Anda di halaman 1dari 16

15

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. ANATOMI

Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi


jantung. Tujuannya adalah sistemik tubuh, kecuali arteri pulmonalis yang
membawa darah menuju paru untuk dibersihkan dan mengikat oksigen. Arteri
terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta, yang keluar langsung dari ventrikel
kiri jantung.

Aorta yang keluar keluar dari ventrikel kiri jantung sebagai aorta
ascendens. Kemudian, aorta ascendens mengalami percabangan yaitu arcus aorta
sebelum melanjutkan diri sebagai aorta descendens. Peredaran darah ekstremitas
bawah disuplai oleh arteri femoralis, yang merupakan kelanjutan dari arteri iliaka
eksterna (suatu cabang arteri iliaka communis, cabang terminal dari aorta
abdominalis). Selanjutnya arteri femoralis memiliki cabang yaitu arteri profunda
femoris, sedangkan arteri femoralis sendiri tetap berlanjut menjadi arteri poplitea.
Arteri profunda femoris sendiri memiliki empat cabang arteri perfontrantes. Selain
itu juga terdapat artei circumflexa femoris lateral dan arteri circumflexa femoris
medial yang merupakan percabangan dari arteri profunda femoris. Arteri poplitea
akan bercabang menjadi arteri tibialis anterior dan arteri tibialis posterior. Arteri
tibialis anterior akan berlanjut ke dorsum pedis menjadi arteri dorsalis pedis yang
dapat diraba di antara digiti 1 dan 2. Arteri tibialis posterior akan membentuk
cabang arteri fibular/peroneal, dan arteri tibialis posterior pedis sendiri tetap
berjalan hingga ke daerah plantar pedis dan bercabang menjadi arteri plantaris
medial dan arteri plantaris lateral. Keduanya akan membentuk arcus plantaris
yang mendarahi telapak kaki. Sedangkan di daerah gluteus, terdapat arteri gluteus
superior, arteri gluteus inferior dan arteri pudenda interna. Ketiganya merupakan
percabangan dari arteri iliaca interna.

Universitas Sumatera Utara


16

Gambar 2.1: Pembuluh darah Arteri Lower Ekstremitas

Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali


ke jantung (atrium dextra), kecuali vena pulmonalis yang berasal dari paru menuju
atrium sinistra. Semua vena sistemik akan bermuara pada vena cava superior dan
vena cava inferior.

Arcus vena dorsalis yang berada di daerah dorsum pedis akan naik melalui
vena saphena magna di bagian anterior medial tungkai bawah. Vena saphena
magna tersebut akan bermuara di vena femoralis. Sedangkan vena saphena parva
yang berasal dari bagian posterior tungkai bawah akan bermuara pada vena
poplitea dan berakhir di vena femoralis. Vena tibialis anterior dan vena tibialis
posterior juga bermuara pada vena poplitea. Dari vena femoralis, akan berlanjut
ke vena iliaca externa lalu menuju vena iliaca communis dan selanjutnya vena

Universitas Sumatera Utara


17

cava inferior. Selain itu terdapat juga vena glutea superior, vena glutea inferior
dan vena pudenda interna di daerah gluteus, yang bermuara ke vena iliaca interna.

Gambar 2.2: Pembuluh darah Vena Lower Ekstremitas

2. 2 PATOLOGI
Trombus merupakan suatu unsur benda yang tersusun dari unsur-unsur
darah didalam pembuluh darah atau jantung sewaktu masih hidup. Unsur-unsur
tersebut adalah trombosit, fibrin, eritrosit, dan leukosit. Adanya trombus ini dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.

Trombus terbentuk melalui proses yang dinamakan dengan trombosis.


Trombosis terjadi ketika trombosit melekat pada permukaan endotel pembuluh
atau jantung. Semakin banyak darah yang mengalir, maka trombosit yang melekat
pada daerah tersebut akan semakin banyak. Trombosis dapat saling melekat

Universitas Sumatera Utara


18

sehingga nantinya terbentuk massa yang menonjol ke dalam saluran pembuluh


darah yang dikenal dengan trombus.

