Anda di halaman 1dari 9

76 INOVASI, Volume XIX, Nomor 2, Juli 2017

Pengaruh Pemberian Arak terhadap Kerusakan Gaster Tikus Putih Galur Wistar
(Rattus Novergiccus) Jantan

Putu Paarta Anantama1, Harman Agusaputra 2, Ayly Soekanto 3


email : harman_as@yahoo.com
1
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
2
Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
3
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ABSTRAK

Tukak gaster merupakan bentuk kelainan gangguan abdomen yang diakibat dari
konsumsi alkohol. Arak merupakan contoh minumam yang mengandung alkohol.
Konsumsi arak dapat menginduksi terjadinya gastritis subkronis. Induksi dari
gastritis diakibatkan aktifasi dari ekspresi TNFα diikuti dengan apoptosis pada
mukosa gaster. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian arak
terhadap tingkat kerusakan gaster tikus putih galur wistar (Rattus novergicus)
jantan. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
rancangan pretest - postest only group design. Penelitian dilakukan selama 30
hari. Sampel penelitian berjumlah 20 ekor tikus putih galur wistar jantan yang
berumur 8 - 12 minggu dengan berat ± 250 gram. Tikus dibagi menjadi 4
kelompok yaitu kelompok Kontrol diberi aquadest, kelompok Perlakuan 1 (P1)
diberi arak dengan kadar alkohol 31,8%, kelompok Perlakuan 2 (P2) diberi arak
dengan kadar 46,1%, dan kelompok Perlakuan 3 (P3) diberi arak dengan kadar
58,3%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya perbedaan yang
bermakna antara ketiga kelompok perlakuan, karena ditemukan adanya
kerusakan mukosa gaster akibat pengaruh arak.

Kata Kunci: Alkohol, arak, gaster

Pendahuluan gaster. Etanol dapat menginduksi terjadinya


Arak berasal dari fermentasi beras kerusakan mukosa gaster, hal ini berhubungan
ketan mirip dengan cukrik atau fermentasi dari dengan sress oksidatif. Yang mana menganggu
sari kelapa dan buah-buahan lain, dengan metabolisme energi dari mitokondria serta
kandungan kadar alkohol 37 - 50%. Arak berperan penting menimbulkan kerusakan
dengan mutu rendah sering digunakan dalam mukosa gaster akibat induksi etanol
upacara-upacara adat sedangkan arak yang (Adiwisastra, 2007).
mutu baik dapat diminum (Info Pom , 2014). Arak mengubah permeabilitas sawar
Salah satu gangguan abdomen akibat epitel, sehingga memungkinkan difusi balik
dari konsumsi alkohol adalah tukak gaster. asam klorida yang mengakibatkan kerusakan
Saat ini tukak gaster menjadi suatu penyakit jaringan, terutama pembuluh darah.
yang banyak diderita masyarakat dan dalam Keluarnya histamin merangsang sekresi asam
kondisi yang parah dapat menjadi penyebab lambung dan pepsin lebih lanjut dan
kematian. Tukak gaster merupakan salah satu meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap
bentuk tukak peptik yang ditandai dengan protein. Mukosa gaster menjadi edema, dan
rusaknya lapisan mukosa gaster, bahkan sejumlah besar protein plasma dapat hilang.
sampai ke mukosa muskularis (Fadlina, 2008). Mukosa kapiler dapat rusak, mengakibatkan
Konsumsi arak dapat menginduksi terjadinya hemoragi interstitial dan perdarahan
terjadinya gastritis subkronis. Induksi pada (Carmiel, 2013).
gastritis ini diakibatkan aktifasi dari ekspresi
TNFα diikuti dengan apoptosis pada mukosa
Putu, Pengaruh Pemberian Arak Terhadap Kerusakan Gaster Tikus Putih Galur 77

