Oleh :
A. DEZA FARISTA 186131032
NOVITA SARI 186131031
TRI WINDIA SARI 186131016
ZAHRATUL FAUZIYAH 186131017
Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri
yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi
industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung
mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula
bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin
uap. Dampaknya, produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah
secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan dampak
negatif dalam bentuk pengangguran masal. Ditemukannya enerji listrik dan konsep
pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad
19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Enerji listrik mendorong para imuwan
untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan teknologi
ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi produksi hingga 300 persen. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan
teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri
tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic
Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi
menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi
kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri
kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik digital. Revolusi industri mengalami
puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup
manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong
system otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin
masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah
menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis
transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia
dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat. Berkembangnya
teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial,
bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia
telah berubah secara fundamental.
Revolusi industri 4.0 memang menjadi ancaman bagi beberapa industri serta bagi beberapa
pekerja. Namun akan menjadi keuntungan, jika industri dan pekerja bisa mengikutinya.
Karena itu akan sangat menguntungkan para karyawan. Bekerja tanpa harus dengan fisik,
tetapi semua bisa dilakukan dengan pikiran dan tenaga yang dituangkan dalam sistem
komputer. Bekerja pun bisa dilakukan tanpa harus keluar rumah, tetapi tetap menghasilkan
seperti bekerja kantoran.
Sistem Industry 4.0 ini akan memberikan keuntungan bagi industri, misalnya menaikkan
efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen.
Dari hasil Forum Internasional tahunan yang bertemakan “Mastering the Fourth Industrial
Revolution” pada 2016 lalu, Revolusi Industri 4.0 ini akan menyebabkan disrupsi atau
gangguan bukan hanya di bidang bisnis saja, namun juga pada pasar tenaga kerja.
Strategi ini menjadi penting untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja
terampil (skilled workers) sekarang, dan di masa yang akan dating.
E. Solusi Menyelesaikan Masalah Yang Timbul Akibat Revolusi Industri 4.0?
- Pertama, mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan meningkatkan
keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau
mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.
- Langkah kedua, yakni pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan
daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar
ekspor melalui program e-smart IKM.
- Ketiga, meminta kepada industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti
Big Data atau otomatisasi industri, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan
Augmented Reality yang digunakan untuk mengoptimalkan jadwal produksi
berdasarkan supplier, pelanggan, ketersediaan mesin dan kendala biaya.
- Langkah keempat, yang diperlukan adalah inovasi teknologi melalui pengembangan
startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha
berbasis teknologi di wilayah Indonesia.
Dengan menerapkan Industri 4.0, visi besar nasional dapat tercapai. Visi
tersebut secara 21 garis besar yaitu: membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi
pada tahun 2030; mengembalikan angka net export industri 10 persen; peningkatan
produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dibanding peningkatan biaya tenaga
kerja; dan pengalokasian dua persen dari GDP untuk aktivitas research and
development teknologi dan inovasi, atau tujuh kali lipat dari saat ini.