1.2. Tujuan
Secara umum Kegiatan Perencanaan ini bertujuan untuk :
1. Sebagai Perencanaan tambang: development, dan eksploitasi
2. Perencanaan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik acuan kerja di
lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor
BAB I. PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang dasar-dasar teori dan referensi Tugas MPD tersebut.
BAB III. METODOLOGI
Metode analisis yang digunakan adalah menggunakan Metode Irisan
(Slices method).
BAB IV. VALIDASI PROGRAM
Berisi tentang perbandingan hasil perhitungan manual yang telah ada
dengan hasil perhitungan program komputer yang kami buat sebagai
validasi program serta pembahasan terhadap hasil-hasil tersebut.
BAB V. PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
keterangan :
10 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Untuk batubara dengan kemiringan lapisan kurang dari 30 derajat,
daerah dalam radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan
sumberdaya terukur dan daerah radius 400-1200 m adalah untuk
perhitungan sumberdaya terunjuk. Sedangkan untuk batubara dengan
kemiringan lebih dari 30 derajat, radius lingkaran-lingkaran dicari
harga proyeksinya ke permukaan terlebih dahulu. Tonase batubara
diperkirakan dengan rumus sebagai berikut :
A x B x C = tonase batubara
Keterangan :
11 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Dalam melakukan perhitungan cadangan, parameter-parameter yang
penting adalah :
1. Ketebalan dan luas
2. Kadar dari bijih
3. Berat jenis bijih
12 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
g. Kemiringan lapisan batubara berkisar antar 8 – 35 derajat.
B. Tahapan Penambangan
Terdapat dua pendekatan rancangan tambang terbuka yaitu :
a. Mempertimbangkan persoalan tahapan pemindahan material per
blok untuk memenuhi produksi.
b. Mempertimbangkan pemindahan material yang berhubungan
sangat erat dengan peralatan yang digunakan.
Pada tambang terbuka daerah penambangan cukup luas sehingga
memungkinkan pemakaian alat-alat yang besar. Dalam pemilihan metoda
penambangan perlu memperhatikan pertimbangan teknis yang didasarkan atas :
a. Faktor geografi dan geologi
b. Lokasi :penentuan pemakaian alat penambangan
c. Curah hujan, temperatur, iklim dan ketinggian akan berpengaruh
terhadap produktifitas alat.
d. Faktor geologi yang berpengaruh seperti keadaan permukaan,
jumlah lapisan batubara, kemiringan batubara, dan ketebalan
tanah penutup.
e. Ukuran dan distribusi lapisan batubara
f. Ketersediaan peralatan dan kesesuaian dengan peralatan lain
g. Geoteknik
h. Umur tambang
i. Produksi
j. Sistem Penambangan Batubara
13 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
f. Teknik penambangan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh
kondisi geologi dan topografi daerah yang akan ditambang.
Kegiatan penambangan selalu menimbulkan pengaruh terhadap
lingkungan, oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam
penambangan harus mengetahui/mengerti akibat-akibat yang mungkin akan
ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga dapat diusahakan dampak
negatif yang sekecil mungkin.
Contoh jenis peralatan tambang dan peralatan bantu utama yang akan
digunakan dalam sistem penambangan seperti yang telah diuraikan di atas adalah
seperti yang terlihat pada Tabel 2.1
Aktivitas Peralatan/Bahan
Buldoser dengan single shank
Pembongkaran, penggaruan, dan
(giant) ripper dan double
penggusuran
shank ripper
- Alat bor : CRD dan
Kompresor
- Bahan peledak : ANFO
(bahan peledak utama) dan
Pemboran dan peledakan Power Gel (primer)
- - Alat bantu peledakan :
NONEL, sumbu ledak,
sumbu api, plain
detonator.
Penggalian dan pemuatan Shovel dan backhoe
Pengangkutan Truk jungkit
14 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
C. Cadangan Tertambang
Seperti telah dijelaskan dalam Kajian Geologi Tambang, perhitungan
cadangan tertambang dilakukan dengan perhitungan dilakukan dengan metode
penampang atau metode lainnya.
D. Strategi Penambangan
Perancangan penambangan pada daerah tambang pada umumnya
dilakukan berdasarkan batasan nisbah kupas.
A. Rencana Produksi
Semua perusahaan tambang merencanakan beroperasi dengan tingkat
produksi batubara per tahun. Produksi tahun ke-1 biasanya lebih kecil dari tahun-
tahun berikutnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada tahun
awal penambangan selain kegiatan penambangan juga diperlukan berbagai
kegiatan lainnya seperti persiapan permuka kerja, pembuatan jalan ke outside
dump, dan lain sebagainya.
Rencana produksi untuk setiap tahun memperhatikan pengaruh curah
hujan terhadap produksi batubara.
Rencana produksi bertahap seperti yang dijelaskan di atas selanjutnya
menjadi panduan untuk menentukan batas kemajuan penambangan setiap tahun.
1. Kriteria Penambangan
Kriteria penambangan pada umumnya dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut :
a. Faktor struktur geologi
b. Faktor geoteknik
c. Faktor hidrologi dan hidrogeologi
d. Data dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan :
1) Waktu kerja
2) Sifat fisik material
15 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
3) Efisiensi kerja peralatan
B. Rancangan Penambangan
1) Permuka kerja penambangan
Permuka kerja penambangan adalah medan kerja di mana kegiatan
penggalian/penambangan batubara sedang berlangsung. Satu
permuka kerja membutuhkan satu armada peralatan tambang yang
terdiri dari satu unit alat gali-muat dengan beberapa unit alat angkut
dan dibantu satu unit alat garu-dorong. Dalam satu pit
penambangan mungkin terdapat satu atau lebih permuka kerja. Jika
pit cukup luas dan dengan alasan kebutuhan produksi maka
beberapa permuka kerja dapat beroperasi secara bersamaan.
Banyaknya permuka kerja yang harus beroperasi dalam
penambangan ditentukan oleh jumlah armada peralatan
penambangan batubara yang dibutuhkan berdasarkan target
produksi.
2) Batas penambangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan batas tambang
terbuka adalah batas Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi,
penyebaran lapisan batubara, dimensi lereng aman, rencana
produksi, nisbah kupas, aliran sungai, dan jalan negara yang
melewati tambang tersebut.
Penentuan batas lereng akhir tambang juga mengacu pada nisbah
kupas dan dimensi maksimum lereng yang aman berdasarkan
rekomendasi Kajian Geoteknik. Rencana produksi akan
menentukan batas pit yang akan ditambang setiap tahun dengan
nisbah kupas tertentu.
Batas penambangan tiap semester/tahun baik ke arah lateral (luas
bukaan tambang) maupun vertikal (posisi lantai tambang)
diwujudkan dalam peta kemajuan tambang tiap tahun.
16 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
3) Arah dan urutan penambangan
Arah kemajuan penambangan adalah dari daerah singkapan ke arah
tegak lurus jurus lapisan batubara sampai lereng akhir
penambangan, kemudian bergerak maju ke daerah penambangan
tahun berikutnya mengikuti penyebaran lapisan batubara.
Pemilihan urut-urutan penambangan terutama didasarkan pada
pertimbangan teknis operasional serta cadangan yang ada
4) Kegiatan Penambangan
Penambangan batubara biasanya dilakukan dengan
siklus konvensional yaitu menggunakan kombinasi
peralatan shovel/ backhoe dan truk jungkit serta buldoser. Metode
ini mempunyai fleksibilitas dan selektivitas dalam penggalian,
serta ketersedian alat baik jenis maupun ukuran di pasaran.
Operasi penambangan setiap tahunnya terdiri kegiatan
pembersihan lahan yang dilaksanakan terlebih dahulu, kemudian
diikuti dengan penggalian/ pemberaian, pemuatan dan
pengangkutan yang dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.
Artinya, sementara kegiatan pembersihan lahan terus berlangsung
dan setelah luas lahan yang dibersihkan cukup dan aman untuk
tempat kerja alat gali, maka kegiatan penggalian/pemberaian dapat
segera dimulai. Kegiatan ini diikuti dengan kegiatan pemuatan dan
pengangkutan, baik untuk batubara maupun lapisan penutup.
