Anda di halaman 1dari 27

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan/ Instansi


1. Sejarah PT. Krakatau Steel

Gambar 1. Logo PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.

PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. yang berlokasi di Cilegon


merupakan industri pengolah baja terbesar di Indonesia. Pabrik ini
merupakan permulaan proyek baja dari pemerintah yang mulai berdiri pada
bulan Mei 1962. Pada mulanya proyek tersebut dikenal dengan nama proyek
pabrik baja “TRIKORA“ yang mendapat bantuan dari pemerintah Rusia.
Akibat adanya pemberontakan G30S PKI, proyek pembangunan dari tahun
1966 sampai sekitar tahun 1972 dapat dikatakan terhenti sama sekali,
kesulitan utamanya adalah pembiayaan pembangunan pabrik. Akhirnya,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1970 proyek pabrik baja
”TRIKORA“ menjadi PT. Krakatau Steel yang disahkan dengan ditanda-
tangani akte notaris No. 35 pada tanggal 23 Oktober 1971. Pembangunan
proyek PT. Krakatau Steel pada akhir tahun 1976, yaitu pabrik Besi Beton
telah dapat diselesaikan dan dapat mulai dioperasikan secara komersil sejak
tahun 1977.
5

Pabrik Besi Siku yang berada di dalam satu gedung dengan pabrik
Besi Beton, selesai pembangunannya pada bulan Juli 1977. Dengan selesainya
pabrik besi siku tersebut, maka seluruh pembangunan pabrik baja yang
mulanya merupakan proyek bantuan Rusia sudah dapat diselesaikan.
Selanjutnya PT. Krakatau Steel melaksanakan pembangunan pabrik-pabrik
baru sebagai perluasan usaha. Sebagai tujuan pendirian PT. Krakatau Steel,
maka pabrik-pabrik yang dibangun adalah yang terpadu yaitu dapat mengolah
biji besi sampai dengan produk-produk jadi dari baja.
Dasar penentuan lokasi pendirian pabrik besi baja, antara lain :
· Adanya cikal bakal industri baja (Trikora)
· Letak geografis (pinggir laut)
· Tersedianya tanah yang cukup luas
· Tersedianya air yang cukup banyak
· Kondisi sosial budaya daerah
· Daerah tandus (bukan agraris)
· Tersedianya tenaga kerja

2. Visi dan Misi PT. Krakatau Steel

Visi
“Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan
berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di
dunia”
Misi
“Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran
bangsa”
Falsafah Perusahaan
“Partnership for Sustainable Growth”
6

Gambar 2. Peta

3. Tata Letak Pabrik


PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. terletak sekitar 110 Km dari Jakarta
dengan luas keseluruhannya 350 Ha. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
terletak dikawasan industri Krakatau tepatnya di jalan Industri No. 5 PO BOX
14 Cilegon 42435. Kantor pusat PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. terletak di
Wisma Baja, Jl. Gatot Subroto Kav 54 Jakarta.

Gambar 3. Letak geografis PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.


7

Adapun yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi pabrik adalah :


- Dekat dengan laut, sehingga dapat memudahkan pengangkutan bahan
baku dan produk menggunakan kapal.
- Dekat dengan daerah pemasaran (Ibukota)
- Tanah yang tesedia untuk pabrik cukup luas
- Sumber air cukup memadai
- Adanya jaringan rel kereta api dan jalan raya yang memadai untuk
pengangkutan.
- Kondisi geografis yang cukup baik.

