diagnosa (2.9 vs 2.1’ P=0.032) (Tabel 3).

Kami tidak mendapatkan adanya hubungan antara terdapatnya gejala respirasi dalam 12 bulan
terakhir terhadap periode selama lepasnya dari paparan agen selama kurang atau lebih dari 48 bulan
(terdapat perbaikan bukan tidak ada perubahan). Juga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
peningkatan PC20 terhadap periode dari lepasnya dari paparan agen selama kurang atau lebih dari 48
bulan.

DISKUSI

Seperti yang disebutkan diatas, OA merupakan penyakit paru yang berhubungan dengan
pekerjaan yang paling sering pada negara industri meskipun sudah terdapat langkah pencegahan yang
(17)
intensif namun hanya terdapat sedikit bukti terdapatnya penurunan insidensi . Lebih dari 90% dari
seluruh kasus OA terjadi akibat dari sensitisasi alergi oleh alergen dengan berat molekul tinggi dan
rendah yang terdapat di tempat kerja. Bukti yang ada menunjukan bahwa terdapat lebih dari 250 agan
yang dapat mensensitisasi yang dikenal dapat menyebabkan asma melalui berbagai mekanisme
(18)
imunologi yang berbeda . Pekerjaan berisiko tinggi dan industri berhubungan secara luas dengan
kemungkinan terjadinya sensitizer-induced OA bergantung pada sektor industri dominan pada negara
(19)
tertentu. Mengacu kepada hasil dari studi berbasis populasi yang dilakukan oleh Kogevinas et al. ,
melakukan penelitian pada lebih dari 15.000 orang yang secara acak dipilih dari populasi umum pada
12 negara industri yang berusia 20 – 44 tahun, dengan risiko tertinggi untuk OA ditemukan pada
petani, pelukis, pekerja plastik, pembersih, pengecat, dan pekerja agrikultural. Asma pada pembuat
roti merupakan salah satu penyebab utama dari sensitizer-induced OA diseluruh dunia (20,21). Penyakit
ini disebabkan oleh inhalasi dari alergen yang terdapat pada tepung sereal, enzim dan protein,
(22)
khususnya alergen pada tepung gandum . Selain itu, paparan yang terjadi pada pekerja pada
industri tekstil juga meningkatkan risiko dari penyakit paru yang tidak spesifik termasuk sensitizer-
(23)
induced OA . Berdasarkan temuan dari penelitian tentang distribusi dari sensitizer-induced OA
pada Republik Macedonia pada periode 2005 – 2014 dengan pekerjaan, Asma pada pembuat roti dan
Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D
CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON
WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

sensitizer-induced OA pada pembersih dan pekerja tekstil merupakan tiga pekerjaan yang paling
sering terjadi OA yaitu mencakup lebih dari 30% dari seluruh kasus sensitizer-induced OA (24).

Bukti yang ada tentang prognosis dari sensitizer-induced OA setelah terdiagnosa memiliki
(25)
hasil yang tidak konsisten . Sebagai tambahan, selain memiliki efek pada kesehatan pasien,
diagnosa dari sensitizer-induced OA juga berhubungan dengan efek yang serius secara sosioekonomi.
Yaitu, jika menghilangkan paparan dari agen pada pekerjaan biasanya diasosiasikan dengan
berkurangnya keparahan dari derajat asma dan berkurangnya pengeluaran untuk pengobatannya,
namun biasanya juga berhubungan dengan menurunnya status sosioekonomi pasien (penurunan
profesionalitas pekerjaan dan berkurangnya pemasukan dari pekerjaan) (26,27).

