1
menyelengarakan pelayanan kesehatan dalam wilayah kerjanya secara
menyeluruh dan terpadu secara integrasi melalui usaha-usaha kegiatan pokok
puskesamas mencapai tujuan yaitu : Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal melalui promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitatif.
2
Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatanmaupun staf
administrasi puskesmas.
3. Melakukan pengamanan langsung di lapangan dan ikut berperandan ikut serta
dalam pelayanan kesehatan.
1. Wawancara
Mahasiswa mengadakan wawancara dengan petugas kesehatan
2. Penyuluhan
Mahasiswa mengadakan penyuluhan sebelum melakukan pemeriksaan
dan pengebotan.
3. Studi Komunikasi
Mahasiswa memperoleh dari berbagai buku perpustakaan maupun
buku register yang ada di Puskesmas Kota Matsum.
1.4 RuangLingkup
Waktu dan tempat untuk praktek belajar lapangan keperawatan Komunitas
berlokasi di Puskesmas di Kota Matsum Medan jalan Amalium No. 75
adapun waktu kegiatan tersebut yaitu 31 oktober s/d12 november 2011.
3
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
4
pembangunan kesehatandi bebankan oleh Dinas Kesehatan atau sesuai
dengan kemampuan .
b) Wilayah Kerja
Secara nasional,standar wilayah Puskesmas adalah satu kecamatan
terdapat lebih dari satu puskesmas ,maka tenggung jawab wilayah
kerja di bagi antar puskesmas ,dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah (desa/kelurahan/RW).Masing-masing puskesmas
tersebut secara operasional bertangung jawab kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
5
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanankesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh ,terpadu dan keseimbangan .pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas
meliputi:
Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayananyang bersifat
pribadi (Private Goods)dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentudi ttambah dengan rawat inap.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah Pelayanan yang bersifat
umum atau Public Goods dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan dan pemulihan kesehatan.pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan
,memberantas penyakit,kesehatan lingkungan,perbikan
gizi,peningkatan kesehatan keluarga,keluarga berancana,kesehatan
jiwa serta berbagai program kesehartan masyarakat lainnya.
6
Indikator yang ditetapkan hendaknya mempertimbangkan kaidah
sederhana,mudah diperoleh ,mudah diinterprestasikan,sensitive dan
spesifik
7
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan dan teknologi kesehatan
yang sesuai upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan
puskesmasmencakup pula askep di lingkungan wilayah kerjanya.
8
harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain :
a. Upaya kesehatan ibu dan anak :Posyandu,Polindes,Bina Keluarga
Balita(BKB)
b. Upaya perbaikan gizi :Posyandu,Panti Pemulihan Gizi,Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi)
c. Upaya kesehatan sekolah :Dokter Kecil,Dokter Remaja.
d. Upaya kesehatn lingkungan :Kelompok Pemakai Air (polmair Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)Pemberantasan Sarang
Nyamuk(PSN).
e. Upaya Usia Lanjut :Poayandu Lansia
f. Upaya Kesehatan Kerja :Pos UKK.
g. Upaya Kesehatan Jiwa :Posyandu ,Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat.
h. Upaya Pengobatan Tradisional :Taman Obat
Keluarga(TOGA),Pembinaan Batra.
i. Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan:Dana Sehat,Tabungan Ibu
Bersalin(Tabulin)
3. Azas Keterpaduan
Dibedakan manjadi
Dibedakan menjadi
9
a. Perorangan
Rujukan Kasus
Rujukan Bahan Pemeriksaan
Rujukan Ilmu Pengetahuan
b. Masyarakat
KejadianLuar Biasa (KBL)
Pencemaran Lingkungan
Bencana
10
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Upaya pengobatan
Upaya pencacatan dan pelaporan (khusus kota medan)\
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang di tetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas .Upaya kesehatan pengembangan di
pilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Keluarga
c. Upaya Kesehatan Olahraga
d. Upaya Kesehaatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional
11
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
BPP.Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib
puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Lebih lanjut,di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan medik spesialitik.
12
Pada puskesmas yang sempurna usaha-usaha pokok yang dilakukan ada 18
program seperti tercantum dalam program Kesehatan Nasional Indonesia yaitu :
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana
3. Usaha peningkatan gizi
4. Kesehatan lingkungan
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Usaha kesehatan sekolah
9. Kesehatan kerja
10. Kesehatan gigi dan mulut
11. Kesehatan keluarga
12. Kesehatan jiwa
13. Kesehatan mata
14. Laboraturium sederhana
15. Kesehatan masyarakat
16. Perawat lanjut usia
17. Pengobatan tradisional
18. Pencacatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
2.5 Upaya Puskesmas Kota Matsum
Kedulian kepada masyarakat terhadap kesehatan dan membantuuntuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri .Dan mereka berperan
aktif didalam kegiatan program kesehatan dengan membuat suatu upaya kegiatan
yang dibuat oleh mereka dan untuk mereka juga hasil kegiatan kesehatan
berbasis masyarakat tersebut.
