PENDAHULUAN
1
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan philosofi asuhan kebidanan?
1.2.2 Apa saja lingkup asuhan kebidanan?
1.2.3 Apa saja prinsip pokok asuhan kebidanan?
1.2.4 Bagaimana sejarah asuhan kebidanan?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dengan kehamilannnya. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu
mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui
tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan. Seorang bidan harus
memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang
alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus
mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau
komplikasi tersebut terjadi kemudian. Perilau ibu selama masa
kehamilan, perilau ibu dalam mencari penolong persalinan akan
mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan Bidan harus
mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi
pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesaruan yang utuh.
4
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan.
Hiperemisis gravidarum tingkat 1, abortusiminen dan preklamsia
ringan
11. Menjelaskan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidak
nyamanan kehamilan
12. Memberi imunisasi
13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan
penanganannya termasuk rujukan tepat pada kurang gizi,
perumbuhan janin tidak adekuat, PEB, dan hipertensi, perdarahan
pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang
signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri
epigastrium karena hipertensi, KPSW, persangkaan polihidramnion,
diabetes militus, kelainan konginital, hasil laboratorium, abnormal,
kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular
seksual, vaginitis, infeksi saluran kencing.
14. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan
menjadi orang tua.
15. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil
seperti nutrisi, latihan, keamanan, merokok.
16. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang
tersedia.
5
melahirkan, jika kita bersikap negatif atau kritis, hal ini
mempengaruhi si ibu. Juga dapat mempengaruhi lamanya
persalinana.
2.3.3 Otonomi
Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka membuat
suatu keputusan. Kita harus tahu dan menjelaskan yang akurat
tentang resiko dan keuntungan prosedur, obat-obatan dan tes. Kita
juga harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan yang terbak
untuk dirinya.
2.3.4 Jangan membahayakan
Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat
indikasi-indikasi spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran
atau periode pasca persalianan dengan tes-tes “rutin” obat atau
prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya.
2.3.5 Tanggung Jawab
Setiap penlong persalinan harus bertanggung jawab terhadapa
kualitas asuhan yang ia berikan. Praktek asuhan maternitas harus
dilakukan berdasarkan kebutuhan ibu dan bayinya, bukan atas
kebutuhan penolongan persalinan. Asuhan berkualitas tinggi
berfokus pada klien dan ibu nerdasarkan bukti ilmiah sekarang ini
adalah tanggungjawab semua bidan.
Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana yang
akan mempunyai masalah dalam persalinan. Penilaian resiko tidak lagi
6
dipergunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi
dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan maternal yang
berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu hamil yang mana
yang akan menghadapi komplikasi yang akan mengancam keselamatan jiwa
secara aakurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan “ beresiko tinggi “ yang
tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang tingginya
kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram tanpa
masalah. Demikian juga, seorang ibu yang mempunyai riwayat yang tidak
begitu berarti, kehamilan normal dan perslinan yang tidak berkomplikasi
mungkin saja mengalami pendarahan pasca pesralinan.
1851 : dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi oleh dr. W Bosch
7
Mulai tahun 1950 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan
dekat dengan masyarakat. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat kebijakan
ini merupakan instruksi presiden yang disampaikan secara lisan pada sidang
kabinet pada tahun 1902 kebijakan ini mengandung perlumya mendidik
bidan yang ditempatkan di desa. Tugas pokok bidan di desa adalah sebagai
pelaksana kesehatan KIA, khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil,
bersalin, dan nifas, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk
pembinaan dukun bayi. Sehubungan dengan itu, bidan desa juga menjadi
pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan keluarga berencana. Sedangkan
bidan yang bekerja di rumah sakit berorientasi pada individu. Tugas bidan
di rumah sakit mencakup pelayanan di poliklinik antenatal, poliklinik
keluarga berencana, ruang perinatal, kamar bersalin, kamar operasi
kebidanan, dan ruang nifas. Titik tolak konferensi kependudukan dunia di
Kairo tahun 1994 yang menekankan pada kesehatan reproduksi memperluas
garapan pelayanan bidan area tersebut meliputi :
1. Save Motherhood
2. Keluarga Berencana
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan,
sebagai berikut :
3.1.1 Filosofi Asuhan Kebidanan
Pelayanan yang terpusat pada wanita (woman centered) serta
keluarga (family centered) \Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan
kebidanan dalam arti bawa asuhan yang diberikan harus
berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan tidak hanya melibatkan
ibu hamil saja melainkan juga keluarganya dan itu sangat penting
bagi ibu sebab keluarga menajdi bagian integral atau tak
terpisahkan dari ibu hamil
3.1.2 Lingkup Asuhan Kebidanan
Lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi
mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisis tiap kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil,
melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap ,
melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi, fundus uteri
(tfu)/posisi/presentasi dan penurunan janin.
3.1.3 Prinsip Pokok Asuhan Kebidanan
Pada asuhan kebidanana terdapat lima prinsip pokok, yaitu
kelahiran adalah proses yang normal, pemberdayaan, otonomi,
jangan membahayakan, dan tanggung jawab.
3.1.4 Sejarah Asuhan Kebidanan
Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu
selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan
riwayat medis dan obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu.
Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu
yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mmendapatkan
asuhan yang khusus.
9
DAFTAR PUSTAKA
10