Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PROGRAM

HIBAH PENGABDIAN MASYARAKAT INTERNAL

Meningkatkan Pengetahuan Warga Tentang Jumantik Mandiri


Di Daerah Kemayoran, Jakarta Pusat

Oleh:

Dr. Kholis Ernawati, M.Kes. NIDN: 0309087303 (Ketua)


……………………………... NIM:………….. (Anggota)
……………………………... NIM:………….. (Anggota)
……………………………... NIM:………….. (Anggota)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
FEBRUARI 2018
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM
HIBAH PENGMAS INTERNAL

1 Judul Usulan Pengmas : Meningkatkan Pengetahuan Warga Tentang


Jumantik Mandiri di Daerah Kemayoran, Jakarta
Pusat
2 Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Dr. Kholis Ernawati, S.Si, MKes
b. NIDN : 0309087303
c. Jabatan/Golongan : Lektor 3d
d. Program Studi : Fakultas Kedokteran/Ilmu Kesehatan Msyarakat
e. Perguruan Tinggi : Universitas YARSI
f. Bidang Keahlian : Kesehatan Lingkungan – Kesehatan Masyarakat,
g. Alamat : Pemberdayaan Masyarakat
Kantor/Telp/Faks/ Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat
E-mail : / kholis.ernawati@yarsi.ac.id
2 orang
3 Anggota Tim Pengusul
a. Anggota 1 : ………………. Nama mahasiswa
b. Anggota 2 :
4 Jangka Waktu Kegiatan : 6 (enam) bulan
5 Lokasi Kegiatan : Daerah Johar Baru, Jakarta Pusat.
6 Biaya yang diajukan : Rp. 7.500.000,- (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu
. Rupiah)

Jakarta, … Februari 2018


Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Univ. Ketua Tim Pengmas,
YARSI,

dr. Hj. Rika Yuliwulandari, MSc, PhD Dr. Kholis Ernawati, MKes
NIDN 0304077403 NIDN 0309087303

1
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Pengabdian kepada Masyarakat :


Meningkatkan Pengetahuan Warga Tentang Jumantik Mandiri di Daerah
Kemayoran, Jakarta Pusat
2. Tim Pelaksana
No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Alokasi
Asal waktu
(jam/mggu)
1. Dr. Kholis Ernawati, Ketua Kesmas, Universitas 3
MKes Pemberdayaan YARSI
Masyarakat

3. Obyek (khalayak sasaran) Pengabdi kepada Masyarakat: Ibu-ibu PKK di Johar


Baru
4. Masa Pelaksanaan
Mulai bulan : Nopember 2017
Berakhir : Maret 2018
5. Usulan Biaya : Rp. 7.500.000,- (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
6. Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat: Kel. Johar Baru, Jakarta Pusat.
7. Mitra yang terlibat (uraikan apa kontribusinya)
Ibu-ibu kader jumantik Kemayoran: berkontribusi sebagai pendamping jumantik
keluarga setelah dilakukan penyuluhan kepada warga oleh tim Pengmas Universitas
YARSI.
8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan:
Kurangnya jumlah kader jumantik di Kemayoran dan tingginya angka DBD
sehingga dengan adanya jumantik mandiri untuk tiap keluarga akan dapat
meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang pada akhirnya akan menurunkan
kasus DBD.
9. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran:
Meningkatnya pengetahuan warga tentang Jumantik mandiri di daerah Kamyoran
dan dapat berperannya kader jumantik Kemayoran sebagai pendamping warga
dalam kegiatan lanjutan setelah penyuluhan
10. Keterlibatan Mahasiswa : ….orang
11. Rencana luaran kegiatan yang ditargetkan
Publikasi ilmiah pada jurnal

2
RINGKASAN

Demam berdarah dengue menjadi masalah kesehatan yang sangat serius di


Indonesia. Kejadian demam berdarah tidak kunjung berhenti walaupun telah banyak
program dilakukan oleh pemerintah. Strategi global pemberantasan vektor DBD salah
satunya adalah pengendalian nyamuk secara selektif dan terpadu yang melibatkan
partisipasi masyarakat serta lembaga intersektoral. Kemayoran adalah termasuk
kecamatan yang punya kasus tinggi DBD di jakpus tahun 2016. Kelurahan Serdang,
Kemayoran, pada awal tahun 2018 sampai dengan pertengahan januari 2018 terdapat
dua kasus DBD.
Tujuan kegiatan adalah penyuluhan pada ibu-ibu rumah tangga di Serdang
daerah Kemayoran tentang jumantik mandiri sebagai upaya meningkatkan pengetahuan
warga dan berikutnya diharapkan dapat menjadi jumantik mandiri minimal di rumah
tangganya masing-masing.
Jumlah sasaran kegiatan sebanyak 28 orang ibu rumah tangga di kelurahan
Serdang, Kemayoran. Target kegiatan setelah penyuluhan adalah pengetahuan peserta
meningkat di atas 70%. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama lima
bulan yaitu bulan Nopember 2017 – Maret 2018. Metode pelaksanaan yaitu:
penyusunan bahan presentasi dan metode penyuluhan, sosialisasi dan advokasi,
penyuluhan, dan monev kegiatan. Bahan presentasi disusun menyesuaikan sasaran
kegiatan penyuluhan yaitu Ibu Rumah Tangga. Lebih banyak materi disampaikan dalam
bentuk gambar. Kegiatan penyuluhan diselingi dengan ice breaking untuk menyegarkan
suasana penyuluhan. Sosialisasi dan advokasi dilaksanakan pada tanggal 12 Januari
2018 pelaksanaan penyuluhan pada hari Rabu, 17 Januari 2018 di Sekretariat RPTRA
RW 1 kelurahan Serdang.
Hasil kegiatan menunjukkan karakteristik sasaran program sebagian besar
berumur > 45 tahun (53,6%), pendidikan SMA/STM (50%), tidak bekerja (92,9%), dan
penghasilan ≤ UMR Jakarta (60,7%). Nilai benar untuk jawaban soal baik pre maupun
post test penyuluhan yang dibawah 70% ada lima (soal) yaitu soal; 1) apa penyebab
penyakit demam berdarah, 2) bagaimana tanda-tanda orang yang menderita penyakit demam
berdarah, 3) pencegahan yang paling sederhana dan tepat untuk penyakit DBD yaitu, 4) Daur
hidup nyamuk Aedes aegypty yaitu, dan 5) bagaimana cara mencegah penyakit demam
berdarah. Hasil uji T berpasangan nilai p = 0,087 (> 0,05) artinya tidak terdapat
perbendaan signifikan antara nilai sebelum dan sesudah penyuluhan.
Kendala selama kegiatan adalah jam mulai penyuluhan mundur dikarenakan
peserta dari RW 2 hadirnya terlambat. Saran yang bisa diberikan untuk kegiatan serupa
jika akan diadakan lagi adalah materi yang nilai pre dan post test masih dibawah 70%
perlu dievaluasi materinya, soal pre post test dan cara menyampaikan materinya.

3
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh Yang Maha Kuasa atas
karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan program Pengmas Hibah Internal
yang berjudul “Meningkatkan Pengetahuan Warga Tentang Jumantik Mandiri di Daerah
Kemayoran, Jakarta Pusat” dengan lancar. Sholawat dan salam kita curahkan kepada
baginda kita, Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam hingga kita semua
dapat merasakan manisnya Iman dan Islam.
Rasa terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Riska (Lurah Serdang), Ibu
Henny (RPTRA Serdang), dan dr Atik (Puskesmas Serdang), dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI yaitu Rizka Fadhilah, Putri Pasya, Saphira yang telah
banyak membantu selama kegiatan berlangsung. Juga terim kasih kami sampaikan
kepada kader jumantik serdang RW 1 dan RW 2 serta semua peserta penyuluhan.
Harapan kami bahwa laporan program ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi jumanti mandiri,
pengendalian vektor dan dbd. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan. Masukan dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan laporan
program berikutnya.

Jakarta, .. Februari 2018


Tim pengmas internal

4
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Muka
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... 1
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM …………………………………….. 2
RINGKASAN …………………………………………………………….. 3
KATA PENGANTAR .................................................................................. 4
DAFTAR ISI .................................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 6
1.1. Latar Belakang................................................................................. 6
1.2. Perumusan Masalah......................................................................... 7
1.3. Tujuan Kegiatan ………………………………………………….. 7
1.4. Manfaat Kegiatan ………………………………………………… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ................................... 10
3.1. Sasaran …………………………………………………………….. 10
3.2. Target ……………………………………………………………… 10
3.3. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………… 10
3.4. Metode Kegiatan yang digunakan ………………………………… 10
3.5. Keterlibatan Mitra …………………………………………………. 11
3.6. Rancangan Evaluasi ……………………………………………….. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ….…………………………......... 12
4.1. Penyusunan bahan presentasi dan metode penyuluhan ………….. 12
4.2. Sosialisasi dan advokasi ………………………………………….. 12
4.3. Penyuluhan ……………………………………………………….. 13
4.4. Monev kegiatan …………………………………………………... 17
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

5
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan oleh nyamuk terutama Aedes
aegypti, sebagai vektor penular penyakit. Nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di daerah
tropis dan subtropis dan ditemukan hampir di semua daerah perkotaan, hidup dan
berkembang biak di sekitar rumah (Soegijanto, 2004; Depkes RI, 2005b; WHO, 2009).
Kehidupan nyamuk Aedes aegypti sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik
biologis maupun fisik. Pengaruh lingkungan biologik, misalnya: air yang lama disimpan
dalam kontainer, biasanya akan terdapat patogen dan parasit yang mempengaruhi
pertumbuhan larva nyamuk. Sedangkan pengaruh fisik dapat berupa tata rumah, macam
kontainer, ketinggian tempat dan iklim (WHO, 2009).
Terjadinya peningkatan kasus DBD setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi
lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana
yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya)
(Suhendro, 2006). Kondisi ini diperburuk dengan pemahaman masyarakat yang kurang
tentang DBD dan juga partisipasi masyarakat yang sangat rendah, terlihat dari kondisi
lingkungan yang buruk dan mempermudah pertumbuhan nyamuk DBD (Depkes RI,
2003).
Depkes RI (2004) telah menetapkan berbagai kebijakan dan program sebagai
upaya promotif, preventif dan kuratif untuk mengendalikan kejadian DBD ini,
diantaranya melalui PSN 3M, pemeriksaan jentik berkala, larvasida, fogging focus,
pengobatan, dan sebagainya.
Selama tahun 2016, telah terjadi 1.337 kasus demam berdarah dengue (DBD) di
DKI Jakarta. Wilayah dengan kasus DBD terendah adalah Jakarta Pusat dengan jumlah
kasus sebanyak 108 kasus. Empat kecamatan dengan kasus tertinggi adalah Sawah
Besar dengan 20 kasus. Menyusul berturut-turut Johar Baru dan Kemayoran dengan 18
kasus, dan Tanah Abang dengan 14 kasus
(http://megapolitan.kompas.com/read/2016/02/12/16150851/Ini.Tiga.Kecamatan.denga
n.Kasus.DBD.Tertinggi.di.Jakarta).

6
1.2. Perumusan Masalah
Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) rumah-rumah warga selama ini
masih mengandalkan tenaga kader dan pihak Puskesmas yang jumlahnya dan waktunya
sangat terbatas. Gerakan PSN tidak boleh hanya bergantung pada tenaga juru pemantau
jentik (jumantik). Jika jumantik tidak bisa bekerja, warga sendiri harus menjadi
jumantik. Petugas kesehatan harus tetap motivator. Jika ada satu rumah yang tidak mau
melaksanakan PSN padahal rumahnya terdapat nyamuk maka PSN akan sia-sia. Satu
rumah yang ada nyamuknya tsb akan menggigit warga lainnya dan DBD akan kembali
menyebar.
Pelibatan ibu kader PKK sebagai juru pemantau jentik sangat berperan strategis
dalam menurunkan kasus kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui perilaku
PSN di lingkungan tempat tinggalnya. Indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam
kegiatan PSN menjadi point penting dalam penanggulangan DBD dengan memutuskan
rantai penularan nyamuk, khususnya jenis Aedes Aegypti.
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang DBD, pengendalian DBD, dan pemantauan jentik.
Jika pengetahuan warga meningkat maka diharapkan mengendalikan kejadian DBD di
lingkungannya.

1.3. Tujuan Kegiatan


Melakukan penyuluhan pada warga daerah Kemayoran tentang jumantik
mandiri sebagai upaya meningkatkan angka bebas jentik.

1.4. Manfaat Kegiatan


Meningkatkan pengetahuan warga tentang DBD, pengendalian DBD, dan
pemantauan jentik. Jika pengetahuan warga meningkat maka diharapkan mengendalikan
kejadian DBD di lingkungannya.

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Banyak faktor yang berkaitan dengan terjadinya suatu penyakit, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sutherst (2004) mengatakan bahwa faktor penyebab
penyakit dari perspektif epidemiologi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu agent,
host dan environment yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Ketiga faktor tersebut
juga saling berkontribusi terhadap kejadian DBD yang merupakan salah satu penyakit
yang disebabkan oleh vektor (vector-borne diseases).
Siklus kejadian demam berdarah dengue melibatkan 3 komponen yaitu:
keberadaan virus, nyamuk Aedes dan penderita demam berdarah dengue secara
bersamaan. Hal inilah yang mempengaruhi dinamika penularan demam berdarah
dengue di suatu wilayah. Dinamika penularan demam berdarah dengue adalah pola
penularan DBD di satuan wilayah epidemiologi atau ekologi yang dipengaruhi oleh
adanya penderita sebagai sumber penular dan faktor risiko penularan, seperti vektor,
perilaku penduduk, lingkungan, dan pelayanan kesehatan (Sunaryo, 2006).
Achmadi (2013) menjelaskan alur atau dinamika penularan demam berdarah
dengue melalui teori simpul. Virus dengue sebagai sumber penyakit (agen) berada
dalam tubuh penderita demam berdarah dengue atau dalam tubuh nyamuk Aedes
aegypti (simpul 1). Saat nyamuk Aedes aegypti menghisap darah penderita, maka virus
berpindah ke tubuh nyamuk (simpul 2) yang kemudian menyebarkannya ke manusia-
manusia lain. Keberadaan nyamuk dalam populasi yang besar menngindikasikan
lingkungan memiliki daya dukung terhadap kelangsungan siklus hidup nyamuk, seperti
tersedianya banyak tempat perindukan berupa genangan air/tempat penampungan air,
tersedianya nutrisi bagi nyamuk, baik berupa nektar untuk nyamuk jantan, maupun
darah bagi nyamuk betina, serta tersedianya tempat istirahat nyamuk dewasa. Suhu dan
kelembaban juga berperan penting karena nyamuk sangat sensitif terhadap lingkungan
fisik terutama suhu.
Perpindahan virus terjadi melalui nyamuk saat adanya kegiatan dan kebiasaan
masyarakat setempat (simpul 3). Kegiatan bepergian dan berkumpul antar warga seperti
berdagang, bekerja, bersekolah, dan lain-lain, adalah kesempatan nyamuk mendapatkan
banyak darah sebagai nutrisi sekaligus memindahkan virus dari darah penderita ke

8
manusia yang sehat. Penularan pada radius sempit seperti tingkat RT juga didukung
kebiasaan dan perilaku dirumah seperti membiarkan jentik dan tempat perindukan dan
kebiasaan membersihkan rumah dan sampah yang kurang. Selain itu pengetahuan
tentang penyakit demam dengue terutama cara penularan dan pencegahannya menjadi
faktor yang ikut mendukung perilaku penghuni rumah.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dalam suatu komunitas akan ada yang
akhirnya tertular, dan ada juga yang tidak (simpul 4). Faktor lingkungan lain seperti
iklim, infrastruktur, pelayanan kesehatan, program pencegahan penularan oleh
Kementerian Kesehatan, adalah faktor yang ikut berperan dalam penularan demam
berdarah dengue (simpul 5). Alur penularan demam berdarah dengue digambarkan
seperti dalam gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Dinamika Penularan Demam Berdarah Dengue


Sumber : Modifikasi dari Achmadi, 2013

Secara epidemiologis, persebaran DBD hampir mencapai seluruh wilayah di


Indonesia sehingga pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI (2004) telah
menetapkan berbagai kebijakan dan program sebagai upaya promotif, preventif dan
kuratif untuk mengendalikan kejadian DBD ini, diantaranya melalui PSN 3M,
pemeriksaan jentik berkala, larvasida, fogging focus, pengobatan, dan sebagainya.

9
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Sasaran
Jumlah sasaran sebanyak 28 ibu rumah tangga di keluarahan Serdang,
Kemayoran.

3.2. Target
Setelah penyuluhan diharapkan pengetahuan peserta penyuluhan meningkat di
atas 70%.

3.3. Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama lima bulan yaitu bulan Nop 2017
– Maret 2018.

3.4. Metode Kegiatan Yang Digunakan


Digunakan beberapa metode pelaksanaan untuk mencapai target kegiatan, yaitu:
a. Penyusunan bahan presentasi dan metode penyuluhan
Bahan presentasi akan disusun dengan menyesuaikan sasarannya. Selain itu metode
penyuluhan juga akan disusun agar materi mudah diserap oleh peserta penyuluhan.
b. Sosialisasi dan advokasi
Sosialisasi dan advokasi rencana kegiatan dilakukan kepada stakeholder terkait di
daerah Kemayoran.
c. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan kepada ibu rumah tangga yang menjadi sasaran kegiatan.
Untuk menilai keberhasilan penyuluhan dilakukan pre dan post tes terhadap peserta
penyuluhan.
d. Monev kegiatan
Monitoring evaluasi dilakukan dari tahap awal kegiatan sampai dengan tahap akhir
kegiatan.

10
4. Keterlibatan Mitra
Pelibatan ibu kader PKK sebagai juru pemantau jentik sangat berperan strategis
dalam menurunkan kasus kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui perilaku
PSN di lingkungan tempat tinggalnya. Indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam
kegiatan PSN menjadi point penting dalam penanggulangan DBD dengan memutuskan
rantai penularan nyamuk, khususnya jenis Aedes Aegypti.

5. Rancangan Evaluasi
Untuk menilai keberhasilan penyuluhan dilakukan pre dan post tes terhadap
peserta penyuluhan. Setelah penyuluhan diharapkan pengetahuan warga meningkat di
atas 70%.

11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penyusunan bahan presentasi dan metode penyuluhan


Bahan presentasi disusun menyesuaikan sasaran kegiatan penyuluhan yaitu Ibu
Rumah Tangga. Lebih banyak materi disampaikan dalam bentuk gambar (lihat
Lampiran 1). Selain itu metode penyuluhan juga akan disusun agar materi mudah
diserap oleh peserta penyuluhan.
Materi penyuluhan meliputi: gejala-gejala DBD, penularan DBD, siklus hidup
nyamuk Aedes aegypti, Ciri nyamuk Aedes, Perilaku menghisap darah nyamuk Aedes,
3M plus, abate, gerakan 1 rumah 1 jumantik: program Kemenkes RI, diagram alur
pemantauan jentik dan formulir, jumantik dan tugasnya, cara pemantauan jentik, habitat
perkembangbiakan buatan, habitat perkembanganbiakan alamiah, dan motto: bersama
kita pasti bisa.
Kegiatan penyuluhan diselingi dengan ice breaking untuk menyegarkan suasana
penyuluhan sehingga peserta diharapkan tidak jenuh dan kembali focus mendengarkan
materi yang disampaikan.

4.2. Sosialisasi dan advokasi


Sosialisasi dan advokasi dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2018 di kantor
Kelurahan Serdang, Kecamatan Kemayoran. Pertemuan dihadiri oleh Lurah Serdang
(Riska Handayani) dan pembina Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Ibu
Henny Maryati. Lurah Serdang menyambut baik rencana kegiatan pengmas dari
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Apalagi ada kasus DBD sampai dengan
pertengahan januari sudah ada dua kasus di Serdang. Lurah Serdang berharap
masyarakat dapat menjadi jumantik mandiri dan tidak hanya mengandalkan kerja kader
jumantik. Disepakati pelaksanaan penyuluhan pada hari Rabu, 17 Januari 2018 di
Sekretariat RPTRA RW 1 kelurahan Serdang.

12
Gambar 1. Kantor Kelurahan Serdang, Gambar 2. Pertemuan Bersama Dengan
Kemayoran, Jakarta Pusat Lurah Serdang dan Pembina RPTRA
Serdang

4.3. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan di sekretariat RPTRA Serdang yang diikuti oleh 28
peserta ibu rumah Tangga dari RW 1 sebanyak 17 orang dan RW 2 sebanyak 17 orang.
Untuk menilai keberhasilan penyuluhan dilakukan pre dan post tes terhadap peserta
penyuluhan.

Gambar 3. Foto bersama semua peserta, Gambar 4. Tim pengmas, mahasiswa,


lurah dan pengurus RPTRA RW 1 dan pengurus RPTRA
Serdang

13
Gambar 5. Peserta penyuluhan Gambar 6. Pemberian materi

Pada Tabel 1 terlihat bahwa karakteristik sasaran program sebagian besar


berumur > 45 tahun (53,6%), pendidikan SMA/STM (50%), tidak bekerja (92,9%), dan
penghasilan ≤ UMR Jakarta (60,7%).

Tabel 1. Karakteristik Sasaran Program (n = 28)

Karakteristik Jumlah

Umur
- ≤ 45 13 (46,4%)
- > 45 15 (53,6%)

Pendidikan
- Tidak sekolah 2 (7,1%)
- SD 1 (3,6%)
- SMP 4 (14,3%)
- SMA/STM 14 (50,0%)
- PT 7 (25,0%)

Pekerjaan
- Tidak bekerja 26 (92,9%)
- Bekerja 2 (7,1%)

Penghasilan Keluarga
- ≤ UMR jakarta 17 (60,7%)
- > UMR Jakarta 11 (39,3%)

14
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden yang benar Pre dan Post Test
Penyuluhan
No Jawaban Responden Yang Benar
Pertanyaan
Pre Test Post Test

1 Apa penyebab penyakit demam 2 (7,1%) 7 (25%)


berdarah?

2 Bagaimana tanda-tanda orang yang 2 (7,1%) 3 (10,7%)


menderita penyakit demam berdarah
?

3 Demam berdarah berbahaya karena 22 (78,6%) 26 (92,9%)

4 Bagaimana cara penyebaran 26 (92,9%) 28 (100,0%)


penyakit demam berdarah ?

5 Nyamuk Aedes aegypti 23 (82,1%) 26 (92,9%)


menggigit/menghisap darah
manusia biasanya pada....

6 Yang dimaksud dengan 3M adalah 21 (75,0%) 24 (85,7%)

7 Ciri-ciri nyamuk DBD adalah 24 (85,7%) 26 (92,9%)

8 Fogging (pengasapan) dilakukan 14 (50,0%) 21 (75,0%)


untuk membunuh

9 Abate digunakan untuk membunuh 26 (92,9%) 27 (96,4%)


yaitu

10 Nyamuk Aedes aegypti dapat 28 (100,0%) 28 (100,0%)


berkembang biak di

11 Pencegahan yang paling sederhana 12 (42,9%) 8 (28,6%)


dan tepat untuk penyakit DBD
yaitu

12 Salah satu pencegahan penyakit 26 (92,9%) 26 (92,9%)


DBD dengan menguras bak mandi
dilakukan selama .......

13 Daur hidup nyamuk Aedes aegypty 16 (57,1%) 9 (32,1%)


yaitu.........

14 Nyamuk yang mengigit manusia 17 (60,7%) 25 (89,3%)


yaitu...............

15 Tempat-tempat apa saja yang 20 (71,4%) 21 (75,0%)


berpotensi / dapat menjadi tempat
bersarang nyamuk demam berdarah

16 Bagaimana cara mencegah 17 (60,7%) 18 (64,3%)


penyakit demam berdarah ?

15
Pada tabel 2 terlihat bahwa nilai benar untuk jawaban soal baik pre maupun pos
test penyuluhan yang dibawah 70% ada lima (soal) yaitu soal; 1) apa penyebab penyakit
demam berdarah, 2) bagaimana tanda-tanda orang yang menderita penyakit demam
berdarah, 3) pencegahan yang paling sederhana dan tepat untuk penyakit DBD yaitu, 4)
Daur hidup nyamuk Aedes aegypty yaitu, dan 5) bagaimana cara mencegah penyakit
demam berdarah.
Data pada tabel 2 kemudian dilakukan uji normalitas pada selisih kedua data
(pre dan post tes) dan hasilnya adalah nilai p = 0,320 (tabel 3), dengan alfa 5% atau
0,05, jika nilai p > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan signifikan antara distribusi data
dengan data teoritis. Artinya, data selisih berdistribusi normal, sehingga bisa dilakukan
uji beda secara parametric dengan uji T berpasangan.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Selisih Data Pre Dan Post Tes Penyuluhan

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih .198 16 .092 .938 16 .320

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4. Hasil Analisis Uji T Berpasangan


Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference Sig. (2-
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Post_t 1.688 3.683 .921 -.275 3.650 1.833 15 .087
1 est -
Pre_te
st

Hasil uji T berpasangan nilai p = 0,087. Karena nilai p > alfa (0,05) artinya tidak
terdapat perbendaan signifikan antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

16
4.4. Monev kegiatan
Kendala selama kegiatan adalah jam mulai penyuluhan mundur dikarenakan
peserta dari RW 2 hadirnya terlambat. Saran yang bisa diberikan untuk kegiatan serupa
jika akan diadakan lagi adalah materi yang nilai pre dan post test masih dibawah 70%
perlu dievaluasi materinya, soal pre post test dan cara menyampaikan materinya.

17
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

Hasil kegiatan menunjukkan karakteristik sasaran program sebagian besar


berumur > 45 tahun (53,6%), pendidikan SMA/STM (50%), tidak bekerja (92,9%), dan
penghasilan ≤ UMR Jakarta (60,7%). Nilai benar untuk jawaban soal baik pre maupun
post test penyuluhan yang dibawah 70% ada lima (soal) yaitu soal; 1) apa penyebab
penyakit demam berdarah, 2) bagaimana tanda-tanda orang yang menderita penyakit
demam berdarah, 3) pencegahan yang paling sederhana dan tepat untuk penyakit DBD
yaitu, 4) Daur hidup nyamuk Aedes aegypty yaitu, dan 5) bagaimana cara mencegah
penyakit demam berdarah. Hasil uji T berpasangan nilai p = 0,087 (> 0,05) artinya tidak
terdapat perbendaan signifikan antara nilai sebelum dan sesudah penyuluhan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2003). Pencegahan dan penanggulangan penyakit demam dengue dan
demam berdarah dengue. (Editor: Suroso, T. Dkk). Terjemahan dari WHO
Regional Publication SEARO No. 29: Prevention Control of Dengue and Dengue
Haemorrhagic Fever. Jakarta: Depkes RI.
__________. (2004a). Tata laksana demam berdarah dengue di Indonesia. Jakarta:
Dirjen P2MPL.
__________. (2004b). Petunjuk teknis pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah
dengue (PSNDBD) oleh juru pemantau jentik (Jumantik). Jakarta: Dirjen PP &
PL.
__________. (2005b). Pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue di
Indonesia. Jakarta: Dirjen PP & PL.
Soegijanto, S. (2004). Demam berdarah dengue. Surabaya: Airlangga University Press.
Suhendro, dkk. (2006). Demam berdarah dengue. dalam Sudoyo A.W., dkk (editor):
Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid Ketiga. Edisi Keempat. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, pp 1731-1735.
WHO. (2009). Dengue; guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control.
New Edition, ISBN 978 92 4 154787 1. France: A joint publication of the World
Health Organization (WHO) and the Special Programme for Research and
Training in Tropical Diseases (TDR).
RUDI A. 2016. Ini Tiga Kecamatan dengan Kasus DBD Tertinggi di Jakarta.
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/02/12/16150851/Ini.Tiga.Kecamatan.dengan.
Kasus.DBD.Tertinggi.di.Jakarta. Diakses tanggal 10 April 2017 jam 13.30

19
LAMPIRAN

Lampiran 1. Materi Penyuluhan

Lampiran 2. Soal Pre Post Tes Penyuluhan

Lampiran 3. Foto-foto kegiatan

Lampiran 4. Daftar Hadir Peserta Penyuluhan

Lampiran 5. Laporan Keuangan Kegiatan Pengmas

20

Anda mungkin juga menyukai