Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebidanan adalah suatu profesi yang diakui secara internasional dan


memiliki praktisi di seluruh dunia. Definisi internasional berikut ini tentang
bidan dan ruang lingkup prakteknya telah disetujui oleh International
Conferedation of Midwives (ICM), International Federation of
Gynaecology and Obstertric dan World Health Organization. Bidan
memberikan sedikitnya empat kali pelayanan Antenatal selama masa hamil.
Pelayanan meliputi anamnese dan pemantuan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan resiko tinggi atau adanya kelainan, khususnya anemia,
kurang gizi, hipertensi, PMS atau penyakit menular seksual dan infeksi HIV
atau AIDS, memberikan pelayanan imunisasi, konseling dan penyuluhan
kesehatan. Bidan juga harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan melalukan rujukan.

Kualitas pelayanan Antenatal diberikan selama masa hamil secara


berkala sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan
untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai
dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilan dengan baik
dan melahirkan bayi sehat. Pelayanan antenatal yang berkualitas dimulai
dari pelayanan di tempat pendapftaran, pelayanan kesehatan, meliputi
anamnese, pelayanan fisik maupun laboratorium, penyuluhan perorangan
atau konseling sampai dengan pelayanan obat dan atau rujukan. Proses
pelayanan tersebut dipengaruhi tenaga profesional, dana, sarana, dan
prosedur kerja yang tersedia agar mendapatkan kualitas yang baik.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah,


sebagai berikut :

1
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan philosofi asuhan kebidanan?
1.2.2 Apa saja lingkup asuhan kebidanan?
1.2.3 Apa saja prinsip pokok asuhan kebidanan?
1.2.4 Bagaimana sejarah asuhan kebidanan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan philosofi


asuhan kebidanan.
1.3.2 Untuk mengetahui lingkup asuhan kebidanan.
1.3.3 Untuk mengetahui prinsip pokok asuhan kebidanan.
1.3.4 Untuk mengetahui sejarah asuhan kebidanan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Filosofi Asuhan Kebidanan


Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan
mewarnai asuhan itu.
2.1.1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan
normal adalah bersifat fisiologis bukan partologis. Asuhan yang
diberikan adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus
memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari
tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
2.1.2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan
(continuity of care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan
pelayanan dari seseorang professional yang sama atau dari satu tim
kecil tenaga profesional, dengan begitu maka perkembangan kondisi
mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka
menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si
pemberi asuhan.
2.1.3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (woman centered) serta
keluarga (family centered) \Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan
kebidanan dalam arti bawa asuhan yang diberikan harus berdasarkan
pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan
yang diberikan tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga
keluarganya dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menajdi
bagian integral atau tak terpisahkan dari ibu hamil. Selain itu, keluarga
juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan
dukungan yang kuat bagi anggotanya. dalam hal pengambilan
keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu,
keluarga, dan bidan dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses
pengambilan keputusan.
2.1.4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi
dan memperoleh pengetahuan atau pengalaman yang berhubungan

3
dengan kehamilannnya. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu
mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui
tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan. Seorang bidan harus
memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang
alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus
mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau
komplikasi tersebut terjadi kemudian. Perilau ibu selama masa
kehamilan, perilau ibu dalam mencari penolong persalinan akan
mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan Bidan harus
mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi
pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesaruan yang utuh.

2.2 Lingkup Asuhan Kebidanan

Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus


memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun
lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi :
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisis tiap kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
3. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi, fundus uteri
(TFU)/Posisi/Presentasi dan penurunan janin
4. Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul
5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk lingkup jantung
janin dengan Feteskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi
6. Menghitung usia kehamilan dan perkiraan lahir (HPI)
7. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan perumbuhan janin
8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan
komplikasi
9. Memberi penyuluha tanda bahaya dan bagaimana menghubungi
bidan

4
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan.
Hiperemisis gravidarum tingkat 1, abortusiminen dan preklamsia
ringan
11. Menjelaskan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidak
nyamanan kehamilan
12. Memberi imunisasi
13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan
penanganannya termasuk rujukan tepat pada kurang gizi,
perumbuhan janin tidak adekuat, PEB, dan hipertensi, perdarahan
pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang
signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri
epigastrium karena hipertensi, KPSW, persangkaan polihidramnion,
diabetes militus, kelainan konginital, hasil laboratorium, abnormal,
kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular
seksual, vaginitis, infeksi saluran kencing.
14. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan
menjadi orang tua.
15. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil
seperti nutrisi, latihan, keamanan, merokok.
16. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang
tersedia.

2.3 Prinsip Pokok Asuhan Kebidanan

Pada asuhan kebidanana terdapat lima prinsip pokok, antara lain :


2.3.1 Kelahiran adalah proses yang normal
Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses normal, alami
dan sehat. Sebagai bidan kita membantu meindungi proses tersebut.
2.3.2 Pemberdayaan
Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan sering kali tahu
kapan merekan melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk
melahirkan dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan
oleh orang yang memberikan asuhan pada dan dimana ia

5
melahirkan, jika kita bersikap negatif atau kritis, hal ini
mempengaruhi si ibu. Juga dapat mempengaruhi lamanya
persalinana.
2.3.3 Otonomi
Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka membuat
suatu keputusan. Kita harus tahu dan menjelaskan yang akurat
tentang resiko dan keuntungan prosedur, obat-obatan dan tes. Kita
juga harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan yang terbak
untuk dirinya.
2.3.4 Jangan membahayakan
Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat
indikasi-indikasi spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran
atau periode pasca persalianan dengan tes-tes “rutin” obat atau
prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya.
2.3.5 Tanggung Jawab
Setiap penlong persalinan harus bertanggung jawab terhadapa
kualitas asuhan yang ia berikan. Praktek asuhan maternitas harus
dilakukan berdasarkan kebutuhan ibu dan bayinya, bukan atas
kebutuhan penolongan persalinan. Asuhan berkualitas tinggi
berfokus pada klien dan ibu nerdasarkan bukti ilmiah sekarang ini
adalah tanggungjawab semua bidan.

