Anda di halaman 1dari 17

A.

INVESTASI DALAM SEKURITAS


1. Tinjauan Umum Investasi Dalam Sekuritas
Aktivitas investasi suatu entitas merupakan aktivitas yang berkaitan dengan
kepemilikan sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya. Sekuritas ini
mencakup sertifikat deposito, saham preferen dan saham biasa, serta obligasi
korporasi dan pemerintah. Investasi dalam sekuritas yang mudah dipasarkan
berkaitan dengan dua siklus lainnya. Dividen dan bunga yang diterima dalam
investasi itu merupakan transaksi penerimaan kas sebagai bagian dari siklus
pendapatan. Pembelian sekuritas secara tunai melibatkan transaksi pengeluaran
kas sebagai bagian dari siklus pengeluaran.
2. Tujuan Audit
Berikut disajikan tabel mengenai tujuan audit khusus untuk setiap asersi
manajemen yang berkaitan dengan rekening – rekening yang dipengaruhi oleh
transaksi investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.
Kategori
Tujuan Audit Saldo Rekening
Transaksi
Keberadaan Pendapatan investasi, Investasi jangka pendek dan
atau keuntungaan dan kerugian yang jangka panjang yang dicatat
Keterjadian direalisasi, serta keuntungan dan merupakan investasi yang ada
kerugian penahanan yang belum pada tanggal neraca (AT2).
direalisasi termasuk dalam laba
yang dihasilkan dari transaksi dan
peristiwa yang terjadi selama
periode berjalan (AT1)
Kelengkapan Pengaruh dari semua transaksi Semua investasi jangka
dan peristiwa investasi selama pendek dan jangka panjang
periode berjalan terhadap laporan termasuk dalam akun
laba rugi termasuk dalam akun- investasi dalam neraca (L2)
akun laporan laba rugi (L1)
Hak dan Semua investasi yang dicatat
Kewajiban dimiliki oleh entitas yang
melaporkan (HK1)

1
Penilaian atau Pendapatan investasi, dan Investasi dilaporkan di neraca
Alokasi keuntungan serta kerugian yang pada nilai wajar, harga pokok,
direalisasi dan belum direalisasi biaya yang diamortisasi, atau
dilaporkan pada jumlah yang jumlah yang ditentukan oleh
benar (NA1) metode ekuitas, sama seperti
untuk investasi tertentu
(NA2)
Penyajian dan Saldo setelah diidentifikasi
Pengungkapan dan diklasifikasikan dengan
tepat dalam laporan keuangan
(SU1)
Pengungkapan yang tepat
dibuat berkenaan dengan (1)
investasi hubungan istimewa,
(2) dasar untuk menilai
investasi, dan (3) pengadaan
investasi sebagai agunan
(SU2).

3. Pertimbangan Perencanaan Audit

a) Materialitas

Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat material
bagi solvensi jangka pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas semacam
itu jarang bersifat signifikan bagi hasil operasi entitas di luar sektor jasa
keuangan. Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka panjang dapat
bersifat material baik bagi neraca maupun laporan laba rugi, tergantung pada
entitasnya.

b) Risiko Inheren

Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume
transaksi investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan
aktiva yang mudah dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat
menjadi rumit. Dengan menyajikan secara salah klasifikasi yang tepat dari

2
suatu investasi, manajemen dapat menunda atau mempercepat pengakuan
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba. Lebih lanjut,
nilai wajar, bila diperlukan, mungkin sulit untuk ditentukan atau mungkin
mudah berubah. Jadi, faktor-faktor ini, apabila berlaku, dapat menyebabkan
tingkat risiko inheren yang tinggi untuk asersi penilaian atau alokasi serta
penyajian dan pengungkapan.

c) Risiko Prosedur Analitis

Prosedur analitis dapat membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun


sebelumnya, atau dapat membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah
investasi dan laba investasi dengan yang dianggarkan atau dokumentasi lain
dari rencana manajemen. Perbedaan yang tidak diharapkan, dapat
menunjukkan salah saji berkenaan dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, penilaian atau alokasi, dan penyajian serta pengungkapan.