4. Pembagian Plant di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Untuk melakukan sebuah produksi PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.


dibagi dalam beberapa plant, yaitu :
a. Pabrik pengolahan besi dan baja
b. Pabrik peleburan besi dan baja.
c. Pabrik pengerolan besi dan baja.
Pabrik Pengolahan besi dan baja, antara lain :
a. Pabrik Besi Spons HYL I
b. Pabrik Besi Spons HYL III
c. Rotary Kiln (RK)
d. Pelletizing

Pabrik Besi Spons HYL III ini merupakan sebuah pabrik (chemical
plant) yang menangani proses pengolahan biji besi (pellet) menjadi besi
spons. Pabrik peleburan besi dan baja, antara lain :
a. SSP I (Slab Steel Plant I)
Bagian pabrik yang memproduksi baja lembaran (slab).
b. SSP II (Slab Steel Plant II)
8

Bagian pabrik yang memproduksi baja lembaran (slab).


c. BSP (Billet Steel Plant)
Pabrik pengerolan besi dan baja, antara lain :
a. Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas (HSM)
b. Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin (CRM)
c. Pabrik Batang Kawat (WRM)

5. Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant)


Unit ini merupakan suatu pabrik yang menangani proses pengolahan
biji besi/pellet menjadi besi spons. Besi spons merupakan bahan baku mentah
untuk membuat baja, bentuk dari biji besi spons tersebut seperti butiran-
butiran kelereng, dimana butiran atau biji besi tersebut di proses reduksi
secara langsung (Direct Reduction). Pabrik Besi Spons terbagi menjadi tiga
buah pabrik yaitu: Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Iron Plant) yang baru
dirancang dengan teknologi HYL III (akan dikembangkan untuk zero
reformer), dan Pabrik Besi Spons yang lama dengan teknologi HYL I dan
teknologi HYL II (sudah didemolisi). Pabrik Besi Spons dengan teknologi
HYL I yang berjumlah 4 modul. Masing-masing modul terdiri dari satu
reformer, empat reaktor fxeid bed dan fasilitas bantu:
· Sistem penangan material untuk bahan baku dan hasil
· Plant penanganan air
· Sistem air pendingin
· Sistem untuk gas insert serta udara instrumen
· Fasilitas pembangkitan uap

Sedangkan untuk Pabrik Besi Spons dengan teknologi HYL III


mempunyai komponen-komponen pokok berikut ini :
· Peralatan penghasil gas reduksi (reducing gas generation equipment)
· Peralatan reduksi (reduction equipment)
9

· Sistem penyerap CO2


· Sirkuit gas reduksi dan sirkuit pendingin
· Sistem penanganan material untuk bahan atau pellet
· Sistem penanganan material hasil (besi spons)
· Peralatan bantu (auxiliary equipment)

Modul I dan II dikelompokkan ke plant 1 dan modul III dan IV


dikelompokkan ke plant 2. Masing-masing plant berbagi fasilitas bantu.
Dengan keempat modul ini, maka PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. dapat
menghasilkan besi spons sebanyak 500.000 ton per tahun. Dengan
digantikannya teknologi HYL I dengan teknologi HYL III, maka produksi
besi spons dapat ditingkatkan menjadi 1.350.000 ton per tahun dengan adanya
tingkat metalisasi lebih dari 92% dengan dua reaktor yang beroperasi.
Konsumsi gas alam juga menurun, karena adanya loop daur ulang gas reduksi.
Pengoperasian pabrik juga lebih mudah karena teknologi kendali yang
digunakan sudah maju, yaitu dengan sistem Distributed Control System
(DCS).

Gambar 4. Proses produksi pabrik besi spons


10

6. Pabrik Baja Slab (Slab Steel Plant/ SSP)


Pabrik Slab Baja merupakan pabrik untuk tempat peleburan besi yang
menghasilkan baja dalam bentuk slab (seperti kasur) dimana pabrik Slab Baja
ini terdiri dari 2 buah pabrik :
· Slab Steel Plant I
Pabrik ini menggunakan teknologi Meksiko, dan menggunakan 4 dapur
listrik.
· Slab Steel Plant II

