MetKep Gerontik Bab 2
MetKep Gerontik Bab 2
Ada dua proses penuaan, yaitu penuaan secara primer dan penuaan
secara sekunder. Penuaan primer akan terjadi bila terdapat perubahan pada tingkat sel,
sedangkan penuaan sekunder merupakan proses penuaan akibat faktor lingkungan fisik dan
sosial, stres fisik/psikis, serta gaya hidup dan diet dapat mempercepat proses menjadi tua.
2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi
1. Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya pada
waktu berbaring lebih tinggi atau sama dengan 130/90 mmHg.
2. Prias usia lebih dari 45 tahun, dikatakan menderita hipertensi jika tekanan
darahnya pada waktu berbaring, lebih tinggi dari 145/95 mmHg.
3. Wanita, dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya pada waktu berbaring lbih
tinggi dari atau sama dengan 160/95 mmHg.
2.3.2 Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Meskipun pada umumnya sekitar 90% penyebab hipertensi tidak diketahui dan faktor
turunan memegang peranan besar. Hipertensi jenis ini dikenal sebagai hipertensi
esensial atau primer. Ada juga hipertensi yang penyebabnya diketahui, yang disebut
dengan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi Primer
Merupakan hipertensi yang memiliki beberapa kemungkinan
penyebabnya. Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hipertensi primer terjadi
karena kondisi masyarakat yang memiliki asupan garam cukup tinggi,
lebih dari 6,8 gram setiap hari, serta karena faktor genetik. Namun gen-gen
(Bagian kromosom yang sangat kecil yang menghasilkan protein penentu
sifat individu)untuk hipertensi belum teridentifikasi. Penelitian terkini
difokuskan pada faktor genetik dalam memngaruhi sistem Renin-
Angiostensin-Aaldosteron, yaitu sistem yang membantu mengatur tekanan
darah melalui keseimbangangaram dan kondisi arteri.
b. Hipertensi Sekunder
Merupakan hipertensi yang disebabkan karena gangguan pembuluh darah
atau organ tubuh tertentu, seperti ginjal, kelenjar adrenal, dan aorta.
Penyebab hipertensi sekunder sekitar 5-10% berasal dari penyakit ginjal,
dan sekitar 1-2% karena kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB). Penyebab lain yang jarang adalah feokromositoma,
yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin
(adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Seiring pertambahan usia, tekanan darah sistolik biasanya menurun, tetapi tekanan
darah diastolik meningkat. Jika tekanan sistolik pada orang tua mencapai lebih dari 140
mmHg dan diastolik 90 mmHg, maka diperlukan perhatian serius untuk menanganinya
karena kondisi ini dapat meningkatkan risiko terserang penyakit kardiovaskuler di masa
mendatang. Tekanan sistolik pada orang tua dijadikan acuan untuk menentukan waktu
pemberian obat hipertensi. Dalam beberaa kasus, tekanan sistolik dapat meningkat, tetapi
diastoliknya tidak. Kondisi ini disebut hipertensi sistolik terisolasi (Isolated Systolic
Hypertension). Pemantauan tekanan darah pada orang tua (yang berusia di atas 65 tahun)
sebaiknya dilakukan setahun sekali. Untuk mencegah hipertensi, sebaiknya berat badan
dijaga agar tidak terlalu gemuk dan tetap aktif melakukan latihan fisik seperti berjalan kaki.
Selain itu, asupan sodium sebaiknya dibatasi kurang dari 2,4 gram per hari.
Obat hipertensi yang efektif bagi orang tua antara lain adalah golongan diuretik,
antagonis kalsium, dan beta-blocker.
Terdapat dua faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu faktor
yang tidak bisa diubah dan faktor yang dapat diubah.
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
Kegemukan atau makan berlebihan
Stress
Merokok
Minum alcohol
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti
Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis,
Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke,
Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral
Kortikosteroid
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output(curah jantung)
dengan total tahanan perifer. Cardiac output (Curah jantung) diperoleh dari perkalian antara
stroke volume dengan heart rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan
oleh sistemsaraf otonom dan sirkulasi hormon.Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankantekanan darah antara lain sistem baro reseptor arteri, pengaturan
volumecairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskuler.Baroreseptor arteri
terutama ditemukan di sinus carotid, tapi jugadalam aorta dan dinding ventrikel kiri.