Macam-Macam Trombus

- Occlusive trombus, yaitu trombus yang menyebabkan lumen (isi)


pembuluh tersumbat.
- Propagating trombus, yaitu massa yang dibentuk sepanjang pembuluh
yang tersumbat. Trombus ini merupakan perpanjangan dari occlusive
trombus.
- Saddle/riding trombus merupakan trombus yang memanjang dan masuk
kedalam cabang pembuluh
- Mural/parietal trombus adalah trombus yang hanya berupa bercak yang
melekat pada dinding pembuluh darah dan tidak menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah.
- Pedinculated trombus adalah trombus mural dalam jantung yang
bertangkai panjang

2. 3 KONTRAS MEDIA

Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam
tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang
dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh
yang akan diperiksa

Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak


dapat terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk
memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta
untuk memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa.

Syarat-syarat Bahan Kontras Media :

1. Tidak merupakan racun dalam tubuh.

Universitas Sumatera Utara


19

2. Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat perbedaan densitas yang

cukup.

3. Mudah cara pemakaiannnya.

4. Secara ekonomi tidak mahal dan mudah diperoleh dipasaran.

5. Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak mengganggu organ

tubuh yang lain

Jenis bahan kontras dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :


a) Bahan kontras negatif terdiri dari O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida).
b) Bahan kontras positif yang terdiri dari turunan barium sulfat (BaSO4) dan
turunan iodium (I).

2.4 Sinar-X
Sinar- X merupakan gelombang elektromagnetik, dimana dalam proses
terjadinya memiliki energi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut didasarkan
pada energi kinetik elektron. Sinar-X yang terbentuk ada yang memiliki energi
rendah sekali sesuai dengan energi elektron pada saat timbulnya sinar-X. Juga ada
yang berenergi tinggi, yakni berenergi sama dengan energi kinetik elektron pada
saat menumbuk target anode.
Terbentuknya sinar-X dapat terjadi apabila partikel bermuatan, elektron
misalnya, mengalami perlambatan yang diakibatkan adanya interaksi dengan
suatu material. Sinar-X yang terbentuk dengan cara demikian disebut sebagai
sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X bremsstrahlung memiliki energi yang tinggi,
yang besarnya sama dengan energi kinetik partikel bermuatan pada awal
terjadinya perlambatan.
Selain itu sinar-X juga dapat terbentuk melalui proses perpindahan
elektron dari tingkat energi tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah.
Sinar-X yang terbentuk dengan cara seperti itu mempunyai energi yang sama
dengan perbedaan energi antara kedua tingkatan elektron. Energi tersebut

Universitas Sumatera Utara


20

merupakan besaran energi yang khas untuk setiap jenis atom. Sehingga sinar-X
yang terbentuk disebut sinar-X karakteristik.
Pada dasarnya pesawat sinar-X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung
sinar-X, sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua
elektrode dalam tabung sinar-X, dan unit pengatur bagian pesawat sinar-X.
Tabung pesawat sinar-X yang biasanya terbuat dari bahan gelas yang terdapat
filamen. Filamen tersebut berfungsi sebagai katode dan target yang berfungsi
sebagai anode.

Gambar 2.3. Skema Tabung Pesawat Sinar-X

Gambar diatas menunjukkan skema dari tabung pesawat sinar-X, tabung


tersebut dibuat hampa udara agar elektron yang berasal dari filamen tidak
terhalang oleh molekul udara sewaktu menuju ke anode. Filamen yang di panasi
oleh arus listrik berfungsi sebagai sumber elektron. Makin besar arus filamen,
akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan
persatuan waktu.
Elektron-elektron yang dibebaskan oleh filamen tertarik menuju anode
karena adanya beda potensial yang besar antara katode dan anode (potensial
katode beberapa puluh hingga beberapa ratus KV atau MV lebih rendah
dibandingkan potensial anode). Selanjutnya elektron-elektron tersebut akan
menumbuk bahan target yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi
(misalnya tungsten) dan terjadilah proses bremsstrahlung.

Universitas Sumatera Utara


21

2.5 CT Scan
CT Scan merupakan perpaduan antara teknologi sinar-X, komputer dan
televisi. Prinsip kerjanya yaitu berkas sinar-X yang terkolimasi dan adanya
detektor. Didalam komputer terjadi proses pengolahan dan perekonstruksian
gambar dengan menerapkan prinsip matematika atau yang lebih dikenal dengan
rekonstruksi algoritma. Setelah proses pengolahan selesai maka data yang telah
diperoleh berupa data digital yang selanjutnya diubah menjadi data analog untuk
ditampilkan kelayar monitor. Gambar yang ditampilkan dalam layar monitor
berupa informasi anatomis irisan tubuh. Pada CT Scan prinsip kerjanya hanya
dapat men-scaning tubuh dengan irisan melintang tubuh. Namun dengan
memanfaatkan teknologi komputer maka gambaran axial yang telah didapatkan
dapat direformat kembali sehingga didapatkan gambaran koronal, sagital, oblik,
diagonal bahkan bentuk 3 dimensi dari obyek tersebut.
2.5.1. Generasi Pertama