d) Risiko Pengendalian

Wewenang dan tanggung jawab atas transaksi investasi harus ditetapkan pada
pejabat perusahaan seperti bendaharawan. Individu ini haruslah orang yang (1)
mempunyai integritas yang tidak dapat disangkal, (2) memiliki pengetahuan
dan keahlian yang diperlukan bagi seseorang yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan transaksi semacam itu, (3) menyadari pentingnya mengamati
semua prosedur pengendalian yang ditetapkan, dan (4) dapat membantu
anggota manajemen lain yang berpartisipasi dalam membuat penilaian awal
serta berlanjut atas risiko yang berkaitan dengan masing-masing investasi.
Sistem informasi dan komunikasi harus mencakup dan menyimpan semua data
tentang harga pokok, nilai wajar, dan data lainnya yang diperlukan untuk
setiap metode akuntansi bagi berbagai kategori investasi dalam sekuritas
ekuitas dan hutang, baik pada tanggal akuisisi maupun tanggal pelaporan
berikutnya.

4. Dokumen dan Catatan Yang Umum.

3
 Sertifikat saham (stock certificate). Suatu formulir tercetak yang
menunjukkan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham
dalam sebuah korporasi.
 Sertifikat obligasi (bond certificate). Suatu formulir tercetak yang
menunjukkan jumlah obligasi yang dimiliki oleh pemegang obligasi.
 Kontrak obligasi (bond indenture). Suatu kontrak yang menyatakan syarat
dari obligasi yang diterbitkan oleh sebuah korporasi.
 Pemberitahuan pialang (broker’s advice). Suatu dokumen yang diterbitkan
oleh pialang yang menetapkan harga pertukaran dari transaksi investasi; ini
merupakan dokumen sumber yang utama untuk mencatat transaksi investasi.
 Laporan pialang (broker’s statement). Suatu laporan bulanan yang
diterbitkan pialang yang merinci sekuritas yang disimpan oleh pialang
tersebut, harga pokoknya, dan nilai pasar wajarnya pada akhir bulan.
 Buku harian (book of original entry). Jurnal umum digunakan untuk
mencatat pos-pos seperti akrual pendapatan bunga obligasi, penyesuaian pasar
menurut metode nilai wajar, dan laba yang dihasilkan menurut metode
akuntansi ekuitas.
 Buku tambahan investasi (investment subsidiary ledger). Buku tambahan
yang terpisah dapat digunakan untuk setiap kelas investasi yang berbeda
apabila perusahaan mempunyai portofolio yang terdiri dari banyak investasi
yang berlainan.
5. Fungsi-Fungsi Dan Pengendalian Yang Berkaitan.
 Mengotorisasi transaksi investasi:
 Pembelian sekuritas. Pembelian dilakukan sesuai dengan otorisasi
manajemen.
 Penjualan sekuritas. Penjualan dilakukan sesuai dengan otorisasi
manajemen.
 Menerima atau menyerahkan sekuritas:
 Penerimaan/pengamanan/penyerahan sekuritas. Sekuritas biasanya
ditahan di tempat yang aman oleh seorang pialang, yang bertanggung
jawab untuk mengamankan sekuritas bersama dengan penerimaan dan
penyerahan sekuritas entitas bersangkutan.

4
 Penerimaan laba periodik. Cek-cek dividen dan bunga segera
disetorkan secara utuh. Apabila sekuritas disimpan di tempat yang
aman, maka dividen dan pendapatan bunga akan disetorkan langsung
ke akun entitas oleh pialang.
 Mencatat transaksi:
 Pencatatan pembelian, penjualan, dan laba. Transaksi dicatat
berdasarkan dokumentasi pendukung yang tepat; tugas untuk mencatat
transaksi dan menyelenggarakan pengawasan sekuritas harus
dipisahkan.
 Pencatatan penyesuaian pasar dan reklasifikasi. Perubahan nilai
wajar dan situasi yang bersangkutan dengan klasifikasi yang tepat atas
investasi secara periodik harus dianalisis dan dicatat.
 Penerimaan dan pengeluaran kas:
 Penerimaan kas. Prosedur pengendalian harus memberikan kepastian
yang layak bahwa dokumentasi yang menetapkan akuntabilitas telah
diciptakan untuk penerimaan kas dan penjualan investasi dan untuk
transfer dana dari akun pialang ke rekening giro utama.
 Pengeluaran kas. Pengeluaran kas untuk menyelesaikan pembelian
investasi harus mencakup perbandingan pengeluaran dengan
pemberitahuan pialang yang mendasari dan pengendalian atas transfer
dana ke akun pialang dari rekening giro utama.
 Penilaian kerja investasi dan pelaporannya:
 Menilai kinerja dan pelaporan investasi. Review kinerja dilakukan
oleh manajemen untuk mendeteksi kinerja investasi yang buruk
dan/atau pelaporan yang salah, termasuk perbandingan saldo investasi
dan tingkat pengembalian atas berbagai kelas investasi dengan jumlah
yang dianggarkan, dan penilaian kelayakan klasifikasi dari masing-
masing investasi.

