Anda di halaman 1dari 112

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 1


2 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 3

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017


sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja
Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
4 LaPORAN Kinerja

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LaKIP) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
tahun 2017. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban kinerja
Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam melaksanakan
fungsi dan kewajibannya dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
unit organisasi secara transparan, serta memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.

Penyusunan laporan ini dilakukan dengan mengacu


pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review atas
Laporan Kinerja.

LaKIP Direktorat Keterpaduan Infrastruktur


Permukiman menyajikan berbagai keberhasilan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 5

atas capaian sasaran strategis Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, kendala serta langkah
perubahan, dan rencana ke depan agar dapat memberikan gambaran yang obyektif terkait kinerja Direktorat
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017. Capaian sasaran kegiatan dapat tercermin dalam analisis
indikator kinerja yang diukur atas dasar penilaian indikator keberhasilan, sebagaimana telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017.

Dengan tersusunnya LaKIP ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran
dan pemangku kepentingan pada Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman yang telah bekerjasama
melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan hingga tercapaianya kinerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman. Semoga laporan kinerja akuntabilitas ini dapat memberikan manfaat dan memberikan informasi
pertanggung jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi unit kerja Pemerintah dalam rangka
terwujudnya good government.

Jakarta, Januari 2018


Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Dwityo A. Soeranto
NIP. 196109301989031001
6 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 7

Daftar Isi
8 LaPORAN Kinerja

Daftar Isi
KATA PENGANTAR 4
DAFTAR ISI 8
DAFTAR GAMBAR 10
DAFTAR TABEL 11

BAB I PENDAHULUAN 14
1.1 Tugas Dan Fungsi 15
1.2 Struktur Organisasi 15

BAB II PERENCANAAN KINERJA 21


2.1 Perencanaan Strategis 22
2.2 Perjanjian Kinerja 23
2.3 Metode Pengukuran 26

BAB III KAPASITAS ORGANISASI 29


3.1 Sumber Daya Manusia 30
3.2 Sarana dan Prasarana 32
3.3 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran 33

BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA 35


4.1 Dukungan Sumber Daya 36
4.1.1 Peningkatan Kualitas SDM Direktorat KIP 36
4.1.2 Peningkatan Kualitas Tata Laksana 39
4.1.3 Peningkatan Kualitas Tata Kelola Keuangan dan BMN 41
4.1.4 Peningkatan Kualitas Tata Kelola Teknologi dan Sistem Informasi 41
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 9

4.2 Capaian Kinerja 43


4.2.1 Jumlah Kab./Kota yang Mempunyai Program Sesuai RPIJM 43
4.2.2 Konsistensi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Terhadap RPIJM 44
4.2.3 Tingkat Akuntabilitas Kinerja 45
4.2.4 Capaian Lainnya 47
4.3 Realisasi Anggaran 56
4.3.1 Penyerapan Anggaran 56
4.3.2 Konsistensi Antara Perencanaan dan Implementasi 58
4.3.3 Pencapaian Keluaran 58
4.3.4 Efisiensi 61
4.3.5 Aspek Manfaat 61

BAB V PENUTUP 63
5.1 Kesimpulan 65
5.2 Rencana Tindak Lanjut 65

LAMPIRAN 67
10 LaPORAN Kinerja

Daftar Gambar
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat KIP 17
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Satker. P2PIP Pusat 19
Gambar 2.1 Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya 22
Gambar 3.1 Komposisi ASN Direktorat KIP Berdasarkan Status Kepegawaian 30
Gambar 3.2 Komposisi ASN berstatus PNS Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan Pada Direktorat KIP 31
Gambar 3.3 Komposisi ASN berstatus Non PNS Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan Pada Direktorat KIP 31
Gambar 3.4 Komposisi Total ASN Direktorat KIP Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan 31
Gambar 4.1 Tingkat Kehadiran Pegawai Direktorat KIP Tahun 2017 37
Gambar 4.2 Tingkat Kepulangan Pegawai Direktorat KIP Tahun 2017 37
Gambar 4.3 Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016-2019 41
Gambar 4.4 Tingkat Akuntabilitas Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun 2015-2017 46
Gambar 4.5 Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman di 19 Lokasi Tahun 2017 48
Gambar 4.6 Kinerja Output Pendukung Indikator Jumlah Kab/Kota yang Mempunyai
Program Sesuai RPIJM Tahun 2017 59
Gambar 4.7 Kinerja Output Pendukung Indikator Konsistensi Penyelenggaraan
Infrastruktur Permukiman Terhadap RPIJM Tahun 2017 59
Gambar 4.8 Kinerja Output Pendukung Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Tahun 2017 60
Gambar 5.1 Capaian Kinerja Pelaksanaan Output Direktorat KIP Tahun 2017 65
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 11

Daftar Tabel
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Direktorat KIP 24
Tabel 2.2 Cakupan Evaluasi 27
Tabel 3.1 Barang Milik Negara Direktorat KIP 32
Tabel 3.2 Rincian Pagu Awal Direktorat KIP 33
Tabel 3.3 Riwayat Alokasi Dana Direktorat KIP TA. 2017 34
Tabel 4.1 Workshop/Pelatihan yang Diselenggarakan Sub Bagian Tata Usaha Direktorat KIP Tahun 2017 38
Tabel 4.2 Rincian Keikutsertaan SDM Direktorat KIP pada Pendidikan/Diklat Tahun 2017 38
Tabel 4.3 Rincian Penerima Manfaat Pelaksanaan Workshop Persiapan Pelaksanaan Kegiatan P2PIP
Provinsi Tahun 2017 39
Tabel 4.4 Pedoman Pendukung Tata Laksana Direktorat KIP Tahun 2017 40
Tabel 4.5 Daftar Arsip Inaktif 40
Tabel 4.6 Pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan Sanitasi TA 2017 53
Tabel 4.7 Pagu dan Realisasi Output dan Anggaran Tahun 2017 Direktorat KIP 57
Tabel 4.8 Pagu dan Realisasi Output dan Anggaran Tahun 2017 Direktorat KIP 57
Tabel 4.9 Penyerapan Anggaran Terhadap Pencapaian Indikator Kinerja Outcome
Direktorat KIP Tahun 2017 58
Tabel 4.10 Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017
terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 59
Tabel 4.11 Sandingan Capaian Output
Direktorat KIP Tahun 2017 terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 60
Tabel 4.12 Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017
terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 61
12 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 13

Bab I
Pendahuluan
14 LaPORAN Kinerja

Pendahuluan

L
aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi dan pengawasan dalam bidang Cipta Karya
Pemerintah (LaKIP) Direktorat KIP dengan mengedepankan prinsip keterpaduan,
disusun untuk memberikan gambaran inklusifitas, dan berkelanjutan;
yang jelas dan transparan sebagai 2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan
bentuk pertanggungjawaban atas infrastruktur permukiman serta penataan
pelaksanaan kegiatan dan capaian bangunan dan lingkungan berdasarkan
kinerja yang telah dilaksanakan penataan ruang dan Wilayah Pengembangan
selama 1 (satu) tahun, serta sebagai alat untuk Strategis (WPS);
mengkomunikasi­kan pencapaian kinerja Direktorat 3. Menyediakan infrastruktur air minum dan
KIP kepada masyarakat dan stakeholders lainnya. sanitasi di perkotaan dan perdesaan dalam
rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019;
Rencana Strategis Ditjen. Cipta Karya 2015 – 4. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah
2019 mengamanatkan bahwa Ditjen. Cipta serta mendorong kemitraan dengan masyarakat
Karya melaksanakan Program Pembinaan dan dan dunia usaha dalam penyelenggaraan
Pengembangan Infrastruktur Permukiman, dengan pembangunan infrastruktur permukiman;
tingkat keberhasilan pelaksanaan program yang 5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana
dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran program, yaitu: yang efektif dan SDM yang profesional dengan
1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan menerapkan prinsip good governance.
kebutuhan air minum bagi masyarakat dengan
indikator kinerja cakupan pelayanan akses air Dalam rangka pencapaian sasaran program
minum; tersebut di atas, Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya
2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan melaksanakan beberapa beberapa fungsi sebagai
kebutuhan hunian dan permukiman yang layak berikut:
dengan indikator kinerja penurunan luasan 1. Pengaturan, Pembinaan dan Pelaksanaan
permukiman kumuh; Pengembangan Permukiman.
3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan 2. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan
akses sanitasi bagi masyarakat dengan indikator Pelaksanaan Penataan Bangunan Gedung.
kinerja cakupan pelayanan akses sanitasi. 3. Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan
Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta
Berdasarkan arahan kebijakan dalam Renstra Ditjen. Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur
Cipta Karya tahun 2015 – 2019 serta memperhatikan Sanitasi dan Persampahan.
peluang dan tantangan yang ada dalam 4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan
pembangunan infrastruktur permukiman, maka misi Pengembangan Sumber Pembiayaan dan
yang akan dicapai oleh Ditjen. Cipta Karya dalam Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem
periode lima tahun ke depan adalah: Penyediaan Air Minum.
1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, 5. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman.
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 15

6. Penyusunan Kebijakan Program dan Anggaran, sebagai berikut:


Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta 1. Penyusunan kebijakan dan strategi
Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman. pembangunan infrastruktur permukiman;
2. Penyusunan keterpaduan perencanaan
Sebagai salah satu unit kerja Ditjen. Cipta Karya, dan kemitraan pembangunan infrastruktur
Direktorat KIP mendukung Ditjen. Cipta Karya permukiman;
dalam pencapaian sasaran program tersebut 3. Penyusunan keterpaduan program, pembiayaan
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan berupa tahunan yang bersumber dari APBN dan
Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, pembiayaan lainnya;
Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi 4. Pemantauan keterpaduan pelaksanaan
Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman yang pembangunan infrastruktur permukiman;
dilaksanakan oleh Direktorat KIP. 5. Pengelolaan data dan sistem teknologi informasi;
6. Pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan
Unit kerja Direktorat KIP melaksanakan kewajiban program kegiatan dan pembangunan
untuk melaporkan pelaksanaan akuntabilitas infrastruktur permukiman; dan
kinerjanya, sesuai dengan Peraturan Presiden 7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas tangga direktorat.
Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi 1.2 Struktur Organisasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Direktorat KIP dalam melaksanakan tugas
1.1. Tugas dan Fungsi dan fungsinya didukung oleh 6 (enam) sub-unit
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan kerja, meliputi:
Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015, tentang Organisasi 1. Sub Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan
dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Kemitraan, bertugas melaksanakan penyusunan
Perumahan Rakyat pada bagian keempat, pasal 498 kebijakan dan strategi, keterpaduan perencanaan
mengamanatkan bahwa Direktorat Keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman dan
Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas fasilitasi kemitraan melalui penyelenggaraan
“melaksanakan penyusunan kebijakan dan fungsi:
strategi keterpaduan perencanaan dan kemitraan, a. Penyusunan kebijakan dan strategi
pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan pembangunan infrastruktur permukiman;
sistem informasi, serta pemantauan dan evaluasi b. Penyusunan keterpaduan perencanaan
kinerja keterpaduan program pembangunan jangka panjang dan menengah, serta
infrastruktur permukiman yang meliputi rencana strategis pembangunan infrastruktur
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan permukiman;
penataan bangunan, pengembangan sistem c. Penyusunan pedoman dan manual
penyediaan air minum serta penyehatan lingkungan keterpaduan rencana pembangunan
permukiman”. Dalam rangka pelaksanaan tugas infrastruktur permukiman; dan
tersebut, Direktorat KIP menyelenggarakan fungsi
16 LaPORAN Kinerja

