a. Dispnea akut Sesak napas yang berlangsung kurang dari 1 bulan b. Dispnea kronik Sesak napas yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Penyebab sesak nafas:
a. Allergen b. Aktivitas fisik yang berat c. Hipertensi d. Edem paru e. Trauma, tersedak, tercekik
2. Hubungan riwayat merokok dan lingkungan kerja terhadap keluhan yang
diderita. Kebiasaan merokok penting untuk diketahui dalam beberapa kasus gangguan pernapasan. Dikatakan pada kasus bahwa penderita memiliki riwayat merokok kurang lebih 30 tahun, denga jumlah rokok 12 batang sehari. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan apakah penderita merupakan perokok aktif, perokok pasif, atau bekas perokok, Menurut data dalam scenario, penderita dikategorikan sebagai bekas perokok karena telah berhenti selama kurang lebih 2 tahun. Kemudian derajat berat merokok dapat menggunakan Indeks Brinkman (IB) dengan menghitung jumlah rokok dalam tahun. Ringan : 0-199 Sedang : 200-600 Berat : >600 Pada penderita= 12 x 30= 360 termasuk bekas perokok sedang. Mekanisme perusakan saluran nafas oleh rokok dan polusi: Inhalasi berbahaya (irritant) oleh penderita → inflamasi → mediator inflamasi: CD4 + T Limfosit, makrofag dan neutrophil → mekanisme perlindungan dan perbaikan (e.g. batuk) → bila gagal, terjadi kerusakan jaringan paru → destruksi parenkim paru, hipersekresi mucus, penyempitan saluran pernapasan (menyebabkan wheezing) → irreversible
3. Bentuk dada normal dan abnormal
a. Bentuk dada normal: Memiliki diameter antero-posterior : transversal = 1:2 Bentuknya menyerupai gambar apel 2 dimensi b. Bentuk dada abnormal: 1) Barrel chest Diameter AP : transversal= 1:1 2) Pigeon chest Diameter AP > transversus Sternum ½ ke distal melengkung ke anterior Bagian lateral dinding thoraks kompressi ke medial 3) Funnel chest AP mengecil Bagian distal dari sternum terdorong ke dalam/mencekung 4) Flat chest Diameter AP memendek