5
B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS INVESTASI
Dalam hal ini, pengujian substantif atas investasi terdiri dari :
1. Menentukan Risiko Deteksi
Apabila entitas menghasilkan arus kas bebas yang mencukupi untuk mempunyai
volume aktivitas investasi yang signifikan, auditor akan perlu mempertimbangkan
pengendalian spesifik atas aktivitas-aktivitas itu. Karena penilaian risiko inheren
dan pengendalian relevan dapat sangat bervariasi disebabkan oleh berbagai jenis
investasi serta situasi yang ada di antara entitas, maka, tingkat risiko deteksi yang
adpat diterima juga akan bervariasi secara signifikan di antara entitas dan di
antara kategori asersi bagi entitas yang sama. Sekali lagi, kesulitan dalam
merancang pengendalian untuk menilai risiko secara memadai berkaitan dengan
(1) penggunaan nilai wajar, bila diperlukan, dan (2) klasifikasi yang tepat atas
investasi yang seringkali berarti bahwa tingkat risiko deteksi yang rendah yang
dapat diterima untuk pengujian rincian biasanya ditetapkan untuk asersi
penilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan.
2. Merancang Pengujian Substantif
 Prosedur Awal
Yaitu, pertama, auditor mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri
klien. Merupakan hal yang penting bagi auditor untuk memahami pendorong
ekonomi yang memungkinkan suatu entitas melakukan aktivitas investasi.
Kedua, kecocokan antara saldo investasi awal dengan jumlah yang diaudit
dalam kertas kerja tahun sebelumnya diverifikasi.
 Prosedur Analitis
Prosedur analitis untuk saldo investasi mencakup keterkaitan di antara akun-
akun spesifik selama periode berjalan dan perbandingan dengan data tahun
sebelumnya, jumlah yang dianggarkan, dan ekspektasi lainnya. Ketika
melaksanakan prosedur analitis atas laba investasi, adalah penting untuk
memahami kebijakan investasi entitas berkenaan dengan proporsi investasi
dalam sekuritas pemerintah, obligasi korporasi, dan sekuritas ekuitas. Auditor
harus mengevaluasi kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas
investasi secara terpisah, berdasarkan kinerja pasar terakhir.

6
 Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian rincian transaksi secara khusus akan dapat menjadi efektif sebagai
suatu pendekatan audit apabila entitas tersebut mempunyai volume transaksi
yang rendah. Pengujian substantif ini terdiri dari vouching ke masing-masing
ayat debet dan kredit dalam berbagai akun investasi. Sementara pendekatan
lainnya ke akun investasi atau akun penyesuaian pasar yang bertalian dapat
divouch ke dokumentasi yang memverifikasi kenaikan nilai wajar yang harus
diakui dalam akun-akun itu. Pengetahuan tentang akuntansi yang tepat untuk
aktivitas investasi yang mempengaruhi saldo investasi lainnya dapat
memberitahu auditor mengenai sumber dari mana debet dan kredit itu dapat
divouching. Dokumentasi juga dapat berguna dalam menentukan apakah debet
dan kredit telah dilakukan ke akun-akun yang tepat (klasifikasi yang tepat).
 Pengujian Rincian Saldo
1) Memeriksa dan Menghitung Sekuritas yang ada di Tangan
Pengujian ini biasanya dilaksanakan secara serentak dengan perhitungan
auditor atas kas dan instrumen lainnya yang dapat dinegosiasikan. Dalam
melaksanakan pengujian ini, (1) petugas yang menyimpan sekuritas harus
hadir sepanjang perhitungan, (2) suatu tanda terima harus diperoleh dari
petugas tersebut ketika sekuritas dikembalikan, dan (3) semua sekuritas
harus berada di bawah kendali auditor sampai perhitungan selesai. Dalam
memeriksa sekuritas, auditor harus mengamati hal-hal seperti nomor
sertifikat pada dokumen, nama pemilik (yang harus nama klien, baik
secara langsung maupun melalui endorsemen), uraian tentang sekuritas
itu, jumlah saham (atau obligasi), dan nama penerbitnya.
2) Mengkonfirmasi Sekuritas yang Disimpan oleh Pihak Lain
Konfirmasi ini harus diminta pada tanggal sekuritas yang ditahan oleh
klien itu sedang dihitung. Auditor harus mengendalikan pengiriman
melalui pos dan menerima jawaban langsung dari petuga penyimpanan
sekuritas. Jika sekuritas ditahan oleh kreditor sebagai jaminan atas
pinjkaman atau ditempatkan pada pihak ketiga (escrow) sesuai perintah
pengadilan, maka konfirmasi harus dikirimkan kepada petugas yang
ditunjuk.
3) Menghitung Kembali Pendapatan Investasi yang Dihasilkan