13
BAB III
Puskesmas Kota Matsum didirikan pada tahun 1963 sebagai Balai Pengobatan
Umum, yang kemudian diresmikan pada tanggal 24 Februari 1983 menjadi
Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.
Laporan tahun ini di susun untuk menilai sejauh mana keberhasilan / cakupan
program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota Matsum. Di dalam laporan ini
data diambil sesuai dengan program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota
Matsum pada tahun 2010/2011. Laporan ini di susun dengan harapan hasilnya dapat
di pakai sebagai pedoman/bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan
sehingga peran Puskesmas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat menjadi
lebih baik.
14
3.1. Lokasi Puskesmas
Puskesmas Kota Matsum terletak di Jalan Amaliun No. 75, Kelurahan Kota Matsum
IV, Kecamatan Medan Area.
Jumlah lingkungan : 75
Jumlah KK : 8657 KK
15
b. Sasaran Kesehatan
- Jumlah Rumah Sakit Swasta : 3
- Jumlah Bersalin :6
- Praktek Dokter Swasta :8
- Praktek Dokter Spesialis :5
- Apotik :6
- Toko obat :8
- Akupuntur :2
- Panti Pijat 1
- Balai Pengobatan :1
- Patah Tulang :1
- Herbal :2
c. Sarana Pendukung kesehatan
- Posyandu : 37
- Posyandu Lansia :4
- Dasawisma : 400
- Kader Aktif : 185
- TOGA :4
d. Sarana Pendidikan
- TK :9
- SD : 11
- SMP :7
- SMA :7
- Dokter Kecil : 136
- Dokter Remaja : 121
e. Sasaran T.T.U
- Mesjid
- Gereja
- Tempat ibadah lainnya
3.4. Data Demografi
16
Puskesmas Kota Matsum terletak di Jl. Amaliun No.75 Kelurahan Kota Matsum IV
Kecamatan Medan Area, Kode Pos 20215.
Batas Wilayah :
Tabel 3.1
Analisis data: Dari data di atas kelurahan Kota Matsum I memiliki Jumlah penduduk
terbanyak yaitu 18.861 jiwa memiliki 34 lingkungan.
17
Tabel 3.2
Jumlah Sarana Pendidikan Luas Wilayah
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
Analisis data : Dari data diatas Kelurahan Kota Matsum II memiliki Sarana
Pendidikan terbanyak yaitu 16, terdiri dari 3 TK, 5 SD, 4 SMP, dan 4 SMA.
Tabel 3.3
Jumlah Sarana Kesehatan Berdasarkan
Luas Wilayah di Wilayah Kerja Kota Matsum Tahun 2011
18
Analisis Data : Dari data di atas Kelurahan Kota Matsum IV memiliki sarana
kesehatan terbanyak dibanding kelurahan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kota Matsum.
Tabel 3.4
Data Kepegawaian Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
Tugas
No Nama NIP Gol Tamatan
Pokok
1. dr.Elvina Razali 197103112002122003 III/d FK Ka. Puskesmas
2. drg.Rismalely 195801101989022001 IV/b FKG Dokter Gigi
3. drg.Khairani Lubis 196505131992032002 IV/b FKG Dokter Gigi
4. Dr.Suryati 196210102006042004 III/c FK Dokter Umum
5. Mardaini 196010291984012001 IV/a S.Kep Perawat
6. Nelson Barus 19600125184061001 III/d SPK ADM
7. Rita Armaya 19661009186032005 III/d Bidan Bidan
19
8. Siti Jamila 195812131577032001 III/d Sprg Perawat Gigi
9. Tiur Maida Limbong 195902021983072001 III/d SPK Perawat
10. Apriwati Sinaga 195610051975022001 III/c Saa Ass.Apoteker
11. Elmida Elfida 196801101990032003 III/b SAA Ass.Apoteker
12. Evelyna Sitompul 196904051990012001 III/b Analis Pel.Analisis
13. Ika Maulina
197802162006042006 III/b SKM Kesling
Handayani
14. Martha Aritonang 19670717198032003 III/b AKG Perawat Gigi
15. Sri Hartati 197702202006042003 III/a SKM Promkes
16. Lenny R.V.L Gaol 198003232010012019 III/a SKM Petugas SIK
17. Rosdiana M 610015180 III/a DIV Gizi Petugas Gizi
18. Indri Nainggolan 198705122010012018 II/c Bidan Bidan
19. Eka Sriwahyuni 19880727201012013 II/c Akper Perawat
20. Utami Fadillah 198810122010012009 II/c Bidan Bidan
21. Meydinah Siregar Honor - Bidan Bidan
22. Royana Budiati M 197111011992032003 III/b Akper Perawat
a. Kepala Puskesmas
- Sebagai pemimpin (manager)
- Sebagai tenaga ahli
20
- Mengkoreksi program
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puaskesmas
dalam pengelolaan
- Data dan Informasi
- Perencanaan dan Penilaian
- Keuangan
- Umum dan kepegawaian
c. Unit Pelaksana Teknis Funsional Puskesmas
- Upaya kesehatn perorangan ( UKP )
- Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
d. Jaringan Pelayanan Perorangan
- Unit Puskesmas Pembantu
- Unit Puskesmas Keliling
- Unit Bidan DI desa /komunitas
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit puskesmas.
Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus
seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup Kesehatan Masyarakat.
21
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2011
KEPALA PUSKESMAS
KOORDINATOR I KOORDINATOR II
TATA USAHA
POLI GIGI
drg. Rismalely
22
3.7. Fasilitas Fisik Puskesmas Kota Matsum
3.7.1. Fasilitas Gedung
Permanen dan berlantai 2 dan dalam kondisi baik.
23
Tabel 3.5
Data Obat-Obatan yang Digunakan di Puskesmas Kota Matsum
Tahun 2011
24
7. Anastesi local 1. Pehakain Injeksi
8. Antitusive 1. Ambroxol Tablet
2. Gliseril guaikolat Tablet
3. Dextromethorpan Sirup
9. Bronkodilator 1. Ifasma Tablet
2. Salbutamol
10. Antihistamin 1. CTM Tablet 2 mg
2. Difenhidramin Ampul
Tablet 4 mg
HCL
11. Anti diabetic 1. Glibenklamid Injeksi 10 mg/ml
12. Anti inflamasi non
1. Ibu profen Tablet 5 mg
seroid
2. Natrium
Tablet 200 & 400 mg
diklofenac
3. Piroxicam Tablet
13. Anti fungus 1. belerang endap
Tablet
4%
2. AS. salisilat 2 %
cream
3. Ketokonazol
25
20. Obat KB/ alat KN 2. Depo provera Injeksi
3. Implant
4. Kondom
a. Posyandu
Terdiri dari :
26
Tabel 3.6
Data Posyandu (Balita) di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Tahun 2011
Analisis Data : Dari data diatas Kota Matsum I memiliki jumlah Posyandu trbanyak di
bandingkan kelurahan lain yaitu 15 posayandu.
Tabel 3.7
Data Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Tahun 2011
27
b. Poskeksel
Tabel 3.8
Data poskeksel di wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum
Tahun 2011
No Kelurahan Jumlah Poskeskel
1 Kota Matsum I 1
2 Matsum II 1
3 Kota Matsum II 1
4 Sei Rengas Permata 1
Jumlah 4
Analisis Data : Dari data diatas semua kelurahan memiliki masing-masing 1 Poskeskel di
wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.
28
DENAH RUANGAN PUSKESMAS KOTA MATSUM
LANTAI II
KOMPU
TER
RUANG GIZI
A
RUANG PERIKSA III
N
A
RUANG OBAT
I
RUANG KARTU
RUANG
KAPUS
RUANG
SUNTIK P3K
MASUK
29
BAB IV
30
4. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pelaporan dan Pecatatan
Program Tambahan Puskesmas
31
Tabel 3.9
Data Pencapaian Program Promosi Kesehatan
Puskesmas Kota matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Analisa data : Dari tabel pencapaian program promosi kesehatan dapat dilihat bahwa program
ini telah berjalan dengan baik di tahun 2011.
32
Tabel 4.0
Data Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jumlah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Penyuluhan
Kelompok 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3700
Potensil
2 Penyuluhan
Kelompok 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 14
Puskesmas
Sasaran:
33
Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata:
1. Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya, juga
terbatas jumlah kader.
2. Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kader
sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat.
3. Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kader
lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.
4. Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlah
kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK.
Pelayanan posyandu dilakukan dengan 5 meja, yaitu:
1. Meja I : Pendaftaran
2. Meja II : Penimbangan bayi dan balita
3. Meja III : Pengisian KMS
4. Meja IV : Penyuluhan perorangan
- Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti pemberian
makanan, oralit, dan vitamin A dosis tinggi.
- Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI Eksklusif dan P2P terhadap
ibu hamil dan menyusui.
- Menjadi perserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.
5. Meja V : Pelayanan tenaga kerja professional.
Meliputi KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan setempat
4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Tujuan:
- Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui
kegiatan sanitasi serta pencegahan.
34
Sasaran:
1. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup:
a. Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
b. Mendata sarana air minum
c. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
d. Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan
3. Higiene dan sanitasi lingkungan berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat umum
serta tempat pengolahan dan penyajian.