Generasi pertama CT Scan ini menggunakan single tube yang


menghasilkan berkas pensil yang kecil dengan lebar beberapa milimeter. Tube dan
detektor dipasang dengan arah berlawanan pada satu gantry dan berkas sinar
mengarah langsung ke detector. Proses scan dilakukan dengan menggerakkan tube
ke samping ke seluruh daerah kepala kemudian gantry berputar 1o dan proses
tersebut berulang sebanyak 180 kali. Proses scan untuk satu slice adalah sekitar 5
menit.

Gambar 2.4 : CT Scan Generasi Pertama

Universitas Sumatera Utara


22

2.5.2. Generasi Kedua


Pada generasi ini yang berbeda dari generasi sebelumnya adalah tube
menggunakan berkas sinar kipa s, karena berkas sinar kipas mencakup bagian
kepala lebih luas sehingga perputaran gantry bisa lebih besar yaitu 10o – 30o
sehingga waktu yang di butuhkan pun berkurang sekitar 15 detik.
2.5.3 Generasi Ketiga
Generasi ini dikenalkan pada tahun 1976, sejak dikenalkan generasi ini
telah mengurangi gerak linier dengan berkas sinar yang cukup lebar untuk
menangkap gambaran objek yang diperiksa. Tube dan detektor bergerak 360o
mengelilingi objek sehingga mengurangi waktu pemeriksaan.
2.5.4 Generasi Keempat
Generasi ini hampir sama seperti generasi ketiga tetapi detektornya tetap
tidak bergerak hanya tube yang berputar mengelilingi pasien.
2.5.5 Generasi Kelima
Tidak menggunakan tube adalah perbedaan yang mencolok pada generasi
ini. Pada generasi ini sinar x dihasilkan dari electron yang menumbuk tungsten
yang membentuk kurva. Sinar x bergerak mengikuti kurva tungsten 180o dan
detector yang fix menangkap berkas sinar tersebut
2.5.6. Generasi Keenam
Generasi ini di sebut sebagai helical scan. Karena bentuk lintasan saat
melakukan scan seperti spiral. Helical merupakan pengembangan dari generasi
ketiga. Karena saat melakukan scan sinar x beroperasi terus menerus sehingga
kapasitas panas tube dari helical scan lebih besar. Secara keseluruhan helical scan
memberikan keuntungan dengan 1 detik 1 putaran membuat pemeriksaan lebih
cepat.
2.5.7. Generasi Ketujuh
Generasi ini merupakan pengembangan dari generasi sebelumnya yaitu
helical CT scan. Generasi ke tujuh ini biasa di sebut multirow atau multislice,
pada multislice dapat beroperasi sebagai axial maupun helical, helical pada single
slice menggunakan single ring detector tetapi pada multislice single ring diganti
dengan 4,8,16,32, bahkan 64 paralel ring detector.

Universitas Sumatera Utara


23

2.5.8 Komponen dasar CT-Scan


CT-Scan mempunyai 2 komponen utama yaitu scan unit dan operator
konsul. Scan unit biasanya berada di dalam ruang pemeriksaan sedangkan konsul
letaknya terpisah dalam ruang kontrol. Scan unit terdiri dari 2 bagian yaitu meja
pemeriksaan (couch) dan gantry.