Pabrik ini menggunakan teknologi Jerman, dan menggunakan 2 dapur


listrik.
Besi spons diisikan dalam dapur listrik dengan menggunakan continous
feeding, selain spons dapur listrik juga diisi dengan scrap atau besi tua dan
batu kapur secukupnya kemudian semua bahan tersebut dilebur menjadi baja
cair yang masih berbentuk batangan/lembaran besi yang belum diolah dengan
membutuhkan panas yang sangat tinggi mencapai titik didih 1650°C. Sumber
panasnya berasal dari energi listrik yang dialirkan melalui elektroda listrik
yang membara. Kapasitas produksi terpasang yaitu sekitar 1.000.000
ton/tahun. Perlengkapan utama pada pabrik slab baja ini yaitu: 4 buah dapur
listrik (EAF) yang masing-masing berkapasitas 120 ton baja cair, dan dua
buah mesin kontinyu (CCM) dengan masing-masing satu jalur percetakan slab
(mould).
11

Gambar 5. Proses produksi slab steel plant

7. Pabrik Baja Billet (Billet Steel Plant/ BSP)

Billet Steel Plant (BSP) merupakan pabrik yang menghasilkan


lempengan baja dengan bahan baku utamanya yaitu scrap, besi spons dan batu
kapur. Semua bahan baku tersebut dimasukkan dalam ruangan dapur listrik
untuk pengolahan dan kemudian dicetak menjadi baja lempengan. Dengan
kapasitas produksi 500.000 ton/tahun. Ukuran hasil dari billet baja tersebut
yaitu: Panjang 6m,10m&12m. dengan Penampang: 100x100mm,
110x110mm, 120x120mm.
Proses pembuatan baja pada pabrik ini hampir sama dengan proses
pabrik Slab Steel Plant perbedaannya hanya terletak pada bentuk hasil
cetakan. Hasil produk ini juga dapat digunakan oleh pabrik Wire Rood sebagai
bahan baku. Sedangkan untuk perlengkapan utama dari pabrik ini yaitu :
Tersedia 4 buah dapur listrik (EAF), dan 4 buah mesin tuang continous.
12

``

Gambar 6. Proses produksi billet steel plant

8. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill/HSM)

Pabrik Hot Strip Mill (HSM) merupakan bagian pabrik untuk


mengukur ketebalan dari lembaran-lembaran baja. Dengan menggunakan alat
Overhead Crane, slab dibersihkan terlebih dahulu dengan roller table dan siap
untuk dimasukkan Furnace dengan menggunakan slab pusher. Didalam
Furnace dipanaskan dengan temperatur mencapai sekitar 1300°C. Setelah itu
slab tersebut dikirim ke roughing mill stand diroll untuk menipiskan ketebalan
±200mm menjadi ±20-40 mm. Pada finishing stand diroll kembali untuk
mendapatkan ketebalan ukuran yang direncanakan tergantung dari permintaan
konsumen.
13

Gambar 7. Proses Produksi HSM (Hot Strip Mill)

Perlengkapan utama dari pabrik HSM (Hot Strip Mill) antara lain:
· Lima buah finishing stand yang dilengkapi dengan alat ukur untuk
mengontrol secara otomatis yaitu mengukur lebar, tebal dan temperatur strip.
· Sebuah for high finishing stand yang dilengkapi dengan ukur flange edger
roll dan water desclaler dengan tekanan air 400 bar.
· Sebuah dapur pemanas yang berkapasitas 300 ton /jam dengan bahan bakar
gas alam.
· Sebuah down coiler lengkap dengan conveyer.
· Dua jalur mesin pemotong yang digunakan untuk :
1. Pemotong stiling atau recoiling untuk strip tebalnya ±10 mm yang
pengoperasiannya dikendalikan oleh komputer.
2. Pemotong dan triming plat dengan tebal 4 – 25 mm.