7
Laba dari investasi dapat diverifikasi dengan bukti dokumenter dan
dihitung ulang. Auditor dapat secara independen memverifikasi
pendapatan dividen dengan merujuk pada tanggal pengumuman, jumlah,
dan tanggal pembayaran yang diperlihatkan dalam buku catatan dividen.
Verifikasi pendapatan dividen biasanya digabungkan ke dalam skedul
investasi. Bunga yang dihasilkan dan bunga yang dipungut atas investasi
dalam obligasi dapat diverifikasi dengan menelaah surat berharga dan
tanggal pembayaran yang ditunjukkan pada sertifikat obligasi.
 Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi
1) Klasifikasi Investasi yang Tepat
Ketika mengevaluasi maksud manajemen berkenaan dengan suatu
investasi, auditor harus menentukan apakah aktivitas investasi manajemen
mendukung atau bertentangan dengan maksud manajemen yang telah
dinyatakan. Auditor juga harus mempertimbangkan kemampuan
manajemen untuk menahan sekuritas hutang sampai jatuh tempo
mengingat posisi keuangan klien, kebutuhan modal kerja, dan kemampuan
untuk menghasilkan arus kas operasi. Akhirnya, auditor biasanya harus
mendapatkan representasi tertulis dari manajemen yang mengkonfirmasi
kelayakan klasifikasi sekuritas.
2) Mengaudit Nilai Wajar Investasi
Jika investasi dicatat pada nilai wajarnya, maka auditor harus
mendapatkan bukti yang mendukung nilai wajar itu. Sumber yang umum
untuk mendukung nilai wjar sekuritas adalah harga pasar kutipan yang
diperoleh dari publikasi keuangan atau estimasi nilai wajar yang diperoleh
dari pialang-dealer serta sumber pihak ketiga lainnya. Auditor dapat
menganggap perlu untuk melibatkan seorang spesialis dalam menilai
estimasi nilai wajar entitas atau model-model yang bertalian.
 Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP
Pengujian substantif yang dilakukan terdahulu harus memberikan banyak
bukti yang diperlukan auditor untuk menentukan apakah saldo investasi telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan.
Berkaitan dengan klasifikasi lancar dan tidak lancar, atau perdagangan lawan

8
tersedia untuk dijual, auditor juga harus mengadakan tanya-jawab dengan
manajemen menyangkut maksudnya dalam hal periode penahanan, dsb.

C. SALDO KAS

Saldo kas meliputi penerimaan di tangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji.
1. Hubungan Saldo Kas dengan Siklus Transaksi
Siklus pembiayaan dan siklus investasi keduanya dapat menaikkan dan
menurunkan kas, sementara siklus pendapatan akan menaikkan kas, dan siklus
pengeluaran serta jasa personalia akan menurunkan kas. Bagi banyak entitas,
volume transaksi siklus pendapatan dan pengeluaran dapat berjumlah besar,
demikian juga dengan siklus jasa personalia.
2. Tujuan Audit
Kategori Asersi Tujuan Audit Saldo Rekening
Keberadaan atau Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca (AT1)
Keterjadian
Kelengkapan Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua
transaksi kas yang telah terjadi (L1).
Transfer kas akhir tahun di antara bank telah dicatat pada
periode yang tepat (L2).
Hak dan Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang
Kewajiban diperlihatkan pada tanggal neraca (HK1)
Penilaian atau Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah yang
Alokasi dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul pendukung
(NA1).
Penyajian dan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan
Pengungkapan tepat dalam beraca (SU1).
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi,
dan pemabatasan lain padanya atas kas telah diungkapkan
dengan tepat (SU2).
3. Pertimbangan Perencanaan Audit