2.5.9 Bagian – bagian dari scan unit :


2.5.9.1 Gantry
Di dalam CT-Scan, pasien berada di atas meja pemeriksaan dan meja
tersebut bergerak menuju gantry. Gantry ini terdiri dari beberapa perangkat yang
keberadaannya sangat diperlukan untuk menghasilkan suatu gambaran, perangkat
keras tersebut antara lain tabung sinar-X, kolimator, dan detektor.
• Tabung sinar-X
Berdasarkan stukturnya tabung sinar-X sangat mirip dengan tabung sinar-
X konvensional namun perbedaannya terletak pada kemampuannya untuk
menahan panas dan output yang tinggi. Panas yang cukup tinggi disebabkan
karena perputaran anoda yang tinggi dengan elektron-elektron yang
menumbuknya. Ukuran fokal spot yang kecil (kurang dari 1 mm) sangat
dibutuhkan untuk menghasilkan resolusi yang tinggi.
• Kolimator
Kolimator berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur, membatasi jumlah
sinar yang sampai ke tubuh pasien serta untuk meningkatkan kualitas gambar. CT-
Scan menggunakan 2 buah kolimator yaitu pre pasien kolimator dan pre detektor
kolimator.
• Detektor
Selama eksposi berkas sinar-X (foton) menembus pasien dan mengalami
perlemahan (atenuasi). Sisa-sisa foton yang telah teratenuasi kemudian ditangkap
oleh detektor. Ketika detektor-detektor menerima sisa-sisa foton tersebut, foton
berinteraksi dengan detektor dan memproduksi sinyal dengan arus yang kecil
yang disebut sinyal output analog. Sinyal ini besarnya sebanding dengan
intensitas radiasi yang diterima. Kemampuan penyerapan detektor yang tinggi

Universitas Sumatera Utara


24

akan berakibat kualitas gambar lebih optimal. Ada 2 tipe detektor yaitu solid state
dan isian gas.

2.5.9.2 Meja pemeriksaan (couch)


Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk memposisikan pasien. Meja ini
biasanya terbuat dari fiber karbon. Dengan adanya bahan ini maka sinar-X yang
menembus pasien tidak terhalangi jalannya untuk menuju ke detektor. Meja ini
harus kuat dan kokoh mengingat fungsinya untuk menopang tubuh pasien selama
meja bergerak ke dalam gantry.

2.5.9.3 Sistem konsul


Konsul tersedia dalam berbagai variasi. Model yang lama masih
menggunakan dua sistem konsul yaitu untuk pengoperasian CT Scan sendiri dan
untuk perekaman dan untuk pencetakan gambar. Model yang terbaru sudah
memakai sistem satu konsul dimana memiliki banyak kelebihan dan banyak
fungsi. Bagian dari sistem konsul yaitu, sistem kontrol, sistem pencetak gambar,
dan sistem perekaman gambar.

2.6. Parameter CT Scan


Dalam CT Scan dikenal beberapa parameter untuk pengontrolan eksposi
dan output gambar yang optimal. Adapun parameternya adalah :

2.6.1. Slice thickness


Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari obyek yang
diperiksa. Nilainya dapat dipilh antara 1 mm-10 mm sesuai dengan keperluan
klinis. Ukuran yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail yang rendah
sebaliknya ukuran yang tipis akan menghasilkan detail yang tinggi. Jika ketebalan
meninggi maka akan timbul artefak dan bila terlalu tipis akan terjadi noise.

Universitas Sumatera Utara


25

2.6.2 Range
Range adalah perpaduan/kombinasi dari beberapa slice thickness.
Pemanfaatan range adalah untuk mendapatkan ketebalan irisan yang berbeda pada
satu lapangan pemeriksaan.

2.6.3 Faktor eksposi


Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi
meliputi tegangan tabung (KV), arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s).
Besarnya tegangan tabung dapat dipilih secara otomatis pada tiap-tiap
pemeriksaan.

2.6.4 Field of View (FOV)


FOV adalah diameter maksimal dari gambaran yang akan direkonstruksi.
Besarnya bervariasi dan biasanya berada pada rentang 12-50 cm. FOV yang kecil
akan meningkatkan resolusi karena FOV yang kecil mampu, mereduksi ukuran
pixel, sehingga dalam rekonstruksi matriks hasilnya lebih teliti. Namun bila
ukuran FOV lebih kecil maka area yang mungkin dibutuhkan untuk keperluan
klinis menjadi sulit untuk dideteksi.

2.6.5 Gantry Tilt


Gantry tilt adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal dengan
gantry (tabung sinar-X dan detektor). Rentang penyudutan antara -25 sampai +25
derajat. Penyudutan gantry bertujuan untuk keperluan diagnosa dari masing-
masing kasus yang dihadapi. Disamping itu bertujuan untuk mengurangi dosis
radiasi terhadap organ-organ yang sensitif.

2.6.6 Rekonstruksi matriks


Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom dari picture element
(pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini
merupakan salah satu struktur elemen dalam memori komputer yang berfungsi
umtuk merekonstruksi gambar. Pada umumnya matriks yang digunakan

Universitas Sumatera Utara


26

berukuran 512 x 512 yaitu 512 baris dan 512 kolom. Rekonstruksi matriks
berpengaruh terhadap resolusi gambar. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka
semakin tinggi resolusinya.

