Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KERAJAAN ISLAM MUGHAL

MAKALAH
KERAJAAN ISLAM MUGHAL

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Selatan)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Drs. Sumarno, M.Pd.

DISUSUN
OLEH:

ARTI PERMATA SARI


140210302063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-NYA saya bisa
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kerajaan Islam Mughal” dengan tema
“Kebudayaan dan Kejayaan Kerajaan Islam di India”
Tugas makalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Sejarah Asia Selatan.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan saya yang terbatas.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Dalam makalah ini saya menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam mengerjakan makalah ini. Terutama saya ucapkan terima kasih kepada
Bapak Drs. Sumarno, M.Pd yang telah memberi tugas ini.
Akhirnya saya berharap agar makalah yang saya buat bisa bermanfaat.

Jember, September 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan .................................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Asal – usul berdirinya Kerajaan Islam Mughal di India ..................................... 3
2.2. Masa Kemajuan Kerajaan Mughal ...................................................................... 5
2.3. Masa Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal ...................................... 7
2.4. Hasil – hasil Kebudayaan Kerajaan Mughal ....................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
3.2. Saran .................................................................................................................. 13
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sejarah Islam di India menurut Harun Nasution terbagi menjadi tiga periode yaitu periode
klasik, periode pertengahan dan periode modern. Awal mulanya kekuasaan Islam di India
muncul pada periode klasik yakni pada masa Bani Umayyah dibawah kekuasaan Khalifah
Walid bin Abdul Malik pada periode 705-715 M.
Dari ketiga periode tersebut yang paling banyak berperan dalam kekuasaan Islam di India
adalah pada periode pertengahan. Pada periode ini muncul tiga kerajaan Islam yang besar
yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.
Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dari ketiga kerajaan tersebut, berdiri
seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi di Persia. Kerajaan Mughal membawa
keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat itu segenap dunia Islam
mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat membuat bangsa lain tercengang, umat
lain menjadi segan karena kegagahan dan kegigihan sultan – sultannya yang membangun
suatu kerajaan Islam di wilayah belahan Timur dunia.
Kerajaan Mughal merupakan kerajaan islam yang ada di anak benua India, mempunyai
ibu kota yang bernama Delhi. Kerajaan Mughal ini merupakan salah satu peninggalan dari
peradaban Islam di India. Dengan berdirinya kerajaan ini telah menjadi motivasi untuk
membangkitkan kembali peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam dan
hilang. India merupakan tempat atau wilayah tumbuh dan berkembangnya agama Hindu,
maka dengan munculnya Kerajaan Islam di India menyebabkan tenggelamnya peradaban
hindu yang memang sudah lama berdiri.
Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan.
Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya
berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi oleh agama
Islam.
Agama Islam masuk ke India diperkirakan abad ke-7 M. Melalui perdagangan. Dalam
keterangan sejarah tahun 871 telah ada orang Arab yang menetap di India. Hal ini
menunjukkan suatu indikasi bahwa sebelum kerajaan Mughal berdiri, masyarakat India sudah
mengenal Islam. Realita ini dapat dilihat di kota Delhi adanya sebuah bangunan masjid yang
dibangun oleh Qutubuddin Aybak pada tahun1193 M.
Selanjutnya untuk lebih jelas mengetahui tentang kebudayaan dan kejayaan Islam di India
maka disusunlah makalah dengan mengambil contoh munculnya kerajaan Islam Mughal.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Bagaimana Asal – usul berdirinya Kerajaan Islam Mughal di India?
2. Bagaimana masa kemajuan Kerajaan Mughal?
3. Bagaimana masa kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughal?
4. Apa saja hasil – hasil kebudayaan Kerajaan Mughal?

1.3.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui asal – usul kerajaan Islam Mughal di India..
2. Untuk mengetahui masa kemajuan kerajaaan Mughal.
3. Untuk mengetahui masa kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughal.
4. Untuk mengetahui hasil kebudayaan kerajaan Mughal.

