PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
aktivitas ekspor mempunyai kinerja yang lebih baik daripada yang melakukan jenis
usaha yang sama yang terfokus pada pasar domestik. Kinerja direfleksikan oleh
rata-rata pendapatan per perusahaan, pertumbuhan pendapatan, dan pendapatan per
pekerja. Hasil analisis menjelaskan bahwa UKM yang melakukan aktivitas ekspor
memiliki kinerja lebih tinggi daripada UKM yang berfokus pada pasar domestik.
Dilansir dari 1st ASEAN SME Advisory Board Meeting pada KTT ASEAN
ke-17 di Ha Noi, Vietnam, Deputy Secretary-General of ASEAN for the ASEAN
Economic Community, H.E. S. Pushpanathan, mengatakan bahwa para Pemimpin
ASEAN mendesak badan-badan terkait untuk menggandakan upaya mereka untuk
mengejar sektor UKM yang kuat, dinamis dan efisien. Ini akan membantu
memastikan pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan, inklusif dan
berbasis luas di ASEAN. Para Pemimpin lebih lanjut mendorong para mitra dialog
dan pembangunan ASEAN untuk melanjutkan dukungan dan bantuan mereka
dalam mempromosikan pengembangan UKM di kawasan ini
Para Pemimpin ASEAN juga menyetujui Rencana Aksi Strategis untuk
Pengembangan UKM ASEAN 2010-2015. Inisiatif kebijakan ini mencakup 5
bidang penting kerjasama regional - yaitu, (i) akses UKM ke keuangan, (ii)
internasionalisasi UKM, (iii) mendirikan Pusat Layanan UKM, (iv) meningkatkan
keterampilan pemasaran dan TIK UKM, dan (v) memperkuat pengembangan
sumber daya manusia UKM dan pengembangan kapasitas.
Rancangan rencana juga berupaya memastikan bahwa pada 2015, UKM
ASEAN akan menjadi perusahaan kelas dunia yang mampu berintegrasi ke dalam
rantai pasokan regional dan global, mampu mengambil keuntungan dari manfaat
pembangunan komunitas ekonomi ASEAN, dan beroperasi dalam lingkungan
kebijakan yang kondusif untuk pengembangan, ekspor, dan inovasi UKM.
Tabel 2. Perbandingan Kontribusi UMKM terhadap Perekonomian di Negara
ASEAN
Penyerapan Kontribusi
Unit Usaha Ekspor
Tenaga Kerja terhadap PDB
Negara
Share Share Share Share
Tahun Tahun Tahun Tahun
(%) (%) (%) (%)
Brunei 98,2 2010 59 2010 24 2010 n/a n/a
Darussalam
Kamboja 99,8 2014 71,8 2014 n/a n/a n/a n/a
Indonesia 99,9 2013 96,9 2013 57,6 2013 15,7 2013
Laos 99,8 2013 82,9 2013 n/a n/a n/a n/a
Malaysia 97,3 2011 57,5 2013 33,1 2013 19 2010
Myanmar 87,4 2014 n/a n/a n/a n/a n/a n/a
Filipina 99,6 2012 64,9 2012 36 2006 10 2010
Singapura 99,4 2012 68 2012 45 2012 n/a n/a
Thailand 97,2 2013 81 2013 37,4 2013 25,5 2013
Vietnam 97,7 2012 46,8 2012 n/a n/a n/a n/a
6
KESIMPULAN
Asean Economic Community (AEC) adalah upaya yang sangat ambisius untuk
meningkatkan daya saing global ASEAN. Melalui arus bebas barang, jasa, dan
tenaga kerja terampil, proyek bermaksud untuk membangun "pasar tunggal dan
basis produksi" yang efisien yang mencakup hampir 600 juta orang.
Sebagai salah satu sarana ASEAN untuk meningkatkan nilai perekonomian di
kawasannya, AEC memiliki proyek-proyek yang akan digalakkan. Aspek-aspek
proyek AEC, pergerakan bebas tenaga kerja terampil, kerja sama yang luas dalam
pengembangan pasar modal, dan implikasi dari peningkatan kekuatan ASEAN bagi
negosiasi internasional bahkan lebih sulit untuk dinilai.
Pengembangan UKM di ASEAN merupakan salah satu langkah kongkret dari
terbentuknya Asean Economic Community (AEC). Kesadaran yang sama akan
pentingnya UKM bagi pembangunan dan penyokong perekonomian di negara-
negara ASEAN membuat Asean Economic Community (AEC) menjadi salah satu
fasilitas untuk tujuan tersebut. . Kebijakan investasi menjadi hal penting dalam
pengembangan sebuah UKM karena investasi/modal menjadi hal krusial dalam
pengembangan UKM di ASEAN, selanjutnya persamaan persepsi tentang
teknologi, pekerja dan aturan lain memudahkan UKM untuk terus berinovasi
sehingga dapat bersaing dengan pasar di kawasan lain.
8
DAFTAR PUSTAKA
ASEAN, S. 2015. A Blueprint for Growth, AEC 2015: Progress & Key
Achievement. Jakarta: ASEAN Secretariat.
---------_ https://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/asean/Pages/Masyarakat-
Ekonomi-ASEAN-(MEA).aspx (diakses pada 9 Februari 2019)