35
Tabel 4.1
Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Pemakai air aktif 4 0 0 320 320 0 0 0 0 0 644
2 SAB yang disanitasi 654 839 400 320 320 400 100 200 320 320 3873
3 SAB resiko
151 12 15 16 5 11 5 11 15 12 253
pencemaran AT
4 SAB resiko
75 6 10 10 5 10 5 6 10 8 145
pencemaran S, R
5 Sampel air yang
428 821 375 283 306 369 8 178 288 294 3360
memenuhi syarat
6 TPM yang diperiksa 6 4 2 2 2 2 2 2 2 2 26
7 TPM yang
5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 25
memenuhi syarat
8 Rumah yang
654 839 400 320 320 400 100 200 320 320 3873
diperiksa keslingnya
9 Rumah yang
memenuhi syarat 589 772 323 125 200 361 77 145 320 320 3232
sanitasi
Analisa data : Dari data diatas sarana air bersih yang disanitasi sama dengan rumah
yang diperiksa keslingnya. Dan jumlah TPM yang memenuhi syarat adalah 25 TPM, dari 26
TPM yang telah diperiksa dan hanya 1 TPM yang tidak memenuhi syarat.
36
4.2.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana
4.2.3.1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Pengertian:
KIA adalah upaya kesehatan yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada
umumnya.
Sasaran:
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan, mengukur
tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet tambah darah, serta
vitamin A.
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara,
ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB.
4. Membina posyandu
5. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di
Puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak)
7. Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.
Kegiatan:
37
8. Menjalankan kunjungan rumah
9. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
10. Kursus dukun
11. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Tabel 4.2.
Data Pencapaian Program KIA
Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
Analisa data:
38
Tabel 4.3
Data Pencapaian Program KIA
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 KI Bumil 95 78 75 77 80 77 79 77 47 47 575
2 K4 Bumil 95 73 78 77 78 80 81 80 36 36 636
3 Bumil Resiko 10 8 8 10 12 0 3 3 0 0 54
4 Bumil Resiko Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Bumil Dirujuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Persalinan oleh
90 85 76 74 70 70 71 70 21 21 648
tenaga kesehatan
7 BBLR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Lahir mati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kunjungan Neonatus 90 85 0 74 70 70 71 70 21 0 556
Analisa data:
Dari data diatas Bumil yang beresiko tinggi dan Bumil yang dirujuk dari bulan
Januari-Oktober tidak ada. Dan dari semua Bumil yang melakukan persalinan oleh tenaga
kesehatan, didapat bahwa hanya 5 Bumil yang memiliki resiko dari 648 Bumil yang melakukan
persalinan. Dan dari hasil 556 kunjungan Neonatus, bayi dengan resiko BBLR dan lahir
mati tidak ada.
39
Tujuan:
Tabel 4.4
Pencapaian Program KIA dan Akseptor Baru KB
Puskesmas Kota Matsum
40
Analisa data:
41
Tabel 4.5
Data Pencapaian Program Gizi
Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
42
Pemberian Vit. A pada ibu masa nifas (90,3%) sudah tercapai
Tabel 4.6
Data Kegiatan Gizi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Vit. A Balita 0 0 0 0 0 0 0 1239 0 0 1239
2 Vit. A Bufas 84 0 0 0 70 71 0 70 21 22 328
3 Fe 1 Bumil 95 60 0 77 80 79 0 72 47 55 565
4 Fe 3 Bumil 96 57 0 77 78 81 0 74 36 43 542
5 FeBal 1 Balita 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 FeBal 2 Balita 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Bayi (<1 thn)
91 630 0 438 388 123 0 745 748 705 4168
ditimbang
8 Balita (1-4 thn)
411 1936 0 610 1018 1545 0 1377 1764 1916 12829
Ditimbang
9 BGM Bayi dan
23 20 0 30 28 24 0 21 38 25 209
Balita
Analisa data:
Dari data diatas jumlah bayi < 1 tahun dan Balita (1-4 tahun) yang ditimbang dari
bulan Januari-Oktober mencapai 19880 orang, dari hasil penimbangan itu hanya 209 bayi dan
balita dengan berat badan dibawah garis merah.
43
4.2.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pengertian:
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau
hewan yang sakit, dari resevoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit
lainnya ke manusia sehat.
Sasaran:
1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan imu nisasi,
misalnya: penyakit campak, TB paru.
2. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi,
misalnya: diare, infeksi mata, infeksi telinga.
3. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang penularannya melalaui vektor,
misalnya DBD.
4. Masig tingginya angka penderita penyakit menular yang ditulari secara langsung,
misalnya: TB Paru, ISPA, campak, cacar air.
44
g. Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk, menemukan
kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularan.
h. Tindakan penularan untuk menahan penjalarannya.
i. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
j. Pemberian imunisasi.
k. Pemberantasan vektor nyamuk.
l. Pendidikan kesehatan.