5) Pembersihan lahan
Untuk menyediakan tempat kerja bagi alat gali-muat dan alat
angkut perlu dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ini
dilakukan terhadap vegetasi/pohon-pohon yang terdapat di sekitar
daerah operasi penambangan dengan menggunakan buldoser.
6) Penanganan tanah pucuk
Pertimbangan penanaman kembali daerah bekas tambang untuk
mengurangi kerusakan lingkungan (reklamasi) memerlukan suatu
17 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
strategi untuk penanganan tanah pucuk. Tanah pucuk ini nantinya
akan disebar pada bagian teratas dari tumpukan lapisan penutup,
baik di lokasioutside dump maupun di lokasi backfilling.
Tanah pucuk akan dikupas dan dimuat ke dalam truk jungkit
dengan menggunakan alat muat kemudian diangkut ke lokasi
penimbunan dan langsung disebar di atas timbunan lapisan
penutup, kecuali pada awal penambangan karena belum ada
timbunan lapisan penutup maka tanah pucuk akan ditumpuk di
dekat lokasi outside dump sebelum disebar di atas timbunan
lapisan penutup.
7) Penggalian/pemberaian, pemuatan dan pengangkutan lapisan
penutup
Seperti telah diuraikan sebelumnya, teknik penggalian yang
direkomendasikan adalah :
a. Penggalian bebas untuk tanah pucuk
b. Penggaruan untuk batubara, mudstone,
sebagian sandstone dan siltstone
c. Peledakan untuk sebagian batuan keras, bila ada.
Oleh sebab itu penanganan lapisan penutup (overburden dan
interburden) akan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Penggalian/pemberaian
Pemuatan
Pemuatan lapisan penutup ke dalam alat angkut baik dari
hasil penggaruan maupun hasil peledakan adalah
menggunakan alat muat.
Pengangkutan
Pengangkutan lapisan penutup ke lokasi penimbunan
adalah menggunakan truk jungkit.
18 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
8) Penggalian/pemberaian, pemuatan dan pengangkutan batubara
Pada umumnya penanganan lapisan batubara akan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Penggaruan
b. Penggaruan batubara dengan menggunakan buldoser yang
dapat dilengkapi dengan single/double shank ripper.
c. Pemuatan
d. Pemuatan batubara ke dalam alat angkut menggunakan alat
muat.
e. Pengangkutan
f. Pengangkutan lapisan batubara ke ROM
stockpile menggunakan truk jungkit (rigid truck).
9) Jalan tambang
Yang dimaksud dengan jalan tambang adalah jalan yang
menghubungkan permuka kerja dengan lokasi ROM stockpile dan
lokasi penimbunan lapisan penutup. Jalan tambang disiapkan untuk
untuk dua jalur pengangkutan truk jungkit.
10) Perencanaan penimbunan lapisan penutup
Dalam perencanaan penimbunan lapisan penutup, penimbunan di
lokasi outside dump hanya akan dilaksanakan sampai tersedianya
daerah bekas penambangan yang cukup luas untuk dapat
melaksanakan backfilling. Cara seperti ini selain mengurangi biaya
produksi (karena jarak angkut lapisan penutup berkurang) juga
mengurangi kerusakan lingkungan akibat bekas penambangan.
Dengan backfilling lubang-lubang bekas tambang diisi kembali
sehingga persiapan pelaksanaan reklamasi dapat segera berjalan.
Untuk keperluan penimbunan di luar pit ini telah dipilih lokasi
timbunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
penimbunan tanah adalah sebagai berikut :
a. jarak yang tidak terlalu jauh dari permuka kerja tambang
19 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
b. tidak ada cadangan batubara di bawah lokasi yang dipilih
c. tidak mengganggu daerah yang akan ditambang
d. topografi permukaan berupa lembah.
Untuk menjaga agar lereng timbunan tetap aman, perancangan
penimbunan tanah di luar pit maupun backfilling selalu mengikuti
dimensi timbunan yang telah direkomendasikan oleh Kajian
Geoteknik.
11) Kebutuhan Peralatan
Kebutuhan alat-alat tambang dihitung dengan cara membagi target
produksi per jam dengan produktivitas alat per jam. Target
produksi per jam didapatkan dengan cara membagi target produksi
per tahun dengan jam kerja efektif alat per tahun.
Peralatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi peralatan
tambang utama dan peralatan penunjang.
- Toolbar
Toolbar adalah sekumpulan ikon yang berhubungan dengan fungsi
tertentu. Ikon merepresentasikan salah satu fungsi yang ada pada grup
menu.
20 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
- Navigator
Navigator berfungsi seperti Windows Explorer. Melalui navigator, kita
bisa mengelola file yang ada, menyalin file, membubuhkan file, membuat
folder baru dan lain-lain.
- Preview Pane
Preview pane menampilkan data string tanpa harus membukanya ke
dalam jendela grafis.
Tampilan Surpac memiliki 10 area berbeda:
1. Menu
2. Toolbar
3. Navigator
4. Preview pane
5. Legend pane
6. Graphic
7. Properties pane
8. Layers pane
9. Status bar
10. Message window
Data2 di surpac
a. String merupakan data kumpulan koordinat / data lapangan tanpa ada
database (x,y,z)point garis segment format *.str
b. DTM : Digital Terrin Modeling format *.dtm hasil pengolahan dari
data string berupa surface
c. Geological database format *.ddb bentuk data titik bor berupa tabel
dan visual
d. Survey daabase format *.sdb hasil pengukuran dilapangan memiliki
database berupa tabel seperti x, y, z, lokasi, surveyor, tgl pengukuran.
e. Block Model format *.mdl berisi informasi spasial dan database.
f. Plotfile format *.dwf layout
21 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
g. Macros format *.tcl sebuah program yang dibuat untuk mempercepat
proses pengolahan
h. Plugins bentuk data yang di support oleh surpac misal AutoCAD,
ArcGIS
i. Styles File format *.ssi untuk merubah warna dan jenis objek bukan
data tapi settingan
Format Data String
Format file yang umum digunakan untuk menyimpan informasi dalam
Surpac berupa file string (*.str). Sebuah file string berisi informasi koordinat
sebuah titik atau lebih, dan deskripsi titik-titik tersebut. Sangat penting untuk
memahami bagaimana aturan-aturan sebuah data untuk disimpan dalam sebuah
file string, agar pekerjaan menjadi lebih efektif. Data dalam file string
diklasifikasikan menjadi:
a. Point (titik);
b. Segment (garis); dan
c. String (polyline).
Setiap titik dalam sebuah file string dikelompokkan pada sebuah segmen,
barU kemudian merupakan kumpulan data string. Jenis-jenis string adalah
sebagai berikut:
a. String terbuka (open);
b. String tertutup (closed); dan
c. Spot height.
Titik, segment dan string dapat memiliki sebuah atau lebih informasi
deskriptif yang berhubungan dengannya, tersimpan dalam kolom deskripsi.
Kolom deskriptif diberi nama sesuai urutannya, D1, D2, D3 dan seterusnya.
String, segment dan titik diidentifikasikan berdasarkan nomor uniknya
22 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
secara alamiah atau dibentuk oleh manusia dengan tujuan tertentu. Jika
permukaan membentuk suatu kemiringan maka komponen massa tanah di atas
bidang gelincir cenderung akan bergerak ke arah bawah akibat gravitasi. Jika
komponen gaya berat yang terjadi cukup besar, dapat mengakibatkan longsor
pada lereng tersebut. Kondisi ini dapat dicegah jika gaya dorong (driving force)
tidak melampaui gaya perlawanan yang berasal dari kekuatan geser tanah
sepanjang bidang longsor seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut
23 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
jauh di bawah ujung dasar dinamakan longsor dasar (base failure) seperti pada
Gambar 2.2. Lengkung kelongsorannya dinamakan lingkaran titik tengah
(midpoint circle) (Braja M. Das, 2002). Proses menghitung dan membandingkan
tegangan geser yang terbentuk sepanjang permukaan longsor yang paling
mungkin dengan kekuatan geser dari tanah yang bersangkutan dinamakan
dengan Analisis Stabilitas Lereng (Slope Stability Analysis).