a) Materialitas

9
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu
titik waktu yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil, dan seringkali
tidak material. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus
transaksi yang mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-
akun selama suatu periode waktu benar-benar dapat sangat material. Dalam
kenyataannya, volume transaksi yang mempengaruhi kas biasanya lebih besar
daripada untuk setiap akun lainnya dalam laporan keuangan.

b) Risiko Inheren

Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat saldo inheren yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian
serta kelengkapan. Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah untuk
dicuri karena berbagai jenis bentuk kecurangan yang melibatkan kas telah
terbukti. Akan tetapi, risiko yang berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban,
penilaian atau alokasi, dan panyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat
minimal karena tidak adanya kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran
akuntansi, estimasi, dan pengungkapan.

c) Risiko Prosedur Analitis

Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan


peramalan atau anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo
kas minimum dan investasi atas kelebihan kas. Biasanya lebih efektif bagi
perusahaan untuk membandingkan saldo kas dengan anggaran dan kebijakan
perusahaan karena masing-masing kebutuhan kas dari berbagai entitas
seringkali bersifat unik.

d) Risiko Pengendalian

Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi rutin yang


dapat dikendaliakn oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga
dapat memungkinkan auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat
yang rendah. Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak
auditor akan mengevauasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan

10
memastikan bahwa setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah
dikomunikasikan dengan jelas kepada manajemen.

D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS

Dalam bagian ini, istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang ditahan dan di bank,
tidak termasuk kas kecil dan dana imprest lainnya.
1. Penentuan Risiko Deteksi
Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan.
Metodologi untuk menggabungkan penilaian risiko pengendalian atas asersi
kelompok transaksi dappat digunakan dalam menentukan penilaian risiko
pengendalian untuk asersi saldo kas. Model risiko audit atau matriks risiko
kemudian dapat digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat
diterima atas setiap asersi saldo kas.
2. Perancangan Pengujian Substantif
 Prosedur Awal
Auditor harus memastikan bahwa dia telah memperoleh pemahaman tentang
bisnis entitas dan pentingnya saldo kas bagi entitas tersebut. Titik awal untuk
memverifikasi saldo kas adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke
saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (apabila
dapat diterapkan). Berikutnya, aktivitas selama periode berjalan dalam akun
buku besar kas harus dikaji ulang menyangkut setiap ayat jurnal signifikan
yang bersifat tidak biasa atau jumlah yang memerlukan penyelidikan khusus.
Di samping itu, setiap skedul yang dibuat oleh klien yang menunjukkan
ikhtisar penerimaan kas yang belum disetor pada lokasi yang berbeda dan/atau
ikhtisar saldo bank juga harus diperoleh.
 Prosedur Analitis
Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien ke
klien lainnya. Efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah bukti
yang diperlukan dari pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang
dibutuhkan apabila datanya tidak sesuai dengan pengharapan yang

