Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
FEBRUARI 2018
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM
HIBAH PENGMAS INTERNAL
dr. Hj. Rika Yuliwulandari, MSc, PhD Dr. Kholis Ernawati, MKes
NIDN 0304077403 NIDN 0309087303
1
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
2
RINGKASAN
3
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh Yang Maha Kuasa atas
karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan program Pengmas Hibah Internal
yang berjudul “Meningkatkan Pengetahuan Warga Tentang Jumantik Mandiri di Daerah
Kemayoran, Jakarta Pusat” dengan lancar. Sholawat dan salam kita curahkan kepada
baginda kita, Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam hingga kita semua
dapat merasakan manisnya Iman dan Islam.
Rasa terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Riska (Lurah Serdang), Ibu
Henny (RPTRA Serdang), dan dr Atik (Puskesmas Serdang), dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI yaitu Rizka Fadhilah, Putri Pasya, Saphira yang telah
banyak membantu selama kegiatan berlangsung. Juga terim kasih kami sampaikan
kepada kader jumantik serdang RW 1 dan RW 2 serta semua peserta penyuluhan.
Harapan kami bahwa laporan program ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi jumanti mandiri,
pengendalian vektor dan dbd. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan. Masukan dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan laporan
program berikutnya.
4
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Muka
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... 1
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM …………………………………….. 2
RINGKASAN …………………………………………………………….. 3
KATA PENGANTAR .................................................................................. 4
DAFTAR ISI .................................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 6
1.1. Latar Belakang................................................................................. 6
1.2. Perumusan Masalah......................................................................... 7
1.3. Tujuan Kegiatan ………………………………………………….. 7
1.4. Manfaat Kegiatan ………………………………………………… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ................................... 10
3.1. Sasaran …………………………………………………………….. 10
3.2. Target ……………………………………………………………… 10
3.3. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………… 10
3.4. Metode Kegiatan yang digunakan ………………………………… 10
3.5. Keterlibatan Mitra …………………………………………………. 11
3.6. Rancangan Evaluasi ……………………………………………….. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ….…………………………......... 12
4.1. Penyusunan bahan presentasi dan metode penyuluhan ………….. 12
4.2. Sosialisasi dan advokasi ………………………………………….. 12
4.3. Penyuluhan ……………………………………………………….. 13
4.4. Monev kegiatan …………………………………………………... 17
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
5
BAB 1 PENDAHULUAN
6
1.2. Perumusan Masalah
Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) rumah-rumah warga selama ini
masih mengandalkan tenaga kader dan pihak Puskesmas yang jumlahnya dan waktunya
sangat terbatas. Gerakan PSN tidak boleh hanya bergantung pada tenaga juru pemantau
jentik (jumantik). Jika jumantik tidak bisa bekerja, warga sendiri harus menjadi
jumantik. Petugas kesehatan harus tetap motivator. Jika ada satu rumah yang tidak mau
melaksanakan PSN padahal rumahnya terdapat nyamuk maka PSN akan sia-sia. Satu
rumah yang ada nyamuknya tsb akan menggigit warga lainnya dan DBD akan kembali
menyebar.
Pelibatan ibu kader PKK sebagai juru pemantau jentik sangat berperan strategis
dalam menurunkan kasus kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui perilaku
PSN di lingkungan tempat tinggalnya. Indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam
kegiatan PSN menjadi point penting dalam penanggulangan DBD dengan memutuskan
rantai penularan nyamuk, khususnya jenis Aedes Aegypti.
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang DBD, pengendalian DBD, dan pemantauan jentik.
Jika pengetahuan warga meningkat maka diharapkan mengendalikan kejadian DBD di
lingkungannya.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Banyak faktor yang berkaitan dengan terjadinya suatu penyakit, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sutherst (2004) mengatakan bahwa faktor penyebab
penyakit dari perspektif epidemiologi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu agent,
host dan environment yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Ketiga faktor tersebut
juga saling berkontribusi terhadap kejadian DBD yang merupakan salah satu penyakit
yang disebabkan oleh vektor (vector-borne diseases).