Baroreseptor ini memonitor derajat tekanan arteri. Sistem baro reseptor meniadakan
peningkatan tekanan arterimelelui mekanisme perlambatan jantung oleh respon vagal
(stimulasi parasimpatis) dan vasodilatasi dengan penurunan tonus otot simpatis. Oleh karena
itu, refleks kontrol sirkulasi meningkatkan arteri sistemik bilatekanan baroreseptor turun dan
menurunkan tekanan arteri sistemik bila tekanan baro reseptor meningkat. Alasan pasti
mengapa kontrol ini gagal pada hipertensi belum diketahui. Hal ini ditujukan untuk
menaikkan re-setting sensitivitas baroreseptor sehingga tekanan meningkat secara
tidak adekuat, sekalipun penurunan tekanan tidak ada.Perubahan volume cairan
memengaruhi tekanan arteri sistemik.Bila tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan
darah meningkat melalui mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik venake
jantung dan mengakibatkan peningkatan curah jantung. Bila gunjalberfungsi secara
adekuat, peningkatan tekanan arteri mengakibatkan diuresis dan penurunan tekanan darah.
kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan
garam dan air akan meningkatkan tekanan arteri sistemik.Renin dan angiotensin memegang
peranan dalam pengaturan tekanan darah. Ginjal memproduksi renin yaitu suatu enzim yang
bertindak sebagai substrat protein plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang kemudian
diubah oleh converting enzym dalam paru menjadibentuk angiotensin II kemudian menjadi
angiotensin III. Angiotensin IIdan III mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat pada
pembuluh darah dan merupakan makanisme kontrol terhadap pelepasan aldosteron.
Aldosteron sangat bermakna dalam hipertensi terutama padaaldosteronisme primer. Melalui
peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek
inhibiting atau penghambatan ekskresi garam (Natrium) dengan akibat peningkatan tekanan
darah. Sekresi renin tidak tepat diduga sebagai penyebab meningkatnya tahanan periver
vaskular pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi, kadar renin harus tinggi
diturunkan karena peningkatan tekanan arteriolar renal mungkin menghambat sekresi renin.
Namun demikian,sebagian orang dengan hipertensi esensial mempunyai kadar renin normal.
Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada klien hipertensiesensial akan mengakibatkan
kerusakan pembuluh darah pada organ-organvital. Hipertensi esensial mengakibatkan
hyperplasia medial (penebalan)arteriole-arteriole. Karena pembuluh darah menebal, maka
perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh. Hal ini menyebabkan
infark miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal.Auteregulasi vaskular merupakan
mekanisme lain lain yang terlibatdalam hipertensi.
Auteregulasi vaskular adalah suatu proses yang mempertahankan perfusi jaringan dalam
tubuh relatif konstan. Jika aliran berubah, proses-proses autoregulasi akan menurunkan
tahanan vaskular dan mengakibatkan pengurangan aliran, sebaliknya akan meningkatkan
tahanan vaskular sebagai akibat dari peningkatan aliran. Auteregulas ivaskular nampak
menjadi mekanisme penting dalam menimbulkan hipertensi berkaitan dengan overload
garam dan air.
Hipertensi maligna adalah tipe hipertensi berat yang berkembang secara progresif.
Seseorang dengan hipertensi maligna biasanya memiliki sebagai gejala-gejala morning
headaches, penglihatan kabur, dan sesak napas dan dispnea, dan/ atau gejala uremia. Tekanan
darah diastolik >115mmHg, dengan rentang tekanan diastolik antara 130-170 mmHg.
Hipertensi maligna meningkatkan risiko gagal ginjal, gagal jantung kiri,dan stroke.
2.3.7 Manifestasi klinis hipertensi
Pemeriksaa penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasi factor resiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia.
BUN/ kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal.
Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolanin.
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
2. CT Scan: mengkaji adanya tumor serebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4
Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter )
dengan cara pemberian pendidikan kesehatan
Modifikasi gaya hidup
Obat-obatan untuk
indikasi khusus