Tabel 4.7
Data 10 Penyakit Terbesar
Puskesmas Kota Matsum Dari Bulan Januari-Oktober Tahun 2011
Dari data 10 penyakit terbesar tahun 2011 pada bulan Januari sampai bulan Oktober
2011 terlihat bahwa penyakit terbesar adalah penyakit Saluran Pernafasan Atas dengan 3570
kasus, dan penyakit yang terendah adalah TB paru dengan 224
45
Tabel 4.8
Data Penyakit ISPA di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Dari Bulan Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Pneumonia
Balita
5 10 3 6 4 3 3 5 3 5 47
Dirujuk
Kader
Analisa data : Penyakit ISPA yang dirujuk kader hanya Pneumonia yang berjumlah 47
orang.
Tabel 4.9
Data DBD di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
Analisa data:
46
Tabel 5.0
Data DBDPuskesmas Kota Matsum Januari-Oktober
Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Penderita
6 3 0 0 2 1 1 0 3 5 21
DBD
2 Fogging
6 3 0 0 2 1 1 0 3 4 20
Fokus
3 Abatasi 3 2 0 0 2 1 1 0 1 2 12
4 PSN 3 2 0 0 2 1 1 0 1 2 12
5 Pemeriksaan
120 0 0 0 40 20 20 0 60 100 420
Jentik
6 Ada Jentik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Analisa data:
Dari pemeriksaan jentik dan PSN yang dilakukan dari bulan Januari-Oktober tidak
ditemukan adanya jentik, namun masih ada penderita DBD sebanyak 21 orang.
Sasaran:
Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS)
Tujuan:
47
Macam-macam Imunisasi :
a. BCG
Gunanya: menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC terhadap
anak.
Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi 0-11 bulan, sebanyak 1 kali
- Lokasi pemberian pada lengan kanan atas
- Dengan injeksi IC
- 0,05 cc
b. DPT
Gunanya: untuk mencegah difetri, pertusi dan tetanus
Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi pada usia 2-11 bulan, sebanyak 3 kali
- Dosis 0,5 ml dengan interval minimal 4 minggu, sebanyak 3 kali
- Daerah suntikan di paha luar
- Injeksi IM
c. Polio
Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio
Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi pada usia 2-11 bulan, sebanyak 4 kali
- Diberikan dengan cara menetaskan ke dalam mulut dengan jumlah 2 tetes
d. Campak
Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi pada usia 9-11 bulan, sebanyak 1 kali
- Lokasi pemberian pada lengan atas sebelah kiri
- Dengan injeksi SC
- Dosis 0,5 ml
e. Hepatitis B
Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B
Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi pada usia 0-7 hari, diberikan dengan injeksi uniject
48
- Kemudian pemberian ke 2 pada bulan kedua
- Pemberian ke 3 pada bulan ke 3
- Pemberian ke 4 pada bulan ke 4 dan pemberian dengan interval 4 minggu
- Diberikan secara Im
Tabel 5.1
Data Pencapaian Kegiatan dan Penyakit Diare
Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
Kegiatan
No Target Sasaran Cakupan
Imunisasi
1 BCG 1025 97% Bayi 993 96,8%
2 DPT 1 1025 97% Bayi 1002 97,8%
3 DPT 2 1025 97% Bayi 998 97,4%
4 DPT 3 1025 97% Bayi 937 91,4%
5 Polio 1 1025 97% Bayi 1022 99,7%
6 Polio 2 1025 97% Bayi 1006 98,4%
7 Polio 3 1025 97% Bayi 1048 102,2%
8 Polio 4 1025 97% Bayi 941 91,8%
9 Campak 1025 97% Bayi 939 91,6%
10 Hepatitis 1 1025 90% Bayi 994 97%
11 Hepatitis 2 1025 90% Bayi 994 97%
12 Hepatitis 3 1025 90% Bayi 994 97,5%
13 TT 1 4893 - Bayi 865 17,7%
14 TT 2 4893 - WUS 794 16,3%
15 TT 3 4893 - WUS 74 15,1%
16 BIAS 2272 90% WUS 1879 82,7%
17 DT 751 100% Kelas I 635 84,6%
18 TT 1521 100% Kelas 2 dan 3 1244 81,8%
19 Diare 1437 100% Masyarakat 469 32.6%
49
Analisa data:
Hasil pencapaian imunisasi dan Penyakit Diare pada tahun 2011: Cakupan imunisasi
telah mencapai target.
Tabel 5.2
Pencapaian Imunisasi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Sasaran Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Campak Bayi
80 83 72 72 53 53 68 72 60 65 678
9-11 bln
2 DPT 1 Bayi
81 86 75 75 67 36 67 70 66 115 738
2-11 bln
3 Hepatitis Bayi
81 87 72 772 64 38 67 65 66 117 1429
B1 0-11 bln
4 Hepatitis Bayi
0 87 0 0 85 38 77 65 0 85 437
B3 0-11 bln
5 TT I Bumil 82 92 88 23 86 75 74 82 91 87 780
6 TT II Bumil 80 93 89 27 75 81 79 78 81 0 680
7 TT Boster Bumil 82 0 0 0 0 0 0 0 0 0 82
8 TT I WUS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 DT I SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 DT II SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 TT I SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 TT II SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Analisa data:
Dari data diatas program imunisasi dari bulan Januari-Oktober telah mencapai target.