d. Fasilitasi penyiapan program jangka d. Pemantauan dan pelaporan keterpaduan


menengah pembangunan infrastruktur pelaksanaan pembangunan infrastruktur
permukiman dan fasilitasi kemitraan. permukiman.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya,
Sub Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan Sub Direktorat Keterpaduan Pelaksanaan di­
Kemitraan didukung oleh dua seksi, yaitu Seksi du­kung dua seksi yaitu Seksi Keterpaduan Pel­
Keterpaduan Perencanaan dan Seksi Fasilitasi aksanaan I dan Seksi Keterpaduan Pelaksanaan II.
Kemitraan.
4. Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem
2. Sub Direktorat Keterpaduan Pembiayaan, Informasi bertugas melaksanakan pengelolaan
bertugas melaksanakan penyusunan data dan sistem teknologi informasi bidang
keterpaduan program pembiayaan tahunan pembangunan infrastruktur permukiman
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan melalui penyelenggaraan fungsi:
Belanja Negara (APBN) dan pembiayaan lainnya a. Penyusunan pedoman pengelolaan data,
melalui penyelenggaraan fungsi: sistem dan teknologi informasi bidang
a. Penyusunan keterpaduan program dan pembangunan infrastruktur permukiman;
pembiayaan tahunan yang bersumber dari b. Penyelenggaraan dan pengelolaan data
APBN dan pembiayaan lainnya; bidang pembangunan infrastruktur
b. Penyusunan pedoman dan manual permukiman;
keterpaduan pembiayaan pembangunan c. Penyelenggaraan dan pengembangan
infrastruktur permukiman; sistem dan teknologi informasi; dan
c. Fasilitasi penyiapan program keterpaduan d. Fasilitasi pengelolaan data, sistem dan
pembiayaan anggaran tahunan; dan teknologi informasi.
d. Fasilitasi pengembangan pembiayaan Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya,
lainnya. Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Informasi didukung oleh dua seksi, yaitu Seksi
Sub Direktorat Keterpaduan Pembiayaan dan Pengelolaan Data dan Seksi Pengembangan
Kemitraan Program, didukung oleh dua seksi, Sistem Informasi.
yaitu Seksi Keterpaduan Pembiayaan I dan Seksi
Keterpaduan Pembiayaan II. 5. Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi
bertugas melaksanakan pemantauan dan
3. Sub Direktorat Keterpaduan Pelaksanaan evaluasi kinerja keterpaduan program
bertugas melaksanakan pembinaan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman
pelaksanaan pembangunan infrastruktur melalui penyelenggaraan fungsi:
permukiman melalui penyelenggaraan fungsi: a. Penyusunan pedoman evaluasi kinerja
a. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan keterpaduan program pembangunan
pembangunan infrastruktur permukiman; infrastruktur permukiman;
b. Fasilitasi keterpaduan pelaksanaan b. Pemantauan dan evaluasi kinerja
pembangunan dan anggaran tahun berjalan; keterpaduan program pembangunan
c. Penyusunan pedoman pelaksanaan infrastruktur permukiman;
pembangunan infrastruktur permukiman; dan c. Fasilitasi evaluasi kinerja keterpaduan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 17

program pembangunan infrastruktur Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi


permukiman; dan Direktorat KIP secara bertanggung jawab, maka
d. Penyusunan laporan kinerja keterpaduan dilaksanakan proses internal yang memadukan
program pembangunan infrastruktur sistem infratruktur permukiman sejak tahap
permukiman. perencanaan, program dan anggaran, pelaksanaan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sub hingga evaluasi capaian terhadap proses tersebut,
Direktorat Pemantauan dan Evaluasi didukung Direktorat KIP didukung oleh Satuan Kerja Direktorat
oleh dua seksi, yaitu Seksi Pemantauan dan KIP dan Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian
Evaluasi I serta Seksi Pemantauan dan Evaluasi II. Program Infrastruktur Permukiman (Satker. P2PIP),
dengan struktur sebagai berikut:
6. Sub Bagian Tata Usaha bertugas melakukan 1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kepala Satuan
urusan kepegawaian, keuangan, penyelesaian Kerja Direktorat KIP dibantu oleh 5 (lima) Pejabat
administrasi laporan hasil pemeriksaan (LHP) Pembuat Komitmen (PPK), yaitu:
dan tuntutan ganti rugi, perlengkapan, rumah a. PPK Keterpaduan Perencanaan dan
tangga, pengelolaan barang milik negara, tata Kemitraan;
persuratan dan kearsipan serta koordinasi b. PPK Keterpaduan Pembiayaan;
administrasi direktorat. c. PPK Keterpaduan Pelaksanaan;
d. PPK Pengelolaan Data dan Sistem Informasi;
Diagram struktur organisasi Direktorat KIP, dapat e. PPK Pemantauan dan Evaluasi.
dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Direktorat KIP

Direktorat Keterpaduan
Infrastruktur Permukiman

Sub Bagian Tata Usaha

Sub Direktorat Sub Direktorat Sub Direktorat Sub Direktorat Sub Direktorat
Keterpaduan Keterpaduan Keterpaduan Pengelolaan Data Pemantauan
Perencanaan dan Pembiayaan Pelaksanaan dan Sistem Informasi dan Evaluasi
Kemitraan

Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi


Keterpaduan Keterpaduan Keterpaduan Pengolahan Data Pemantauan
Perencanaan Pembiayaan I Pelaksanaan I Evaluasi I

Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi


Fasilitas Keterpaduan Keterpaduan Pengembangan Pemantauan
Kemitraan Pembiayaan II Pelaksanaan II Sistem Informasi Evaluasi II

Sumber: Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/PRT/M/2015


18 LaPORAN Kinerja

2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kepala Satker. Karya tahun berikutnya dengan mengacu pada
P2PIP Pusat dibantu oleh 4 (empat) PPK, yaitu: RPI2JM serta melakukan pemutakhiran data hasil
a. PPK Pembinaan Teknis; pembangunan bidang Cipta Karya;
b. PPK Perencanaan; g. Memantau dan melaporkan pemenuhan
c. PPK Pengendalian; komtimen pemerintah daerah (DDUB,
d. PPK Pengelolaan Hibah; ketersediaan lahan, dsb) untuk kepentingan
e. PPK Perencanaan dan Pengendalian Provinsi pembangunan infrastruktur permukiman;
h. Melakukan koordinasi dan pemantauan secara
Struktur satuan kerja tersebut tertuang dalam berkala terhadap pelaksanaan pembangunan
Keputusan Menteri PUPR Nomor 1059/KPTS/M/2016 fisik tahun berjalan dari seluruh satuan kerja di
tanggal 30 Desember 2016, tentang Pengakatan tingkat provinsi dan kabupaten / kota secara
Atasan/Atasan Langsung/Pembantu Atasan berkala;
Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang dan i. Memfasilitasi tersedianya data pelaporan
Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan e-procurement, e-monitoring, Sistem Akuntansi
Kementerian PUPR . Indonesia (SAI), dan SIMAK BMN, SIMEK, serta
pelaporan lainnya di tingkat satuan kerja Provinsi
Sesuai Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Cipta dan Kabupaten / Kota;
Karya No. 02/SE/DC/2016, tentang Pedoman j. Memfasilitasi publikasi dan informasi kegiatan
Penetapan Struktur Organisasi Satuan Kerja di Ditjen. Ditjen. Cipta Karya di Provinsi dan Kabupaten /
Cipta Karya, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kepala Kota.
Satuan Kerja dan PPK P2PIP melaksanakan tugas
teknis sebagai berikut: Struktur organisasi pada Satker P2PIP digambarkan
a. Sinkronisasi program-program Keciptakaryaan; sebagai berikut:
b. Melakukan fasilitasi kepada pemerintah
daerah (Pemda) dalam penguatan kapasitas
perencanaan dan penyusunan program;
c. Mendampingi pelaksanaan penyusunan
Rencana Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten/Kota
Bidang Cipta Karya serta melakukan fasilitasi
reviu RPI2JM Kab/Kota Bidang Cipta Karya dan
menyampaikan kepada Direktorat KIP;
d. Menyampaikan informasi program yang
berpotensi untuk didanai oleh Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri (PHLN) dan sumber
dana lainnya serta memfasilitasi penyiapan
pelaksanaannya;
e. Fasilitasi pelaksanaan kegiatan DAK Sanitasi dan
Air Minum dan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
f. Melakukan verifikasi usulan berdasarkan prioritas
dan pemutakhiran data usulan program Cipta
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 19

Gambar 1.2
Struktur Organisasi Satker. P2PIP Pusat

Struktur Organisasi SatUAN kerJA Pusat NON STRUKTURAL


SATKER PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG/ KEPALA SATUAN KERJA

Penelaah Bangunan Gedung dan Permukiman


(Jabatan Fungsional Teknik) Penelaah Keuangan Bendahara Penelaah Publikasi

Pejabat PenandatangananSurat Perintah


Penyusunan Monev & Pelaporan Penelaah BMN Pengadministrasian Umum
Membayar (PPSPM)

Penyusunan Program & Anggaran Arsiparis

PPK Randal Aceh PPK Randal Jabar PPK Randal Sulteng


PPK Pembinaan Teknis PPK Randal I PPK Randal II PPK Pengelolaan Hibah
PPK Randal Sumut PPK Randal Jateng PPK Randal Sulsel
PPK Randal Sumbar PPK Randal DIY PPK Randal Sulbar
PPK Randal Riau PPK Randal Jatim PPK Randal Sultra
Perencana Program Penyusunan Penyusunan Perencana Program PPK Randal Kepri PPK Randal Kalbar PPK Randal Bali
dan Kegiatan Monev & Pelaporan Monev & Pelaporan dan Kegiatan
PPK Randal Jambi PPK Randal Kalteng PPK Randal NTB
PPK Randal Bengkulu PPK Randal Kalsel PPK Randal NTT

Pengolah Monev & Pelaporan Pengolah Monev & Pelaporan Pengolah Monev & Pelaporan Pengolah Monev & Pelaporan PPK Randal Sumsel PPK Randal Kaltim PPK Randal Maluku
PPK Randal Babel PPK Randal Kaltara PPK Randal Maluku Utara
PPK Randal Lampung PPK Randal Sulut PPK Randal Papua
Pemantau Kinerja Pengolah Data Monev Pengolah Data Monev Pemantau Kinerja PPK Randal Banten PPK Randal Gorontalo PPK Randal Papua Barat