Siklus kejadian demam berdarah dengue melibatkan 3 komponen yaitu:
keberadaan virus, nyamuk Aedes dan penderita demam berdarah dengue secara
bersamaan. Hal inilah yang mempengaruhi dinamika penularan demam berdarah
dengue di suatu wilayah. Dinamika penularan demam berdarah dengue adalah pola
penularan DBD di satuan wilayah epidemiologi atau ekologi yang dipengaruhi oleh
adanya penderita sebagai sumber penular dan faktor risiko penularan, seperti vektor,
perilaku penduduk, lingkungan, dan pelayanan kesehatan (Sunaryo, 2006).
Achmadi (2013) menjelaskan alur atau dinamika penularan demam berdarah
dengue melalui teori simpul. Virus dengue sebagai sumber penyakit (agen) berada
dalam tubuh penderita demam berdarah dengue atau dalam tubuh nyamuk Aedes
aegypti (simpul 1). Saat nyamuk Aedes aegypti menghisap darah penderita, maka virus
berpindah ke tubuh nyamuk (simpul 2) yang kemudian menyebarkannya ke manusia-
manusia lain. Keberadaan nyamuk dalam populasi yang besar menngindikasikan
lingkungan memiliki daya dukung terhadap kelangsungan siklus hidup nyamuk, seperti
tersedianya banyak tempat perindukan berupa genangan air/tempat penampungan air,
tersedianya nutrisi bagi nyamuk, baik berupa nektar untuk nyamuk jantan, maupun
darah bagi nyamuk betina, serta tersedianya tempat istirahat nyamuk dewasa. Suhu dan
kelembaban juga berperan penting karena nyamuk sangat sensitif terhadap lingkungan
fisik terutama suhu.
Perpindahan virus terjadi melalui nyamuk saat adanya kegiatan dan kebiasaan
masyarakat setempat (simpul 3). Kegiatan bepergian dan berkumpul antar warga seperti
berdagang, bekerja, bersekolah, dan lain-lain, adalah kesempatan nyamuk mendapatkan
banyak darah sebagai nutrisi sekaligus memindahkan virus dari darah penderita ke
8
manusia yang sehat. Penularan pada radius sempit seperti tingkat RT juga didukung
kebiasaan dan perilaku dirumah seperti membiarkan jentik dan tempat perindukan dan
kebiasaan membersihkan rumah dan sampah yang kurang. Selain itu pengetahuan
tentang penyakit demam dengue terutama cara penularan dan pencegahannya menjadi
faktor yang ikut mendukung perilaku penghuni rumah.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dalam suatu komunitas akan ada yang
akhirnya tertular, dan ada juga yang tidak (simpul 4). Faktor lingkungan lain seperti
iklim, infrastruktur, pelayanan kesehatan, program pencegahan penularan oleh
Kementerian Kesehatan, adalah faktor yang ikut berperan dalam penularan demam
berdarah dengue (simpul 5). Alur penularan demam berdarah dengue digambarkan
seperti dalam gambar 1 berikut ini.
9
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Sasaran
Jumlah sasaran sebanyak 28 ibu rumah tangga di keluarahan Serdang,
Kemayoran.
3.2. Target
Setelah penyuluhan diharapkan pengetahuan peserta penyuluhan meningkat di
atas 70%.
10
4. Keterlibatan Mitra
Pelibatan ibu kader PKK sebagai juru pemantau jentik sangat berperan strategis
dalam menurunkan kasus kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui perilaku
PSN di lingkungan tempat tinggalnya. Indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam
kegiatan PSN menjadi point penting dalam penanggulangan DBD dengan memutuskan
rantai penularan nyamuk, khususnya jenis Aedes Aegypti.
5. Rancangan Evaluasi
Untuk menilai keberhasilan penyuluhan dilakukan pre dan post tes terhadap
peserta penyuluhan. Setelah penyuluhan diharapkan pengetahuan warga meningkat di
atas 70%.
11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
12
Gambar 1. Kantor Kelurahan Serdang, Gambar 2. Pertemuan Bersama Dengan
Kemayoran, Jakarta Pusat Lurah Serdang dan Pembina RPTRA
Serdang
4.3. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan di sekretariat RPTRA Serdang yang diikuti oleh 28
peserta ibu rumah Tangga dari RW 1 sebanyak 17 orang dan RW 2 sebanyak 17 orang.
Untuk menilai keberhasilan penyuluhan dilakukan pre dan post tes terhadap peserta
penyuluhan.