2.6.7. Rekonstruksi Algorithm


Rekonstruksi algorithm adalah prosedur metematis yang digunakan dalam
merekonstruksi gambar. Penampakan dan karakteristik dari gambar CT Scan
tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih. Semakin tinggi resolusi
algorithma yang dipilih maka semakin tinggi resolusi gambar yang akan
dihasilkan. Dengan adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue,
dan jaringan-jarringan lain dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.

2.6.8. Window width


Window width adalah rentang nilai computed tomography yang dikonversi
menjadi gray levels untuk ditampilkan dalam TV monitor. Setelah komputer
menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekonstruksi matriks dan algorithma
maka hasilnya akan dikonversi menjadi skala numerik yang dikenal dengan nama
nilai computed Tomography. Nilai ini mempunyai satuan Hu (Hounsfield Unit).

2.6.9. Window level


Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk
penampilan gambar. Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada karakteristik
perlemahan dari struktur obyek yang diperiksa. Window level menentukan
densitas gambar yang akan dihasilkan.

2.7 MSCT

Perkembangan teknologi di bidang kedokteran terus melesat. Demikian


juga dengan teknologi Computed Tomography Scan (CT Scan) yang juga telah
berkembang menjadi sebuah metode pencitraan medis yang sangat diperlukan
dalam pemeriksaan radiodiagnostik sehari-hari. Pada masa awal penggunaannya

Universitas Sumatera Utara


27

sekitar tahun 1971 CT Scan masih menggunakan satu detektor atau Mono Slice
(irisan) sehingga belum bisa membaca dengan baik bagian dalam tubuh manusia.
Barulah pada tahun 2000-an, tercipta Multi Slice CT Scan atau biasa disebut
MSCT yang memiliki irisan berlapis banyak, di antaranya jenis 4, 8, 16, 32, 40,
dan 64 slice. Alat ini memiliki kecepatan rotasi yang lebih tinggi sehingga dapat
merekonstruksi irisan gambar semakin baik.

Awal tahun 2000 alat ini hanya menggunakan 4 slice atau detektor (light
speed plus). Setahun kemudian baru menggunakan delapan detektor (light speed
ultra). Pada akhir tahun 2002 alat ini menggunakan 16 detektor (light speed pro)
dan pada akhir 2004 menggunakan 64 detektor. Bahkan hingga tahun ini
teknologinya terus berkembang pesat hingga 128 slice yang berarti menggunakan
128 detektor.

2.8 Prinsip Dasar dan Teknik Penyuntikan Media Kontras pada


pemeriksaan MSCT

Perkembangan CT Scan yang demikian pesat baik dari spatial resolution


maupun temporal resolution memungkinkan teknik pemeriksaan CT Scan seperti
CT Angiografi dan Cardiac CTA menjadi pemeriksaan rutin.
Perkembangan ini membuat penggunaan kontras media menjadi lebih efisien dan
flexibel. Diperlukan strategi dan teknik yang tepat untuk dapat mengoptimalkan
penggunaan media kontras sehingga mendapatkan hasil pemeriksaan yang
optimal.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi penyangatan media kontras


dapat dikelompokan menjadi 2 kategori:
1. Faktor Pasien
2. Teknik Penyuntikan Media Kontras

Universitas Sumatera Utara


28

2.8.1 Faktor Pasien


Yang paling berpengaruh adalah “body weight” (berat badan pasien) dan
“cardiac output” (cardiovascular circulation time). Faktor yang lain tapi sedikit
pengaruhnya adalah tinggi, gender, umur, akses vena, fungsi ginjal, dan variasi
patologis yang ada pada pasien.).
Faktor yang paling mempengaruhi waktu pencapaian puncak penyangatan
media kontras adalah Cardiac output (cardiovascular circulation time). Jika
Cardiac Output diturunkan, sirkulasi media kontras akan melambat, yang akan
mengakibatkan keterlambatan pencapaian puncak enhancement pada arteri atau
parenchyma.