Pengolah Data Monev Pengadministrasi Umum Pengadministrasi Umum Pengolah Data Monev Perencana Program
Penata Teknis dan Kegiatan
(33 Provinsi) (33 Provinsi)
Pengadministrasi Umum Pengadministrasi Umum Penata Keuangan Pengolah Monev & Pelaporan
(33 Provinsi) (33 Provinsi)

Pengolah Data Publikasi Pengolah Data Monev


(33 Provinsi) (33 Provinsi)

Pengadministrasi Umum
(33 Provinsi)

Sumber: Petunjuk Teknis Pedoman Tata Kelola Randal 2017


20 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 21

Bab II
Perencanaan Kinerja
22 LaPORAN Kinerja

Perencanaan Kinerja

P
erencanaan Kinerja merupakan pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk
salah satu aspek dari Perjanjian Kinerja (PK) yang ditandatangani oleh
penyelenggaraan Sistem Direktur KIP dan Direktur Jenderal Cipta Karya.
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Aspek 2.1 Rencana Strategis
ini menggambarkan kualitas Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra)
dokumen perencanaan yang Kementerian PUPR 2015-2019, Ditjen. Cipta Karya
berorientasi pada hasil yang harus dicapai mendukung pencapaian sasaran strategis (SS 9)
dalam kurun waktu 1-5 tahun, sesuai dengan ‘Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur
tugas dan fungsi unit organisasi, dengan dasar permukiman’ dimana pada pelaksanaannya,
mempertimbangkan perkembangan lingkungan sasaran strategis tersebut selanjutnya
strategis organisasi bersangkutan. menjadi sasaran dari Program Pembinaan dan
Pengembangan Infrastruktur Permukiman, yaitu
Perencanaan kinerja Direktorat KIP, dituangkan ‘Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses
dalam bentuk Rencana Anggaran dan permukiman yang layak’ 1.

Gambar 2.1.
Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya
Stakeholders
Customers/
Internal
Process
Learning &
Growth

Sumber: Rencana Strategi Ditjen Cipta Karya 2015 – 2019

1 Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 50/SE/Dc/2016 Tentang Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015 - 2019
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 23

Dalam mendukung pencapaian sasaran program dan Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem
tersebut, Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan Informasi.
internal process yang efektif dan efisien dengan
dukungan proses learning and growth yang Pencapaian sasaran kegiatan tersebut diukur
berkelanjutan. Sasaran kegiatan Ditjen. Cipta Karya dengan 3 (tiga) indikator kinerja yang dapat dicapai
pada tahap internal process dan learning and growth melalui output sebagai berikut:
diturunkan dari sasaran strategis (SS) 5, SS 11, SS 12, a. Indikator kinerja Jumlah Kab./Kota yang
dan SS 15 yang terdapat pada Renstra Kementerian mempunyai program sesuai RPIJM dicapai
PUPR. Berkaitan dengan itu, maka sasaran kegiatan melalui output perencanaan dan kemitraan
internal process yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta infrastruktur permukiman serta perencanaan
Karya adalah: dan pengendalian program bidang
1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, permukiman;
pemrograman, dan penganggaran (SS 5) b. Indikator kinerja Konsistensi Penyelenggaraan
2. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan Infrastruktur Permukiman terhadap RPIJM
(SS 11) dicapai melalui pencapaian output sebagai
Pada tahap learning and growth, terdapat 2 sasaran berikut:
yang dituju oleh Ditjen. Cipta Karya, yaitu: • Pembiayaan Infrastruktur Permukiman;
1. Meningkatnya SDM yang kompeten dan • Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman;
berintegritas (SS 12) • Perencanaan dan Pengendalian Program
2. Meningkatnya pengelolaan sarana dan Bidang Permukiman.
prasarana dan teknologi informasi (SS 15) c. Indikator kinerja Tingkat Akuntabilitas Kinerja
dicapai melalui output sebagai berikut:
Sasaran-sasaran kegiatan tersebut selanjutnya • Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan
didistribusikan secara merata kepada seluruh Bidang Permukiman;
unit kerja dan SDM di lingkungan Ditjen. Cipta • Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
Karya. Pada Direktorat KIP di tahap internal process, Bidang Permukiman.
sasaran kegiatan ‘meningkatnya keterpaduan
perencanaan, pemrograman, dan penganggaran’ 2.2 Perjanjian Kinerja
(SS 5) dilaksanakan oleh Sub Direktorat Keterpaduan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Perencanaan dan Kemitraan, Sub Direktorat dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
Keterpaduan Pembiayaan, dan Satker. P2PIP. tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan
Sasaran kegiatan ‘meningkatnya pengendalian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
dan pengawasan’ (SS 11) dilaksanakan oleh Sub Instansi Pemerintah menyebutkan bahwa Perjanjian
direktorat Keterpaduan Pelaksanaan dan Sub Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan
Direktorat Pemantauan dan Evaluasi. penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi
kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
Pada tahap learning and growth, sasaran kegiatan melaksanakan program/kegiatan, disertai dengan
‘Meningkatnya SDM yang kompeten dan indikator kinerja pada satu tahun anggaran. PK
berintegritas’ (SS 12) dilaksanakan oleh Sub Bagian Direktorat KIP Tahun Anggaran 2017 disusun untuk
Tata Usaha, sedangkan ‘Meningkatnya pengelolaan memenuhi target sasaran kegiatan yang tertuang
sarana dan prasarana dan teknologi informasi’ di dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya dengan
(SS 15) dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha pembiayaan yang bersumber dari APBN TA. 2017.
24 LaPORAN Kinerja

Setelah ditetapkannya Daftar Isian Pelaksanaan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak”,
Anggaran (DIPA) sebagai landasan pelaksanaan dengan target outcome 500 kab/kota mempunyai
kegiatan tahun 2017, Bapak Direktur KIP bersama program sesuai RPIJM, konsistensi penyelenggaraan
dengan Bapak Direktur Jenderal Cipta Karya infrastruktur permukiman terhadap RPIJM sebesar
menandatangani PK sebagai bentuk komitmen 78%, dan tingkat akuntabilitas kinerja sebesar 84%”.
Direktorat KIP dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang efektif, transparan, dan akutabel, Dokumen PK tahun anggaran 2017 yang disusun
serta berorientasi hasil, yang diimplementasikan oleh Direktorat KIP telah selaras dengan dokumen
melalui pemanfaatan alokasi anggaran untuk Renstra Ditjen. Cipta Karya, dan menjadi acuan
pelaksanaan perencanaan, pemantauan, dan penyusunan sasaran kerja eselon III, dan eselon IV,
pengendalian, serta evaluasi kinerja penyelenggaraan hingga staf di lingkungan Direktorat KIP.
infrastruktur bidang permukiman.
Pada tahun 2017, Direktorat KIP menyelenggarakan
Pada awal tahun anggaran 2017, besaran dana beberapa kegiatan dan komponen rinci tertuang
yang dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan dalam Rencana Aksi atas rencana kinerja selama
dan menjadi tanggung jawab Direktorat KIP adalah tahun berjalan, termasuk target capaian secara
sebesar Rp. 246.654.658.000,-. Pemanfaatan anggaran periodik. Selain itu, rencana aksi digunakan sebagai
tersebut untuk memenuhi komitmen Direktorat arahan dan pengorganisasian kegiatan Direktorat
KIP dalam memenuhi pencapaian sasaran strategis KIP, selanjutnya diselenggarakan pemantauan
yang berorientasi hasil, yaitu “Mendukung terjadinya pencapaian secara berkala terhadap target dalam
peningkatan kontribusi terhadap pemenuhan rencana aksi tersebut.

Tabel 2.1
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Direktorat KIP
Sasaran target
No Indikator Kinerja volume SATUAN
Strategis
PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
1 Mendukung Outcome
terjadinya
- Jumlah kab/kota yang mempunyai program sesuai RPIJM 500 kab/kota
peningkatan
kontribusi - Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM 78 %
terhadap
- Tingkat Akuntabilitas Kinerja 84 %
pemenuhan
kebutuhan Output
hunian dan
1 Layanan Perkantoran 12 Bulan
permukiman
yang layak 2 Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman 7 Laporan
huni
3 Pembiayaan Infrastruktur Permukiman 7 Laporan
4 Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 9 Laporan
5 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman 6 Laporan
6 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman 8 Laporan
7 Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman 64 Laporan
Output Tambahan
8 Pengelolaan Administrasi Perkantoran 6 Laporan
9 Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan
Sumber: Perjanjian Kinerja Direktorat KIP, 2017
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 25

Rincian masing-masing target indikator kinerja dan 3.


Rincian Output Subdit. Keterpaduan
komponen dari setiap output Direktorat KIP adalah Pelaksanaan
sebagai berikut : Penyelenggaraan keterpaduan Pelaksanaan
1. Output Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan Infrastruktur Permukiman merupakan salah
Kemitraan satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas
Penyelenggaraan keterpaduan Perencanaan Subdit Keterpaduan Pelaksanaan. Subdit ini
dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman memiliki output yaitu Pelaksanaan Infrastruktur
merupakan salah satu fungsi Direktorat KIP Permukiman dengan sub-output sebanyak 8
yang menjadi tugas Subdit Keterpaduan laporan, yang terdiri dari :
Perencanaan dan Kemitraan. Subdit ini • Identifikasi Kebutuhan dan Penyusunan
memiliki output Perencanaan dan Kemitraan Pedoman/Juknis Keterpaduan Pelaksanaan
Infrastruktur Permukiman dengan sub-output • Bantuan Manajemen Pengendalian
sebanyak 7 laporan, yang terdiri dari: Pelaksanaan sebanyak 1 laporan
• Keterpaduan Perencanaan Jangka Panjang • Fasilitasi Keterpaduan Pelaksanaan
dan Menengah sebanyak 2 laporan Anggaran sebanyak 5 laporan
• Pedoman Manual Keterpaduan Infrastruktur • Pemantauan Keterpaduan Pelaksanaan
Permukiman sebanyak 3 laporan sebanyak 2 laporan
• Fasilitasi Kemitraan Infrastruktur
Permukiman sebanyak 2 laporan Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan beberapa paket kegiatan dengan memanfaatkan
beberapa paket kegiatan dengan memanfaatkan anggaran sebesar Rp. 15.452.833.000,-
anggaran sebesar Rp. 7.795.892.000,-.
4. Rincian Output Subdit. Pemantauan dan
2. Output Subdit. Keterpaduan Pembiayaan Evaluasi
Penyelenggaraan keterpaduan Pembiayaan Penyelenggaraan Pemantuan dan Evaluasi
Infrastruktur Permukiman merupakan salah Infrastruktur Permukiman merupakan salah
satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas
Subdit Keterpaduan Pembiayaan. Subdit ini Subdit Pemantauan dan Evaluasi. Subdit ini
memiliki output yaitu Pembiayaan Infrastruktur memiliki output yaitu Pemantauan dan Evaluasi
Permukiman dengan sub-output sebanyak 7 Infrastruktur Permukiman dengan sub-output
laporan, yang terdiri dari : sebanyak 6 laporan yang terdiri dari :
• Penyusunan Keterpaduan Program dan • Pemantuan dan Evaluasi sebanyak 3 laporan
Pembiayaan Tahunan sebanyak 4 laporan • Fasilitasi Evaluasi sebanyak 1 laporan
• Penyusunan Pedoman dan Manual • Penyusunan Laporan Kinerja Bidang Cipta
Keterpaduan Pembiayaan sebanyak 3 Karya sebanyak 2 laporan
laporan
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan beberapa paket kegiatan dengan memanfaatkan
beberapa paket kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 8.334.672.000,-
memanfaaatkan anggaran sebesar Rp.
9.033.189.000,-
26 LaPORAN Kinerja