13
Gambar 5. Peserta penyuluhan Gambar 6. Pemberian materi
Karakteristik Jumlah
Umur
- ≤ 45 13 (46,4%)
- > 45 15 (53,6%)
Pendidikan
- Tidak sekolah 2 (7,1%)
- SD 1 (3,6%)
- SMP 4 (14,3%)
- SMA/STM 14 (50,0%)
- PT 7 (25,0%)
Pekerjaan
- Tidak bekerja 26 (92,9%)
- Bekerja 2 (7,1%)
Penghasilan Keluarga
- ≤ UMR jakarta 17 (60,7%)
- > UMR Jakarta 11 (39,3%)
14
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden yang benar Pre dan Post Test
Penyuluhan
No Jawaban Responden Yang Benar
Pertanyaan
Pre Test Post Test
15
Pada tabel 2 terlihat bahwa nilai benar untuk jawaban soal baik pre maupun pos
test penyuluhan yang dibawah 70% ada lima (soal) yaitu soal; 1) apa penyebab penyakit
demam berdarah, 2) bagaimana tanda-tanda orang yang menderita penyakit demam
berdarah, 3) pencegahan yang paling sederhana dan tepat untuk penyakit DBD yaitu, 4)
Daur hidup nyamuk Aedes aegypty yaitu, dan 5) bagaimana cara mencegah penyakit
demam berdarah.
Data pada tabel 2 kemudian dilakukan uji normalitas pada selisih kedua data
(pre dan post tes) dan hasilnya adalah nilai p = 0,320 (tabel 3), dengan alfa 5% atau
0,05, jika nilai p > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan signifikan antara distribusi data
dengan data teoritis. Artinya, data selisih berdistribusi normal, sehingga bisa dilakukan
uji beda secara parametric dengan uji T berpasangan.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Selisih Data Pre Dan Post Tes Penyuluhan
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference Sig. (2-
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Post_t 1.688 3.683 .921 -.275 3.650 1.833 15 .087
1 est -
Pre_te
st
Hasil uji T berpasangan nilai p = 0,087. Karena nilai p > alfa (0,05) artinya tidak
terdapat perbendaan signifikan antara sebelum dan sesudah penyuluhan.
16
4.4. Monev kegiatan
Kendala selama kegiatan adalah jam mulai penyuluhan mundur dikarenakan
peserta dari RW 2 hadirnya terlambat. Saran yang bisa diberikan untuk kegiatan serupa
jika akan diadakan lagi adalah materi yang nilai pre dan post test masih dibawah 70%
perlu dievaluasi materinya, soal pre post test dan cara menyampaikan materinya.
17
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2003). Pencegahan dan penanggulangan penyakit demam dengue dan
demam berdarah dengue. (Editor: Suroso, T. Dkk). Terjemahan dari WHO
Regional Publication SEARO No. 29: Prevention Control of Dengue and Dengue
Haemorrhagic Fever. Jakarta: Depkes RI.
__________. (2004a). Tata laksana demam berdarah dengue di Indonesia. Jakarta:
Dirjen P2MPL.
__________. (2004b). Petunjuk teknis pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah
dengue (PSNDBD) oleh juru pemantau jentik (Jumantik). Jakarta: Dirjen PP &
PL.
__________. (2005b). Pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue di
Indonesia. Jakarta: Dirjen PP & PL.
Soegijanto, S. (2004). Demam berdarah dengue. Surabaya: Airlangga University Press.
Suhendro, dkk. (2006). Demam berdarah dengue. dalam Sudoyo A.W., dkk (editor):
Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid Ketiga. Edisi Keempat. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, pp 1731-1735.
WHO. (2009). Dengue; guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control.
New Edition, ISBN 978 92 4 154787 1. France: A joint publication of the World
Health Organization (WHO) and the Special Programme for Research and
Training in Tropical Diseases (TDR).
RUDI A. 2016. Ini Tiga Kecamatan dengan Kasus DBD Tertinggi di Jakarta.
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/02/12/16150851/Ini.Tiga.Kecamatan.dengan.
Kasus.DBD.Tertinggi.di.Jakarta. Diakses tanggal 10 April 2017 jam 13.30
19
LAMPIRAN
20