24 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Bagian yang bersifat gesekan, yang sebanding dengan tegangan
efektif yang bekerja pada bidang geser
Kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan rumus :
S = C’ + ( τ - µ ) tan φ (2.1)
dimana :
S = kekuatan geser
τ = tegangan total pada bidang geser
µ = tegangan air pori
C’= kohesi efektif
φ = sudut geser dalam efektif
25 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
dimana
FK = faktor keamanan
R = gaya penahan
T = gaya yang menyebabkan gelincir
Jika
FK < 1 benda akan bergerak
FK = 1 benda dalam keadaan FK > 1 benda akan diam
26 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
menentukan faktor keamanannya. Secara umum, faktor keamanan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
FK = τf /τd
Dimana :
FK = angka keamanan terhadap kekuatan tanah.
τf = kekuatan geser rata-rata dari tanah.
τd = Tegangan geser rata-rata yang bekerja sepanjang bidang
longsor.
Kekuatan geser suatu lahan terdiri dari dua komponen, friksi dan
kohesi, dan dapat ditulis,
τ f = c + σ tan φ
dimana,
c = kohesi tanah penahan
φ = sudut geser penahan
σ = tegangan normal rata-rata pada permukaan bidang longsor.
27 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Tabel 2. 2.
Keamanan Minimum Stabilitas Lereng
Resiko tinggi jika ada konsekuensi terhadap manusia cukup besar (ada
pemukiman), dan atau bangunan sangat mahal, dan atau sangat penting. Resiko
menengah bila ada konsekuensi terhadap manusia tetapi sedikit (bukan
pemukiman), dan atau bangunan tidak begitu mahal dan atau tidak begitu
28 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
penting.Resiko rendah bila tidak ada konsekuensi terhadap manusia dan
terhadap bangunan (sangat murah) (SKBI-2.3.06, 1987).
Kekuatan geser maksimum adalah harga puncak dan dipakai apabila
massa tanah/batuan yang potensial longsor tidak mempunyai bidang
diskontinuitas (perlapisan, rekahan, sesar dan sebagainya) dan belum pernah
mengalami gerakan.Kekuatan residual dipakai apabila :
a. massa tanah/batuan yang potensial bergerak mempunyai bidang
diskontinuitas, dan atau
b. (ii) pernah bergerak (walaupun tidak mempunyai bidang
diskontinuitas) (SKBI-2.3.06, 1987).
29 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
yang merupakan busur lingkaran berjari-jari = r. Pusat lingkaran terletak pada
O.
Dengan memperhatikan satu satuan tebal yang tegak lurus pada bagian
yang ditinjau, maka berat tanah yang berada di atas lengkung (kurva) AED dapat
diketahui melalui W = W1 + W2, dengan (Braja M. Das, 2002) :
W1 = (luasan FCDEF) × (γ)
Atau
W2 = (luasan ABFEA) × (γ)
Momen gaya terhadap titik O yang menyebabkan ketidakstabilan lereng
adalah :
M d = W1l1 – W2l2
dengan l1 dan l2 adalah lengan momen.
30 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
lingkaran yang menunjukkan permukaan bidang longsor. Tanah yang berada di
atas bidang.
Longsor dibagi menjadi beberapa irisan tegak. Lebar dari setiap irisan
tidak harus sama. Dengan meninjau satu satuan tebal tegak lurus irisan melintang
lereng seperti Gambar (2.5), gaya-gaya yang bekerja pada irisan tertentu (irisan
no. n) ditunjukkan pada Gambar (2.6). Wn adalah berat irisan.
Gaya-gaya Nr dan Tr adalah komponen tegak dan sejajar dari reaksi R.
Pn dan Pn+1 adalah gaya normal yang bekerja pada sisi-sisi irisan. Demikian
pula, gaya geser yang bekerja pada sisi irisan adalah Tn dan Tn+1.
Secara sederhana, tegangan air pori diasumsikan nol. Gaya Pn, Pn+1, Tn
dan Tn+1 sulit untuk ditentukan. Akan tetapi kita dapat membuat suatu asumsi
pendekatan bahwa besarnya resultan dari Pn dan Tn adalah sama besar dengan
resultan dari Pn+1 dan Tn+1 dan juga garis-garis kerjanya segaris (Braja M. Das,
2002). Untuk pengamatan kesetimbangan :
N r = Wn cos αn
Harga αn adalah positif jika lereng bidang longsor yang merupakan sisi
bawah dari irisan, berada pada kwadran yang sama dengan lereng muka tanah
31 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
yang merupakan sisi atas dari irisan. Untuk mendapatkan angka keamanan
yang minimum yaitu angka keamanan untuk lingkaran kritis, beberapa
percobaan dibuat dengan cara mengubah letak pusat lingkaran yang dicoba.
Metode ini umumnya dikenal sebagai Metode Irisan Sederhana (Ordinary
Method of Slice) (Braja M. Das, 2002).
Untuk mudahnya, suatu lereng dalam tanah yang homogen ditunjukkan
pada Gambar (2.5) dan (2.6). Akan tetapi metode irisan dapat dikembangkan
untuk lereng yang berlapis-lapis seperti pada Gambar (2.7). Prosedur umum
dari analisis stabilitas tanah adalah sama. Tetapi ada beberapa hal yang perlu
diingat. Selama menggunakan persamaan untuk menghitung angka keamanan,
harga-harga φ dan c tidak akan sama untuk semua potongan.
Sebagai contoh, untuk potongan no. 3 (Gambar 2.9) kita harus
menggunakan sudut geser φ = φ 3 dan kohesi c = c3; serupa untuk potongan
no. 2, φ = φ 2 dan c = c2 (Braja M. Das, 2002).
Gambar 2. 6.Analisis stabilitas dengan metode irisan untuk tanah yang berlapis
A. Fellenius
Cara ini dapat dipakai pada lereng-lereng dengan kondisi isotropis, non
isotropis dan berlapis-lapis. Massa tanah yang bergerak diandaikan terdiri atas
32 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
beberapa elemen vertikal. Lebar elemen dapat diambil tidak sama dan
sedemikian sehingga lengkung busur di dasar elemen dapat dianggap garis lurus
(SKBI2.3.06, 1987). Berat ”total” tanah/batuan pada suatu elemen (Wt) temasuk
beban luar yang bekerja pada permukaan lereng (Gambar 2.10 dan 2.11). Wt
diuraikan dalam komponen tegak lurus dan tangensial pada dasar elemen.
Dengan cara ini pengaruh gaya T dan E yang bekeja di samping elemen
diabaikan. keamanan adalah perbandingan momen penahan longsoran dengan
penyebab longsor.
Pada Gambar 2.7 momen tahanan geser pada bidang longsoran adalah
(SKBI-2.3.06, 1987) :
M penahan = R . r
dimana R adalah gaya geser dan r adalah jari-jari bidang longsoran. Tahanan
geser pada dasar tiap elemen adalah :
R = S. l = l ( c’ + σ tan φ ’) ; σ = Wt cos α
1
Momen penahan yang ada sebesar :
Mpenahan = r ( c’ l + Wt cos σ tan φ ’)
Komponen tangensial Wt bekerja sebagai penyebab longsoran
menimbulkan momen penyebab :
M penyebab = ( Wt sin α ) . r
Faktor keamanan dari lereng menjadi :
33 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Gambar 2. 7.Sistem gaya pada cara Fellenius
B. Bishop
Cara analisis yang dibuat oleh A.W. Bishop (1955) menggunakan cara
elemen dimana gaya yang bekerja pada tiap elemen ditunjukkan seperti pada
Gambar 2.8 Persyaratan keseimbangan yang diterapkan pada elemen yang
membentuk lereng tersebut. Faktor keamanan terhadap keruntuhan didefinisikan
sebagai perbandingan kekuatan geser maksimum yang dimiliki tanah di bidang
longsoran (Stersedia) dengan tahanan geser yang diperlukan untuk
keseimbangan (Sperlu) (SKBI-2.3.06, 1987).