5. Rincian Output Subdit. Pengelolaan Data dan proses pengukurannya. Hal tersebut bertujuan
Sistem Informasi untuk menjamin konsistensi penggunaan indikator
Penyelenggaraan Pengelolaan Data dan Sistem kinerja yang terukur (measurable). Metode
Informasi Infrastruktur Permukiman merupakan pengukuran sasaran kegiatan prioritas adalah
salah satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi sebagai berikut:
tugas Subdit Pengelolaan Data dan Sistem 1. Indikator kinerja ‘Jumlah Kab./Kota yang
Informasi. Subdit ini memiliki output yaitu mempunyai program sesuai RPIJM’ merupakan
Pengelolaan Data dan Sistem Informasi dengan turunan Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya
sub-output sebanyak 8 laporan yang terdiri dari: (cascade) yang diukur dari jumlah Kab./Kota
• Pengelolaan Data sebanyak 5 laporan yang memiliki kesesuaian RKAKL terhadap
• Pengembangan Sistem Informasi sebanyak RPIJM Bidang Cipta Karya Kab./Kota 2017.
3 laporan,
Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui unit
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan satuan kerja P2PIP memberikan pembekalan
beberapa paket dengan memanfaatkan dan pemahaman bagi seluruh personil dalam
anggaran sebesar Rp. 11.751.165.000,- penyusunan Memorandum Program Provinsi
serta Kab./Kota. Direktorat KIP, melalui subdit.
6. Rincian output unit Satker. P2PIP Keterpaduan Perencaaan dan Kemitraan
Penyelenggaraan Perencanaan dan melakukan konsolidasi melalui proses
Pengendalian Bidang Infrastruktur Permukiman updating dan verifikasi dokumen RPIJM Kab./
merupakan salah satu fungsi Direktorat KIP Kota Bidang Cipta Karya, serta merumuskan
yang menjadi tugas Unit Satker. P2PIP. Unit program prioritas bidang Cipta Karya di tingkat
satker ini memiliki output yaitu Perencanaan Pusat, Provinsi maupun Kab./Kota dalam
dan Pengendalian program pembinaan dan Memorandum Program Provinsi, sehingga
pengembangan infrastruktur permukiman dapat diketahui jumlah Kab./Kota yang memiliki
dengan sub-output Perencanaan dan kesesuaian RKAKL terhadap RPIJM Bidang Cipta
Pengendalian Program Bidang Permukiman Karya Kab./Kota.
adalah 64 laporan yang terdiri dari :
• Perencanaan Program Infrastruktur 2. Indikator kinerja ‘Konsistensi Penyelenggaraan
Permukiman Bidang Cipta Karya Infrastruktur Permukiman terhadap RPIJM’
• Pengendalian Program Infrastruktur diukur dengan membandingkan jumlah
Permukiman Bidang Cipta Karya kegiatan yang berasal dari RPIJM Kab./Kota
terhadap jumlah kegiatan yang ada di dalam
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan DIPA/RKAKL, dengan rumus sebagai berikut:
beberapa paket kegiatan dengan memanfaatkan
anggaran sebesar Rp. 134.549.481.000,-.

2.3 Metode Pengukuran


Penentuan target kinerja Direktorat KIP 3. Indikator kinerja ‘tingkat akuntabilitas kinerja’
menggunakan metode pengukuran yang telah merupakan turunan Peta Strategi Ditjen. Cipta
dirumuskan sebelumnya guna mempermudah Karya, yang diukur berdasarkan perkiraan atas
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 27

penilaian yang diberikan oleh Inspektorat b. Adanya upaya peningkatan kualitas evaluasi;
Jenderal (Itjen.) Kementerian PUPR, terhadap c. Adanya peningkatan kinerja organisasi.
penyelenggaraan SAKIP Ditjen. Cipta Karya.
Tahun 2017 diperkirakan tingkat akuntabilitas Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui
kinerja Ditjen. Cipta Karya adalah sebesar 84%. Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi
Angka ini ditetapkan berdasarkan proyeksi telah mengembangkan SIMEKA untuk
atas penilaian yang dilakukan oleh Itjen. pada mengumpulkan data dan informasi dalam
penyelenggaraan SAKIP Tahun 2016 dengan rangka memperbaiki kualitas pelaporan kinerja.
asumsi:
a. Adanya perbaikan atas kualitas pelaporan Komponen evaluasi dokumen LaKIP sesuai
kinerja, terutama dalam menyajikan dengan Permen PAN RB Nomor 12 Tahun 2015
informasi kinerja; tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi
SAKIP adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2
Cakupan Evaluasi
No Komponen Sub Komponen Bobot (%)
1. Perencanaan Kinerja a. Renstra (Pemenuhan Renstra, Kualitas Renstra, dan Implementasi Renstra) 30.00
b. Perencanaan Kinerja Tahunan (Pemenuhan RKT, Kualitas RKT, dan Implementasi RKT)

2. Pengukuran Kinerja a. Pemenuhan Pengukuran 25.00


b. Kualitas Pengukuran
c. Implementasi Pengukuran

3. Pelaporan Kinerja a. Pemenuhan Pelaporan 14.40


b. Penyajian Pelaporan
c. Pemanfaatan Pelaporan

4. Evaluasi Kinerja a. Pemenuhan Evaluasi 0.00


b. Kualitas Evaluasi
c. Pemanfaatan Hasil Evaluasi

5. Capaian Kinerja a. Kinerja yang dilaporkan (output) 20.00


b. Kinerja yang dilaporkan (outcome)
c. Kinerja lainnya

Sumber: Permen PAN RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP
28 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 29

Bab III
Kapasitas Organisasi
30 LaPORAN Kinerja

Kapasitas Organisasi

D
alam rangka melaksanakan Kementerian PUPR Pusat maupun di Satker. P2PIP di
tugas dan fungsinya, Unit 33 Provinsi. Berdasarkan status kepegawaian, ASN
kerja direktorat Keterpaduan yang terdapat di Direktorat KIP terdiri dari 2 (dua)
Infrastruktur Permukiman kelompok, yaitu kelompok dengan status Pegawai
didukung oleh unsur manajerial Negari Sipil (PNS) sebanyak 288 orang (32,65%) dan
yang terdiri dari sumber daya kelompok dengan status Non Pegawai Negeri Sipil
manusia (man), modal (money), (Non-PNS) sebanyak 594 orang (67,35%).
bahan (material), alat (machines), dan metode
(method) untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja Direktorat KIP telah memiliki Sumber Daya
dalam rangka mendukung capaian sasaran strategis Manusia (SDM) sesuai dengan kebutuhan dalam
unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya. melaksanakan tugas dan fungsinya. Hal tersebut
karena adanya dukungan Non-PNS yang mengisi
3.1 Sumber Daya Manusia kebutuhan sumberdaya pada jabatan tertentu.
Pada tahun 2017, pelaksanaan tugas dan fungsi Adapun Jabatan tersebut dapat dilihat pada pohon
Direktorat KIP telah didukung oleh 882 orang jabatan masing-masing sub unit Kerja Direktorat
Aparatur Sipil Negara (ASN) baik yang berkantor di KIP.

Gambar 3.1
Komposisi ASN Direktorat KIP Berdasarkan Status Kepegawaian

Non PNS di Pusat PNS Pusat


6% 26%

PNS Daerah
7%

Non PNS di Daerah


61%

Sumber: Subag. Tata Usaha KIP, 2017 dan SIMEKA, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 31

Gambar 3.2 Pada tahun 2017, jenis jabatan yang dibutuhkan


Komposisi ASN berstatus PNS Berdasarkan Direktorat KIP diklasifikasikan menjadi kelompok
Jabatan dan Pendidikan Pada Direktorat KIP
Jabatan Teknis, Non Teknis, dan Penunjang. Jabatan
Teknis berjumlah 395 orang (44,78%), Non Teknis
berjumlah 350 orang (39,68%). Kelompok Jabatan
Penunjang terdiri dari Sekretaris, Pengemudi,
Pramubakti, dan Satpam, berjumlah 21 orang
(2,38%). Selain itu masih terdapat individu yang
tidak teridentifikasi jabatannya sebanyak 116 orang
(13,15%).

