Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KUALITAS SDM, MOTIVASI KERJA DAN SPI TERHADAP KUALITAS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proses akuntansi atau tata keuangan saat ini telah mengalami perkembangan
seiring dengan kemajuan sistem keuangan modern. Perkembangan dan perubahan
akuntansi sebagai bagian dari proses sosial yang tidak bisa dipisahkan karena budaya suatu
bangsa merupakan faktor penting yang mempengaruhi perkembangan sistem akuntansi dan
perubahan akuntansi disuatu negara (Mardiasmo 2006).

Dalam rangka menciptakan tata kelola yang baik (good governance), Pemerintah
Indonesia terus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas .pengelola keuangan negara. Sebagai upaya meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara upaya yang dilakukan adalah dengan
menerapkan pengembangan kebijakan akuntansi pemerintah berupa Standar akuntansi
pemerintah yang bertujuan untuk memberikan pedoman pokok dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Persyaratan
yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya peningkatan kualitas laporan Keuangan di
Indonesia

Indonesia menerapkan otonomi daerah sebagai sistem pemerintahannya. Dengan


penerapan sistem tersebut maka masing-masing daerah memiliki wewenang untuk
mengatur sendiri segala urusan pemerintahaannya, serta dengan adanya wewenang tersebut
maka pemerintah daerah berkewajiban untuk menyampaikan laporan sebagai bentuk
pertanggungjawabannya.

Menurut undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU


Nomor 9 Tahun 2015 tentang pemerintah daerah, upaya untuk pertanggungjawaban atas
wewenang yang diberikan yaitu dengan menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). Salah satu kunci penting dalam pengelolaan keuangan pemerintah adalah
terkait dengan sistem akuntansi pemerintahan Indonesia yaitu dengan melakukan
pengembangan kebijakan akuntansi pemerintah berupa Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) yang bertujuan untuk memberikan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (PP
No. 71 Tahun 2010).

1
Laporan keuangan pemerintah disampaikan kepada DPR/DPRD dan masyarakat
umum setelah diaudit oleh Badan Pemeriksa Kuangan (BPK) (Sukmaningrum 2012).
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, pasal 32 menegaskan bahwa
Pemerintah Daerah di haruskan menyampaikan laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungJawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD)
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD). Komponen laporan keuangan yang
disampaikan meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatatan atas Laporan Keuangan (Mahmudi 2011).

Kualitas sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam
menyelesaikan kinerjanya. Sumber daya manusia yang tidak memiliki kompetensi tidak
akan dapat menyelesaikan pekerjaanya secara efisien, efektif, dan ekonomis. Dalam hal ini
pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat waktu dan terdapat pemborosan waktu serta
tenaga. Dengan adanya kualitas sumber daya manusia maka waktu pembuatan laporan
keuangan akan dapat dihemat. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia tersebut telah
memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga
laporan keuangan yang disusun dapat diselesaikan, disajikan tepat pada waktunya dan
dapat dikatakan berkualitas

Masalah yang juga penting untuk ditingkatkan adalah motivasi yang mendorong
untuk menggerakkan seseorang agar sesuatu yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana
tepat pada waktunya. Motivasi merupakan hal yang paling mendasar yang harus dimiliki
oleh seseorang karena tanpa adanya motivasi untuk bekerja atau motivasi untuk
memperoleh sesuatu, maka sulit untuk menyelesaikan ataupun memperoleh sesuatu yang
dinginkan. Motivasi menurut Luthans (1992) berasal dari kata latin movere, artinya
“bergerak”. Motivasi merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya kekurangan
psikologis atau kebutuhan yang menimbulkan suatu dorongan dengan maksud mencapai
suatu tujuan atau insentif. Sedangkan menurut Handoko (2003:74) motivasi adalah sebagai
keadaan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Menurut Sopiah
(2008:179) motivasi adalah keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan
kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu. Pegawai dengan motivasi tinggi juga
diharapkan memiliki komitmen kepada organisasi yang tinggi; cenderung memiliki
kepuasan kerja yang tinggi, dan pada akhirnya berkinerja tinggi (Xiaohua, 2008).

