Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH NAGA SUPER MERAH

(Hylocereus costaricensis) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH


NORMAL

Marfu’ah*, Sasi Gendro Sari, Edyson

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,


Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Jend. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
*email: Marfuah.gbio14@gmail.com

ABSTRACT

Super red pitaya (Hylocereus costaricensis) has high fiber contents and rich antioxidants
binding free radical that can reduce insulin resistance causing diabetes. The study
determined the effect of super red pitaya extract to normal blood glucose levels. The
research method used completely randomized design (CRD) using five treatments,
namely sample A (fruit flesh), sample B (flesh and peel), sample C (peel), positive
control (plain bread) and negative control (fresh water). The blood glucose level was
measured every 0, 30, 60 and 120 minutes using blood glucose strips. The percentage of
blood glucose reduction after consuming the extract were 2.91%, 10.52%, and 2.60% for
A, B, C respectively. The glycemic index values of samples categorized as a low level.
The results of vitamin C, crude fiber and pectin levels were significantly different among
samples. The pH value of all samples A, B and C were nearly the same which had an
average pH of 5 - 6. The IC50 of antioxidant activity of sample A, B, and C were 131.72
µg / mL (medium activity), 111.90 µg / mL (medium activity), and 83.83 µg / mL (strong
activity) respectively. Super red pitaya extract had no effect on blood glucose levels.

Key words : Antioxidant activity, blood glucose level, glycemic index, Hylocereus
costaricensis, nutrition.

PENDAHULUAN
Gaya hidup masyarakat saat ini lebih menyukai makan makanan cepat saji,
dan serba instan. Jika pola makan ini diabaikan dan tidak diperhatikan oleh orang
sehat yang memiliki indeks masa tubuh normal, maka kemungkinan seseorang
mengalami obesitas akan semakin tinggi. Obesitas merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya peningkatan prevalensi penderita diabetes melitus. Pemilihan
jenis pangan dengan IG rendah dapat dijadikan sebagai proteksi terhadap penyakit
diabetes melitus pada orang sehat. Jenis pangan yang memiliki serat cukup tinggi
dan aman untuk dikonsumsi contohnya buah-buahan. Salah satunya adalah buah
naga super merah (Hylocereus costaricensis).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Panjuantiningrum (2009) menyatakan
bahwa kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan mengalami
penurunan setelah diberikan buah naga merah (H.polyrhizus).
Melihat fakta gaya hidup kekinian seperti konsumsi fast food dan rutinitas
yang buruk, serta berdasarkan penelitian mengenai kandungan dan manfaat dari
buah naga super merah yang telah dilakukan sebelumnya, maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah naga super merah
terhadap kadar glukosa darah normal.
METODE PENELITIAN

Pengambilan Buah Naga Super Merah


(Perkebunan Anorganik Buah Naga di
Kota Pelaihari, Tanah Laut.)

Pembuatan Ekstrak Buah Naga

(Kulit dan daging buah naga ditimbang, dihaluskan


menggunakan blender, kemudian disaring)

Pengukuran Kadar Glukosa


Darah
Analisis Kimia :
(Pengukuran dengan glukometer
 Kadar Vitamin C (Iodometri) pada menit ke 0, 30, 60 dan
 Serat Kasar (Perlakuan Asam) 120)
 Pektin (Gravimetri)
 pH
 Aktivitas Antioksidan (DPPH
sebagai radikal bebas buatan)
Penentuan Indeks Glikemik
Ekstrak Buah Naga

(Penentuan IG dengan metode


incremental area under the blood
glucose response curve)

Analisis Data

(Data dianalisis dengan aplikasi


SPSS meliputi, uji normalitas,
homogenitas, one way ANOVA, dan
uji lanjut Duncan)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Vitamin C, Serat Kasar, Pektin, pH dan Aktivitas Antioksidan
Hasil yang diperoleh dari analisis kadar vitamin C, serat kasar, pektin dan
pH ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Rata-rata Kadar Vitamin C, Serat Kasar, Pektin dan pH Ekstrak Buah
Vitamin C
Sampel pH Serat Kasar (%) Pektin (%)
(mg/100g)
A 5,37a 15,36 ± 2,03a 1,65 ± 0,19a 0,04 ± 0,002a
B 5,37a 13,14 ± 2,67a 2,03 ± 0,17a 0,12 ± 0,008b
C 5,61b 15,96 ± 5,10a 1,85 ± 0,01a 0,21 ± 0,01c
Keterangan :
A = 200 g daging buah
B = 100 g daging buah + 100 g kulit buah + 200 ml akuades
C = 200 g kulit buah + 200 ml akuades
*) Huruf yang berbeda antar kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
nyata antar sampel
Penentuan konsentrasi terbaik untuk aktivitas antioksidan dilakukan dengan
melihat konsentrasi IC50, atau konsentrasi yang dapat menghambat atau
menurunkan sebesar 50% absorbansi DPPH. Hasil perhitungan rata-rata nilai IC50
tercantum pada tabel 2 di bawah.
Tabel 2. Nilai IC50 Ekstrak Buah Naga