11
dikembangkan dari anggaran atau peramalan kas, atau kebijakan perusahaan
mengenai investasi kelebihan kas.
 Pengujian Rincian Transaksi
1) Melaksanakan Pengujian Pisah-Batas Kas
Dua pengujian pisah-batas kas yang harus dilakukan, yaitu : (1) pengujian
pisah batas penrimaan kas dan (2) pengujian pisah-batas pengeluaran kas.
Penggunaan laporan pisah-batas bank juga berguna dalam menentukan
apakah pisah- batas kas yang tepat telah dilakukan.
2) Menelusuri Transfer antar Bank
Apabila terjadi transfer bank, maka beberapa hari (dikenal dengan periode
mengambang) umumnya akan berlalu sebeblum cek itu dikliring di bank
pada waktu ditarik. jadi setoran kas per catatan bank akan lebih saji
selama periode ini, karena cek itu akan termasuk dalam saldo bank yang
menerima setoran dan belum akan dikurangkan dari bank yang ceknya
ditarik. Transfer bank juga dapat menimbulkan salah saji saldo bank per
pembukuan jika pengeluaran dan penerimaan tidak dicatat pada periode
akuntansi yang sama. Secara sengaja mencatat transfer bank sebagai
setoran di bank penerima dan tidak menunjukkan pengurangan dari akun
bank tempat transfer cek ditarik merupakan suatu penyimpangan yang
dikenal sebagai kiting. Kiting juga dapat digunakan untuk
menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank pada tanggal
laporan. Kiting dapat dideteksi dengan menelusuri transfer bank atau juga
bisa dideteksi dengan (1) mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-
batas bank karena cek yang dikiting dan dikliring pada bulan Januari akan
tidak tampak pada daftar cek yang beredar untuk bulan Desember dan (2)
melaksanakan pengujian pisah-batas kas karena cek terakhir yang
diterbitkan pada bulan Desember tidak akan dicatat dalam register cek.
Seorang auditor memerlukan bukti tentang keabsahan transfer bank atau,
sebaliknya, dapat terjadi salah saji. Bukti ini diperoleh dengan
menyiapkan skedul transfer bank. Data yang akan dicantumkan pada
skedul itu diperoleh dari analisis atas ayat jurnal kas per pembukuan dan
laporan bank serta pisah-batas bank yang berlaku. Skedul itu
mencantumkan semua transfer cek yang diterbitkan pada atau mendekati

12
akhir tahun fiskal klien, dan menunjukkan tanggal cek itu dicatat oleh
klien serta bank.
 Pengujian Rincian Saldo
1) Menghitung Kas di Tangan
Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:
- Mengendalikan semua instrumen kas dan yang dapat dinegosiasikan
yang ditahan oleh klien sampai semua uang telah dihitung.
- Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu.
- Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada
waktu mengembalikan uang kepada klien.
- Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan
kepada klien, baik secara langsung atau melalui endorsemen.
2) Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank
Merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk mendapatkan konfirmasi
bank mengenai saldo kas dan pinjaman di bank pada tanggal neraca.
Permintaan konfirmasi disiapkan rangkap dua dan ditandatangani oleh
penandatanganan cek yang berwenang dari klien. kedua salinan itu lalu
dikirm ke bank, dan aslinya dikembalikan kepada auditor. Untuk
memastikan kompetensi bukti dari prosedur ini, auditor secara pribadi
harus mengirimkan permintaan ini dalam amplop dengan alamat
pengembalian sendiri dan jawabannya harus dikembalikan langsung ke
auditor oleh bank. Permintaan konfirmasi bank harus dikirimkan ke semua
bank di mana klien mempunyai suatu akun, termasuk yang saldonya nol
pada akhir tahun.
3) Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank
Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo
kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini
kredit dengan bank mungkin mengharuskan peminjam mempertahankan
saldo kas di bank. Jumlah minimum yang disyaratkan dikenal sebagai
saldo kompensasi. Jika, sesudah menilai risiko inheren dan pengendalian,
auditor merasa yakin bahwa perjanjian tersebut ada, maka ia harus
mengirimkan surat konfirmasi kepada bank. Surat itu secara spesifik harus
mengidentifikasi informasi yang diminta dan ditandatangani oleh klien.