2.8.2 Teknik Penyuntikan Media Kontras


Yang berhubungan dengan faktor tersebut adalah sebagai berikut :
• Durasi Penyuntikan (Vol/FR),
• Flowrate (ml/s),
• Volume kontras media (ml),
• Konsentrasi (mg/ml)
• Penggunaan Saline Flushing (NaCl)
a. Durasi Penyuntikan kontras (Injection Duration)
Durasi penyuntikan kontras media ditentukan oleh perbandingan volume
media kontras dengan flowrate penyuntikan, yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
{injection duration = contrast volume ÷ injection rate}

Faktor durasi ini sangat mempengaruhi puncak dan waktu pencapaian


penyangatan media kontras. Durasi penyuntikan pendek/cepat (low volume and/or
high injection rate) menyebabkan cepat tercapainya puncak penyangatan kontras
media pada fase arterial dan parenchymal. Durasi penyuntikan panjang/lama (high
volume and/or low injection rate) menyebabkan lambatnya tercapainya puncak
dibutuhkan waktu tunda scan (scan delay) yang lebih panjang.

Universitas Sumatera Utara


29

b. Injection Rate/Flow Rate


Dalam pemberian (penyuntikan) media kontras diperlukan teknik
kecepatan atau flow media kontras yang tepat untuk mendapatkan puncak
penyangatan yang optimal terutama untuk pemeriksaan CT Angiografi. Karena
alasan inilah pemeriksaan CT Angiografi membutuhkan flowrate yang lebih
tinggi dibandingkan pemeriksaan CT rutin.

c. Volume
Ketika Injection rate (Flowrate) ditingkatkan pada jumlah volume media
kontras yang sama, puncak penyangatan media kontras akan meningkat dan
waktu pencapaiannya lebih cepat. Tidak hanya meningkatkan penyangatan
kontras media pada arteri saja tapi dengan flowrate yang tinggi juga akan
memberikan informasi/gambar yang menampilkan vase arteri dan vase vena pada
saat bersamaan dengan baik
Penyuntikan dengan kecepatan tinggi perbedaan penyangatan media
kontras beberapa phase sangat mencolok memungkinkan pengambilan scan
dengan phase yang berbeda-beda (multi phase) misal pada pemeriksaan abdomen
(Liver, Pancreas dan Ginjal) deteksi kelainan lebih baik.

d. Concentration (Konsentrasi Media Kontras)


Konsentrasi media kontras akan mempengaruhi puncak penyangatan
media kontras dan waktu pencapaiannya pada pemeriksaan arterial , tapi untuk
pemeriksaan Liver/hepar hal ini tidak berpengaruh. Pada pemeriksaan CT Angio
dianjurkan memakai media kontras dengan konsentrasi 300 mgl/ml ke atas. Saat
ini di Indonesia terdapat 350 mgl/l dan 370 mgl/l.

e. Saline Flush (Pemberian NaCl)


Penggunaan NaCl (saline) selain untuk membilas (flushing) media kontras

juga untuk memanfaatkan media kontras yang masih ada di tabung injector (atau

di conector) dan media kontras yang masih ada di vena peripheral (di lengan atau

Universitas Sumatera Utara


30

tangan) untuk dapat di distribusikan ke sistem pusat peredaran darah. Penggunaan

NaCl (Saline) juga dapat menambah puncak penyangatan media kontras dan

efesiensi penggunaan media kontras. Selain juga dapat mengurangi adanya artifact

kontras media di daerah vena cava superior (untuk pemeriksaan pulmonum

emboli).

2.9 Kualitas Citra Radiografi

2.9.1 Densitas Radiografi

Densitas film adalah ukuran tingkat kegelapan dari suatu film. Secara teknik,

hal ini disebut transmitted density yang terjadi pada film berbahan dasar

transparan yang diukur sejak saat cahaya ditransmisikan melewati film. Densitas

merupakan fungsi logaritma yang menjelaskan suatu perbandingan dari dua

pengukuran,secara spesifik merupakan perbandingan antara intensitas cahaya

yang masuk ke film (I0) terhadap intensitas cahaya yang keluar melewati film (It).

D=log I0 It

Densitas film diukur dengan alat yang disebut densitometer. Secara sederhana,

densitometer memiliki sensor fotoelektrik (photoelectric sensor) yang dapat

menghitung banyaknya cahaya yang ditransmisikan melewati selembar film. Film

diletakkan di antara sumber cahaya dengan sensor dan pembacaan densitas

dilakukan oleh instrumen.

2.9.2 Kontras Radiografi

Kontras radiografi merupakan derajat densitas perbedaan antara dua area

pada gambar radiografi. Kontras memudahkan identifikasi ciri-ciri yang berbeda

pada area inspeksi seperti goresan, patahan dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai