Anda di halaman 1dari 3

Anti Tax Avoidance

Tax avoidance sendiri merupakan suatu upaya yang dilakukan wajib pajak untuk
menghindari, serta mengurangi beban pajak secara legal atau dengan kata lain tidak
melanggar undang-undang yang berlaku. Pemerintah memberi batasan kriteria penetuan suatu
kegiatan termasuk sebagai tax avoidance antara lain:
1. Hampir selalu ada unsur tidak sah (artificial) untuk itu atau, untuk
menempatkan ini dengan cara lain, berbagai pengaturan dalam skema yang
tidak memiliki bisnis atau tujuan ekonomi sebagai tujuan utama mereka
2. Kerahasiaan juga mungkin bentuk penghindaran modern
3. Penghindaran pajak sering mengambil keuntungan dari celah dalam hukum
atau menerapkan ketentuan hukum, untuk tujuan yang tidak dimaksudkan
mereka.
Dalam sudut pandang pemerintah, tax avoidance cenderung tidak dapat diterima karena
merupakan suatu bentuk pengurangan pajak. Berbeda dengan tax planning yang merupakan
penghindaran pajak yang masih diterima oleh pemerintah.
Dalam menghadapi skema-skema unacceptable tax avoidance atau aggressive tax
planning seperti tersebut di atas, umumnya suatu negara menerbitkan ketentuan pencegahan
penghindaran pajak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan sebagai
berikut ini:
a. Specific Anti Avoidance Rule (SAAR), yaitu ketentuan anti penghindaran
pajak atas transaksi seperti (i) transfer pricing, (ii) thin capitalization, (iii)
treaty shopping, dan (iv) controlled foreign corporation (CFC).
b. General Anti Avoidance Rule (GAAR), yaitu ketentuan anti penghindaran
pajak untuk mencegah transaksi yang semata-mata dilakukan oleh Wajib Pajak
yang semata-mata untuk tujuan penghindaran pajak atau transaksi yang tidak
mempunyai substansi bisnis.
No Ketentuan Undang-Undang Perpajakan Domestik dan P3B GAAR SAAR Anti -
Abuse
1 Pasal 4 U U PPh Nomor 36/2008 √
(Substance Over Form)
2 Pasal 18 ayat (1) U U PPb Nomor 36/2008 √
{Thin Capitalization)
3 Pasal 18 aval (2) U U PPb Nomor 36/2008 √
(Controlled Foreign Corporation)
4 Pasal 18 avat (3) U U PPb Nomor 36/2008 √
(Transfer Pricing, Arm's Length Principle, Transfer Pricing Audit,
MAP,
5 Pasal 26 UU PPh , √
PER-61/62-2009 jo PER-24/25-2010 dan SE – 04/PJ.34/2005
Beneficial Ownership Test
6 Pasal 26 P3B √
P M K 60/PMK/2004 dan PER-67/PJ/2009
Pertukaran Informasi (Exchange of Information)
7 PER-61/62-2009 jo PER-24/25-2010 √
Anti-Penyalahgunaan P3B (Anti-Treaty Shopping)
8 P3B Indonesia - USA √
Limitation on Benefit Test

Tujuan Penghindaran Pajak Berganda

Adapun tujuan penghindraan pajak berganda sebagaimana disimpulkan oleh Baker


adalah sebagai berikut:

1. Mengeliminasi perpajakan berganda untuk mencegah sesuatu yang tidak


mempunyai harapan (keputusasaan) dari perdagangan dan investasi
internasional dan arus pergerakan orang;
2. Menyediakan kepastian karena kepada rezim pajak yang dihadapi oleh
para investor dan pengusaha-juga menghindari keputusasaan
perdagangan dan investasi internasional;
3. Menyediakan kerjasama antara otoritas pajak untuk memerangi
penghindaran pajak dan penggelapan pajak;
4. Menyediakan pertukaran informasi dengan pandangan untuk memerangi
penghindaran dan penggelapan pajak dan juga tujuan untuk
melaksanakan P3B dan hukum domestik dari negara yang bersangkutan;
5. Mengeliminasi bentuk diskriminasi pajak tertentu;
6. Membagi penerimaan pajak antara kedua negara;
7. Menyediakan bantuan kerjasama dalam menagih penerimaan pajak;
8. "Membentuk hubungan fiskal" antara otoritas yang berwenang dari kedua
negara.

Anda mungkin juga menyukai