Permasalahan penelitian yaitu apakah bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus
ada pengaruh pemberian arak terhadap tingkat halus. Gaster merupakan ruang berbentuk
kerusakan pada mukosa gaster. kantung mirip huruf J, berada di bawah
Tujuan dari penelitian ini untuk diafragma, terletak pada regio epigastrika,
mengetahui adanya pengaruh pemberian arak regio umbilikalis, dan hipokondriaka kiri pada
terhadap tingkat kerusakan gaster tikus putih regio Secara anatomi, gaster memiliki lima
galur wistar (Rattus novergicus) jantan. bagian utama, yaitu kardia, fundus, corpus,
Manfaat dari penelitian ini diharapkan antrum, dan pylorus. Kardia adalah daerah
dapat untuk (1). Memberikan informasi kecil yang berada pada hubungan
tentang akibat pengaruh konsumsi minum arak gastroesofageal (gastroesophageal junction)
pada kadar tertentu dapat menimbulkan dan terletak sebagai pintu masuk ke gaster.
pengaruh pada mukosa gaster, (2). Sebagai Fundus adalah daerah berbentuk kubah
referensi untuk penelitian lain yang yang menonjol ke bagian kiri di atas kardia.
berhubungan dengan pengaruh pemberian arak Corpus adalah suatu rongga longitudinal yang
terhadap tingkat kerusakan gaster tikus putih berdampingan dengan fundus dan merupakan
galur wistar (Rattus novergicus) jantan. bagian terbesar dari badan gaster. Antrum
adalah bagian gaster yang menghubungkan
Kajian Pustaka corpus ke pilorus dan terdiri dari otot yang
Gaster kuat. Pilorus adalah suatu struktur tubular
Anatomi Gaster yang menghubungkan gaster dengan
Gaster merupakan organ pencernaan duodenum dan mengandung spinkter pilorus
yang paling melebar, dan terletak di antara (Tortora, Derrickson, 2009).

Gambar 1. Anatomi Gaster (Tortora & Derrickson, 2009)

Histologi Gaster limfoid. Muskularis mukosa yang memisahkan


Dinding gaster tersusun dari empat mukosa dari submukosa dan mengandung otot
lapisan dasar utama, sama halnya dengan polos. Lapisan sub mukosa mengandung
lapisan saluran cerna secara umum dengan jaringan ikat, pembuluh darah, sistem limfatik,
modifikasi tertentu yaitu lapisan mukosa, limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan
submukosa, muskularis eksterna, dan serosa yaitu terdapat pleksus submukosa /Meissner.
(Tortora & Derrickson, 2009) yaitu: (1). (2). Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga
Lapisan mukosa terdiri atas epitel permukaan, lapisan otot, yaitu (1) inner oblique, (2) middle
lamina propia, dan muskularis mukosa. Epitel circular, (3) outer longitudinal. Pada
permukaan yang berlekuk ke dalam lamina muskularis propia terdapat pleksus
propia dengan kedalaman yang bervariasi, dan myenterikus auerbach. Lapisan oblik terbatas
membentuk cekungan cekungan gaster disebut pada bagian corpus dari gaster. (3). Lapisan
foveola gastrika. Epitel yang menutupi serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel
permukaan dan melapisi lekukan-lekukan selapis skuamos (mesotelium) dan jaringan
tersebut adalah epitel selapis silindris dan ikat areolar. Lapisan serosa adalah lapisan
semua selnya mensekresi mukus alkalis. paling luar dan merupakan bagian dari viseral
Lamina propia gaster terdiri atas jaringan ikat peritoneum. (Tortora, Derrickson, 2009).
longgar yang terdapat sel otot polos dan sel
78 INOVASI, Volume XIX, Nomor 2, Juli 2017

Gambar 2. Histologi Gaster (Tortora, Derrickson, 2009)