2.4 Sejarah Asuhan Kebidanan

Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu


selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat
medis dan obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu. Tujuan dari
penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi
dan merujuk ibu-ibu ini untuk mmendapatkan asuhan yang khusus.
Sekarang kita telah mengetahui bahwa penilaian resiko tidak mencegah
kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.

Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana yang
akan mempunyai masalah dalam persalinan. Penilaian resiko tidak lagi

6
dipergunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi
dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan maternal yang
berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu hamil yang mana
yang akan menghadapi komplikasi yang akan mengancam keselamatan jiwa
secara aakurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan “ beresiko tinggi “ yang
tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang tingginya
kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram tanpa
masalah. Demikian juga, seorang ibu yang mempunyai riwayat yang tidak
begitu berarti, kehamilan normal dan perslinan yang tidak berkomplikasi
mungkin saja mengalami pendarahan pasca pesralinan.

Dalam suatu studi di Zaire, dengan menggunakan berbagai macam


metode, pormula dan skala untuk melakukan penapisan “resiko” diteliti.
Studi ini menemukan bahwa 71% ibu mengalami partus macet tidak
digolongkan ke dalam kelompok beresiko sebelumnya. Sebagai tambahan,
90% ibu-ibu yang diidentifikasi “beresiko” tidak mengalami komplikasi.
Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak mempunyai
faktor resiko dan digolongkan ke dalam kelompok “beresiko rendah”. Suatu
contoh seorang ibu beresiko rendah adalah berumur 24 tahun, G2P1 tanpa
faktor resiko dan persalinan normal yang melahirkan bayi 3 kg dan
mengalami perdarahan 1000 cc karena atonia uteri.

1807 : dimasa pemrintahan Gubernur Jendral Hendrik Willian Deandles,


para dukun dilatih untuk melakukan persalinan.

1849 : dibuka pendidikan dokter di jawa Batavia

1851 : dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi oleh dr. W Bosch

1952 : diadakan pelatihan bidan formalmagar dapat meningkatkan kualitas


pertolonagn persalianan

1953 : dilaksanakan kursus tambahan bidan (KTB). Seiring dengan


pelatihan tersebut maka didirikan pula badan kesehatan ibu dan anak
(BKIA)

1957 : terbentukan suatu pelayanan yang terintegrasi yaitu PUSKESMAS

7
Mulai tahun 1950 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan
dekat dengan masyarakat. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat kebijakan
ini merupakan instruksi presiden yang disampaikan secara lisan pada sidang
kabinet pada tahun 1902 kebijakan ini mengandung perlumya mendidik
bidan yang ditempatkan di desa. Tugas pokok bidan di desa adalah sebagai
pelaksana kesehatan KIA, khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil,
bersalin, dan nifas, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk
pembinaan dukun bayi. Sehubungan dengan itu, bidan desa juga menjadi
pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan keluarga berencana. Sedangkan
bidan yang bekerja di rumah sakit berorientasi pada individu. Tugas bidan
di rumah sakit mencakup pelayanan di poliklinik antenatal, poliklinik
keluarga berencana, ruang perinatal, kamar bersalin, kamar operasi
kebidanan, dan ruang nifas. Titik tolak konferensi kependudukan dunia di
Kairo tahun 1994 yang menekankan pada kesehatan reproduksi memperluas
garapan pelayanan bidan area tersebut meliputi :

1. Save Motherhood

2. Keluarga Berencana

3. Penyakit Menular Seksual

4. Kesehatan Reproduksi Remaja

5. Kesehatan Repoduksi Orang Tua

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan,
sebagai berikut :
3.1.1 Filosofi Asuhan Kebidanan
Pelayanan yang terpusat pada wanita (woman centered) serta
keluarga (family centered) \Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan
kebidanan dalam arti bawa asuhan yang diberikan harus
berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan tidak hanya melibatkan
ibu hamil saja melainkan juga keluarganya dan itu sangat penting
bagi ibu sebab keluarga menajdi bagian integral atau tak
terpisahkan dari ibu hamil
3.1.2 Lingkup Asuhan Kebidanan
Lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi
mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisis tiap kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil,
melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap ,
melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi, fundus uteri
(tfu)/posisi/presentasi dan penurunan janin.
3.1.3 Prinsip Pokok Asuhan Kebidanan
Pada asuhan kebidanana terdapat lima prinsip pokok, yaitu
kelahiran adalah proses yang normal, pemberdayaan, otonomi,
jangan membahayakan, dan tanggung jawab.
3.1.4 Sejarah Asuhan Kebidanan
Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu
selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan
riwayat medis dan obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu.
Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu
yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mmendapatkan
asuhan yang khusus.

9
DAFTAR PUSTAKA

Siwi, Elisabeth. 2015. “Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan”. hlm: 1, 3,


4, dan 5 Yogyakarta : Pustaka Baru Press

10

Anda mungkin juga menyukai