Pada studi ini kami menilai hasil secara klinis dan fungsional (gejala respirasi pada 12 bulan
sebelumnya, fungsi paru dan hipersensitifitas bronkus non spesifik) dari sensitizer-induced asma pada
pembuat roti dan pekerja kapas sesudah dihindari dari paparan agen yang menyebabkan serangan.
Tidak ada satupun dari subjek yang memiliki riwayat asma saat kecil, maupun serangan asma sebelum
masuk pada pekerjaan tertentu. Durasi rerata dari lamanya bekerja pada saat terdiagnosa pada para
pekerja adalah 4,4 tahun. Pada saat terdiagnosa semua subjek memiliki gejala (setidaknya memiliki
satu atau lebih dari gejala respiratori dalam 12 bulan terakhir). Sebagai tambahan, sekitar 2/3 dari
keseluruhan subjek juga pernah memiliki setidaknya satu atau lebih dari gejala rinitis. Durasi rerata
dari gejala respirasi sebelum terdiagnosa berkisar antara 14 bulan. Sensitizer-induced OA
dikarakteristikan dengan terdapatnya durasi waktu terjadinya sensitisasi dan biasanya disebabkan oleh
hanya satu agen (18). Terdapat bukti bahwa setidaknya sekitar separuh dari kasus sensitizer-induce OA
(28)
berkembang dalam waktu dua tahun pertama seseorang terpapar agen dari tempat kerja . Pada saat
diagnosis, parameter spirometer dari penelitian berada pada batas nilai referensi normal. Tes
Metacholine challenge memiliki hasil positif pada semua subjek, dan yang masuk dalam kategori
berat-sedang sebanyak 4 subjek. Diagnosa dari sensitizer-induced asthma ditegakkan dengan hasil
positif dari penilaian PEFR serial. Setelah diagnosa ditegakkan, seluruh subjek penelitian dijauhkan
dari tempatkerjanya dan tatalaksana yang tepat dilaksanakan.

Temuan dari beberapa penelitian menunjukan bahwa mayoritas dari pasien dengan sensitizer-
induced asma tidak pernah sembuh total, meskipun sesudah beberapa tahun dijauhkan dari paparan
(25,29,30)
agen penyebab mereka tetapi memiliki disabilitas dan perburukan klinis yang permanen .
Durasi dari gejala, keparahan dari hipersensitivitas bronkus non spesifik pada saat diagnosa, total
durasi dari paparan agen selama berada di tempat kerja dan durasi berapa lama waktu yang terlewati
(31)
sesudah munculnya gejala merupakan faktor-faktor yang penting untuk menentukan prognosis .
Berdasarkan temuan yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Perfetti et al., semakin
lamanya interval waktu seseorang dijauhkan dari paparan agen merupakan faktor penting dalam
perbaikan dari hasil terapi pasien dan riwayat penggunaan kortikosteroid inhalasi pada saat ini
Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D
CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON
WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

ataupun sebelumnya bukanlah merupakan prediktor yang berpengaruh untuk menjelaskan perbedaan
(32)
prognosis yang didapatkan dari berbagai pekerja yang sudah dihindarkan dari paparan agen .
Sebagai tambahan, hasil dari penelitian dengan metode double blind yang dilakukan oleh Malo et al.,
menunjukan bahwa kortikosteroid inhalas menghasilkan perbaikan gejala yang penting pada pasien
(33)
dengan sensitizer-induced OA . Disisi lain, studi yang meneliti tentang perubahan pada
hipersensitivitas bronkus non spesifik dengan perubahan respon bronkial (dinilai dengan inhalation
challenge) tidak menemukan adanya korelasi antara kedua faktor tersebut, sebagai contoh perbaikan
yang signifikan ditemukan pada hiperresponsiv spesifik bronkial tidak diikuti oleh perbaikan pada
gejala hiperresponsiv bronkial non spesifik (29,34,35).

Pada penelitian ini durasi rerata interval sejak dijauhkannya subjek dari tempat kerja yang
terpapar agen sampai dilakukannya tes metacholine challenge yang kedua kalinya berkisar sekitar 48
bulan. Selama periode waktu ini, tatalaksana farmakologi yang direkomendasikan dilaksanakan
seluruhnya oleh subjek penelitian. Selama durasi penelitian, kami mendapatkan perbaikan dari
parameter klinis maupun fungsional dari subjek penelitian. Sekitar 30% dari subjek peneltian pada
saat ini merupakan pasien dengan asimptomatic, tidak memiliki gejala respirasi apapun selama 12
bulan sebelumnya. Didapatkan juga perbaikan dari prevalensi gejala nasal. Kami tidak melakukan
Skin Prick Test pada saat durasi waktu penelitian, sehingga kami tidak dapat mendapatkan data
perubahan status immunologi pasien. Besaran nilai parameter spirometri pada saat durasi penelitian
tidak ditemukan perbedaan dibandingkan pada saat diagnosa. Pada saat penelitian kami mendapatkan
perbaikan pada tingkat keparahan hiperresponsiv bronkus non spesifik pada semua subjek. Selain itu
tingkat derajat keparahan hiperresponsiv bronkus non spesifik pada 4 subjek penelitian menjadi lebih
rendah secara signifikan dibandingkan pada saat dilakukan pencatatan tingkat keparahannya pada saat
diagnosa. Namun, meskipun tingkat derajat keparahan hiperresponsiv bronkus non spesifik menjadi
lebih baik pada semua subjek penelitian, tidak ada satupun yang menjadi normal (tidak ada satu pun
subjek yang lepas dari hiperresponsif bronkus non spesifik). Penelitian tentang prognosis secara klinis
dan fungsional pada sensitizer-induced OA yang disebabkan oleh zat yang mensensitisasi pada
tempat kerja menghasilkan hasil yang berbeda. Pada pekerja dengan sensitizer-induced asthma yang
disebabkan oleh isosianat, Mapp et al., menemukan bahwa keparahan hiperresponsif bronkus non
spesifik (dievaluasi dengan metacholine challenge) berkurang secara perlahan dan terus menerus
(36)
selama 96 bulan dari sejak dihindari paparannya . Sebagai tambahan pada studi pada penderita
sensitizer-induced asthma yant disebabkan oleh tetrachlorphtalic anhydride oleh Barker et al.
menemukan gejala yang menetap dan derajat keparahan hiperresponsif bronkus non spesifik yang
(37)
tidak menurun meskipun sudah dihindari paparan agen gersebut selama 12 tahun . Pada penelitian
ini kami tidak menemukan hubungan yang signifikan antara adanya gejala respirasi pada 12 bulan
Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D
CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON
WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