34 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Gambar 2. 8.Persyaratan keseimbangan
35 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
BAB III
METODOLOGI
36 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
mengecil dari tengah ke tepi endapan. Volume dapat dihitung dengan
cara
menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian
mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.
c. Metode Model Blok (Grid)
Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah metode
penaksiran, terdapat bermacam-macam metode penaksiran yang bisa
dilakukan yaitu metode klasik yang terdiri dari NNP (Neighborhood
Nearest Point) dan IDW (Inverse Distance Weighting) serta metode non
klasik yaitu penaksiran dengan menggunakan Kriging. Metode Kriging
adalah yang paling baik dalam hal ketepatan penaksirannya
(interpolasi), metode ini sudah memasukkan aspek spasial (posisi) dari
titik referensi yang akan digunakan untuk menaksir suatu titik tertentu.
d. Metode Poligon (area of influence)
Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang konvensional.
Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif
homogen dan mempunyai geometri yang sederhana. Kadar pada suatu
luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang berada di
tengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan
metoda poligon daerah pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh
dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik contoh dengan satu
garis sumbu
37 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Gambar 3. 1.Pendekatan teknis lereng
2. Pembacaan data
38 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Gambar 3. 2.Menentukan daerah pusat rotasi
39 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Gambar 3. 3.Batasan menentukan jari-jari 1
40 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Gambar 3. 5.Batasan menentukan jari-jari 3
7. Membagi pias
Lereng yang berada di atas bidang gelincir dalam penelitian ini dibagi
menjadi seratus pias-pias tegak. Garis m1 dibagi menjadi sepuluh titik, garis m2
dan n masing-masing dibagi menjadi lima belas titik. Dari hasil analisis yang
sudah kami lakukan dengan program komputer pembagian pias dan titik ini
sudah cukup didapatkan hasil akurat. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat
41 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
lagi dapat dilakukan dengan Pembagian yang lebih teliti. Akan tetapi program
komputer menjadi sangat berat akibat proses iterasinya yang terlalu banyak. h)
Jika ingin menghitung FK secara otomatis maka dilanjutkan dengan perhitungan
FK secara otomatis seperti pada langkah (i) dan selanjutnya. Jika ingin
menghitung FK secara manual dengan menginput xpusat, ypusat dan R.
Dilanjutkan dengan menghitung luas (A), berat tanah (W), dan panjang busur
(L) bidang longsor dari tiap-tiap pias (slice) yang secara lengkap seperti pada
langkah (j). Kemudian menghitung FK yang secara lengkap seperti pada langkah
(k).
8. Perhitungan FK
Secara otomatis dengan cara menentukan xpusat, ypusat dan R secara
coba-coba dengan syarat :
ypusat > y1 (ypusat lebih besar dari y titik 1) ƒ
xb > x4 ƒ
R tidak melebihi lapisan
dasar Jika tidak memenuhi syarat maka iterasi diulang dengan mengambil
xpusat, y pusat dan R yang memenuhi syarat.
11. Selesai.
42 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
BAB IV
VALIDASI PROGRAM
43 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
dan perhitungan dengan menggunakan pilihan program FK minimum untuk
mendapatkan FK minimum.
Berdasarkan gambar korelasi di atas kerjakanlah soal berikut:
Tabel 4. 1.Properties Material Analisis Kemantapan Lereng
44 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
c. Dari kedua soal di atas apakah batubara di atas bila di tambang
bernilai ekonomis,. Jelaskan secara lengkap.
2. Apabila model dari Bench di atas di berikan 1 jenjang lagi apakah nilai
FK nya masih bernilai aman atau tidak, berikan penjelasan dari
pernyataan anda apabila mengatakan ia atau tidak. cari kadar batubara di
internet. Kadar batubara tiap kelompok tidak boleh sama.
Hitung Faktor Keamanan menggunakan Software Rocscience Slide
1. Pemodelan geometri lereng
Yang akan dianalisis bisa dilakukan langsung di Rocscience Slide.
Tetapi untuk memenuhi geometri sesuai dengan kondisi asli cara ini
kurang teliti. Untuk itu pemodelan dilakukan dengan software lain.
Dalam Skripsi ini pemodelan dilakukan dengan mengambil data
topografi lereng didepan FSC area yang terbaru dan dimasukkan ke
dalam software AutoCad. Untuk mempermudah menganalisis kestabilan
lereng, maka data topografi dibagi menjadi 3 section. Selanjutnya section
tersebut dimodifikasi dengan AutoCAD sesuai dengan geometri desain
yang diinginkan.
Section yang akan disajikan ke Rocscience Slide juga bisa dipersempit
hanya pada bagian yang akan dianilisis. Setelah geometri siap
selanjutnya adalah memasukkan geometri tersebut ke Rocscience Slide.
Setelah aplikasi Rocscience Slide dibuka langkah pertama adalah
membuat nama file baru. Kemudian mengambil gambar dalam format
dxf melalui langkah file-import-importdxf. Pertama kali kita harus
mengimpor external boundary atau batas paling luar dari section yang
dianalisis. Setelah itu impor material boundary. Dalam sebuah lereng bisa
terdapat beberapa jenis material. Material boundary adalah batas antar
material tersebut.
45 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Langkah-langkah seebagai berikut:
Langkah 1
46 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Langkah 2
47 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Langkah 4
48 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Langkah 5
Metode Fellenius
Interpretasi nilai FoS Rocscience Slide Interpret adalah software
komplemen Slide yang berfungsi untuk melakukan interpretasi nilai FoS hasil
kalkulasi dengan Rocscience Slide. Ketika pertama kali dibuka dari file
Rocscience Slide yang sedang dikerjakan maka Rocscience Slide Interprentasi.
Langkah 6
49 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Langkah 7
Metode Bishop
Metode analisis yang digunakan adalah metode Bishop Simplified dan
Fellenius (Ordinary). Dalam analisisnya Fellenius mengabaikan keseirnbangan
gaya di kedua sisi pias dan massa tanah yang diperkirakan akan runtuh sebagai
satu kesatuan, metode ini merupakan metode dengan prosedur paling sederhana
Serta sebagai dasar sernua metode selanjutnya. Sedangkan metode
Bishopmeniadakan sernua gaya geser antar irisan, narnun keseirnbangan gaya
horisontal diperhitungkan secara keseluruhan. Setiap section mempunyai
geometri yang berbeda dan spesifik sehingga nilai FoS untuk nilai variabel yang
sama terhadap section yang berbeda juga akan berbeda. Oleh karena itu
dilakukan analisis terhadap tiga section yang dianggap bisa mewakili lereng
sehingga akan diperoleh hasil analisis yang komprehensif.
50 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Hasil kalkulasi nilai FoS adalah nilai FoS overall, yaitu yang bidang
gelincirnya melewati daerah yang terbebani, agar pengaruh beban dapat terlihat
dari hasil nilai FoSnya.
Langkah 8
51 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Langkah 10
52 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Menghitung FK secara Manual
Parameter inputan yang dipakai dalam analisis (Data properties material
yang diberikan)
Material γ (kN/m³) c (kPa) φ (º)
Silistone 20,239 54,06 30,767
Claystone 1 20,190 233.95 26.086
Sandstones 20,494 273,148 20,508
Claystones 2 19,671 156,325 29,287
Coal 12,74 280 25
53 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Karena asumsi lereng dalam keadaan kering maka tekanan pori dianggap
bernilai 0 sehingga rμ = 0.
Contoh perhitungan pada irisan 1
54 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
= 33,5303 𝑘𝑁
Perhitungan yang sama berlaku untuk mencari N1 dan N2 untuk
irisan 2 hingga irisan 25. Kemudian nilai N1 dari irisan 1 sampai irisan 25
dijumlahkan, begitu pula dengan nilai N2.