Tetapi untuk imunissi TT I, DT I, DT II, TT I, TT II, masih belum tercapai
50
Tabel 5.3
Data Kegiatan Penderita Diare di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Penderita diare
37 42 32 38 54 48 55 43 66 52 467
dpt oralit
2 Penderita Diare
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dpt Infus
3 Penderita Diare
9 9 6 6 8 8 11 7 10 6 80
dapat antibiotik
Analisa data:Kegiatan diare dari bulan januari – oktober telah menapai target ,tapi untuk
penderita yang dapat diinfus tidak ada,karena puskesmas tidak ada menyediakan infus bagi
penderita diare.
Tabel 5.4
Data Kegiatan TB Paru
Puskesmas Kota Matsum Januari-Februari Tahun 2011
Analisa data:
Dari data diatas kegiatan TB Paru Puskesmas Kota Matsum belum mencapai target
pada tahun 2010.
51
Tabel 5.5
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 BTA (+) 3 2 2 3 2 3 1 1 0 0 17
2 BTA (-) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 Mengikuti
pengobatan 31 33 33 33 38 32 0 37 20 10 318
lengkap
4 Sembuh 4 2 0 0 0 5 0 1 2 2 16
5 Kambuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Analisa data :
Dari data diatas penderita yang mengikuti pengobatan lengkap adalah orang, tapi
hanya sembuh 16 orang, jadi kegiatan tersebut belum mencapai target untuk pengobatan TB
Paru yang ada di Puskesama Kota Matsum Tahun 2011.
1. Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik yang ada di
Puskesmas.
2. Penyuluhan kepada pasien pada saat melakukan pemeriksaan
3. Mengirim penderita yang tidak mampu untuk melanjutkan pengobatan setelah penderita
di kembalikan.
52
Perawatan dan pengobatan pasien Puskesmas Kota Matsum meliputi pasien umum, AKES,
dan aggota Dana Sehat.
Tabel 5.6
Data Kunjungan Pasien di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Analisa data:
Dari data diatas jumlah kunjungan Medan Sehat dari bulan Januari-Oktober lebih
banyak dibandingkan dengan kunjungan ASKES, Jamkesmas di Puskesmas Kota Matsum
Tahun 2011.
53
Tabel 5.7
Data Kunjungan Pasien
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Analisa data:
Dari data diatas jumlah kunjungan rawat jalan dari bulan Januari-Oktober lebih
banyak dibandingkan jumlah kunjungan yang lain di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.
54
Tabel 5.8
Data Kunjungan dan Rujukan Pasien
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Kunjungan Rujukan
No Bulan Gratis Bayar Medan
Askes Jamkesmas
Umum Gigi Umum Gigi Sehat
1 Januari 980 142 4 30 95 100 25
2 Februari 133 856 27 5 51 73 21
3 Maret 959 163 3 36 80 78 51
4 April 963 143 7 29 65 57 59
5 Mei 928 120 5 20 81 56 36
6 Juni 794 118 5 26 66 89 24
7 Juli 1060 138 5 33 71 67 34
8 Agustus 5 86 832 13 75 51 29
9 September 1014 118 7 26 75 62 51
10 Oktober 934 155 7 37 88 92 48
Jumlah 7740 2039 902 255 747 612 264
Analisa data:
1. Dari data diatas jumlah kunjungan gratis lebih banyak dibandingkan jumlah kunjungan
bayar di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.
2. Jumlah Rujukan Askes lebih banyak dibanding rujukan dengan Jamkesmas dan Medan
Sehat
55
Tabel 5.9
Data Kegiatan Pelayanan JPKM
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Analisa data:
Dari data diatas jumlah peserta Askes lebih banyak dibanding peserta Asuransi karena
Puskesmas Kota Matsum tidak melayani Peserta Asuransi.
Pencatatan:
1. Kegiatan administrasi
2. Registrasi Family Forder
56
3. Registrasi kegiatan lain
Pelaporan:
Tabel 6.0
Data Kegiatan-Kegiatan Program Yang Dilaksanakan
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Analisa data:
Ada beberapa kegiatan Puskesmas Kota Matsum di Tahun 2011 tidak mencapai
target.