13
Lebih lanjut, surat itu harus dikirim ke pejabat bank yang bertanggung
jawab atas hubungan klien dengan bank karena akan mempercepat proses
konfirmasi dan mempertinggi kualitas bukti yang diperoleh auditor. Akan
tetapi, tidak diharuskan melakukan pencarian yang terinci atas catatan
bank.
4) Memeriksa sepintas, Mereview atau Menyusun Rekonsiliasi Bank
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat
menscan rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi
ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka
auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien. Jika risiko deteksi rendah,
maka auditor dapat menyiapkan rekonsiliasi bank dengan menggunakan
data bank di tempat klien. Jika risiko deteksi sangat rendah atau auditor
mencurigai kemungkinan adanya salah saji yang material, maka auditor
dapat memperoleh laporan bank akhir tahun langsung dari bank dan
menyiapkan rekonsiliasi bank. Bukti yang diberikan oleh rekonsiliasi bank
umumnya belum mencukupi untuk memverifikasi saldo kas di bank
karena adanya ketidakpastian berkenaan dengan dua pos rekonsiliasi yang
paling penting: (1) setoran dalam perjalan dan (2) cek yang beredar. Bukti
tersebut hanya dapat diperoleh engan menelusuri pos-pos ini ke laporan
bank dalam periode akuntansi berikutnya.
 Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas bank
Laporan pisah-batas bank adalah suatu laporan bank pada tanggal sesudah
tanggal neraca. Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan
memberitahukan agar hal itu dikirm langsung kepada auditor. Setelah
menerima laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo
bank terlampir, auditor harus:
- Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar
yang tercantum pada rekonsiliasi bank.
Auditor juga dapat menemukan bahwa cek periode sebelumnya belum
tercantum pada daftar cek yang beredar yang telah dikliring oleh bank
dan beberapa cek yang terdaftar sebagai cek yang beredar belum
dikliring oleh bank. Apabila pengaruh agregat dari cek yang belum
dikliring bersifat material, amak hal ini dapat menunjukkan suatu

14
penyimpangan yang dikenal sebagai window dressing, yaitu suatu upaya
yang disengaja untuk melebihsajikan solvensi jangka pendek
perusahaan. Dalam kasus semacam itu, auditor harus menelusuri sek-sek
yang belum dikliring ke register cek serta dokumentasi pendukung dan,
jika perlu, meminta keterangan kepada bendaharawan.
- Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke setoran
pada laporan pisah-batas.
Merupakan hal yang relatif sederhana karena setoran pertama pada
laporan pisah-batas harus merupakan setoran dalam perjalanan yang
diperlihatkan pada rekonsiliasi
- Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk hal-
hal yang tidak biasa.
Auditor harus waspada terhadap pos-pos seperti debet dan kredit bank
yang tidak tercatat serta kesalahan dan koreksi bank.
 Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP
Kas harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar di neraca. Akan
tetapi, kas dana pelunasan obligasi dianggap sebagai investasi jangka panjang.
Selain itu, harus ada pengungkapan yang tepat mengenai perjanjian dengan
bank. suatu overdraft bank (cerukan) biasanya dilaporkan sebagai kewajiban
lancar.

E. PERTIMBANGAN LAIN
1. Pengujian untuk Mendeteksi Lapping
Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk lapping
tersedia apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku
besar piutang usaha. Pengujian untuk mendetksi lapping hanya dapat
dilaksanakan apabila risiko pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah
sedang atau tinggi. Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lapping:
 Mengkonfirmasi piutang usaha
 Melakukan perhitungan kas secara mendadak.

15
 Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip
setoran harian yang berkaitan.
2. Pembuatan Pengujian Kas
Pengujian kas adalah suatu rekonsiliasi serentak atas transaksi dan saldo menurut
laporan bank dengan data dalam pembukuan klien untuk suatu periode waktu
tertentu. Periode waktu yang dicakup dalam rekonsiliasi ini bisa satu bulan
interim atau lebih. Pengujian ini dilakukan hanya apabila auditor menginginkan
agar tingkat risiko deteksi yang rendah untuk saldo bank bisa dicapai.

F. JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN SEKURITAS


YANG MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS

Berikut ini adalah beberapa peluang bernilai tambah yang penting, yang dapat
diberikan akuntan publik dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama
audit atas sekuritas yang mudah dipasarkan dan saldo kas.
 Menentukan asumsi-asumsi penting berkenaan dengan penerimaan kas dan
pembayaran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas.
 Membantu manajemen dalam mengembangkan model-model peramalan saldo
kas, pinjaman yang diperlukan, ataupotensi kelebihan saldo kas yang tersedia
untuk investasi.
 Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti peruabhan
kebijakan kredit atau perubahan manajemen persediaan, yang akan
meningkatkan arus kas.
 Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi
jangka pendek kelebihan kas.
 Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas
investasi jangka pendek atas kelebihan kas.

16
Daftar Pustaka

Al Haryono Yusuf. 2002. Auditing buku II. Yogyakarta : STIE YKPN

17

Anda mungkin juga menyukai