Pegawai dengan status PNS terdistribusi pada


Jabatan Teknis, Non Teknis dan Penunjang. PNS
dengan pendidikan Non Sarjana memiliki jumlah
Gambar 3.3 yang cukup besar dan mendominasi kelompok
Komposisi ASN berstatus Non PNS Berdasarkan
Jabatan dan Pendidikan Pada Direktorat KIP jabatan Non Teknis. Hal tersebut merupakan
tantangan Direktorat KIP untuk memaksimalkan
kapasitas SDM yang dimiliki. Pegawai dengan
status Non-PNS mendukung ke-empat kelompok
jabatan tersebut dengan tingkat pendidikan Non
Sarjana, S1, dan S2. Non-PNS dengan pendidikan
Non Sarjana terdapat pada seluruh kelompok
jabatan, termasuk Jabatan Teknis. Jabatan tersebut
adalah Pengolah Data dan Informasi yang memiliki
kualifikasi pendidikan minimal Diploma III Teknik
Informatika dengan tugas jabatan melakukan
kegiatan pengumpulan, pendokumentasian atau
penginputan serta pengolahan di bidang data
Gambar 3.4
Komposisi Total ASN Direktorat KIP Berdasarkan informasi dan hukum.
Jabatan dan Pendidikan
Jumlah Non-PNS yang cukup besar terdapat
pada jabatan Pengolah Data dan Informasi serta
Pengadministrasi Umum, khususnya pada Unit
Satker P2PIP. Tingkat pendidikan yang beragam
mendukung Jabatan Pengadministrasi Umum,
mulai dari SD sampai dengan S2 dengan Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) yang sama. Sedangkan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut
adalah minimal SMA dan Non Sarjana dengan tugas
melakukan kegiatan yang meliputi penerimaan,
pencatatan, dan pendokumentasian administrasi.
32 LaPORAN Kinerja

Selain itu, Jabatan Penyusun Bahan Publikasi juga Penganggaran (SIPPa), Aplikasi Sistem Manajemen
memiliki SDM beragam namun memiliki SKP yang Kinerja (SIMEKA), Aplikasi Program Hibah Air Minum
sama. Hal tersebut dikarenakan tidak tertibnya dan Sanitasi (Prohamsan), Aplikasi Monitoring Sistem
penetapan nama jabatan dengan peraturan yang Informasi Manajemen (SIM), SIM Revisi Anggaran,
berlaku dan penempatan SDM tidak sesuai dengan SIM Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) CK,
tingkat pendidikannya. Ketidaktertiban penetapan
Tabel 3.1
nama jabatan tersebut berakibat pula pada tidak Barang Milik Negara Direktorat KIP
teridentifikasinya jabatan Non-PNS dengan jumlah
Satker. Satker.
yang cukup besar. No Sarana dan KIP P2PIP Satuan
Prasarana
Jumlah
3.2 Sarana dan Prasarana
1. Peralatan Dan Mesin
Sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan
- Alat Angkutan
tugas dan fungsi Direktorat KIP merupakan aset 34 38 Unit
Darat Bermotor
Barang Milik Negara (BMN). Sarana dan prasarana - Alat Bengkel Tak
7 - Buah
tersebut dalam keadaan layak pakai dan sudah sesuai Bermesin

dengan kebutuhan Direktorat untuk melaksanakan - Alat Ukur 1 1 Buah

fungsinya. Direktorat KIP melalui Sub bagian Tata - Alat Pengolahan 13 2 Buah

Usaha melaporkan aset BMN yang dimiliki kepada - Alat Kantor 248 96
Ditjen. Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan
- Alat Rumah Tangga 542 234 Buah
tiap semester. Pelaporan tersebut dilakukan secara
- Alat Studio 89 28 Buah
online melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen
dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). - Alat Komunikasi 48 8

Laporan BMN merupakan salah satu wujud - Peralatan Pemancar 14 2 Buah


transparansi dan akuntabilitas Direktorat KIP dalam
- Alat Kedokteran 42
mewujudkan tata kelola yang baik.
- Unit Alat
46 9 Buah
Laboratorium
Direktorat KIP memiliki aset tetap yang sudah
- Alat Laboratorium
tidak digunakan lagi sebanyak 1.445 unit/buah, Fisika Nuklir/ 1 - Buah
berupa alat angkutan darat bermotor, alat kantor, Elektronik
alat rumah tangga, alat studio, dan lain-lain yang - Peralatan
Laboratorium 5 - Buah
akan dihapus karena sudah tidak layak pakai. Pada Hydrodinamica
tahun 2017, aset yang sudah dihapus adalah alat - Alat Khusus
12 Buah
angkutan darat bermotor dalam bentuk mobil Kepolisian

sebanyak 3 unit, sedangkan lainnya masih dalam - Komputer Unit 377 130 Unit
proses penghapusan. - Peralatan Komputer 1053 84 Buah
Selain Sarana dan Prasarana yang tergolong - Alat Eksplorasi
1 - Buah
Topografi
dalam BMN, Direktorat KIP memiliki sembilan (9)
- Alat Eksplorasi
sistem aplikasi yang dibangun untuk menunjang Geofisika
- 6 Buah
pelaksanaan tugas dan fungsinya. Sistem aplikasi - Alat SAR - 6 Buah
tersebut adalah Data Ware House (DWH) KIP, Website - Alat Peraga
KIP, Aplikasi Sistem Informasi Perencanaan dan Pelatihan dan - 6 Buah
Percontohan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 33

Satker. Satker. dan Knowledge Manajement DJCK. Aplikasi tersebut


Sarana dan KIP P2PIP dapat mempermudah pemantauan pelaksanaan
No Satuan
Prasarana
Jumlah tugas Direktorat KIP.
Aset Tetap Dalam
2.
Renovasi 3.3 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
- Jalan, Irigasi dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Jaringan Dalam 1 -
Renovasi Direktorat KIP merupakan dokumen pelaksanaan
- Gedung dan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/
Bangunan dalam - 3 Kuasa Pengguna Anggaran yang menjadi dasar
Renovasi
Direktorat KIP dalam pelaksanaan anggaran
- Aset Tetap Lainnya
6 1 setelah mendapat pengesahan dari Menteri
dalam Renovasi

Aset Tetap Yang Tidak Keuangan.


3. 1304 141
Digunakan

- Alat Angkutan
3 - Unit
Alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk kegiat­
Darat Bermotor
an Direktorat KIP TA. 2017 adalah sebesar Rp.
- Alat Kantor 286 33
246.652.658.000,- yang selanjutnya menjadi acuan
- Alat Rumah Tangga 985 67 Buah da­lam penyusunan Penetapan Kinerja (PK) awal
- Alat Studio 8 7 Buah 2017.
- Alat Komunikasi 5 - Buah
- Komputer Unit 15 28 Buah Dalam perkembangannya, terjadi beberapa
- Peralatan Komputer 1 6 Buah kali penyesuaian anggaran (Revisi) untuk
- Bahan Perpustakaan
2 - Buah mengakomodasi kebutuhan pemotongan belanja
Tercetak
Sumber : Bagian Tata Usaha Dit. KIP 2017
negara sesuai instruksi Kementerian Keuangan
dengan memperhatikan kondisi fiskal negara yang

Tabel 3.2
Rincian Pagu Awal Direktorat KIP
No output Volume satuan dana
I Satker Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 91.746.082.000
Output Penting 54.276.041.000
a. Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman 7 Laporan 8.651.696.000
b. Pembiayaan Infrastruktur Permukiman 7 Laporan 10.025.223.000
c. Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 9 Laporan 9.793.558.000
d. Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman 6 Laporan 9.250.000.000
e. Pengeloaan Data dan Sistem Informasi Permukiman 8 Laporan 12.767.497.000
f. Pengelolaan Administrasi Perkantoran 6 Laporan 3.788.067.000
Output Tambahan
a. Layanan Perkantoran 37.470.041.000
b. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
c. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
II. Satker Perencanaan dan Pengendalian
Program Infrastruktur Permukiman 64 Laporan 154.906.576.000
Total 246.652.658.000
Sumber : DIPA Direktorat KIP TA. 2017
34 LaPORAN Kinerja

terbatas. Selama tahun 2017, Direktorat KIP yang Pagu tersebut terdiri dari Satker KIP sebesar Rp.
terdiri dari Satker. KIP dan Satker. P2PIP mengalami 94.133.629.000,- dan Satker P2PIP sebesar Rp.
empat kali revisi. Pada revisi terakhir pagu anggaran 151.320.397.000,-. Perubahan pagu tersebut tidak
mengalami perubahan semula (pagu awal) Rp. mempengaruhi output Direktorat KIP. Riwayat pagu
246.652.658.000,- menjadi Rp. 245.454.397.000,. Direktorat KIP TA. 2017 dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3
Riwayat Alokasi Dana Direktorat KIP TA. 2017
Alokasi Dana 2017 (x1.000)
No Satker / Output Revisi 1 Revisi 2 Revisi 3 Revisi 4
Pagu Awal (1 Agustus) (14 Agustus) (14 November) (5 Desember)
I Satker KIP 91,746,082 91,746,082 86,499,169 93,127,814 94,133,629

Output Penting

1. Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur 8,651,696 8,651,696 7,795,892 7,795,892 7,795,892


Permukiman

2. Pembiayaan Infrastruktur Permukiman 10,025,223 10,025,223 9,033,189 9,033,189 9,283,189

3. Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 9,793,558 9,793,558 8,824,188 15,452,833 16,208,648

4. Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur 9,250,000 9,250,000 8,334,672 8,334,672 8,334,672


Permukiman

5. Pengeloaan Data dan Sistem Informasi 12,767,497 12,767,497 11,751,165 11,751,165 11,751,165
Permukiman Pengelolaan

6 Administrasi 3,788,067 3,788,067 3,413,222 3,413,222 3,413,222

Output Tambahan (Layanan Perkantoran, 37,470,041 37,470,041 37,346,841 37,346,841 37,346,841


Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi,
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

II Satker Perencanaan dan Pengendalian 154,906,576 154,906,576 154,906,576 150,520,768 151,320,768


Program Infrastruktur Permukiman

TOTAL 246,652,658 246,652,658 241,405,745 243,648,582 245,454,397

Sumber : SIMEKA, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 35

Bab IV
Akuntabilitas Kinerja
36 LaPORAN Kinerja

Akuntabilitas Kinerja

A
kuntabilitas kinerja adalah 4.1 Dukungan Sumber Daya
perwujudan kewajiban suatu Direktorat KIP sebagai salah satu direktorat dalam
instansi pemerintah untuk organisasi Ditjen. Cipta Karya, melaksanakan
mempertanggungjawabkan kegiatan terkait modal organisasi dengan sasaran
keberhasilan/kegagalan kegiatan “Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
pelaksanaan program dan Tugas Teknis Lainnya”. Sasaran kegiatan tersebut juga
kegiatan yang telah diamanatkan harus dicapai oleh seluruh unit kerja dalam organisasi
para pemangku kepentingan, dalam rangka Ditjen. Cipta Karya. Dalam rangka pencapaian
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran kegiatan tersebut, pelaksanaan dan output
sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui yang dicapai oleh Direktorat KIP akan dijelaskan
laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun lebih lanjut pada sub bab berikut ini.
secara periodik. Setiap entitas akuntabilitas kinerja
menyusun dokumen perjanjian kinerja kemudian 4.1.1
Peningkatan Kualitas SDM
melakukan pengukuran capaian kinerjanya. Direktorat KIP
Pada tahun 2017 Direktorat KIP telah
Direktorat KIP sebagai salah satu entitas akuntabilitas melaksanakan berbagai kegiatan dalam upaya
kinerja melakukan pemantauan kinerjanya secara peningkatan kualitas SDM dalam rangka
berkala dengan menggunakan beberapa alat antara mendukung pencapaian tujuan organisasi
lain, Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 82/ seperti dijelaskan pada bagian berikut.
SE/DC/2016 tentang Pedoman Evaluasi Manfaat
Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan, A. Pemberlakuan Aplikasi Sistem
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 83/ Informasi Kehadiran
SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Upaya peningkatan kualitas tata
Keterpaduan Infrastruktur Bidang Keciptakaryaan, kelola pemerintahan yang baik
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 85/SE/ memerlukan penegakkan disiplin melalui
DC/2016 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Satuan pemberlakuan bukti kehadiran dengan
Kerja pada Ditjen. Cipta Karya, serta didukung sistem menggunakan presensi elektronik yang
informasi manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA) dan terintegrasi dengan jaringan internet
E-Monitoring. Analisis dan evaluasi kinerja dilakukan dan peralatan biometric finger print secara
secara berjenjang, mulai dari penggunaan sumber elektronik. Presensi elektronik tersebut
daya sebagai input atau modal organisasi (learning berlaku bagi seluruh ASN Direktorat KIP,
and growth perspective), hingga proses bisnis dalam baik yang berkantor di Kementerian
menghasilkan output (internal perspective) yang PUPR Pusat maupun unit Satker. P2PIP di
mendukung capaian sasaran program kegiatan yang 33 Provinsi.
dihasilkan oleh unit organisasi Ditjen. Cipta Karya
(customer/stakeholder perspective). Biometric Finger print merupakan sarana
presensi elektronik yang bekerja secara
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 37