Nilai IC50
Sampel Sifat Antioksidan
(ppm)
A 131,72 Sedang
B 111,90 Sedang
C 83,83 Kuat
Kadar Glukosa Darah dan Indeks Glikemik Ekstrak Buah Naga
Kadar glukosa darah probandus diukur dengan interval waktu 0, 30, 60
dan 120 menit setelah diberikan ekstrak buah naga dan pangan acuan. Hasil kadar
glukosa darah probandus dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Hasil Pengukuran Kadar glukosa Darah (mg/dL) Setelah Diberikan
Ekstrak Buah Naga dan Pangan Acuan
Menit Ke- Satuan
Perlakuan
0 30 60 120 Menit
A 87,86 ± 10,14a 82,43 ± 4,28a 84,43 ± 4,04ab 85,30 ± 7,50a mg/dL

B 91,00 ± 9,36a 77,90 ± 9,74a 79,00 ± 7,02a 81,43 ± 9,52a mg/dL

C 83,60 ± 12,30a 84,43 ± 6,13ab 84,71 ± 7,90ab 81,43 ± 12,90a mg/dL

Roti Tawar mg/dL


82,43 ± 3,78a 114,90 ± 6,41b 102,14 ± 7,10b 78,43 ± 8,10a
(+)
Air Putih mg/dL
93,14 ± 9,32a 92,60 ± 6,90c 90,14 ± 3,80ab 88,71 ± 5,53a
(-)
Keterangan :
A = 200 g daging buah
B = 100 g daging buah + 100 g kulit buah + 200 ml akuades
C = 200 g kulit buah + 200 ml akuades
+ = roti tawar (setara 50 g karbohidrat)
- = Air Putih
*) Huruf yang berbeda antar kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata antar
perlakuan
Data dari hasil pengukuran glukosa darah subyek terhadap pangan acuan
(roti tawar) dan pangan uji (ekstrak buah naga) ditebarkan dalam grafik respon
glukosa darah untuk mengetahui tingkat kenaikan maupun penurunan kadar
glukosa darah di mana sumbu X (waktu) dan sumbu Y (kadar glukosa darah).
Gambar 1. Grafik Respon Glukosa Darah terhadap Pangan Acuan dan Pangan Uji
Berdasarkkan data respon glukosa darah terhadap pangan uji dan pangan
acuan, maka dapat diketahui nilai indeks glikemik dari pangan uji (sampel A, B,
dan C). Data nilai indeks glikemik masing-masing perlakuan dapat dilihat pada
tabel 5.

Tabel 5. Nilai Indeks Glikemik Ekstrak Buah Naga dan Pangan Acuan

Sampel Indeks Glikemik (%) Kategori*


A 11,21 Rendah
B 25,47 Rendah
C 14,49 Rendah
Pangan Acuan 100** Tinggi
Keterangan :
*) Kategori IG rendah <55. IG sedang 55-75 dan IG tinggi >75
**) IG pangan acuan (Hoerudin, 2012).