Tukak Gaster khususnya pembuluh darah. Hal ini


Ulkus Pepticum mengakibatkan pengeluaran histamin.
Ulkus peptikum merupakan ulkus Histamin akan merangsang pengeluaran asam
pada daerah mukosa yang mengalami dan peningkatan pepsin dan pepsinogen.
ekskoriasi akibat kerja kontraksi gaster dan Histamin ini akan mengakibatkan juga
keseimbagan getah lambung. Ulkus peptikum peningkatan vasodilatasi kapiler sehingga
adalah keadaan terputusnya kontinuitas membran kapiler menjadi permiabel terhadap
mukosa gaster yang meluas dibawah epitel protein, akibatnya sejumlah protein hilang dan
atau kerusakan pada jaringan mukosa, mukosa menjadi edema. Peningkatan asam
submukosa hingga lapisan otot dari suatu akan merangsang syaraf kolinergik dan syaraf
daerah saluran cerna yang langsung simpatik. Perangsangan terhadap kolinergik
berhubungan dengan cairan lambung asam akan berakibat terjadinya peningkatan
atau pepsin (Sanusi, 2011). motilitas sehingga menimbulkan rasa nyeri,
Penyebabnya antara lain (a). Infeksi sedangkan rangsangan terhadap syaraf
Helicobacter pylori. Kasus ulkus peptikum sympatik dapat mengakibatkan reflek spasme
kebanyakan disebabkan oleh infeksi esofageal sehingga timbul regurgitasi asam
Helicobacter pylori . Dalam satu penelitian, HCL yang menjadi pencetus timbulnya rasa
pasien yang tidak menggunakan NSAID, 61% nyeri berupa rasa panas seperti terbakar. Selain
adalah penderita ulkus peptikum dan 63% itu rangsangan terhadap syaraf simpatik juga
penderita ulkus peptikum positif terinfeksi dapat mengakibatkan terjadinya pilorospasme
Helicobacter pylori, (b). Pemakaian obat yang berlanjut menjadi pilorustenosis yang
NSAID. Pemakaian obat NSAID pada kasus berakibat lanjut makanan-makanan dari gaster
ulkus peptikum sudah menjadi penyebab tidak dapat masuk ke saluran pencernaan
umum ulkus peptikum. Obat ini mengganggu berikutnya, oleh karena itu pada penderita
pembatas permeabilitas mukosa, membuat ulkus peptikum setelah makan mengalami
mukosa rentan rusak. Sebanyak 30% orang mual, anoreksia, kembung dan kadang
dewasa yang menggunakan obat NSAID vomitus. Resiko terjadinya kekurangan nutrisi
menderita efek samping pada saluran bisa terjadi sebagai manifestasi dari gejala
gastrointestinal sama dengan faktor yang tersebut. Pada penderita tukak gaster
berhubungan dengan peningkatan resiko mengalami peningkatan pepsin yang berasal
terjadinnya ulkus gaster pada penggunaan dari pepsinogen. Pepsin menyebabkan
NSAID seperti riwayat ulkus peptikum degradasi mukus yang merupakan salah satu
sebelumnya, dipengaruhi juga umur yang faktor terjadinyua tukak gaster. Oleh karena
sudah tua, sering pada perempuan, itu terjadilah penurunan fungsi sawar sehingga
penggunaan NSAID dengan dosis tinggi, mengakibatkan penghancuran kapiler dan vena
penggunaan NSAID jangka panjang, dan kecil. Bila hal ini terus berlanjut akan dapat
penyakit penyerta yang parah. (Saputri, 2008) memunculkan komplikasi berupa pendarahan.
Obat-obatan golongan NSAID Pendarahan pada ulkus peptikum bisa terjadi
(ASPIRIN), alkohol, garam empedu dan obat disetiap tempat namun yang tersering adalah
lain yang merusak mukosa gaster, dapat dinding bulbus duodenum bagian posterior,
mengubah permeabilitas mukosa gaster juga karena dekat dengan arteri gastroduodenalis
sawar epitel, memungkinkan difusi balik asam atau arteri pankreatiko duodenalis. Kehilangan
khlorida dengan akibat kerusakan jaringan dan darah ringan dan kronik dapat mengakibatkan
Putu, Pengaruh Pemberian Arak Terhadap Kerusakan Gaster Tikus Putih Galur 79

anemia difesiensi besi. Disamping itu penyulingan arak dilakuan kurang lebih 10
pendarahan dapat memunculkan gejala jam. Arak hasil penyulingan mampu
hematemesis dan melena. Pada pendarahan memproduksi kadar alkohol mulai dari 30%,
akut dapat mengakibatkan terjadinya 35% hingga 50%. Arak ini juga dapat
kekurangan volume cairan (Vakil, 2010). dibedakan menjadi beberapa tingkatan kelas
Arak kadar alkohol. Untuk kelas satu memiliki
Pengertian Arak kadar alkohol antara 35 - 50 %, untuk kelas
Arak atau dieja arrack adalah minuman kedua memiliki kadar alkohol 30 % sedangkan
beralkohol suling jenis minuman keras yang untuk kelas ketiga memiliki kadar alkohol 25
biasanya diproduksi di negara-negara Asia %. Hal-hal yang mempengaruhi kadar alkohol
Tenggara dan Asia Selatan. Arak terbuat dari dalam arak berbeda-beda tergantung pada
fermentasi nira kelapa, tebu, biji-bijian pohon tempat pengambilan tuak, lama tuak
(misalnya beras, beras merah) atau buah, sadapan di fermentasi dan alat penyulingan
tergantung pada negara atau wilayah asalnya tuak. Pada penelitain ini arak yang digunakan
(Astina, 2004). adalah arak yang terbuat dari tuak yang
Arak jenis nira kesusuan diambil dari disadap dari pohon kelapa. Konsentrasi arak
mayang palem kelapa (atau dari palem enau yang digunakan adalah 31,8%, 46,1% dan
atau nipah) sebelum bunga tersebut mekar. 58,3% yang termasuk kedalam arak kelas 1
Nira tersebut segera terfermentasi menjadi dan kelas 2 (Darmono. 2000).
minuman beralkohol ringan yang disebut "tuak Dampak dari Alkohol dan Arak
nira", yang kemudian disuling dalam tong Alkohol yang terkandung dalam
yang terbuat dari kayu (biasanya halmilla atau minuman merupakan penekan susunan saraf
jati). Produk akhir adalah minuman keras pusat, disamping itu juga mempunyai efek
dengan rasa yang biasanya digambarkan yang berbahaya pada pankreas, saluran
sebagai "diantara wiski dan rum". Minuman pencernaan, otot, darah, jantung, kelenjar
ini umumnya disuling menjadi berkadar endokrin, sistem pernafasan, perilaku dan
alkohol antara 33% dan 50%. Arak kelapa efek-efek terhadap organ tubuh yang lainnya,
secara tradisional dikonsumsi sendiri maupun sekaligus sebagai penyebab terjadinya sindrom
dikombinasi dengan bir jahe, minuman ringan alkohol fetus (Dreisbach, 2011)
soda yang populer di Sri Lanka. Minuman ini Alkohol yang dikonsumsi akan
juga dapat dicampur dalam koktail sebagai diabsorpsi termasuk yang melalui saluran
pengganti porsi yang diperlukan untuk rum pernafasan. Penyerapan terjadi setelah alkohol
atau wiski. Arak juga sering dikombinasikan masuk kedalam lambung dan diserap oleh usus
dengan mixer populer seperti cola, air soda, kecil. Hanya 5-15% yang diekskresikan secara
dan air jeruk nipis (Carmiel, 2013). langsung melalui paru-paru, keringat dan urin
Kandungan arak merupakan hasil (Adiwisastra, 2007).
destilasi dari nira kelapa, bila dikonsumsi Timbulnya keadaan yang merugikan
dapat sebagai penghangat badan terutama di pada pengkonsumsi alkohol diakibatkan oleh
daerah pegunungan. Kadar etanol yang tinggi alkohol itu sendiri ataupun hasil
dapat diperoleh dalam arak dengan beberapa metabolismenya. Didalam alkohol terdapat
kali destilasi untuk tujuan bahan bakar. Telah etanol mempunyai efek toksik pada tubuh baik
dilakukan penentuan kadar etanol dalam arak secara langsung maupun tidak langsung.
yang beredar di pasaran dengan kadar etanol Akibat yang ditimbulkan etanol akan menekan
sekitar 20,08 – 70,08% (b/v) (Astina, 2004). sistem saraf pusat secara tidak teratur
Pembuatan arak diawali dari tuak yang tergantung dari jumlah yang dicerna, dikatakan
matang yang telah disadap. Tuak hasil sadapan pula bahwa efek etanol secara akut akan
ini kemudian ditampung kedalam gentong menimbulkan oedema pada otak serta oedema
plastik selama 3 sampai 4 hari hingga tuak pada saluran gastrointestinal (Darmono. 2000).
terasa kecut. Tuak diproses bersamaan dengan
serabut kelapa di dalam gentong yang tertutup Metode Penelitian
sebagai proses fermentasi. Setelah dirasa Penelitian ini merupakan penelitian
cukup, tuak dimasukkan kedalam rangkaian eksperimental dengan menggunakan
pengarakan yang terdiri dari tiga buah kaling rancangan Post Test Only Control Group
atau guci. Masing-masing guci berisi 4 ember Design, secara randomisasi terdiri dari 4
tuak dengan daya tampung 5 liter. Proses kelompok perlakuan dan dilakukan di
80 INOVASI, Volume XIX, Nomor 2, Juli 2017