No Program Masalah
1 KIA - Hasil pencapaian DRT Bumil 7,7% (target: 20%)
- Hasil pencapaian kegiatan KP-KIA 25x kunjungan
57
(target: 36 x)
2 GIZI - Hasil pencapaian kegiatan ASI Eksklusif 1,6%
3 TB - Hasil pencapaian pemerksaa BTA (+) 23,5% (target:
70%)
- Hasil pencapaian pemeriksaan konversi 38,5% (target:
80%)
4 Kesehatan - Hasil pencapaian pemeriksaan sanitasi terhadap
Lingkungan perumahan, air bersih, jamban, dan SPAL 80,3%
(target: 100%). Penyuluhan PHBS masih belum sesuai
harapan
5 Obat - Pengadaan obat tertentu belum mencukupi
58
Tabel 6.1
Data Kegiatan Kesehatan Sekolah di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Sasaran Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Penjaringan
SD, MI 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0
Kesehatan 3
2 Penjaringan SLTP,
0 0 0 0 0 0 0 2 6 0
Kesehatan MTs 8
3 Penjaringan SLTA,
0 0 0 0 0 0 0 3 5 0
Kesehatan MA 8
4 Sarana
Kesehatan 17
Sekolah 2 2 2 2 0 1 2 2 2 2
Ling.
Sekolah
5 Syarat
Kesehtan Sekolah 2 2 2 1 0 1 2 2 2 2 16
Sekolah
6 Kunjungan
Pembinaan Sekolah 0 3 2 2 2 0 2 8 2 2 23
UKS
7 Konseling
SLTP,
Kesehatan 0 3 2 0 0 0 0 0 2 2 9
SLTA
Remaja
8 Kesehatan
Anak Pra TK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sekolah
59
Tabel 6.2
Data Kegiatan Olahraga di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-OktoberTahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Klub
olahraga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
yang dibina
2 Pel. Kes.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Olahraga
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta rujukan penyuluhan
keberhasil gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas.
2. Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah
3. Usaha Kesehatan Gigi dan Masyarakat Desa (UKGMD)
60
Tabel 6.3
Data Kegiatan Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi
di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober
Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Penambal
28 12 11 24 20 10 35 4 8 18 170
gigi tetap
2 Pencabutan
54 102 77 83 73 165 100 29 82 108 187
gigi tetap
3 Murid SD yg
butuh
276 238 212 186 137 418 418 391 368 344 2907
perawatan
gigi
4 Murid SD yg
mendapatkan
perawatan 38 26 26 42 49 1 27 23 24 18 108
kesehatan
gigi
5 Perawatan
82 73 67 90 64 50 65 50 57 81 649
gigi yg lain
Analisa data:
Dari data diatas jumlah perawatan gigi yang lain lebih banyak dibandingkan yang
lain.
61
4.3.3. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan
itu sendiri. Mereka berperan aktif dalam program kesehatan dan membuat suatu upaya
kegiatan yang dibuat oleh masyarakat dan hasilnya untuk masyarakat.
1. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita, penyuluhan di Posyandu.
2. Dengan UKS dilakukan penyuluhan kesehatan mata di sekolah
3. Melakukan pengobatan mata yang dapat di tanggulangi
4. Melakukan rujukan kepada unit yang mampu, apabila pengobatan tidak dapat
ditanggulangi
62
Tabel 6.4
Data Kunjungan Posyandu Usila di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011
Kelompok Usila
No Kelurahan Jumlah
45-59 60-69 >70
1 Kota Matsum I 160 175 131 307
2 Kota Matsum II 258 243 162 466
3 Kota Matsum IV 187 193 129 663
4 Sei Rengas Permata 109 121 77 509
Jumlah 714 732 499 1945
Analisa data:
Hasil pencapaian program kesehatan usila 45-59 tahun adalah yang terbanyak
kunjungannya.
a. Laboratorium Rutin
Darah rutin: HB, Ht, LED, Difftel (Eritrosit, Leukosit, Trombosit)
Feses: Ph, Warna, Reduksi, Billirubin, Urobilin, Sediman
b. Laboratorium Khusus
- Darah Khusus: Golongan Darah, KGD
- Sputum (BTA)
63
Tabel 6.5
Data Pemeriksaan Laboratorium di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011
Bulan
No Kegiatan Jlh
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Spesimen
11 12 10 12 15 25 10 10 12 12 129
darah
2 Spesimen air
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
seni
3 Spesimen
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
tinja
4 BTA/TBC 11 7 12 9 7 3 13 2 6 6 76
5 BTA/TBC 3 2 2 3 2 1 3 1 0 0 17
64
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Metode : Penyuluhan
Waktu : 30 Menit
I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu bisa mengerti dan memahami asupan
makanan yang baik untuk balita
Tujuan Khusus
Agar Ibu dapat mengetahui cara memberi asupan yang baik untuk balita
Agar ibu mengetahui apa saja penyakit yang bisa timbul karena kekurangan gizi
1. Mengenal Balita
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena
faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia
diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi
berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu
tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.
65
Peran makanan bagi balita
66
Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya
seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-
sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya
mengalami pengurusan
Marasmus-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan
kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang
meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari.