𝜮𝑵 𝟐𝟎𝟕𝟎,𝟐𝟖𝟖
Sehingga 𝑭𝑲 𝜮𝑵𝟐 = = 𝟎, 𝟗𝟖𝟓𝟕, dibulatkan 1.
𝟏 𝟐𝟏𝟎𝟎,𝟒𝟐𝟓
Apabila model dari Bench di atas di berikan 1 jenjang lagi apakah nilai
FK nya
masih bernilai aman atau tidak, berikan penjelasan dari pernyataan anda
apabila mengatakan ia atau tidak
Perhitung Faktor Keamanan menggunakan Software Rocscience Slide
55 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Langkah 1
56 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Langkah 2
57 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Dari data diagram diatas dapat di lihat dan di simpulkan bahwa nilai FK
nyalayak dan masih dalam nilai yang aman setelah di tambahkan satu jenjang.
Hasil analisis antara menggunakan program dan perhitungan teoritis dari buku
referensi menunjukkan selisih atau perbedaan rata-rata 1.57%. Hal ini
dikarenakan tingkat ketelitian perhitungan analisis komputer misalnya pada
perhitungan luasan dari pias-pias pada perhitungan dengan program membagi
luasan tanah menjadi pias-pias yang lebih banyak bila dibandingkan dengan cara
manual yang membagi pias yang biasanya kurang dari 10 pias. Dari hasil validasi
di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa program komputer ini dapat
digunakan untuk menganalisis berbagai jenis lereng. Hasil yang diperoleh dari
hasil analisis program komputer ini dapat dipertanggung jawabkan
58 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
1.membuat database dari data pemboran, kemudian memunculkan
sebaran lubang bor
59 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
2.memunculkan nilai x, y, dan z dari seiap titik bor
60 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
4. meunculkan model endapan batubara
61 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
penutu Penggalian dan pemindahan lapisan penutup (OB/IB) · Penggalian dan
pemindahan batubara
62 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
4.1.5. Tata Cara Pengelolahan dan Pencucian
63 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Batubara ini diangkut ke coal processing plant (CPP) menggunakan
dump truck Hino FM 320 PD kapasitas 30 ton. Batubara dari dump truck
(+200 mm) dapat ditimbun di raw coal stockpile atau langsung
ditumpahkan ke grizzly screen (200 mm). Batubara berukuran -200 mm
masuk ke dalam dump hopper kemudian di angkut ke unit crusher
menggunakan belt conveyor yang berfungsi sebagai feeder. Batubara
berukuran +200 mm yang tertahan di grizzly screen, dipecah secara
manual agar dapat melewati grizzly.
b. Proses Penggerusan (Crushing) dan Pemisahan Ukuran (Screening)
Proses penggerusan bertujuan untuk mereduksi ukuran fraksi batubara
menjadi ukuran yang diharapkan. Proses ini dilakukan melalui beberapa
unit operasi, yaitu :
1. .Primary crusher
Alat ini dapat digunakan untuk mereduksi batubara dari ROM yang
memiliki ukuran -200 + 50 mm menjadi fraksi dengan ukuran yang
memenuhi persyaratan pasar batubara yaitu -50 mm. Produkta yang
keluar dari primary crusher masuk ke vibrating screen dengan
bukaan (opening) 50 mm. Produkta lolos screen (-50 mm) langsung
masuk ke conveyor untuk ditimbun di stockpile.
2. Secondary crusher
Material yang tidak lolos screen 50 mm (oversize) masuk ke
secondary crusher untuk direduksi menjadi .50 mm. Produkta dari
secondary crusher (-50 mm) langsung masuk ke conveyor
bercampur dengan produkta undersize (50 mm) dari primary crusher
sebagai produkta akhir.
3. Proses Transportasi
Produksi batubara berukuran -50 mm (undersize primary crusher dan
secondary crusher) diangkut menggunakan belt conveyor menuju
stockpile. Batubara dimasukkan ke dalam draw down hopper dengan
64 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
bantuan bulldozer dan wheel loader. Selanjutnya batubara diangkut
dengan belt conveyor menuju tongkang (barge).
4. Proses Pencampuran Batubara (blending)
Proses blending produkta batubara bertujuan untuk mendapatkan
kualitas batubara yang diinginkan. Blending produkta batubara
diperlukan bila produkta tidak memenuhi spesifikasi pasar. Faktor-
faktor yang dipertimbangkan dalam blending batubara adalah :
a) Jumlah dan variasi kualitas batubara yang akan di blending
b) Kapasitas atau daya tampung dari stockpile yang digunakan
c) Metode pendistribusian batubara pada stockpile.
Proses blending, memperhatikan lokasi dan kapasitas blender
bunker. Sistem peralatan yang dibutuhkan untuk kepentingan
blending ini dinamakan stacking conveyor. Pendistribusian jumlah
batubara dengan kualitas tertentu dalam pelaksanaan blending
dilakukan dengan mengatur kecepatan pengumpanan (speed
feeders). Monitoring berat masing-masing batubara yang di blending
dilakukan dengan menggunakan alat belt weigher yang dipasang
pada conveyor.
5. Proses Penumpukan Batubara (Stockpiling)
Stockpile batubara adalah tempat yang digunakan untuk
menampung atau menyimpan batubara sementara. Pada unit
pengolahan batubara ini direncanakan dua macam stockpile batubara
yaitu :
a) Stockpile Batubara ROM (Raw Coal Stockpile)
Stockpile ini bermanfaat untuk menghindari berhentinya operasi
di unit pengolahan akibat terganggunya operasi penambangan
pada lokasi penambangan.
b) Stockpile Batubara Bersih (Clean Coal Stockpile)
Stockpile ini digunakan untuk menampung sementara produkta
batubara hasil dari operasi pengolahan. Selanjutnya produkta
65 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
dimuat ke tongkang (barge) untuk diangkut ke pelabuhan
batubara batubara.
66 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
4.2.2. Bagan Alir
UMPAN (FEED)
HOPPER
(+600 mm)
PRIMARY CRUSHER
(150mm)
BELTCONVEYOR 1
BELTCONVEYOR 2
RADIAL STACKER
PRODUK
67 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
ROM
Peremuk 1
Pengayak 1
Peremuk 2
Pengayak 2
Pencucian
Batubara Batubara
Bersih Kotor
68 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
dengan batubara yang berkadar rendah sesuai dengan permintaan pasar atau
pembeli. Melakukan pencucian yaitu pencucian batubara yang mengandung
lumpur serta parting yang terdapat pada batubara dari pit dilakukan pada alat
washing plant. Ukuran recovery adalah -1 mm atau <1mm yaitu undersize dari
vibrating screen 2.
Tahun
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
7
(m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3)
(m3)
Umpan
(ROM) 290376, 289001, 291752,4 289001, 291752, 340753, 240000
yang masuk 935 435 35 435 435 251 ,624
ke CPP
Dari hasil
289932, 288556, 291307,5 288556, 291307, 340308, 239555
pengolahan
008 508 08 508 508 324 ,697
diperoleh
Jenis batubara yang tertambang oleh PT. Tanjung Bunga Coal Resource
ialah batubara jenis antrasit yang mempunyai warna hitam berkilauan (luster)
metalik, dan mempunyai kadar air kurang dari 8%.
69 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Tabel 4. 3.Kualitas Batubara Antrasit
Parameter Nilai
Total Moisture, % 10
Inherent Moisture, % 8
Ash, % 8.34
Volatile Matter, % 42,65
Fixed Carbon, % 41.65
Total Sulphur, % 1
Calorivic Value, kal 7000 (adb)
4.2.4.2 Tailing
70 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langusng maupun tidak langsung, mencemarkan atau merusak lingkungan hidup,
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain.