1.4.Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebudayaan dan
kejayaan kerajaan islam tumbuh dan berkembang di India, selain itu manfaat lain dengan
adanya makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada generasi penerus bangsa agar
tetap menjaga dan mempelajari sejarah – sejarah yang ada di dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Asal – usul Berdirinya Kerajaan Islam Mughal di India


Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai
puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang
didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India.
Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16
hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan
Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.
Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, Ia lahir pada hari Jum’at 24
Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi Amir di Fergana, turunan langsung
dari Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk, sedangkan Ibunya berasal dari keturunan
Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan ayahnya dan
sekaligus menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda. Meski
Babur berusia sangat muda, namun Ia sangat berani sehingga terlihat usianya lebih matang, Ia
bercita-cita menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat
itu. Untuk Pertama kalinya ia mengalami kekalahan dalam mewujudkan cita-citanya.
Kemudian berkat bantuan Ismail I, Raja Safawi, maka pada tahun 1494 Babur berhasil
menaklukkan kota Samarkand dan pada tahun 1504 menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan.
Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke India yang saat itu diperintah oleh Ibrahim
Lodi. Ketika itu pemerintahan dinasti Lodi sedang mengalami krisis dan pertahanannya mulai
melemah sehingga Babur dengan mudah berhasil mengalahkannya. Dalam upaya menguasai
wilayah India, Babur juga berhasil menaklukkan Punjab tahun 1525. Kemudian pada tahun
1526 dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan sehingga pasukannya
memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya
pemerintahan Babur di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun
1526.
Dalam berdirinya kerajaan Mughal di India ini mengalami pertentangan terutama dari
kalangan Hindu yang tidak menyetujui berdirinya kerajaan Mughal dan segera menyusun
kekuatan gabungan untuk menghancurkan kerajaan Mughal.
Namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu
dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan
Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi
pada tahun 1529. Setelah pertempuran itu setahun kemudian Babur meninggal dunia.
Sepeninggalan Babur, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh Humayun yang ternyata
tetap saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur
Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Tahun 1450 Humayun
mengalami kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia
melarikan diri ke Persia dan menyususun kekuatan di tempat perasingannya. Ketika itu Persia
dipimpin oleh penguasa Safawiyyah yang bernama Tahmasp.
Setelah 15 tahun menyusun kekuatan dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil
menegakkan kembali kekuasaan Mughal di delhi pada tahun 1555. Ia mengalahkan
kekuasaan Khan Syah dan setahun kemudian ia meninggal dunia.
Sepeninggal Humayun, kerajaan Mughal dipimpin oleh anaknya yang berusia 14 tahun
yakni Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar yang lebih dikenal dengan sebutan Akbar,
dan dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M, memerintah pada tahun 1556 – 1605 M.
Pada masa pemerintahan Akbar inilah kerajaan Mughal mengalami puncak kejayaannya baik
di bidang politik, ekonomi, militer, dll. Kemajuan yang telah dicapai Akbar masih dapat
dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-
1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).
Namun, setelah masa pemerintahan ketiga sultan tersebut masa kejayaan kerajaan
Mughal tidak dapat diteruskan. Adapun rincian Raja – Raja yang pernah memerintah di
Kerajaan Mughal adalah :
a) 1526-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
b) 1530-1556 M dipimpin oleh Humayun
c) 1556-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
d) 1605-1627 M dipimpin oleh Jahangir
e) 1627-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
f) 1658-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
g) 1707-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
h) 1712-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
i) 1713-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
j) 1719-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah
k) 1748-1754 M dipimpin oleh Ahmad
l) 1754-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
m) 1759-1806 M dipimpin oleh Alam II
n) 1806-1837 M dipimpin oleh Akbar II
o) 1837-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II

