Anda di halaman 1dari 5

STEP 7

1. Anatomi Hepar dan Vesica Biliaris


Hepar/ hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:

a.Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen
dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari hasil
perantara metabolisme karbohidrat.

b.Metabolisme lemak
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain:
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain,
membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk
lemak dari protein dan karbohidrat.

c.Metabolisme protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan
protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa
lain dari asam amino.

d.Menghasilkan Empedu
Hepar menghasilkan empedu setiap harinya. Empedu penting dalam
proses absorpsi dari lemak pada usus halus. Setelah digunakan untuk membantu
absorpsi lemak, empedu akan di reabsorpsi di ileum dan kembali lagi ke hepar.
Empedu dapatdigunakan kembali setelah mengalami konjugasi dan juga sebagian
dari empedu tadi akan diubah menjadi bilirubin.

e.Detoksifikasi
Bila terdapat zat toksik, maka akan terjadi trasnformasi zat-zat berbahaya
dan akhirnya akan diekskresi lewat ginjal. Proses yang dialami adalah proses
oksidasi, reduksi, hidrolisis dan konjugasi.
f.Lain-lain
Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan
vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati
membentuk zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak
dan hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.

Fungsi kandung empedu, yaitu:


a. Tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada di
dalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah
cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
b. Garam empedumenyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.
Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi
bilirubin(pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu
Kandung empedu mampu menyimpan 40-60 ml empedu. Diluar waktu
makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Empedu hati
tidak dapat segera masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus
hepatikus, empedu masuk ke duktus sistikus dan ke kandung empedu
Empedu disimpan dalam kandung empedu selama periode interdigestif
dan diantarkan ke duodenum setelah rangsangan makanan.Pengaliran cairan
empedu diatur oleh 3 faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung
empedu, dan tahanan sfingter koledokus.

Mekanisme Bilirubin:
a. Bilirubin terkonjugasi /direk
Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut
dalam air sehingga dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi
(bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin ) masuk ke saluran empedu dan
diekskresikan keusus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi
urobilinogen. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang
terdiazotasi membentuk azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau
bilirubin terkonjugasi dapat disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin
intrahepatik antara lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor, Recurrent (benign)
intrahepatic cholestasis, Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran empedu.
Diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin
dengan hasil negatif.

b. Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek


Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas
yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga untuk
memudahkan bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur dengan
alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan
bilirubin indirek. Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai arti dalam
diagnosis penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat gangguan dari
delivery bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan
tanda-tanda payah jantung, setelah payah jantung diatasi maka kadar bilirubin
akan normal kembali dan harus dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak
selalu disertai bilirubinemia. Peningkatan yang lain terjadi pada bilirubinemia
akibat hemolisis atau eritropoesis yang tidak sempurna, biasanya ditandai dari
anemi hemolitik yaitu gambaran apusan darah tepi yang abnormal, umur eritrosit
yang pendek.

Anda mungkin juga menyukai