online dan digunakan untuk memantau Direktorat KIP melalui Subdit. Pengelolaan
tingkat kehadiran dan kedisiplinan SDM Data dan Sistem Informasi mengelola
Direktorat KIP. Data yang dihasilkan sistem tersebut. Dengan menggunakan
alat tersebut, digunakan untuk alat tersebut, data pola kehadiran
memberikan hak dan ‘hukuman’ pada SDM dalam rangka pelaksanaan
SDM bersangkutan, melalui perhitungan fungsi Direktorat KIP dan pencapaian
tunjangan kinerja. Penggunaan sistem sasaran kegiatan KIP pada tahun 2017
presensi dengan menggunakan sistem menunjukan bahwa tingkat kehadiran
tersebut telah diberlakukan Direktorat Pegawai negeri sipil (PNS) Direktorat KIP
KIP sejak tahun 2016, bertujuan untuk sangat beragam. Secara garis besar, pola
mencatat tingkat ketaatan SDM kehadiran terlihat sama (berbanding
dalam mematuhi ketentuan jam kerja. lurus) dengan pola waktu meninggalkan
Pemberlakuan presensi elektronik kantor (pulang). Diagram pada Gambar
tersebut tertuang dalam Surat Edaran 4.1 dan 4.2 menunjukan bahwa pada
Dirjen Cipta Karya No. 80 Tahun 2016 bulan Mei-Juni, kehadiran PNS rata-rata
tentang Pedoman Pengelolaan Sistem melebihi ketentuan waktu yang telah
Informasi Kehadiran Pegawai Ditjen. diatur, dan tingkat kepulangan di atas
Cipta Karya. Sistem presensi/kehadiran pukul 18.30 rendah karena merupakan
dengan biometric finger print dapat bulan Ramadhan. Sedangkan pada bulan
mengantisipasi tingkat kecurangan yang tertentu, tingkat kepulangan di atas
sering terjadi seperti manipulasi dan pukul 18.30 cenderung tinggi karena
kecurangan data kehadiran SDM. adanya peningkatan aktivitas pekerjaan.

Gambar 4.1 Gambar 4.2


Tingkat Kehadiran Pegawai Direktorat KIP Tingkat Kepulangan Pegawai Direktorat KIP
Tahun 2017 Tahun 2017 diatas Pukul 18.30

Sumber : Subdit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi, Direktorat KIP, 2017

Sumber : Subdit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi, Direktorat KIP, 2017
38 LaPORAN Kinerja

B. Peningkatan Kapasitas SDM Selain itu Direktorat KIP telah


Dalam rangka meningkatkan kinerja unit mengirimkan sebanyak 44 orang
kerja Direktorat KIP, selama periode tahun untuk mengikuti berbagai kegiatan
2017, telah diselenggarakan beberapa pemetaan potensi dan kompetensi
kegiatan yang bertujuan mendorong PNS yang diselenggarakan oleh Badan
peningkatan kapasitas dan kompetensi Pengembangan SDM Kementerian PUPR,
SDM, antara lain adalah diskusi pagi dengan hasil rekomendasi terhadap
(coffee morning) yang melibatkan para kompetensi PNS yang perlu ditingkatkan
profesional muda dan profesional yang melalui pelatihan oleh badan diklat
lebih berpengalaman, berbagai diskusi Kementerian PUPR.
untuk membahas beberapa topik terkait
Tabel 4.2.
pelaksanaan kegiatan Direktorat KIP, rapat Rincian Keikutsertaan SDM Direktorat KIP
kerja, sosialisasi, pendampingan dan rapat pada Pendidikan/Diklat Tahun 2017
koordinasi yang melibatkan seluruh ASN Jumlah
No Nama Pelatihan
Direktorat KIP, baik di Provinsi maupun di Peserta
kantor Kementerian PUPR Pusat dalam 1 Pemetaan Potensi dan Kompetensi PNS
Angkatan 2005-2010 di lingkungan Kementerian 20 orang
rangka meningkatkan kapasitas SDM. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Selain itu, keterlibatan beberapa SDM 2 Pemetaan Potensi dan Kompetensi Pejabat
Administrator (Eselon III.a) di lingkungan 1 orang
Direktorat KIP dalam berbagai pelatihan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
dan pertemuan yang diselenggarakan Rakyat
3 Pemetaan Potensi dan Kompetensi Pejabat
oleh pihak eksternal telah berperan dalam Perbendaharaan di lingkungan Kementerian 19 orang
peningkatan kapasitas unit kerja, melalui Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
4 Pemetaan Potensi dan Kompetensi PNS
koordinasi dan kerjasama dan pertukaran Angkatan Tahun 2005-2010 Bidang Pendukung 4 orang
Teknis Gelombang XVII PUPR
pendapat dalam rangka pencapaian
Sumber: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat KIP, 2017
target dan sasaran organisasi.
Peningkatan kapasitas SDM dilakukan
Direktorat KIP melakukan workshop pula oleh unit Satker. P2PIP yang
dan pelatihan untuk 187 orang, dengan mempunyai atasan langsung Direktur KIP.
penjelasan lebih detail pada Tabel 4.1. Peningkatan kapasitas tersebut bertujuan
untuk memberikan pembekalan
Tabel 4.1.
Workshop/Pelatihan yang Diselenggarakan pengetahuan dan penerapan teori
Sub Bagian Tata Usaha Direktorat KIP Tahun 2017 dalam rangka melaksanakan tugas
dan fungsi kegiatan perencanaan,
No Nama Workshop/Pelatihan Jumlah
1 Workshop Sosialisasi ISO 90001:2005 15 orang pengendalian, serta pengelolaan data
2 Pelatihan Auditor Internal SMM dan sistem informasi. Pada tahun 2017
12 orang
dan Pengendali Dokumen SMM telah dilakukan kegiatan Workshop
3 Peningkatan Kapasitas Petugas Pengelola TNDE 80 orang Peningkatan Kualitas Perencanaan
4 Workshop Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai dan Pengendalian Bidang Cipta Karya
80 orang
Tahun 2017 untuk meningkatkan pemahaman dan
Jumlah 187 orang peningkatan kapasitas SDM Satker. P2PIP.
Sumber: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat KIP, 2017 Kegiatan tersebut melibatkan 476 orang
sebagaimana terdapat pada Tabel 4.3.
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 39

Tabel 4.3. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan


Rincian Penerima Manfaat Pelaksanaan tersebut terlihat dari jumlah SKP tahun
Workshop Persiapan Pelaksanaan Kegiatan P2PIP
Provinsi Tahun 2017 2017 yang terkumpul dengan nilai rata-
rata kinerja individu sebesar 88,44% (atau
No Nama Workshop/Pelatihan Jumlah berkinerja baik). Nilai tersebut mengalami
1 PPK Randal Provinsi 33 orang
kenaikan sebesar 1,28 % dari tahun 2016.
2 KI Database 34 orang
Keberhasilan upaya peningkatan
3 KI Operator Data Entri 49 orang
4 KI Pemantauan dan Evaluasi 52 orang
kualitas SDM Direktorat KIP karena
5 KI Pengelola Arsip dan Persuratan 52 orang adanya pelaksanaan workshop terkait
6 KI Pengelola Dokumentasi dan Informasi Publik 49 orang pemahaman penyusunan Sasaran Kerja
7 KI Pengelola Sistem Jaringan 34 orang Pegawai, yang disampaikan kepada
8 KI Perencanaan dan Pemrograman 53 orang seluruh SDM baik di kantor Kementerian
9 KI Sistem Administrasi Keuangan (SAK) 51 orang PUPR di Jakarta maupun di Provinsi.
10 KI Sistem Informasi Geografis (SIG) 33 orang
11 Penata Teknis 12 orang 4.1.2 Peningkatan Kualitas Tata
12 Penata Keuangan 14 orang
Laksana
13 Staf Operasional 10 orang
Pada tahun 2017, Direktorat KIP telah
Sumber: Satker. Perencanaan dan Pengendalian Infrastruktur Permukiman, 2017
melaksanakan beberapa kegiatan dalam
Peningkatan kapasitas SDM tersebut rangka peningkatan kualitas tata laksana,
mendukung Direktorat KIP dalam yaitu:
melaksanakan tugasnya. Upaya 1. Pengembangan terhadap 14 (empat
Direktorat KIP dalam meningkatkan belas) Standar Operasional Prosedur
kualitas SDM melalui keikutsertaan (SOP)
pendidikan/diklat masih memiliki Pengembangan tersebut dalam rangka
tantangan besar karena kurangnya penyesuaian terhadap Permen. PUPR
minat SDM untuk mengikuti kegiatan No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi
tersebut. dan Tata Kerja Kementerian PUPR serta
pemenuhan persyaratan ISO 90001:2005.
C.
Penyusunan SKP Berbasis Pengembangan SOP pada Direktorat KIP
Kinerja Organisasi telah berpedoman pada Permen. PAN RB
Upaya peningkatan kualitas SDM Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman
Direktorat KIP lainnya adalah melalui Penataan Tatalaksana (Business Process),
penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai serta Permen. PAN RB Nomor 35 Tahun
(SKP) yang berbasis kinerja organisasi, 2012 tentang Pedoman Penyusunan
sehingga setiap individu akan Standar Operasional Prosedur
memiliki kinerja yang lebih jelas dan Administrasi Pemerintahan.
terselaraskan dengan kinerja Direktorat
KIP. Indikator Kinerja masing-masing 2. Penyusunan pedoman terkait tata
pejabat administratur dan pejabat laksana proses bisnis Direktorat KIP
pengawas merupakan turunan dari Direktorat KIP telah menyusun 10
kinerja pejabat di atasnya. (sepuluh) pedoman terkait tata laksana,
40 LaPORAN Kinerja

dengan status 9 (sembilan) dalam proses berkas arsip Direktorat KIP adalah
legalisasi menjadi SE Dirjen Cipta Karya terbatasnya ruang penyimpanan berkas
dan 1 (satu) sudah disahkan menjadi SE arsip, serta belum tersedianya tenaga
Dirjen Cipta Karya, yaitu Rencana Induk pengelola arsip. Untuk mengatasi
Pengembangan Teknologi Informasi dan masalah tersebut, Subbag. Tata Usaha
Komunikasi dalam rangka memperkuat telah memanfaatkan gedung arsip
pelaksanaan proses bisnis Direktorat KIP. Kintaka yang berlokasi di Citereup, Jawa
Judul pedoman tersebut dapat dilihat Barat, sebagai tempat penyimpanan
pada Tabel 4.4. arsip Direktorat KIP, sedangkan tenaga
Tabel 4.4.
pengelola arsip disediakan melalui
Pedoman Pendukung Tata Laksana Direktorat KIP melalui pemberdayaan dan peningkatan
Tahun 2017 kompetensi SDM dengan jabatan
No Unit Kerja Judul Pedoman KetERANGAN Pengadministrasi Umum.
1. Subdit. 1. Panduan Umum Konsep
Keterpaduan Kemitraan dalam
Perencanaan Mendorong Gerakan 100- Pada bulan Maret 2017, Subbag. Tata
dan Kemitraan 0-100 Bidang Cipta Karya
Usaha telah melakukan koordinasi
2. Panduan Umum Konsep
Kemitraan Antar penataan arsip Direktorat KIP, dan telah
Pemerintah Daerah
menghasilkan 14.610 daftar arsip inaktif
3. Panduan Umum Konsep
Kemitraan Pusat- yang tersimpan di gedung arsip Kintaka,
Pemerintah Desa
dengan rincian sebagaimana terdapat
4. Panduan Umum Kemitraan Konsep
Melalui Corporate Social
pada Tabel 4.5.
Responcibility (CSR)
Tabel 4.5.
5. Panduan Umum Konsep Daftar Arsip Inaktif
Kemitraan Melalui
Kerjasama Pemerintah Jumlah Daftar
dengan Badan Usaha No Unit Kerja
(KPBU) Arsip inAktif
Konsep 1 Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan
6. Panduan Umum 797
Kemitraan Melalui Kemitraan
Kerjasama Pemerintah
dalam Kedermawanan 2 Subdit. Keterpaduan Pemrograman dan
Sosial 1,953
Penganggaran
2. Subdit. 1. Petunjuk Teknis Konsep 3 Subdit. Keterpaduan Pelaksanaan 583
Keterpaduan Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan Tahun Berjalan Ditjen 4 Subdit. Pengelolaan Data dan Sistem
Cipta Karya 249
Informasi
3. Subdit. Penge­ 1. Rencana Induk SE
lolaan Data 5 Subdit. Pemantauan dan Evaluasi 616
Pengembangan Teknologi
dan Sistem Informasi dan Komunikasi
Informasi 6 Subbag. Tata Usaha 8,633
4. Satker. P2PIP 1. Pedoman Tata Kelola Konsep 7 Satker. Perencanaan & Pengendalian 4,863
Satker. P2PIP Perencanaan dan
Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman
Infrastruktur Permukiman
Sumber: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat KIP, 2017
2. Petunjuk Teknis Konsep
Administrasi Keuangan 4. Konsolidasi Penyusunan SKP
dan Pengelolaan BMN
Direktorat KIP merupakan koordinator
Sumber: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat KIP, 2017
penyusunan SKP berbasis kinerja pada
3. Penataan Arsip Direktorat KIP Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya,
Salah satu tantangan dalam pengelolaan pelaksanaannya dilakukan oleh Subdit.
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 41

Pemantauan dan Evaluasi, Direktorat dan mutasi kurang sebesar Rp 267.980.000,-,


KIP. Koordinasi penyusunan SKP tersebut sehingga saldo aset berupa peralatan dan
dilaksanakan melalui konsolidasi, diskusi mesin sampai dengan 31 Desember 2017
dan pedoman penyusunan SKP di sebesar Rp. 22.286.901.709,-.
lingkungan Ditjen. Cipta Karya. Kegiatan Tahun 2017 Direktorat KIP telah melakukan
tersebut membahas uraian kegiatan penghapusan barang berupa kendaraan dinas
tugas untuk setiap nama jabatan, operasional sebanyak 3 unit pada aset tetap
sehingga dapat menjadi acuan dalam yang tidak digunakan senilai Rp 136.904.000,-
penyusunan SKP pada tahun berikutnya. . Rekonsiliasi antara Satker. Direktorat KIP
Namun masih terjadi kendala dalam sebagai unit Akuntansi Kuasa Pengguna
pelaksanaannya, diantaranya adalah Anggaran dengan Kantor Pengelolaan
tidak tertibnya penetapan nama jabatan Kekayaan Negara KPKNL-Jakarta III, telah
dengan peraturan yang berlaku. menghasilkan Berita Acara Rekonsiliasi No.
BAR-068/WKN.07/KNL.03/T/2017 yang
4.1.3 Peningkatan Kualitas Tata Kelola menyatakan bahwa tidak ada perbedaan data
Keuangan dan BMN antara SAIBA dengan SIMAK BMN.
Peningkatan kualitas tata kelola keuangan
melalui SAIBA dan SIMAK BMN pada 4.1.4 Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Direktorat KIP dilakukan untuk mendukung Teknologi dan Sistem Informasi
upaya pencapaian Laporan Keuangan Upaya peningkatan kualitas tata kelola
Ditjen. Cipta Karya, dengan opini WTP (Wajar teknologi dan sistem informasi di lingkungan
Tanpa Pengecualian). Saldo awal pada TA. Direktorat KIP berpedoman pada Rencana
2017 berupa aset peralatan dan mesin Induk Pengembangan Sistem Informasi
sebesar Rp 17.766.655.794,- mengalami Ditjen. Cipta Karya 2016-2019 sebagaimana
mutasi tambah sebesar Rp 4.788.225.915,- tergambar pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3.
Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi Ditjen. Cipta Karya 2016-2019
2016 2017 2018 2019

1. Melakukan kegiatan Standarisasi Data. 1. Identifikasi Produsen Data untuk 1. Pengembangan lanjutan 1. Membangun geoportal untuk
2. Penyusunan instrumen pengumpulan pengumpulan data sesuai dengan Perangkat Bussiness Intelligence mendukung Satu Peta.
data infrastruktur Bidang Cipta Karya. instrumen pengumpulan data. dalam Data Warehouse. 2. Pembangunan Database dalam
3. Pengembangan Data Warehouse Cipta 2. Penyusunan Meta data menuju 2. Pembangunan Database rangka Big Data di Direktorat
Karya. Satu data. Standarisasi Data dan Metadata. Jenderal Cipta karya.
PENGELOLAAN 3. Konsolidasi Kebijakan Satu Data di 3. Penyusunan Tata Kelola data 3. Interoperabilitas data infrastruktur
DATA tingkat Pusat sampai ke Daerah. infrastruktur permukiman Bidang permukiman Bidang Cipta Karya.
Cipta Karya. 4. Konsolidasi Kebijakan Satu data
4. Konsolidasi Kebijakan Satu data statistik dan data spasial di tingkat
statistik dan data spasial di tingkat Pusat sampai ke Daerah.
Pusat sampai ke Daerah.

1. Pengembangan Aplikasi SIMEKA. 1. Pengembangan SIMSPAM, SIMPLP, 1. Pengembangan Aplikasi SIMSPAM, 1. Pengembangan Aplikasi
2. Pembangunan Aplikasi PHLN. SIPKP, SIBPB. SIMPLP, SIPKP, SIBPB. SIMSPAM, SIMPLP, SIPKP, SIBPB.
3. Pembangunan Aplikasi Revisi 2. Pengembangan SIM Kehadiran 2. SIM Kehadiran Pegawai Ditjen 2. Pengembangan SIM Kehadiran
Anggaran. Pegawai Ditjen Cipta Karya. Cipta Karya diintegrasikan dengan Pegawai Ditjen Cipta Karya.
4. Pembangunan Aplikasi SIMPLP. 3. Pembangunan Digital Filing. e-kinerja. 3. Pengembangan Sistem
5. Sinkronisasi SIMSPAM 4. Pembangunan Sistem Sinkronisasi 3. Pengembangan Sistem Sinkronisasi Server.
APLIKASI 6. Pengembangan Aplikasi SIPPA. Server. Sinkronisasi Server. 4. Integrasi Aplikasi ke dalam Data
7. Pembangunan SIM Knowledge 5. Integrasi Aplikasi ke dalam Data 4. Integrasi Aplikasi ke dalam Data Warehouse Cipta Karya.
Management. Warehouse Cipta Karya. Warehouse Cipta Karya.
8. Pengembangan SIM Kehadiran 5. Pembuatan aplikasi Monitoring
Pegawai Ditjen Cipta Karya. dan Controlling perangkat keras
dan lunak di Unit Kerja dan 33
Provinsi DItjen Cipta Karya.
42 LaPORAN Kinerja

2016 2017 2018 2019

1. Pemasangan CCTV di 9 lokasi 1. Optimalisasi Jaringan fiber optik. 1. Pemeliharaan Jaringan fiber optik. 1. Pemeliharaan Jaringan fiber optik.
Strategis. 2. Pemasangan alat pengendali 2. Pemeliharaan alat pengendali 2. Pemeliharaan alat pengendali
2. Pemeliharaan jaringan Komunikasi jaringan komunikasi data. jaringan komunikasi data. jaringan komunikasi data.
data. 3. Penambahan kapasitas bandwitch 3. Penambahan kapasitas bandwitch 3. Penambahan kapasitas bandwitch
jaringan komunikasi data. jaringan komunikasi data. jaringan komunikasi data.
4. Pemeliharaan jaringan komunikasi 4. Pemeliharaan jaringan komunikasi 4. Pemeliharaan jaringan komunikasi
data untuk Finger Print. data untuk Finger Print. data untuk Finger Print.
5. Pemasangan jaringan komunikasi 5. Pemeliharaan jaringan komunikasi 5. Pemeliharaan jaringan komunikasi
data untuk Sistem Sinkronisasi. data untuk Sistem Sinkronisasi. data untuk Sistem Sinkronisasi.
6. Pemasangan jaringan Video 6. Pemeliharaan jaringan Video 6. Pemeliharaan jaringan Video
Conference di Unit Kerja dan 33 Conference di Unit Kerja dan 33 Conference di Unit Kerja dan 33
provinsi di Ditjen Cipta Karya. provinsi di Ditjen Cipta Karya. provinsi di Ditjen Cipta Karya.
PERINGKAT 7. Pemasangan CCTV di 2 lokasi Venue 7. Pemeliharaan CCTV di 2 lokasi 7. Pemeliharaan CCTV di 2 lokasi
TIK Asian Games. Venue Asian Games. Venue Asian Games.
8. Pemeliharaan perangkat CCTV di 9 8. Pemeliharaan perangkat keras 8. Pemeliharaan perangkat keras
lokasi strategis. untuk mendukung Situation Room untuk mendukung Situation Room
9. Penyediaan perangkat keras untuk Ditjen CIpta Karya. Ditjen CIpta Karya.
mendukung Situation Room Ditjen 9. Pemeliharaan firewall untuk 9. Pemeliharaan firewall untuk
CIpta Karya. keamanan jaringan komunikasi keamanan jaringan komunikasi
10. Pemasangan firewall untuk data. data.
keamanan jaringan komunikasi 10. Pemeliharaan Ruang Network 10. Pemeliharaan Ruang Network
data. Operating Center (NOC). Operating Center (NOC).
11. Rehabilitasi Ruang Network 11. Pemeliharaan jaringan komunikasi 11. Pemeliharaan jaringan komunikasi
Operating Center (NOC). data di Ditjen Cipta Karya. data di Ditjen Cipta Karya.
12. Peremajaan jaringan komunikasi
data di Ditjen Cipta Karya.