Pada grafik respon glukosa darah terhadap pangan acuan (roti tawar), dari
glukosa darah puasa hingga setelah pemberian roti tawar, kadar glukosa darah
meningkat secara tajam dari 82,4 mg/dL menjadi 114,9 mg/dL pada menit ke 30.
Kondisi glukosa darah setelah pemberian sampel A dan B mengalami penurunan
pada menit ke 30. Sedangkan untuk sampel C, kadar glukosa darah mengalami
kenaikan pada menit ke 30 dan turun kembali pada menit ke 60 dan 120 secara
perlahan. Adapun respon kadar glukosa darah terhadap perlakuan kontrol negatif
(air putih) tidak mengalami kenaikan dari kadar glukosa darah puasa hingga
pengukuran kadar glukosa darah menit ke 120. Kadar glukosa darah yang
mengalami penurunan dan kenaikan secara perlahan setelah pemberian sampel A
dan B, dipengaruhi oleh kandungan serat pangan pada daging dan kulit buah naga.
Sampel B memiliki kadar serat kasar tertinggi sebesar 2,03%. Selain kandungan
serat kasar, kandungan vitamin C juga turut berpengaruh terhadap kadar glukosa
darah, di mana kadar vitamin C sampel A mencapai 15,36 mg/100g dan sampel B
sebesar 13,14 mg/100g.
Kadar glukosa darah probandus pada perlakuan C meningkat pada menit
ke 30 sebesar 84,4 mg/dL dibandingkan dengan kadar glukosa darah puasa
sebesar 83,60 mg/dL, namun kondisi ini masih berada dalam rentang normal.
Pada menit ke 120, kadar glukosa darah mulai mengalami penurunan menjadi
81,4 mg/dL. Pada penelitian ini ekstrak buah naga tidak melalui proses pemanasan
atau pemasakan seperti halnya roti tawar sehingga kandungan seratnya masih
tinggi. Sampel C yang merupakan ekstrak kulit buah naga memiliki kandungan
serat pektin dan kadar vitamin C tertinggi dibandingkan sampel A dan B, yaitu
sebesar 0,21% untuk serat pektin dan mengandung 15,96 mg/100g vitamin C.
Sampel C (ekstrak kulit buah naga) mampu mempertahankan kadar
glukosa darah dalam kondisi normal sejak menit ke 0 hingga menit ke 120 juga
sangat dipengaruhi oleh aktivitas antioksidannya. Sampel C (ekstrak kulit buah
naga) memiliki aktivitas antioksidan paling besar diantara ketiga sampel di mana
nilai IC50 nya sebesar 83,83 µg/mL atau tergolong dalam aktivitas antioksidan
yang kuat.
Berdasarkan hasil pengujian respon kadar glukosa darah terhadap sampel
A, B dan C, kemudian diperoleh nilai indeks glikemik dari ke tiga sampel yang
juga berkaitan dengan hasil pengujian kadar nutrisi dari setiap sampel tersebut,
maka peneliti telah mengetahui bahwa diantara ketiga sampel, sampel C (ekstrak
kulit buah naga super merah) merupakan pangan uji terbaik yang memiliki nilai
indeks glikemik rendah, mengandung kadar vitamin C tertinggi, serat pangan
terbaik, dan aktivitas antioksidan yang paling besar, sehingga sampel C dapat
direkomendasikan sebagai pangan uji alternatif yang baik dan aman untuk
dikonsumsi.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu :
1. Eksrak buah naga super merah tidak memberikan pengaruh terhadap
penurunan maupun kenaikan kadar glukosa darah.
2. Ekstrak daging buah naga super merah memiliki nilai indeks glikemik
paling rendah, kemudian dilanjutkan oleh ekstrak kulit buah naga (sampel
C) dan campuran ekstrak kulit dan daging buah naga (sampel B).
3. Sampel C (Ekstrak kulit buah naga) memiliki kadar vitamin C dan pektin
tertinggi, sedangkan serat kasar tertinggi dimiliki oleh sampel B (Campuran
ekstrak kulit dan daging buah naga). Nilai pH sampel A, B dan C hampir
sama yaitu memiliki rata-rata pH 5 - 6.
4. Aktivitas antioksidan yang paling besar adalah ekstrak kulit buah naga
dengan nilai IC50 83,83 µg/mL (kuat).
5. Perlakuan yang paling efektif dan direkomendasikan oleh peneliti
berdasarkan hasil respon kadar glukosa darah dan pengujian kandungan
nutrisi adalah ekstrak kulit buah naga super merah (sampel C) dengan nilai
indeks glikemik rendah (14,49%), memiliki kadar vitamin C dan serat
pektin tertinggi serta aktivitas antioksidan yang kuat.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sasi Gendro Sari, S.Si.,
M.Sc, dan Bapak dr. Edyson, M. Kes atas bimbingan serta arahannya dalam
penyelesaian penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arora, S. K. & S. I. McFarlane. 2005. The case for low carbohydrate diets in
diabetes management. Nutrition and Metabolism.16(2) : 35-46.
Fidrianny, I., N. Ilham, & R. Hartati. 2016. Antioxidant Profile And
Phytochemical Content Of Different Parts Of Super Red Dragon Fruit
(Hylocereus Costaricensis) Collected From West Java-Indonesia. Asian
Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 10(12) : 290-294.
Tabassum, F., A. Khan, I. Alam, Niamatullah, S. Khan, I. Khan, M. Zubair, M.
Zafar, K. Qureshi, M. Safdar, & Z. Din. 2013. Determination of Glycemic
Indices and Glycemic Loads of Various Types of Cereal Foods. ARPN
Journal of Agricultural and Biological Science. 8(6) : 493-497.
Wu, L. C., H. W. Hsu, Y. C. Chen, C. C. Chiu, Y. I. Lin, & J. A. Ho. 2006.
Antioxidant and Antiproliferative Activities of Red Pitaya. Journal Food
Chemistry. 95(2) : 319-327.

Anda mungkin juga menyukai