2.2. Masa Kemajuan Kerajaan Mughal


Dalam perkembangannya kerajaan Mughal mempunyai masa kejayaan, yang dimulai
pada pemerintahan Akbar (1556-1506 M), dan tiga raja penggantinya, yaitu Jehangir (1605-
1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah itu, kemajuaan
kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.
Kemajuan – kemajuan kerajaan Mughal dapat dilihat dari berbagai bidang antara lain :
1. Politik dan Pemerintahan
a. Akbar membentuk sitem pemerintahan militeristik. Dalam pemerintahan tersebut,
pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan). Sedang wilayah
listrik dipercayakan kepada Faudjar (komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi jenjang
kepangkatan yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus mengikuti latihan
kemiliteran.
b. Akbar juga menerapkan politik Sulukhul (toleransi universal). Politik ini mengandung ajaran
bahwa semua rakyat India sama kedudukanya. Mereka tidak dapat dibedakan menurut etnis
dan agama. Politik ini dapat menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat beragam.
c. Untuk undang-undang kerajaan, Sultan Akbar membuat Din Ilahi yaitu suatu pandangan dan
sikap keagamaan resmi kerajaan yaitu unsur-unsur agama Islam, Hindu, Persia Kristen dan
sebagainya yang harus dianut oleh setiap orang.
d. Pada masa pemerintahan Aurangzeb telah terdapat jalinan kerjasama dengan negara-negara
Islam diluar India. Sejumlah penguasa Islam telah mengirim duta atau perwakilan negara
mereka ke Delhi, misalnya Syarif Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar; para
gubernur Turki Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan Raja
Arbesinia.
2. Bidang ekonomi dan perdagangan
Untuk mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur tentang organisasi
pertanian. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan
muqaddam, yang mana kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai tanggung jawab
menyetorkan penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak
kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika tidak loyal maka pejabat lokal berhak
menyitanya.
3. Bidang Pendidikan dan Iptek
Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus untuk tempat pengajian
ilmu, dia juga berusaha menarik simpati para ulama dengan menghibahkan sejumlah
madrasah dan perpustakaan.
4. Bidang Seni dan Budaya
a. Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa sultan Syah Jahan yang ditandai
dengan berbagai karya budaya fisik, seperti karya arsitektur monumental Taj Mahal, yang
merupakan bangunan indah, yang dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri
tercinta Mumtaz Mahal. Taj Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan merupakan lambang
peradaban dan kebudayaan Islam masa Lampau di India. Selain itu juga Shah Jahan telah
membangun Masjid Mutiara, Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak, yaitu singgasana
yang dibuat dari emas, perak, intan, serta permata cemerlang.
b. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa
Persia maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang
sastrawan sufi menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang
sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya bernama Akbar Nama dan Aini Akhbari,
yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya.
Akbar mensponsori ajaran Din Illahi, yaitu ajaran campuran berbagai unsur kepercayaan
Hindu dan tasawuf dari unsur syi’ah.

2.3. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal


Kemunduran dan kehancuran Kerajaan dimulai setelah satu setengah abad, tepatnya
setelah masa pemerintahan Aurangzeb. Para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup
mempertahankan kebesaran yang telah dicapai oleh pendahulu – pendahulunya. Kejayaan
Mughal hilang diawali dengan kematian Aurangzeb, dan satu persatu penguasa daerah mulai
melepaskan diri dari pemerintahan pusat di Delhi.
Pengganti Aurangzeb adalah Mu’azzam, setelah ia meninggal tahta digantikan anaknya
Azhim al-syah. Akan tetapi di tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan. Azaim al-syah
meninggal tahun 1712 M. Ia digantikan oleh anaknya Jihandar Syah, tetapi ia disingkirkan
oleh adiknya sendiri Faruq Syah pada tahun 1713 M. Jadi dalam dua tahun saja telah terjadi
empat kali pergantian sultan.
Konflik - konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah
lemah. Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat.
Bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing.
Pada saat tiga sultan berkuasa yaitu, Syah Alam, Akbar II dan Bahadur Syah, Inggris
diberi kepercayaan untuk mengembangkan usahanya tetapi dengan jaminan memberikan
fasilitas kehidupan Istana dan keluarganya. Pada saat terjadi krisis, EIC mengalami kerugian
dan Inggris pun mulai mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan
cenderung kasar. Karena rakyat merasa tertekan, maka terjadilah pemberontakan rakyat
dibawah pimpinan sultan Bahadur Syah pada bulan Mei 1857 M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris mendapat dukungan
dari beberapa penguasa Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang
kejam kepada pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak yang
dihancurkan, dan Bahadur Syah, sultan Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M) maka
berakhirlah sejarah kekuasaaan kerajaan Mughal di India.
Ada beberapa faktor yang menyebabkab kekuasaan kerajaan Mughal itu mundur pada
satu setengah abad terakhir, dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuasaan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga
tidak terampilnya dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3. Kurang cakapnya pemerintahan Aurangzeb sehingga konflik antar agama terjadi sangat sukar
diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya
4. Semua sultan pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan.
Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan. Serangan ini
mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di persia yang memperebutkan wilayah Qandahar.
Pada 1622 M, daerah ini berhasil dikuasai oleh Safawi. Pada 1739 M, Nadir Syah dari Safawi
menyerbu Mughal dengan alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang
dikirim olehnya. Lalu disusul ketegangan dengan Afganistan pada masa pemerintahan
Muhammad Syah, kerajaan Mughal mendapat serangan dari suku afgan yang dipimpin oleh
Ahmad Syah. Pada 1748 Ahmad Syah berhasil menguasai Lahore.
Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana, Hindu yang merupakan
mayoritas di sana, tidak senang menjadi warga kelas dua dibandingkan Islam yang menjadi
warga kelas satu padahal jumlahnya minoritas. Hal ini menimbulkan banyak sekali
pemberontakan yang membuat repot kerajaan Mughal terlebih disaat yang hampir bersamaan
muncul pula tekanan dari Inggris.
Keruntuhan Mughal juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana kemunduran politik
negeri ini sangat menguntungkan bangsa - bangsa barat untuk menguasai jalur perdagangan.
Persaingan diantara mereka akhirnya dimenangi oleh Inggris yang kemudian untuk
memperkuat pengaruhnya, mendirikan EIC (East India Company). Dengan mendatangkan
pasukan kerajaan inggris untuk mengamankan dan mestabilkan wilayahnya. Menyadari
kekuatan Mughal semakin menurun, maka Syah Alam membuat perjanjian dengan Inggris,
dimana ia menyerahkan Oudh, Bengal dan Orisa kepada inggris.
Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal
yang muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan, tetapi dapat
dikalahkan walaupun dalam serangan itu, pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi
Inggris melihat umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka
sebagai hukumannya, inggris memporak-porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan
senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan
Candi menjadi sasaran penghancuran. Bahdaur sendiri di usir dari istana pada 1858 M, maka
sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh
imperialisme Inggris.

2.4. Hasil – hasil Kebudayaan Kerajaan Mughal


Hasil – hasil kebudayaan pada masa Kerajaan Mughal juga terjadi dalam berbagai
bidang kehidupan, yakni :