B. Tailing sebagai sumberdaya
Dilain pihak terdapat pengertian bahwa Tailing merupakan potensi
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai tambah sebagai
produk yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk lain. Dengan
demikian diharapkan menghasilkan nilai tambah dari sekedar limbah yang tidak
termanfaatkan. Pemanfaatan Tailing ini menjadi salah satu tantangan besar dunia
pertambangan karena menjadi isu yang sensitif. Pandangan memanfaatkan
Tailing hasil pertambangan ini sebenarnya telah lama muncul agar Tailing ini
menjadi nilai ekonomis. Tailing pada beberapa bahan galian tambang dapat juga
bermanfaat seperti pada tambang batubara. Limbah batubara pada pertambangan
Antrasit disebut culm. Batubara inferior yang merupakan limbah dari
pertambangn antrasit ini sering digunakan dalam pembakaran Boiler Fluidized
Bed Combustion (FBC). Pada pencucian batubara juga sering tidak dapat
dihindarkan selain batubara ikut tergali juga bahan galian lain seperti lempung
yang bercampur dengan batubara, sehingga untuk menjaga kualitas batubara
yang dihasilkan perlu proses pencucian, batubara fraksi halus dari batubara
dapat terbawa bersama aliran air yang digunakan untuk mencuci, sehingga
proses pencucian dapat menghasilkan ampas berupa batubara halus yang secara
kumulatif dapat dihasilkan dalam jumlah yang besar. Batubara halus ini masih
dapat dimanfatkan diantaranya untuk bahan briket.
4.3. Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya untuk berkembang dan
71 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
mendapatkan laba. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran. Sedangkan menurut W Stanton pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila
ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus
secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan
tersebut.
Adapun konsep pemasaran yang merupakan inti pemasaran meluputi:
kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan;
pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat
membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah
suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan
adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-
kebutuhan yang lebih mendalam. Tujuan utama konsep pemasaran adalah
melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan
sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda
dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan.
A. Desain Strategi Pemasaran (Marketing Strategy Design)
Mendesain strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga
langkah secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar (market
segmentation strategy), kemudian strategi penentuan pasar sasaran (market
targeting strategy) dan yang terakhir adalah strategi penentuan posisi pasar
(market positioning strategy). Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu
strategi untuk memahami struktur pasar dengan cara mengelompokkan pembeli
aktual maupun potensial yang berbeda yang mungkin meminta produk dan atau
bauran pemasaran tersendiri. Kemudian dilakukan penentuan pasar sasaran
untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dilayani. Setelah
72 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
dilakukan penentuan pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah penentuan posisi
pasar, yaitu membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang
membedakan produk dalam pasar.
EVALUATION
IMPLEMENTATION &
CONTROL
73 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
strategi promosi (promotion strategy), serta strategi sumber daya manusia dan
presentasi (people and presentation strategy).
Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran
pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar
sasaran dan memberi manfaat serta kepuasan dalam bentuk barang, jasa,
organisasi, tempat, orang, ide, dan sebagainya. Strategi produk itu sendiri terdiri
dari strategi lini produk dan strategi bauran produk. Strategi produk
membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk,
lini produk, merek, pengemasan, dan pelabelan.
D. Implementasi, Evaluasi, dan Pengendalian (Implementation, Evaluation,
and Control)
Rencana pemasaran harus secara khusus menyangkut pedoman tindakan
yang akan diimplementasikan, siapa yang melakukan pekerjaan tertentu, tanggal
dan lokasi implementasi, serta bagaimana pelaksanaan tersebut akan dilakukan.
Strategi pemasaran merupakan proses pengambilan keputusan secara terus
menerus, melaksanakannya, dan mengukur efektivitasnya setiap saat.
Perencanaan bukan merupakan kegiatan yang pasti, melainkan fleksibel.
Ditinjau dari segi waktu, evaluasi strategis lebih lama dibandingkan dengan
pembuatan rencana. Evaluasi dan pengendalian berhubungan dengan
pengawasan performa dan, jika perlu, mengubah rencana agar sesuai dengan
performa yang telah ditentukan.
Rencana terus dikembangkan, diaplikasikan, dievaluasi, dan disesuaikan
untuk tetap mempertahankan strategi pemasaran yang sesuai dengan sasaran.
Rentang waktu strategi biasanya melebihi satu tahun, oleh sebab itu dalam
pelaksanaannya ditambahkan pengembangan perencanaan tahunan untuk
mengatur kegiatan pemasaran jangka pendek. Biasanya, eksekutif pemasaran
bertanggung jawab mempersiapkan rencana pemasaran. Sebagai contoh,
manajer produk akan menyiapkan rencana sesuai dengan bidang tanggung
jawabnya, mengkoordinasikan dan menerima masukan dari iklan, riset
pemasaran, penjualan, dan bagian pemasaran khusus lainnya. Manajer kelompok
74 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
produk akan mengkonsolidasikan semua rencana dari tiap manajer produk, dan
eksekutif kepala pemasaran akan mengkaji ulang serta menggabungkan rencana
dari semua operasional pemasaran, kemudian membuat rencana induk.
75 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
dan Korea Selatan yang diperkirakan impor batubaranya akan meningkat, karena
PLTU batubara India banyak akan beroperasi di tahun ini dan Korea Selatan
yang pertumbuhan konsumsi listriknya diproyeksi akan meningkat.
Prospek peningkatan dari pasar Asean juga diperkirakan akan terjadi,
seiring cukup baiknya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara Indocina,
sehingga meningkatkan kebutuhan batubara sebagai sumber energi .
Dari permintaan domestik sendiri, tahun ini diharapkan pembangunan
beberapa pembangkit program percepatan pembangunan atau fast track program
(FTP) tahap 1 akan mulai beroperasi tahun ini. Jika program tersebut berhasil,
permintaan domestik Indonesia diperkirakan akan meningkat di 2014.
Dari perkiraan permintaan ke depan tersebut, diperkirakan perusahaan
batubara besar akan tetap meningkatkan jumlah produksinya untuk menutupi
pengurangan pendapatan karena harga yang turun. Sementara itu produksi IUP,
diperkirakan akan menurun secara signifikan akibat tekanan harga yang tidak
dapat menutupi biaya produksi perusahaan.
76 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013. Aturan ini justru lebih
mengkhawatirkan dibandingkan dengan Keputusan Menteri ESDM No. 1991
K/30/MEM/2011 yakni produksi semakin besar yakni 366,042,287 juta ton pada
tahun 2013 sementara tahun 2012 adalah 332 juta ton sedangan untuk penjualan
domestik justru makin mengecil dari 24,72% atau 82,07 juta ton menjadi 20,30%
atau 74,32 juta ton.
Isi Keputusan Menteri ESDM No. 2934 K/30/MEM/2012 tentang
Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara Untuk
Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013.
77 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
4.3.3.1 Dalam Negeri
78 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Hitachi-Naka, pelabuhan untuk jenis kapal capasize kecil untuk Tokyo power
yang direncanakan untuk beroperasi pada tahun 2002.
Harga jual batubara dijepang tergantung dari penawaran/negosiasi
pertahun dimana ditetapkan standard berdasarkan harga patokan bersama
Australia – Jepang. Pada tahun fisikal jepang 1997 harga batubara untuk
pembangkit listrik kejepang adalah US$ 38.30 /metric ton untuk kalori 6700
kcal/kg (ad) produk batubara Australia. Harga ini mengalami penurunan pada
tahun 1996. hal ini dipengaruhi oleh beberapa pembelian oleh konsumen jepang
dalam jumlah yang kecil untuk pembukaan tender dengan menetapkan indicator
pasar yang lebih rendah dari penetapan harga standar sebelumnya. Beberapa
produsen dari Indonesia terkena pinalti oleh penetapan harga batubara dipasar
jepang. Hal ini berpengaruh lebih kecil diindonesia dibandingkan dengan
Australia, tetapi harga yang ditetapkan digunakan sebagai alat control oleh
konsumen jepang untuk menetapkan kontrak dengan produsen Indonesia agar
lebih rendah dari harga standar. Harga ini dijepang diadaptasi oleh konsumen
asia lain sebagai mekanisme untuk benegosiasi agar kontrak lebih rendah.