9. Pabrik Baja Dingin (Cold Rolling Mill /CRM)


Cold Rolling Mill (CRM) merupakan suatu pabrik yang mengolah
lembaran baja dari hasil yang telah ditipiskan sebelumnya oleh pabrik Hot
14

Strip Mill (HSM). Kemudian hasil dari pabrik Hot Strip Mill (HSM)
ditipiskan kembali melalui proses pendinginan pada Tandem Cold Reduction
Mill sampai 92% dari hasil ketebalan semula. Sebelum melakukan penipisan
lembaran baja tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu kedalam tangki yang
berisi HCI. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan dengan sistem
BAF dan CAL, hasil lembaran baja tersebut diratakan dengan temper mill
sesuai dengan permintaan konsumen.
-

Gambar 8. Proses produksi pabrik CRM


Pabrik Cold Rolling Mill (CRM) juga memiliki fasilitas-fasilitas sebagai
berikut:
· Coil dari HSM
· Pembersihan dan penyambungan coil (Continous Picking Line)
· penipisan coil (Tandem Cold Mill)
· pemotongan sisi coil (Electrolitic Cleaning Line)
· Pemanas (Anealing Line)
· mengembalikan kualitas baja (Temper Pass Mill)
· Finishing (Recoilling Line, Slitting Line)
15

10. Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill/WRM)


Pabrik Wire Rod Mill (WRM) adalah sebuah pabrik yang memproses
batangan kawat baja. Produk-produk pabrik batang kawat juga merupakan
bahan baku dari pabrik-pabrik seperti pabrik mur dan baut, kawat las, kawat
paku, tali baja, dan lain sebagainya. Dengan melakukan penimbangan,
pencatatan, dan pemeriksaan secara visual serta pengaturan posisi billet, siap
dimasukkan ke dalam furnace dimana billet tersebut dipanaskan dengan
temperatur 12000C. Pengeluaran billet didorong dengan alat yang disebut
billet injector. Kemudian setelah billet didinginkan dengan air, maka billet
siap untuk digulung loop plyer. Peralatan utama dalam pabrik Wire Rood
Plant (WRP) adalah
· Sebuah furnace dengan kapasitas 60 ton/jam.
· Dua buah konveyor pendingin.
· Dua buah mesin untuk merapikan atau mengompakkan gulungan dan
mengikatnya. Kapasitas produksi pabrik ini mencapai 200.000 ton/tahun
batang kawat. Diameter kawat yang dihasilkan adalah 5,5 mm, 8mm, 10mm,
dan 12mm. Ukuran yang dihasilkan: Panjang 10.000mm, Berat 900Kg,
Penampang 110x110mm. Untuk variasi batang kawat yang dihasilkan terdiri
dari:
· Batang kawat karbon rendah
· Batang kawat untuk elektroda las
· Batang kawat untuk cold heealding
16

Gambar 9. Proses produksi WRM


17

PROSES REKONDISI ROLL

B. Landasan Teori
Dinas roll shop divisi wire rod mill merupakan dinas yang bertugas dan
bertanggung jawab menangani semua roll beserta komponen pendukung yang ada
di divisi wire rod mill. Terdapat lima subdit bagian yg bertanggung jawab di dinas
roll shop antara lain adalah: Roll Turning Shop, Bearing Shop, Preparation &
Recondition Shop, Guide Shop dan Handling and Assy shop yang kelima subdit
tersebut dibawahi oleh satu supervisor.

1. Mesin Bubut WDK 400


a. Pengertian & prinsip kerja
Mesin WDK 400 merupakan salah satu peralatan yang ada di PT.
Krakatau Steel (Persero) Tbk. khususnya di Divisi Wire Rod Mill. Mesin ini
berfungsi untuk merekondisi roll-roll bekas pakai dari mill. Mesin semi
otomatis ini bekerja sesuai template masing-masing roll dengan cara
dressing diameter sesuai table standar pembubutan. Mesin WDK 400 ini
hanya digunakan untuk dressing roll Stand Pre Roughing Mill (PRM) s/d
Roll Stand 12. Semetara untuk Roll Stand 14 s/d Roll Stand 17
menggunakan mesin WDK 300. Mesin ini sudah beroperasi sejak dibangun
Pabrik Batang Kawat yaitu tahun 1970 dengan menggunakan teknologi
Jerman.
18

Gambar 10. Mesin WDK 400

b. Bagian Utama Mesin Bubut WDK


1) Control Panel Operation
Bagian ini berfungsi sebagai control perintah untuk mengoperasikan
mesin bubut WDK. Baik mesin WDK 400 & mesin bubut WDK 300.
Terdiri dari tombol emergency, pengatur arah pemakanan, tombol putaran
mesin serta perintah pendukung lainnya. Dalam panel ini juga terdapat
jarum penunjuk kecepatan pemakanan (speed) saat pemakanan
pembubutan berlangsung. Semua perintah kerja mesin terdapat pada satu
panel tersebut.

Gambar 11. Control Panel Operatio


2) Motor Penggerak
Bagian ini berfungsi sebagai penggerak mesin. Masing-masing mesin
memiliki satu motor penggerak. Bagian ini akan memutar mesin,
sehingga benda kerja berupa roll yang terpasang akan berputar sesuai
settingan kecepatan putaran. Motor penggerak ini memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
Buatan : Hercules Jerman
Tahun : 1968
Type : AM 225 MVG
Speed : 1/min 50 Hz
Berat : 275 Kg
19

Ampere : 59 A 30Kw
Voltage : 300V

Gambar 12. Motor Penggerak


3) Handle
Fungsi handle untuk mengarahkan maju-mundur, kiri-kanan saat
digunakan manual maupun otomatis.

Gambar 13. Handle


4) Pengunci Hidrolik
Bagian ini berfungsi sebagai pengunci hidrolik saat akan menaruh
benda kerja berupa roll. Dengan cara digeser dengan memompa terlebih
dahulu hidroliknya lalu digeser sesuai panjang shaft roll. Karena masing-
masing roll memiliki panjang yang berbeda-beda.
20

Gambar 14. Pengunci Hidrolik


5) Pengatur R.P.M Mesin
Bagian ini berfunsi sebagai pengatur R.P.M (kecepatan) putaran
mesin. Semakin besar dimeter roll maka semakin pelan putaran mesin.
Semakin kecil diameter roll maka semakin cepat putaran mesin.

Gambar 15. Pengatur R.P.M Mesin


6) Head Tracer (Sensor)
Bagian ini merupakan bagian penting dari mesin bubut WDK. Karena
bagian ini merupakan otak perintah saat sedang pemakanan
pembubutan berlangsung. Perintah akan dimulai dari tracer lalu
ditransfer ke panel listrik dan digerakkan dengan kopling magnet
sehingga pemakanan pembubutan dapan dilakukan secara otomatis.
Karena dibagian ini terdapat mal untuk melintasi jalur pemakanan atau
yang disebut template (mal roll).
21

Gambar 16. Head Tracer (Sensor)


7) Cekam Rahang Empat
Bagian ini berfungsi untuk mengunci clamp shaft roll. Bagian ini
juga sebagai pengatur balancing putaran roll dengan menggunakan alat
yaitu dial indicator sehingga putaran roll stabil dan tidak gimbal.

Gambar 17. Cekam Rahang Empat


c. Macam-macam mesin bubut
1) Konversional
Mesin bubut konversional adalah mersin perkakas atau mesin
bubut biasa yang memperoduksi benda benda bentuk silindris.
22

Gambar 18. Mesin Bubut Konversional


2) CNC
Meain bubut CNC, singkat dari computer numerical control,
adalah perangkat yang mampu menjadikan suatu mesin perkakas
ataupun mesin peroduksi lainnya dapat beroprasi secara otomatis
dengan memanfaatkan computer sebagai pengendali gerakan. Dalam
perkembangannya Mesin bubut CNC semakin moderen, output
perkerjaan atau kemampuan mesin semakin meningkat, semakin
sederhana dan rapih bentuknya namun semakin mudah cara
pengoperasiannya dan di desain semakin komplit bagi perangkat alat
kerjanya sehinggaakan lebih effisien dan praktis. Mesin bubut CNC di
bagi dalam 2(dua) macam, yaitu:
a. Mesin bubut CNC
b. Mesi frais CNC
23

Ganbar 19. Mesin Bubut CNC


3) Khusus
Mesin bubu khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk
membuat atau memper baiki ala-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada
mesin bubut setandar.