laboratorium hewan coba biokimia Unair perlakuan 1 (P1) diberikan arak sebanyak 1
selama 30 hari. ml/hari dengan kadar 31,8%, kelompok,
Populasi dan Sampel perlakuan 2 (P2) diberikan arak sebanyak 1
Populasi dalam penelitian ini adalah ml/hari dengan kadar 46,1%, kelompok,
tikus putih galur wistar (Rattus novergicus) perlakuan 3 (P3) diberikan arak sebanyak 1
jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan ml/hari dengan kadar 58,3%.
eksklusi sebagai berikut: Setelah perlakuan selama 30 hari, tikus
Kriteria Inklusi pada penelitian ini: (a). Tikus dianastesi dengan cara dimasukan kedalam
berjenis kelamin jantan, (b). Umur 8-12 toples berisi kapas yang mengandung eter.
minggu, (c). Tikus dengan berat 200 gram, (d). Kemudian masing-masing tikus dibedah diatas
Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat) papan menggunakan alat bedah untuk
Kriteria Eksklusi pada penelitian ini : (a).Tikus mengambil organ gaster yang diteliti. Setelah
cacat atau ada luka pada tubuh, (b). Bobot itu organ gaster dibersihkan dengan normal
tikus mengalami penurunan, (c). Tikus tidak salin, kemudian dilakukan pengamatan pada
mau makan selama penelitian tiap-tiap organ gaster sesuai kelompok
Variabel Terikat pada penelitian ini ; perlakuan dan dibandingkan dengan kelompok
Kerusakan mukosa gaster. kontrol. Skor atau nilai berdasarkan jumlah
Variabel Bebas pada penelitian ini : Pemberian tukak gaster yaitu bila ditemukan gaster
arak yang berbahan kelapa normal maka skor = 1, bila ada bintik
Cara kerja perdarahan maka skor = 2, bila ditemukan
Penelitian ini menggunakan 20 ekor jumlah tukak gaster ada 1–3 buah maka skor =
tikus putih galur wistar (Rattus novergicus) 3, bila ditemukan jumlah tukak gaster ada 4–6
jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok buah maka skor = 4, bila ditemukan jumlah
perlakuan dan satu kelompok kontrol, yang tukak gaster ada 7–9 buah maka skor = 5, bila
masing-masing perlakuan terdiri dari lima ekor jumlah tukak gaster ada >9 buah maka skor =
tikus, diberikan selama 30 hari. Kelompok 6 (Yesi, 2012)

Hasil Penelitian dan Pembahasan.


Tabel 1. Hasil Kerusakan Mukosa Gaster Tikus putih galur Wistar Jantan.

Gambar 3. Diagram Perbandingan Skor Keruskan Mukosa Gaster Pada Kelompok Kontrol
dan Perlakuan 1
Putu, Pengaruh Pemberian Arak Terhadap Kerusakan Gaster Tikus Putih Galur 81

Gambar 4. Diagram Perbandingan Skor Keruskan Mukosa Gaster Pada Kelompok Kontrol
dan Perlakuan 2

Gambar 5. Diagram Perbandingan Skor Keruskan Mukosa Gaster Pada Kelompok Kontrol
dan Perlakuan 3

Gambar 5. Diagram Line Presentase Keruskan Mukosa Gaster Menurut Skor

Pada uji normalitas Kolmogorov maka H0 ditolak (0,003 < 0,05). Maka
Smirnov memberikan kesimpulan bahwa kesimpulan yang diperoleh adalah tidak semua
distribusi dari data mengenai kerusakan dari proporsi memiliki median yang sama,
mukosa gaster adalah tidak normal karena nilai untuk mengetahui populasi-populasi mana
signifikansi 0,50 (p = α). Maka dilanjutkan yang berbeda dapat dilakukan uji
dengan uji Kruskal Wallis. Pada Signifikasi perbandingan berganda Mann-Whitney,
data dari uji Kruskal-Wallis adalah 0,003, berikut hasilnya:

Tabel 2. Hasil Tes Statistik Uji Mann-Whitney

Hasil uji Mann-Whitney diatas antara kelompok kontrol dengan kelompok


menunjukan hasil ada perbedaan bermakna perlakuan 2, kelompok kontrol dengan
82 INOVASI, Volume XIX, Nomor 2, Juli 2017

kelompok perlakuan 3 dengan hasil berbeda terhadap kelompok-kelompok hewan


signifikansi 0,008 (0,008 < 0,05), serta coba diperoleh hasil dari skor kerusakan
kelompok perlakuan 1 dengan kelompok mukosa gaster yang berbeda-beda pada tiap
perlakuan 3 dengan hasil signifikan 0,046 kelompok. Pada tabel 1 pada penilaian
(0,046 < 0,05). kelompok kontrol menunjukan hasil skor 1,
Pembahasan berarti tikus kelompok kontrol merupakan
Berdasarkan penelitian yang telah tikus yang sehat. Dengan gambaran sebagai
dilakukan dengan pemberian arak konsetrasi berikut:

Gambar 6. Mukosa gaster pada kelompok kontrol.

Pada Tabel 1 di kelompok perlakuan 1 yaitu sampel yang memperoleh skor 1 dan 3 sampel
kelompok tikus yang diberikan arak yang memperoleh skor 3. Dengan gambaran
konsentrasi 31,8% menunjukkan hasil: 2 sebagai berikut:

Gambar 7. Mukosa gaster pada kelompok perlakuan 1

Pada keterangan gambar 7 terdapat 2 lingkaran konsentrasi 46,1%. Menunjukkan hasil: 1


putih pada mukosa gaster berarti menunjukan sampel yang memperoleh skor 4 dan 4 sample
adanya 2 tukak gaster. memperoleh skor 3.
Pada tabel 1 kelompok perlakuan 2
yaitu kelompok tikus yang diberikan arak

Gambar 8. Mukosa gaster pada kelompok perlakuan 2

Pada keterangan gambar 8 ditemukan ada 4 Sedangkan kelompok perlakuan 3


lingkaran putih pada mukosa gaster berarti yaitu kelompok tikus yang diberikan arak
menunjukan adanya 4 tukak gaster. konsentrasi 58,3% menunjukkan hasil : 1
sampel yang memperoleh skor 3 dan 4 sampel
Putu, Pengaruh Pemberian Arak Terhadap Kerusakan Gaster Tikus Putih Galur 83

memperoleh skor 4. Dengan gambaran sebagai berikut:

Gambar 9. Mukosa gaster pada kelompok perlakuan 3.

Dengan keterangan gambar 9 ditemukan ada 5 penting untuk mempertahankan keutuhan


lingkaran putih pada mukosa gaster berarti mukosa dan penyembuhan lesi mukosa. Pada
menunjukan adanya 5 tukak gaster. penderita dengan lesi mukosa akut dalam
Dari hasil penelitian ini menunjukan waktu singkat akan terjadi proliferasi sel untuk
berarti semakin tinggi kadar kosentrasi arak menutupi lesi (Albert, 2007).
yang diberikan akan menyebabkan terjadinya Pada tabel 2 menunjukkan hasil uji
kerusakan pada mukosa gaster yang ditandai Mann-Whitney memiliki perbedaan antara
dengan adanya semakin banyaknya ditemukan kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan
tukak gaster, pada pemberian arak dengan 2, kelompok kontrol dengan kelompok
kosentrasi 31,8% ditemukan ada 2 tukak perlakuan 3 dengan hasil signifikansi 0,008
gaster, pada pemeberian arak dengan (0,008 < 0,05), serta kelompok perlakuan 1
kosentrasi 46,1% ditemukan ada 4 tukak gaster dengan kelompok perlakuan 3 dengan hasil
dan pada pemberian arak dengan kosentrasi signifikan 0,016 (0,016 < 0,05). Berarti
31,8% ditemukan ada 2 tukak gaster, pada menunjukan hasil yang bermakna untuk
pemberian arak dengan kosentrasi 58,6 % hipotesis bahwa pemberian arak
ditemukan ada 5 tukak gaster. mempengaruhi kerusakan mukosa gaster
Pada pemberian arak dengan kosentrasi ditandai dengan ditermukannya adanya tukak
tertentu dan terjadi kerusakan yang ditunjukan gaster. Artinya ada pengaruh pemberian arak
pada mukosa gaster tersebut menandakan terhadap kerusakan gaster tikus putih galur
suatu keabnormalan di tandai dengan adanya Wistar (Rattus novergicus) Jantan.
tukak pada gaster. Tukak gaster adalah
kerusakan integritas mukosa gaster dapat Kesimpulan
sampai duodenum yang menyebabkan Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
terjadinya inflamasi lokal. Disebut tukak 1. Ditemukan ada pengaruh pemberian arak
apabila robekan mukosa berdiameter ≥ 5 mm terhadap kerusakan gaster tikus putih
kedalaman sampai submukosa dan muskularis galur wistar (Rattus novergicus) jantan,
mukosa atau secara klinis tukak adalah yang ditandai dengan adanya hubungan
hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih pemberian arak dengan konsentrasi
dalam dengan diameter ≥ 5 mm yang dapat 31,8%, 46,1%, dan 58,3% terdapatm
diamati secara endoskopis atau radiologis. kerusakan pada mukosa gaster tikus putih
Robekan mukosa < 5 mm disebut erosi dimana galur wistar (Rattus novergicus) jantan.
nekrosis tidak sampai ke muskularis mukosa 2. Semakin tinggi kosentrasi arak yang
dan submukosa. Faktor yang berperan disini diberikan akan semakin menyebabkan
adalah daya regenerasi sel (cell turn over), terjadinya kerusakan mukosa gaster
potensial listrik membran mukosa dan ditandai dengan semakin banyaknya
kemampuan penyembuhan luka. Cairan tukak pada gaster.
empedu dan salisilat dapat menurunkan Saran
potensial listrik membran mukosa. Kerusakan 1. Penelitian tidak hanya dilihat dari
atau kehilangan sel akan segera dikompensasi makroskopis tetapi juga mikroskopis,
dengan mitosis sel, sehingga keutuhan untuk mengetahui seberapa luas kerusakan
permukaan mukosa dipertahankan. gaster yang disebabkan oleh arak.
Kemampuan proliferasi sel mukosa sangat
84 INOVASI, Volume XIX, Nomor 2, Juli 2017

2. Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai Info Pom. 2014. Topik Sajian Utama: Menilik Regulasi
referensi mengenai pengaruh pemberian Minuman Beralkohol di Indonesia. Badan
arak terhadap tingkat kerusakan gaster Pengawas Obat dan Makanan Republik
tikus putih galur wistar (Rattus Indonesia. InfoPom – Vol. 15 No. 3 Mei – Juni
novergicus) Jantan. 2014.
3. Mencari kemungkinan ada kerusakan pada Sanusi, I. A. 2011. Tukak Lambung Dalam,
organ lain akibat pengaruh pemberian Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta:
arak. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Saputri, F. C., Sari, S. P., & Mun'im, A. 2008.
Daftar Pustaka Perkembangan Metode Induksi
Adiwisastra A. 2007. Keracunan, Sumber, Tukak Lambung. Majalah ilmu
Bahaya serta Penanggulangannya. kefarmasian, 84-90.
Penerbit Angkasa. Bandung. Gerrard J. Tortora, Bryan Derrickson, 2006,.
Albert, B., Johnson A., Lewis J.,2007, Principles of Anatomy and Physiology.
Molecular Biology of the Cell.London. Willey International Edition.
Garland Science. Vakil, N. 2010. Peptic Ulcer Disease,
Astina, I Nyoman Gede. 2004. Pengertian Bar Sleisenger and Fodtran's
dan Minuman. Sekolah Perhotelan Bali. Gastrointetinal and Liver Disease:
Carmiel-Haggai M, Cederbaum AI, Nieto N. Pathophysiology/ Diagnosis/
2013. Binge etanol exposure increases Management.
liver injury in obese rats. Valle J.D. 2005. Peptic Ulcer Disease and
Gastroenterology 2013; 125(6):1818-33. Related Disorders. In Harrison’s:
Darmono. 2000. Toksisitas Alkohol. Principles Of Internal Medicine. 16th
http://www.geocities.com/kuliahfarm/fa ed. New York: Mc Graw Hill. p. 1746-
rmasi_forensik/alkohol.doc. Diakses 15 1762.
September 2006 Yesi Astri, Truly Sitorus, Joseph I. Sigit,
Fadlina C., Purnasari S.,dan Mun’im A. 2008. Muchtan Sujatno. 2012. Toksisitas Akut
Pengembangan Metode Induksi Tukak per Oral Ekstrak Etanol Daun Dewa
Lambung. Majalah Ilmu Kefarmasian. (Gynura pseudochina (Lour.) DC)
5(2):84-90. terhadap Kondisi Lambung Tikus Jantan
dan Betina Galur Wistar.

Anda mungkin juga menyukai