B. KOREA SELATAN
Tahun 1993, Korea Selatan mengkonsumsi 17,0 juta ton batubara untuk
pembangkit listrik, meningkat menjadi 25,2 juta ton tahun 1995 Australia dan
china sebagai pemasok utama dan batubara dari Indonesia. Menurut Korea
Energi Ekonomis Institute bulan May 1996, permintaan batubara
untuk pembangkit listrik dan industri akan meningkat menjadi 41,2 juta ton pada
tahun 200 dimana 33,0 juta ton akan dikonsumsi oleh industri listrik. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan substansi lebih dari 12,4 juta ton
dikonsumsi oleh industri listrik di tahun 1994 dan sehubungan dengan
perencanaan pembangunan dari penambahan pembangkit listrik berbahan baku
batubara dari 4.476 MW tahun 1994 menjadi 9.578 MW tahun 2000. Dalam 11
bulan pertama tahun 1996 total 17,252 juta ton diimpor oleh Korea Electric
Corporation (Kepco) dibandingkan dengan 14,805 juta ton selama periode yang
79 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
sama pada tahun 1995. Sebuah peningkatan penting untuk impor tahun 1996
menjadi 18,9 juta ton.
Lima Unit pembangkit tenaga listrik dijadwalkan untuk mulai beroperasi
tahun 1997 dengan total kapasitas produksi 2.500 MW. 500 MW pertama oleh
unit Tean No. 3 yang dimulai bulan Maret 1997 diikuti oleh unit Hadong (500
MW) dan unit Samchonpo (500 MW). Selanjutnya 6 unit pembangkit listrik
dengan total kapasisitas produksi 2000 MW dibangun dan beroperasi tahun
1998. pemeintah Korea Selatan mengharapkan impor dari batubara berkadar
sulfur rendah untuk melayani pemerintaan yang bertambah dan memberlakukan
pajak atas sulfur di akhir tahun 1996 dan berlaku untuk semua jenis batubara
dengan level kadar sulfur di atas 0,3%.
Korea Selatan telah menetapkan melalui Departemen perdagangan,
Industri dan Energi untuk mengembangkan program listrik swasta menjadi 6.250
MW untuk pembangunan periode 2001 dan 2002. Power Purchase Agreements
(ppa) akan dinegosiasikan antara kandidat program listrik swasta dan KEPCO
untuk periode kontrak 25 tahun. Pengembangan pembankit listrik tenaga uap di
masa depan akan disesuaikan untuk fasilitas pelabuhan bongkar muat dan dapat
menerima sampai kapal seukuran capasize.
C. FILIPINA
Import batubara untuk pembangkit listrik dan industri oleh Philipina
0,9juta ton di tahun 1993 meningkat menjadi 1,1 juta ton di tahun 1994. pada
saat ini 1,460 MW kapasitas terpasang adalah pembangkit listrik jenis batubara
terdi dari NPC (National Power Corporatin) memiliki 2 x 300 MW dan 755 MW
kapasitas IPP Pagbilao dan Toledo. Batubara dari domestik dari semirara sebagai
bahan baker 300 MW Calaca II disamping sisa import. Proyek pembangkit jenis
batubara sedang dibangun NPC sebesar MW di sual dan 200 MW di Mindanao
oleh swasta direncanakan untuk beroperosi di tahun 1999.
Diharapkan bahwa permintaan import batubara untuk listrik dan indutri
akan meningkat cepat menjadi 6,0 juta ton di tahun 1999 dan lebih banyak 9,0
juta ton di tahun 2002. Sepertinya permintaan ini akan dipenuhi oleh Indonesia
80 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
dan akan dilayani dengan kapal handymax/panamax karena pembatasan di
pelabuhan bongkar muat.pembangkit swasta 1,000 MW di sual akan mempunyai
fasilitas bongkar muat.dan dibangun sebagai palabuhan panamax . denagn
pripatisasi di tahun 1997/98 oleh NPC, semua pembangkit listrik di Philipina
akan berdiri sendiri. Saat ini penyediaan batubara oleh IPP mulai Power
Purchase Agreement (PPA) dengan NPC, tidak seperti pasokan secara langsung
ke IPP seperti di Negara lain.
D. THAILAND
Thailand tahun 1993 Thailand mengimpor hamper 1,0 jutan ton batubara
untuk pembangkit listrik dan industri meningkat 2.332 juta ton ditahun 1995 dan
berkembang dengan import lebih dari 2,9 juta ton ditahun 1996. Tahun 2002
pembangkit swasta akan menggunakan porsi besar dari batubara impor dengan
kapasitas antara 2.100 MW dan 2.800 MW dan sebuah variasi dari pilihan-
pilihan penanganan sedang didata ulang termasuk fasilitas pelabuhan bongkar
dan floating crane sampai pengiriman ponton, disesuaikan dengan kondisi
lingkungan. Indonesia adalah pemasok utama batubara ke Thailand dan secara
substansi perusahaan Thailand sangat aktif untuk mencari sumber-sumber
batubara diIndonesia untuk mengamankan persediaan mereka dimasa
mendatang.
E. CHINA
China adalah produsen dan konsumen terbesar batubara didunia, dan
produksi batubaranya sebagian besar terletak diBarat Laut dan pertumbuhan
yang cepat dalam komsumsi listrik terutama dalam industri dibagian Tenggara
negeri ini. China mengingkatkan import batubara dari 1.6 juta ton ditahun 1995
ke kota-kota dibagian selatan sementara itu juga mengingkatkan ekspor dari
pelabuhan dibagian Utara.
Para penguasa berencana untuk mengembangkan kapasitas pembangkit
jenis batubara dari 100.000 MW pada tahun 1993 menjadi 230.000 MW ditahun
2002. Dengan peningkatan kapasitas ini, kira-kira 70.000 MW harus didukung
oleh beroperasinya berkapasitas dibawah 300 MW.
81 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
Target pemerintah untuk mengekspor batubara sebesar 50.0 juta ton
pertahun sesudah tahun 2000, namun secara infrastruktur tidak dapat dicapai,
kemungkinan import akan mencapai paling tidak 20.0 juta ton pertahun 2002 ke
propinsi-propinsi dibelahan selatan China.
Dalam 10 bulan terakhir pada tahun 1996 Propinsi Selatan China
menurut data statistik, impor yang kebanyakan ke Propinsi Selatan di China
menurut data statistik, impor yang kebanyakan ke propinsi Guangdong tercatat
sebanyak 2,68 juta ton. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan hampir 3
kali lipat dari tahun sebelumya. Propinsi-propinsi lainya yang mengimpor
batubara adalah Zhuhai, Shanghai, Zheijiang, Faujian dan Zhenzhen dimana
import terutama berasal dari Australia dan Indonesia. Saat ini ada rencana untuk
mengembangkan pelabuhan untuk jenis kapal capsize di beilun yang dapat
menerima batubara untuk distribusi dan penjualan dibagian tenggara negeri ini.
China sudah mengurangi pungutan impor batubara dari 12 % menjadi 6 % di
bulan April 1996 untuk men-fasilitas peningkatan “import” batubara.
F. HONGKONG
Pada tahun 1993, Hongkong mengkonsumsi 11,8 juta ton impor
batubara, dan menurun menjadi 9,1 juta ton ditahun 1995 karena menyediakan
listrik nuklir dari Daya Bay Power Station sebesar 1.260 MW yang terletak
daratan China tahun 1994. Kontribusi batubara secara umum dari total kapasitas
produk listrik mengalami penurunan dengan pembangkit listrik tenaga gas yang
direncanakan dialiri dengan pipa gas dari pulau Hainan kedaratan china. Dalam
priode tahun 1995 sampai tahun 2002, 3 unit 350 MW produksi pengkit jenis
batubara menjadi pasokan penting untuk Hong kong Elictric di Lamma.
Diharatan bahwa konsumsi batubara import akan berjumlah kira-kira 12,0 juta
ton per tahun di Hong Kong sesudah tahun 2000 sebesar 4.400 MW di sekitar
propinsi Guangdong telah beroperasi sekitar tahun 2000.
G. TAIWAN
Kapasitas pembangkit listrik di Taiwan secara total mendekati 23.000
MW dimana 6.450 MW adalah dari batubara. Dengan pertumbuhan GDP +/- 8.0
82 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
% dan permintaan energi meningkat sampai 4%, Taipower mengharapkan
kapasitas terpasang meningkat hingga 38.000 MW di tahun 2002. Produksi
kapasitas yang baru sebesar 7.260 MW ditawarkan ke swasta tahun 1995 untuk
beroperasi antara 1998-2002. Tujuh unit proyek telah terpilih untuk pembangkit
jenis batubara berkapasits 3.600 MW. Tender selanjutnya untuk program cepat
telah menghasilkan penambahan 550 MW pembangkit jenis batubara IPP dan
dimulai pada tahun 1998. Antara 2002 dan 2007 akan lebih banyak proyek IPP
yang direncanakan.
Di tahun 1993 Taiwan mengimpor 24,9 juta ton batubara untuk listrik
dan industri dan meningkat menjadi 29,2 juta ton di tahun 1995. Sekitar 65 %
batubara jenis ini yang sekarang dikomsumsi oleh industri listrik Taiwan.
Dengan pembangkit yang baru dibawa pengembangan Taipower dan sektor
swasta, diharapkan adanya penambahan 18.4 juta ton batubara pertahun yang
akan diperlukan pada tahun 2002. Kebijakan import yang ditetapkan akan
diperbaharui untuk memenuhi persyaratan peningkatan impor yang kebanyakan
Australia, Indonesia dan Afrika Selatan. Alur pelabuhan Taichung akan
memerlukan pendalaman untuk memudahkan kapal jenis capasize untuk
melayani arus barang dengan cepat di negeri ini dan pelabuhan yang lain perlu
di kembangkan untuk mendukung persyaratan peningkatan impor batubara.
Keterlambatan telah diperkirakan dalam implementasi proyek IPP dengan
Taipower sehubungan dengan struktur dari power purchase Agreement. Namun
demikian proyek Formosa Plastic Corporate Mailiao sedang diperluas dan
mungkin bertambah kapasitasnya menjadi sebesar 4.200 MW .
H. INDIA
The Central Electricity Autothority (CEA) India telah memprediksi
adanya penigkatan yang besar dalam konsumsi listrik dri kapasitas yang
sekarang terpasang yaitu 83.000 MW dimana kira-kira 53.000 MW adalah jenis
pembangkit batubara.Untuk meningkatkan dan memodernisasi pembangkit-
pembangkitnya, India telah mengalihkan ke sector swasta di bawah perjanjian
BOO sebesar 34.000 MW dari proposal IPP dan 8.000 MW adalah dari batubara
83 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
import. 4.550 MW dari batubara import berdasarkan IPP sudah mendapatkan
persetujuan CEA. Proyek pertama yang mendapatkan persetujuan CEA untuk
batubara import adalah Cogentrix dan China Light and power yang disponsori
1000 MW Mangalore power Company dan mengkonsumsi batubara sebanyak
3,25 juta ton/tahun dengan fasilitas bongkar menggunakan floating crane.
Para penanaman modal dari pembangkit-pembangkit yang baru yang
dekat dengan daerah pasir yakin bahwa pasokan batubara ini lebih di andalkan
dan mempunyai kualitas lebih baik. Meskipun India mempunyai sumber
batubara yang besar namun kualitasnya sangat bervariasi dengan kadar abu yang
tinggi yang terletak di Timur laut India dan jauh dari pusat konsumsi. Tambang
nasional dan peraturan regional.politik dan masalah keamanan akan membawa
pengaruh negatif dari proyeksi pertumbuhan produksi listrik oleh CEA. Namun,
diperkirakan bahwa permintaan batubara import akan meningkat di masa
mendatang. jumlah dari batubara import untuk pembangkit listrik dan
penggunaan industri dapat mencapai 30.0 juta ton pada tahun 2002 dikarenakan
adanya pengurangan bea import dari 35% menjadi 20%.penambahan potensi
dari import batubara untuk listrik dan industri pada tahun 1995 dengan total 1,2
juta ton batubara untuk kebutuhan listrik berasal dari Indonesia, Australia dan
Afrika Selatan. Untuk memenuhi peningkatan permintaan untuk batubara bagi
kebutuhan listrik dan industri harus diimbangi dangan pembangunan pelabuhan
dan fasilitas bongkar muatnya. Ketidak lancaran akan selalu ada karena kapasitas
pelabuhan sekarang terbatas untuk kapal ukuran handimax disebabkan
keterbatasan daya muat. Ada beberapa proposal yang sekarang sedang di kaji
ulang untuk pembangunan kapasitas pelabuhan curah yang lebih besar di
gopalpur, Orissa dan Goa dengan rencana pembangunan untuk tahun 2000 yang
terbukti tidak tercapai karena panjangnya proses pengambilan keputusan di
India.
84 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
4.3.4. Jenis Jumlah dan Harga
A. Jenis
Umumnya cadangan batubara yang terdapat di Indonesia tergolong
berumur tersier, yang terbentuk sekitar 65 juta tahun lalu. Sebagian besar produk
tambang batubara di Indonesia termasuk tipe batubara muda (brown coal) yang
termasuk kategori Ligtit sampai Sub-bituminus, sebagian kecil termasuk
kategori Bituminous dan Antrachite.
Batubara Indonesia dikenal memiliki kadar abu dan kadar belerang yang
rendah, sehingga dengan sifat-sifatnya itu sebagian besar batubar Indonesia lebih
cocok digunakan untuk bahan bakar atau steam coal yang kadar polusinya relatif.
Jenis batubara yang dipasarkan PT. Tanjung Bunga Coal Resources
adalah jenis Antrachite dengan nilai kalori 7000kcal/kg (gal).
B. Jumlah
Dari hasil estimasi cadangan batubara menggunakan metode cross
section di peroleh perhitungan tonase sebesar 2183438,654 ton, sedangkan dari
hasil estimasi dengan bantuan Software Surpac 6.1.2 di peroleh perhitungan
volume sebesar 2032638,55 m3 dengan tonase 2642430,115 ton.
C. Harga
Harga pemasaran batubara PT. Tanjung Bunga Coal Resources dapat
dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 4. 5.Harga Pemasaran Batubara
HARGA/Kg
JENIS KADAR (Kcal) HARGA/Kg (US$)
(Rupiah)
Batubara
7000 Kcal Rp. 1.050.524,5 87,91
Antrachite
85 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis berbagai kasus stabilitas lereng dengan
menggunakan Program Analisis tabilitas Lereng maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
5.2. Saran
1. Pengembangan program perlu dilanjutkan pada kasus lereng yang lebih
kompleks dilengkapi dengan metode perkuatan yang dapat digunakan.
2. Perlu dikembangkan program analisis perhitungan untuk lereng dengan
geometri yang lebih bervariasi dan pendekatan pemodelan lereng yang
sesuai atau mendekati dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
3. Program belum memperhitungkan pengaruh air tanah, beban dan retak
permukaan sehingga program perlu dikembangkan lebih lanjut agar
dapat menyelesaikan kasus-kasus stabilitas lereng yang lebih kompleks.
86 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31108169/Tutorial_Survey_Tambang_dengan_Surp
ac
https://www.academia.edu/11853747/perencanaan_tambang
https://www.academia.edu/5154016/ESTIMASI_CADANGAN_BATUBARA
_DENGAN_MENGGUNAKAN_METODE_CROSS_SECTION_PAD
A_DAERAH_RENCANA_PENAMBANGAN_PIT_F_BLOK_III_SIT
E_AIR_KOTOK_DI_PT._RATU_SAMBAN_MINING_KABUPATE
N_BENGKULU_TENGAH_BENGKULU?email_work_card=title
87 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
LAMPIRAN
88 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N
89 | M I N E P L A N N I N G D E S I G N