Gambar 20. Mesin Bubut khusus


4) Universal
Mesin bubut universal sama hanya dengan mesin bubut
konversonal.
24

2. Pahat Bubut
Mesin bubut WDK 300 & mesin bubut WDK 400 menggunakan pahat
insert tool. Karena menyesuaikan kondisi roll yang bagian pass nya berbentuk
box, oval dan round sehingga pahat yang tepat digunakan adalah pahat insert
tool. Alasan pemilihan pemakaian pahat insert tool adalah karena sebagian
besar bentuk pas roll sebagai lintasan reduksi bar (billet) yang sebagian besar
memiliki radius.

Gambar 21. pahat bubut insert tool


3. Roll
a. Pengertian roll
Fungsi roll adalah untuk mereduksi bar (billet) baja, dengan cara
dipanaskan terlebih dahulu bar (billet) di furnace lalu direduksi
menggunakan roll sesauai desain pass dan diameter yang diinginkan. Setiap
roll memiliki bentuk dan diameter yang berbeda dan setiap roll berpasangan
dengan ukuran dan bentuk yang sama.

b. Macam-macam roll
1) Roll Pre Roughing Mill (PRM)
Fungsi roll stand pre roughing mill adalah untuk mereduksi bar yang
masih berbentuk box / balok. Terdapat empat roll stand PRM yaitu:
PRM 1, PRM 2, PRM 3, PRM 4.
25

Gambar 22. Roll Stand Pre Roughing Mill (PRM)


2) Roll Roughing Mill (RM)
Berfungsi untuk mereduksi roll yang berbentuk oval & round. Roll
ini memiliki 9 (Sembilan) stand yaitu: #1, #2, #3, #5, #6, #9, #10, #11,
#12.

Gambar 23. Roll Roughing Mill (RM)


3) Roll Intermediate Mill (IM)
Roll intermediate mill (IM) terdiri dari roll stand 14 hingga stand
17. Roll stand ini digunakan untuk produksi diameter 20mm hingga
diameter 5,5mm. untuk rekondisi roll ini menggunakan mesin bubut
WDK 300 yang lebih kecil dibanding mesin bubut WDK 400.

Gambar 24. Roll Intermediate Mill (IM


26

C. Proses Pembubutan
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Memeriksa keadaan mesin.
b. Check diameter roll yang akan dikerjakan.
c. Dial indicator harus bersih sebelum & sesudah dipakai.
d. Level roll harus sama, ±1 strip.
e. Tebal pembubutan diameter untuk mesin WDK 300 adalah max 3mm,
sedangkan untuk mesin WDK 400 adalah max 5mm.
f. Template automatic harus benar-benar level dijembatannya, sehingga hasil
pembubutan barel sama.
g. Mesin tidak boleh ditinggalkan saat operasi.
h. Speed & RPM harus seimbang sesuai dengan tabel yang ada.
i. Penyetelan lampu tracer dan template harus sama jaraknya & center.
j. Clamp harus kuat/dikunci agar tidak terjadi gesekan antara clamp dengan
neck roll.
k. Baut L yang sudah aus harus diganti.
l. Kunci L yang sudah aus harus digerinda agar normal kembali.
m. Pisau pahat yang sudah tidak tajam/pecah harus diganti.
n. Posisi kunci dengan kepala baut harus tepat untuk menghindari slip.
o. Pemasangan clamp di neck roll diberi jarak.
p. Dudukan clamp di neck roll harus pas pada posisi chuck head stock.

2. Peralatan yang digunakan


a. Dial indicator.
b. Pisau pahat.
c. Kunci L 4, 5, 8, 10.
d. Kuas.
e. Lampu penerangan.
f. Crane.
27

g. Template, pass siku.


h. Clamp roll.
i. Kunci segi empat.

3. Alat – alat Keselamatan Kerja

a. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari
karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat,benda panas,cairan
kimia dll..

Gambar25. Sepatu Pelindung

b. Helm Pelindung

Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang biasa


mengenai kepala secara langsung.

Gambar 26. Helm Pelindung


28

c. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja


ditempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan
dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.

Gambar 27. Sarung Tangan

d. Kaca Mata

Berguna sebagai pelindung mata saat sedang bekerja. Alat ini


melindungi mata dari partikel – partikel kecil, debu, radiasi, dll.
Contohnya saat membubut.

Gambar 28. kaca mata pelindung


4. Langkah pengerjaan
a. Hidupkan mesin.
b. Nyalakan lampu penerangan.
c. Putar filter oli, pelumasan semua bagian-bagian yang sudah ditentukan.
d. Siapkan alat-alat kerja.
e. Tentukan roll yang akan dkerjakan, bersihkan.
29

f. Pasang clamp roll yang akan dikerjakan.


g. Naikan roll ke mesin dengan menggunakan crane.
h. Kencangkan center putar.
i. Lepas rantai crane.
j. Kendorkan center putar untuk posisikan clamp roll sesuai chuck head stock.
k. Bila sudah, kencangkan kembali center putar dan tutup penguncinya.
l. Kencangkan semua chuck head stock.
m. Bersihkan bagian roll yang akan di dial indicator. Kencangkan rahang chuck
sesuai hasil dial indicator,
n. Bila sudah, tentukan template dan pasang dimesin.
o. Tentukan kira-kira pisau dan lampu tracer sama pada bagian tengah.
p. Kemudian kencangkan template.
q. Hidupkan tombol ON pada mesin, roll berputar,.
r. Atur jarak siku dengan cara sentuhkan pisau pada bagian sisi barel, bila
sudah atur tracer hingga lampu tracer menyala (putar dengan perasaan)
s. Mundurkan dengan handle keluar dan mundurkan pula tracer agar tidak
menabrak template.
t. Geser pisau untuk menyentuh sisi diameter roll.
u. Bila sudah, atur tracer hingga lampu menyala.
v. Mundurkan handle sedikit saja kemudian geser pisau ke sisi barel kiri.
w. Sentuhkan pisau hingga lampu menyala, bila kurang atur jarak siku dengan
memutar untuk dimaju mundurkan templatenya.
x. Geser pisau kearah keluar sisi kiri, kemudian geser pula tracer kearah
mundur.
y. Kemudian masukan tebal pemakanan diameter. (untuk mesin WDK 400 max
pemakanan 5mm, untuk mesin WDK 300 max pemakanan 3mm).
z. Majukan manual pisau agar tidak terlalu jauh.
aa. Kemudian tentukan arah pisau pemakanan, tekan tombol auto.
30

bb. Bila sudah memakan sebagian diameter, gunakan tracer automatic dengan
cara matikan tombol auto, majukan tracer hinggal lampu menyala, jangan
lupa untuk dikunci, kemudian ganti arah pisau, dan spindle auto, tekan
tombol auto kembali.
cc. Tunggu.
dd. Check pass groove hasil pembubutan dengan templates.
ee. Bila diameter kurang/tidak sesuai pass groove, masukan kembali tebal
pemakanan. Kemudian arahkan auto dengan mengubah arah pemakanan
pisau. Bila sudah memakan beberapa diameter lakukan auto tracer kemudian
ganti tombol copyng arah tersebut. Arahkan spindle ke auto kemudian tekan
tombol auto.
ff. Tunggu.
gg. Bila sudah sesuai, kikis sisi roll agar tidak terlalu tajam. matikan off putaran
roll.
hh. Buka clamping saw box head stock.
ii. Turunkan roll tersebut dengan menggunakan crane.
jj. Buka clamp roll.
kk. Bersihkan mesin dengan majun & kuas, serta diberi oli.
ll. Masukan alat kerja yang sudah dipakai.
mm. OFF kan mesin kemudian cabut sekring lampu penerangan.
nn. Buat laporan kerja pada hari tersebut.
oo. Isi record sheet No. Rs/WR01/501.

Anda mungkin juga menyukai