Motivasi menekankan pada faktor-faktor personal dan situasinonal, yang telah


dikembagkan teori motivasi, yang dinilai berdampak penting terhadap pencapaian
produktivitas dan keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, motivasi pada konteks ini,
memfokuskan pada prilaku karyawan dalam menunaikan tugas-tugas untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan organisasi. Pada konteks pekerjaan tersebut, pencapaian
tujuan dan tugas-tugas yang diharapkan organisasi perlu dilihat dalam perspektif
transaksional atau pertukaran yaitu adanya transfer nilai secara timbal balik antara individu
dengan organisasi secara bersamaan melalui proses pertukaran tersebut (Kanfer, 1999)

2
Struktur Pengendalian intern (SPI) yang diterapkan oleh SKPD merupakan faktor
ketiga yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan. SPI yang baik mengakibatkan
laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi memiliki kualitas yang baik. SPI
merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Bukti empiris pengaruh kualitas SDM dan SPI terhadap kualitas laporan keuangan masih
belum konsisten dan diperdebatkan, sehingga masih perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui penyebab ketidakkonsistenan hasil tersebut.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya diperkirakan disebabkan oleh komitmen
organisasi dari PPK SKPD. Komitmen organisasi yang tinggi diperkirakan memperkuat
pengaruh SDM dan SPI pada kualitas laporan. Hal ini berarti Semakin baik kompetensi
SDM, semakin baik SPI, dan semakin tinggi komitmen organisasi akan berdampak pada
semakin baik kualitas laporan keuangan.

Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang relevan, andal, dapat
dipercaya berkenaan dengan posisi keuangan dan seluruh data transaksi yang dicatat oleh
suatu entitas pelaporan keuangan dan seluruh data transaksi yang dicatat oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan. Begitu juga dengan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) yang setiap tahunnya mendapat penilaian dari auditor
Pemerintah dalam hal ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berupa opini.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat memberikan 4 macam opini yaitu: opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini Tidak Wajar
(TW), dan pernyataan menolak memberi opini atau Tidak Memberi Pendapat (Disclaimer
atau TMP). Ketika Badan pemeriksa memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian Kepada
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) ini berarti laporan keuangan yang
dilaporkan sudah memenuhi syarat atau dapat dikatakan laporan keuangan sudah disajikan
dan diungkapkan secara relevan, andal, dapat dipercaya, dan dapat dibandingkan.

Hal ini ditunjukkan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi
Bali yang khususnya dalam penelitian ini difokuskan pada Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) Kabupaten Jemberana. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di
Provinsi Bali Tahun 2011-2016 ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini.

3
Tabel 1.
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Provinsi Bali Tahun 2010 – 2015
Tahun
LKPD
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Prov. Bali WDP WDP WDP DPP WTP WTP WTP
Kab. Badung WTP DPP WTP TW WTP WTP WTP
Kab. Bangli WDP WDP TMP WDP WDP WTP
Kab. Buleleng WDP WDP WDP WTP WTP WTP
Kab. Gianyar WDP WDP WDP WTP WTP WTP
Kab. Jembrana WDP WDP WDP WTP WTP WTP
Kab. Karangasem WDP WDP WDP WDP WTP WTP
Kab. Kelungkung WDP WDP WDP WDP WTP WTP
Kab. Tabanan WDP TMP WDP WDP WTP WTP
Kab. Denpasar WDP WTP WTP WTP WTP WTP
Sumber : IHPS BPK, Tahun 2011 – 2016

Berdasarkan siaran pers Badan Pemerikasa Keuangan (BPK), Sesuai Standar


Pemeriksaan Keuangan Negara (SKPN), Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) dalam
memberikan opini pemeriksaan setidaknya didasarkan atas emapat hal yaitu: 1) Kesesuaian
penyajian laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). 2) Kecukupan
pengungkapan (adequate disclosure). 3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan. 4) Efektifitas sistem pengendalian intern. Hasil evaluasi oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) menunjukkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Kabupaten Jemberana dalam dua tahun terakhir sudah mengalami peningkatan dengan
memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2015 dan 2016. Dari opini
tersebut Badan Pemeriksa keuangan masih menemukan adanya kelemahan sistem
pengendalian intern dalam penyusunan laporan keuangan yaitu pengendalian intern dalam
pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak, Penatausahaan asset tetap Pemerintahan
Kabupaten Jemberana belum tertib. Sistem pengendalian sangat penting dalam menunjang
perbaikan pengelolaan pemerintah daerah dan merupakan faktor pendukung untuk
menciptakan pemerintah yang akuntabel dan transparan sebagai cerminan dari kinerja yang
baik, (Nune, 2012: 3).