sebelumnya, dibandingkan dengan perbaikan dari gejala hiperresponsif bronkus non spesifik maupun
dengan durasi lamanya waktu yang dilewati sejak dihindari dari agen yang menyebabkan serangan,

Penelitian ini memiliki beberapa limitasi. Pertama, relatif sedikitnya jumlah subjek yang
dapat diteliti dapat memiliki berbagai efek pada data yang didapatkan dan interpretasi data tersebut.
Kedua, durasi waktu dihindarinya paparan dari agen yang menyebabkan penyakit yang relatif sebentar
juga dapat memiliki berbagai pengaruh pada efek yang didapatkan dan interpretasinya. Ketiga,
walaupun subjek bekerja pada lingkungan kerja yang mirip, lingkungan kerja pada saat diagnosa dan
juga waktu dari terkena hiperresponsif bronkus non spesifik tidak sama persis, sehingga dapat
memiliki pengaruh pada data yang kami dapatkan. Kelebihan dari penelitian ini adalah komparasi dari
aspek klinis dan fungsional dari sensitizer-induced OA yang didapatkan pada tempat kerja yang
spesifik meskipun sudah dijauhkan dari agen yang menyebabkannya.

KESIMPULAN

Pada akhirnya, studi ini bertujuan untuk mengevaluasi gejala respirasi, fungsi paru dan
hiperresponsif paru non spesifik pada pembuat roti dan pekerja kapas dengan sensitizer-induced OA
pada 3 – 5 tahun sesudah dijauhkan dari paparan agen yang menyebabkannya pada tempat kerja, kami
menemukan prevalensi yang rendah dari gejala respirasi dan nasal pada 12 bulan sebelumnya, nilai
yang sama pada parameter spirometri, dan penurunan tingkat keparahan dari hiperresponsif bronkus
non spesifik dibandingkan pada saat diagnosa. Temuan kami juga menandakan perluna investigasi
lebih lanjut pada bidang ini untuk meningkatkan pemahaman tentang sensitizer-induced OA dan
untuk meningkatkan tatalaksana untuk pasien-pasien dengan penyakit ini.

PARTISIPASI PENULIS

JM berpartisipasi pada desain penelitian, menulis protokal, mengambil data, analisa


penelitian, dan menulis berbagai versi dari manuskip. JKB berpartisipasi pada desain penelitian,
menulis protokol, analisa penelitian, dan juga menulis berbagai versi dari manuskrip. ET
berpartisipasi pada analisa dari penelitian dan menulis berbagai versi dari manuskrip. KV berperan
pada analisa statistik. SS dan DM berpartisipasi pada pengambilan data dan analisa dari penelitian.
Semua penulis membaca dan menyetujui manuskrip akhir.
Jordan B Minov, Jovanka Karadzinska-Bislimovska, Engin Tutkun, Kristin Vasilevska, Saso Stoleski, Mijakoski D
CLINICAL AND FUNCTIONAL OUTCOMES OF SENSITIZED-INDUCED ASTHMA IN BAKERS AND COTTON
WORKERS AFTER REMOVAL FROM EXPOSURE

Anda mungkin juga menyukai