A. Bidang Politik dan Militer


Sistem yang menonjol adalah politik Sulh-E-Kul atau toleransi universal. Sistem ini sangat
tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu sedangkan Mughal adalah Islam.
Disisi lain terdapat juga ras atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga yang
menaungi dari Sistim ini adalah Din-I-Ilahi dan Mansabhadari.
Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal pasukan yang sangat kuat. Mereka terdiri dari
pasukan gajah berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi distrik-distrik. Setiap distrik
dikepalai oleh sipah salar dan sub distrik di kepalai oleh faudjar.
Dengan sistim ini pasukan Mughal berhasil menaklukan daerah – daerah di sekitarnya.
B. Bidang Ekonomi
Perekonomian kerajaan Mughal tertumpu pada bidang agraris, mengingat keadaan
Geografi dan Geologi wilayah India yang sangat cocok menjadi wilayah agraris. Hasil
pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu,
sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.
Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu di ekspor ke Eropa, Afrika,
Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain
tipis bahan gordin yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengawan. Untuk meningkatkan
produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik
pengolahan hasil pertanian di Surat.
C. Bidang Seni dan Arsitektur
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang.
Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa
Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi,
seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya
alegoris yang mengandung pesan kebijakan jiwa manusia
Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang
dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada
masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila, dan masjid-masjid yang indah. Pada
masa Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya
Delhi dan Istana Indah di Lahor.
D. Bidang Ilmu Pengetahuan
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak
berdirinya, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan
Istana Mughal juga menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini terjadi karena adanya
dukungan dari penguasa dan bangsawan serta Ulama. Misalnya Aurangzeb yang memberikan
sejumlah uang yang besar dan tanah untuk membangun sarana pendidikan.
Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru.
Pada masa Shah Jahan didirikan sebuah Perguruan Tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin
bertambah ketika pemerintah di pegang oleh Aurangzeb. Di bidang ilmu agama berhasil
dikondifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa-I-Alamgiri.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dengan berdirinya kerajaan Mughal di India membawa pengaruh yang besar bagi
perubahan peradaban kuno di India yang awalnya merupakan peradaban Hindu menjadi
peradaban Islam.
Kerajaan Mughal merupakan kerajaan islam yang ada di anak benua India, mempunyai
ibu kota yang bernama Delhi. Kerajaan Mughal ini merupakan salah satu peninggalan dari
peradaban Islam di India. Dengan berdirinya kerajaan ini telah menjadi motivasi untuk
membangkitkan kembali peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam dan
hilang. India merupakan tempat atau wilayah tumbuh dan berkembangnya agama Hindu,
maka dengan munculnya Kerajaan Islam di India menyebabkan tenggelamnya peradaban
hindu yang memang sudah lama berdiri.
Pendiri kerajaan Mughal adalah Zahirudin Muhammad Babur, berasal dari keturunan
Timur Lenk dan Jengis Khan. Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 932 H/1526M. Kerajaan
Mughal membawa beberapa kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik, militer, seni,
dan juga dalam bidang ekonomi. Peninggalan yang dikenal sampai sekarang dari kerajaan
Mughal yang menjadi salah satu keajaiban dunia adalah Taj Mahal.
Kemunduran dari Kerajaan Mughal terjadi setelah Aurangzeb meninggal dunia,
dikarenakan lemahnya pemerintahan para pengganti Aurangzeb. Kehancuran dari kerajaan
Mughal juga dikarenakan faktor – faktor internal dan eksternal hingga pada tahun 1858 M
Kerajaan Mughal benar – benar hancur.
Hancurnya kerajaan Mughal bukan berarti tidak meninggalkan apa – apa, kerajaan
Mughal meninggalkan kebudayaan – kebudayaan yang hingga saat ini dapat dinikmati oleh
seluruh masyarakat dunia, mulai dari bidang politiknya hingga budaya.

3.2. Saran
Dengan adanya kerajaan Islam Mughal di India yang muncul ditengah peradaban kuno
yang sangat kental dengan Agama hindu, dan kemudian berangsur – agsur menggantikannya
dengan agama Islam, maka sudah sepatutnya sebagai generasi penerus bangsa untuk tetap
menjaga dan terus menyebarkan peradaban Islam hingga saat ini.
Sebaiknya sebagai mahasiswa untuk terus memperdalam ilmunya terutama tentang
sejarah dunia, agar generasi – generasi selanjutnya tidak pernah lupa bagaimana sejarah dunia
ini ada hingga saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Nuriah Erwin Tuti. , 1990. Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI
http://usman-wwwmaal-khidmah.blogspot.com/p/srikipsi.html
http://sejarahcoy.blogspot.com/2013/05/peradaban-islam-pada-masa-kerajaan_15.html
http://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/kerajaan-mughal/
http://fahrurrozi.com/kerajaan-mughal-di-india/

Anda mungkin juga menyukai