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Natalia
Christianti (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Akuntansi Berbasis Akrual, Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei pada Biro Keuangan
Setda Pemerintah Provinsi Jawa Barat), menarik kesimpulan bahwa akuntansi berbasis
akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifiksn terhadap kualitas laporan
keuangan. Munasyir (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Di Kabupaten Aceh Utara, menarik
kesimpulan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian

4
intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan Lodhrakentjana
(2012) dengan judul penelitian Motivasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Pegawai Akuntansi
dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kota Depok, menarik
kesimpulan bahwa motivasi, kepuasan kerja dan komitmen berhubungan positif dan
berpengaruh signifikan dengan kualitas laporan keuangan. Jumiartini (2015) dengan judul
penelitian Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bole Balango (Studi Kasus pada
DinasPendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Bole Balango),menarik
kesimpulan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas penulis berangagapan ada keterkaitan antara variable


independen Kualitas Sumber Daya Manusia, Motivasi Kerja, dan Sistem Pengendalian
Internal yang sejajar untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan diatas, pokok permasalahan diambil penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh pada kualitas laporan


keuangan pemerintah Kabupaten Jemberana?

2. Bagaimanakah Motivasi Kerja berpengaruh pada kualitas laporan keuangan


pemerintah Kabupaten Jemberana?

3. Bagaimanakah Sistem Pengendalian Intern berpengaruh pada kualitas laporan


keuangan pemerintah Kabupaten Jemberana?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

1. Untuk mengetahui kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap kualitas


laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Jembrana.

2. Untuk mengetahui Motivasi Kerja berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan


pada Pemerintah Kabupaten Jembrana.

3. Untuk Mengetahui Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap kualitas


laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Jembrana.

Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat mengembangkan literatur-literatur akuntansi yang berhubungan dengan


faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan;

5
2. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam
mengevaluasi kualitas laporan keuangan agar meningkatkan opini laporan keuangan
menjadi WTP pada Pemerintah Kabupaten Jembrana.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 TEORI KEAGENAN ( Agency Teori)

Menurut Zimmerman (1997) agency problem juga terdalam dalam organisasi


pemerintah. Dalam hal ini rakyat sebagai principal yang memberikan mandat kepada
pemerintah sebagai agen untuk menjalankan tugas pemerintahan. Teori agency digunakan
untuk menjelaskan bahwa adanya hubungan antara rakyat sebagai prinsipal dan pemerintah
sebagai agen. Pemerintah sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agen) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada rakyat selaku pihak
pemberi amanah (prinsipal) yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban
tersebut. Teori agen berpendapat bahwa dalam prakteknya terdapat kepentingan yang
berbeda antara prinsipal dan agent sehingga menimbulkan konflik kepentingan atau agency
problem. Untuk mengurangi konflik maka diperlukan monitoring oleh prinsipal atas apa
yang dilakukan oleh agen. Laporan keuangan adalah salah satu bentuk alat memonitoring
untuk mengurangi adanya agency cost.

2.1.2 TEORI KEPATUHAN

Teori kepatuhan menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam


mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. (Faristina, 2011), Berdasarkan
perspektif normatif maka sudah seharusnya bahwa teori kepatuhan ini dapat diterapkan di
bidang akuntansi. Apalagi kepatuhan entitas pelaporan dalam menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan merupakan suatu hal yang mutlak dalam
memenuhi kepatuhan terhadap pengungkapan informasi dalam laporan keuangan yang
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (Faristina, 2011).

2.1.3 TEORI MOTIVASI

Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-
orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila
mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
(Koontz, 1990:123) Motivasi adalah suatu daya pendorong yang menyebabkan orang
berbuat motivasi akan mendorong seseorang, untuk berprestasi, komitmen terhadap
kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi. Respon atau tindak lanjut

6
yang tidak tepat terhadap laporan keuangan dan rekomendasi yang dihasilkan akan dapat
menurunkan motivasi aparat untuk menjaga kualitas laporan keuangan (Atikah dan Fadil,
2014). Sebagaimana yang dikatakan oleh Goleman (2001), hanya motivasi yang akan
membuat seseorang mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan
memenuhi standar yang ada. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan
suatu dorongan yang akan menumbuhkan semanagat dalam menyelesaikan tugasnya
didalam suatu organisasi serta meningkatkan inisiatif dan optimisme yang tinggi untuk
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas untuk para pemakainya.

Anda mungkin juga menyukai