Pada usia bayi dari umur 0-6 bulan sebaiknya di beri ASI Eksklusif asi ini
mengandung zat gizi yang yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi,yang
mudah dicerna dan efisien.
Dan untuk usia 11-59 bulan mulailah memperkenalkan bayi pada makanan yang
beragam tapi harus disesuaikan dengan kemampuan bayi itu sendiri.
67
III. Kegiatan Penyuluhan
Metode :
Simulasi
Media :
Papan penyuluhan
Ket:
: Flip
Chart
:
Tim
: Fasilitator
: Peserta
68
V.Langkah –langkah Kegiatan
Menjawab dan
Mengadakan Tanya mengerti tentang
3. 10 menit
Jawab/Kuis materi yang
disampaikan
- Menerima
Penutup kesimpulan
penyampaian - Menerima saran
4. 5 menit
kesimpulan dan serta
saran melaksanakan
saran tersebut
I.Evaluasi
69
BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari
lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini.
Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun
berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya.
Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan
umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti
orang dewasa.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu
sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan
kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan
dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi
(1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “
batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan
usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah
lebih dikenal sebagai konsumen aktif.
2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak
balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah
makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak
yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
dengan frekuensi sering.
70
3. Karakteristik Usia Prasekolah
Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa
keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-
anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang
dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga
anak kurang gizi.
Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan
sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal
yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan
khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang
menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.
1) Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak,
dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya
serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat
gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
2) Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan
yang aus atau rusak.
3) Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk
otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan
sebagai zat pengatur.
71
5. Kebutuhan Gizi Balita
a.Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab
pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin
menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif
lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya
kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya
usia.
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya
gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya
jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama
pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
72
demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang
berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik
(cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi
kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya
makanan anak balita.
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan
keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan
keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan
atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap
bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat
keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan
zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang
dapat menurunkan harkat keluarga.
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering
kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur,
ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya
diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan
bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit
mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis
makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena
diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan
memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai
faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan
gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga
ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik
73
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2
tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi
berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan
berhenti keluar.
Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI,
yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian
pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang
malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan
menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak
kelahiran dan kehamilan.
f. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga
menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-penyakit
umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas,
tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).
74
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat
dibedakan menjadi tiga bentuk.
1. Marasmus
Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti
orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
2. Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-
sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya
mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan
protein secara akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal
cadangan protein dalam tubuh sudah habis.
3. Marasmus-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian
ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat
terpenuhi dari asupannya.
b.Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan
dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai
dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada
anak-anak sebagai berikut:
1. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi
dan menangis
2. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran
tertentu sehingga anak menjadi tertekan
3. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan /
membosankan
75
4. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang
diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak
dihabiskan
5. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama
kedua orang tuanya.
(a)Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak
benar-benar lapar dan haus
(b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak
membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.
(c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya
didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan
yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.
(d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan
dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi
kurang atau gizi lebih.
(e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
76
sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
•Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya
terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah:
o Pagi hari waktu sarapan.
o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
o Pukul 16.00 sebagai selingan
o Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan
karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan
sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh
optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak
janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah
dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi
dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua
sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini
harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam
77
keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang
disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan
pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan
karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun
tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.Jenis makanan selingan yang baik
adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout
ayam sayuran, piza, dan lain-lain.
Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis
dibandingkan jika dibeli di luar rumah.Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih
tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat
saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus
sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan
ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat.
Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang
penyakit tertentu.
Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk, muntah.
Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani dengan
obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan balita,
bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya.
78
aKonsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure, bubur dan
lain-lain.
b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan sering.
c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-
kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya.
d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal
sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena
mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan minuman lebih banyak dari
biasanya.
e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin.
DIARE pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare
diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya.
a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan
penyebab diare pada anak.
b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu
karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein.
c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu.
d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak).
Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit
(dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab
masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia
yaitu kadar gula darah turun di bawah normal.
79
umumnya disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena
cuaca dan polusi udara.
Mengatur makanannya dengan :
a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan
dalam keadaan hangat.
b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang.
c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti
sirup dan lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding.
d. Hindari makanan yang digoreng.
Syarat makanannya:
a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil
tetapi bertahap dan sering.
b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari
buah yang segar dan susu campur buah supaya segar.
c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan
peningkatan protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa
diperoleh dari telur, susu, daging, ayam dan lain-lain.
d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan
kalori. Tetapi berikan makanan yang mudah dicerna dan
secukupnya, karena kelebihan lemak akan membuat mual.
80
manis dan bisa menimbulkan batuk seperti cokelat, permen,
manisan dan minuman manis.
f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu
ditingkatkan konsumsi makanannya.
81
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENYULUHAN
82
83
84