1. Surat Edaran Dirjen CIpta karya 1. Sosialisasi Surat Edaran Dirjen Cipta 1. Sosialisasi Rencana Induk 1. Sosialisasi Review Surat Edaran
tentang Tata Kelola TIK. Karya tentang Tata Kelola TIK. Pengembangan TIK 2016-2019. Dirjen Cipta Karya tentang Tata
2. Peningkatan kualitas Manajemen SDM 2. Penyusunan Rencana Induk 2. Review Surat Edaran Dirjen Cipta Kelola TIK. (untuk Kebijakan Satu
SDM TIK. Pengembangan TIK 2016-2019. Karya tentang Tata Kelola TIK. Data)
3. Pendampingan Teknis TIK. 3. Peningkatan kualitas manajemen (untuk Kebijakan Satu Data) 2. Peningkatan kualitas manajemen
MANAJEMEN SDM TIK. 3. Peningkatan kualitas manajemen SDM TIK.
TIK 4. Pendampingan Teknis TIK. SDM TIK. 3. Pendampingan Teknis TIK.
4. Pendampingan Teknis TIK. 4. Audit Internal Tata Kelola TIK.
5. Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan TIK 2020-2024.

Sumber: SE Dirjen Cipta Karya No. 21/SE/DC/2017 tentang Rencana Induk Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016-2019

Berdasarkan Rencana Induk tersebut, o Pengembangan terhadap


Direktorat KIP melalui Subdit. Pengelolaan apli­
kasi SIMEKA oleh Subdit.
Data dan Sistem Informasi melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi
pengelolaan TIK dengan mengembangkan dengan melakukan adopsi
hal-hal sebagai berikut: Grand Design Penyelenggaraan
1. Pengelolaan Sistem lnformasi Direktorat Sistem Akuntabilitas Kinerja
KIP, yaitu: lnstansi Pemerintah (SAKIP) Unit
a. Pendampingan pada pembangunan/ Organisasi Ditjen. Cipta Karya.
pengembangan aplikasi/sistem o Pengembangan terhadap aplikasi
informasi Unit Kerja di lingkungan SlPPa pada Subdit. Keterpaduan
Ditjen. Cipta Karya. Pembiayaan dalam mendukung
b. Fasilitasi Hosting, uji keamanan dan penyiapan usulan program dan
uji fungsi aplikasi/sistem informasi anggaran, dengan melakukan
Unit Kerja di lingkungan Ditjen. Cipta input data dokumen RPIJM Kab./
Karya. Kota ke dalam SIPPa.
c. Penguatan keandalan sistem o Penyusunan aplikasi Sistem
informasi pada Direktorat KIP Manajemen Baseline dan Verifi­
dilaksanakan dengan melakukan kasi Prohamsan yang dibangun
pengembangan terhadap aplikasi oleh Satker. P2PIP dalam
yang sudah ada, yaitu: rangka mendukung proses
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 43

survei verifikasi sebagai dasar untuk melakukan komunikasi/


penerbitan rekomendasi pen­ rapat jarak jauh secara serentak
cairan dana hibah oleh Ditjen. antara pusat dan 33 provinsi.
Cipta Karya. o Pemindahan CCTV untuk
o Pengembangan aplikasi Revisi memantau pembangunan tahap
Anggaran untuk mendukung kedua kegiatan strategis di 7
dan mendokumentasikan setiap Perbatasan dan 2 TPA Regional.
proses perubahan dan/atau o Peningkatan jaringan finger print
pergeseran rincian anggaran di di pusat dan 33 provinsi dalam
tahun berjalan. rangka kedisiplinan pegawai
o Pengembangan SIM PHLN sebagai Ditjen. Cipta Karya.
alat bagi para pengelola kegiatan o Pemasangan Firewall untuk
dalam melaksanakan perencaaan meningkatkan keamanan
dan pemantauan semua penggunaan internet Ditjen.
ketentuan yang berhubungan Cipta Karya.
dengan administrasi pengelolaan
pinjaman dan hibah luar 4.2 Capaian Kinerja
negeri pada Unit Satuan Kerja Direktorat KIP bertanggung jawab atas sasaran
lingkup Ditjen. Cipta Karya, agar kegiatan “Perencanaan, Penganggaran, dan
pengelolaannya dapat dilakukan Pemrograman” pada proses internal peta strategi
dengan akuntabel. Ditjen. Cipta Karya. Direktorat KIP memiliki PK yang
o Pengembangan Data Warehouse memiliki outcome untuk mewujudkan sasaran
Cipta Karya, yang merupakan kegiatan tersebut, diantaranya adalah:
kumpulan aplikasi di lingkungan 1. Jumlah Kab./Kota yang Mempunyai Program
Ditjen. Cipta Karya yang Sesuai RPIJM.
terintegrasi untuk mendukung 2. Konsistensi Penyelenggaraan Infrastruktur
proses pengambilan keputusan. Permukiman Terhadap RPIJM.
2. Pengelolaan infrastruktur Teknologi 3. Tingkat Akuntabilitas Kinerja.
lnformasi dan Komunikasi (TIK) di
lingkungan Ditjen. Cipta Karya, Direktorat 4.2.1 Jumlah Kab./Kota yang Mempunyai
KIP melakukan: Program Sesuai RPIJM
a. Pendampingan peremajaan jaringan Rencana Program Investasi Jangka
komunikasi data unit kerja. Menengah (RPIJM) merupakan dokumen
b. Fasilitasi dan peningkatan keandalan perencanaan pemrograman pembangunan
perangkat teknologi informasi di infrastruktur bidang Cipta Karya yang disusun
lingkungan Ditjen. Cipta Karya, oleh Pemerintah Kab./Kota, dan dilaksanakan
Direktorat KIP melakukan: secara multi-aktor (pemerintah pusat,
o lnstalasi Sistem Sinkronisasi pemerintah provinsi, pemerintah Kab./Kota,
Server untuk pertukaran data masyarakat, dan dunia usaha), multi-sektor
bidang lnfrastruktur Permukiman (Pengembangan Kawasan Permukiman, Bina
antara pusat dan 33 provinsi. Penataan Bangunan, Pengembangan Sistem
o Pemasangan video conference Penyediaan Air Minum, Dan Pengembangan
44 LaPORAN Kinerja

Penyehatan Lingkungan Permukiman), infrastruktur permukiman terhadap RPIJM


multi pendanaan (APBN, APBD, Swasta, yang konsisten menggambarkan kesesuaian
masyarakat dan lainnya), serta multi- pengalokasian anggaran pada RKAKL
tahun pelaksanaan (sesuai dengan waktu terhadap usulan pemerintah Kab./Kota
berlakunya perencanaan, maksimal lima dalam RPIJM. Pada tahun 2017, Direktorat
tahun). Dokumen RPIJM tersebut merupakan KIP mentargetkan minimal sebanyak 78,0%
acuan program pembangunan infrastruktur usulan RPIJM akan teralokasi dalam RKAKL
permukiman yang dimiliki oleh Kab./Kota TA. 2017, dan dalam pelaksanaannya
dan menjadi acuan penyusunan alokasi terealisasi sebesar 73,0%. Tingkat
anggaran kegiatan APBN tahunan pada konsistensi tersebut menunjukkan bahwa
Ditjen. Cipta Karya. RPIJM belum efektif untuk dimanfaatkan
sebagai alat programming dan budgeting
Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui penyelenggaraan infrastruktur permukiman.
pelaksanaan output Perencanaan dan
Kemitraan Infrastruktur Permukiman serta Apabila dibandingkan dengan tahun 2016,
Satker. P2PIP mentargetkan 500 Kab./Kota realisasi tahun 2017 mengalami kenaikan
memiliki program sesuai dengan RPIJM. sebesar 17,0%. Tidak maksimalnya realisasi
Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak konsistensi penyelenggaraan infrastruktur
473 Kab./Kota sudah memiliki dokumen permukiman terhadap RPIJM tahun 2017,
RPIJM dan sebesar 77,32% (366 Kab./ dikarenakan:
Kota) dokumen RPIJM yang disusun telah 1. Readiness criteria sebagai persyaratan
diverifikasi oleh Provinsi atau Pusat. usulan RKAKL belum dipenuhi hingga
batas waktu yang ditentukan;
Pencapaian target jumlah Kab./Kota 2. Terdapat kegiatan penanganan kawasan
yang mempunyai program sesuai RPIJM strategis nasional yang menjadi prioritas,
menghadapi tantangan yang cukup yang tidak/belum terdapat dalam RPIJM
besar, terutama untuk mewujudkan asas seperti:
keterpaduan yang multi stakeholder, a. Pembangunan pos lintas batas
multi pendanaan, multi strategi terhadap Negara (PLBN);
penyelenggaraan perumahan dan kawasan b. Kawasan Perbatasan;
permukiman pasca terbitnya PP No. 14/2016 c. Kawasan Strategis Pariwisata
tentang Penyelenggaraan Perumahan Nasional;
dan Kawasan Permukiman serta Permen. d. Dukungan Asean Games XVIII;
PUPR No. 2 tahun 2016 tentang Rencana e. Pembangunan sistem penyediaan
Pencegahan dan Peningkatan Kawasan air minum (SPAM) regional skala
Permukiman Kumuh Perkotaan. kawasan;
f. Pembangunan bangunan gedung
4.2.2 Konsistensi Penyelenggaraan hijau;
Infrastruktur Permukiman g. SPAM di Kota Binaaan;
Terhadap RPIJM h. SPAM di pulau terluar dan/atau
Indikator kinerja penyelenggaraan pelabuhan perikanan;
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 45

i. Tempat pemrosesan akhir (TPA) terhadap konsistensi penyelenggaraan


Sampah Regional skala kawasan; infrastruktur permukiman terhadap
j. Pembangunan Instalasi Pengolahan RPIJM;
Air Limbah (IPAL) Regional; 4. Mengoptimalkan peran Satker. P2PIP
k. Pembangunan infrastruktur sebagai quality assurance, yang mengawal
permukiman di kawasan kampung usulan RPIJM;
nelayan; 5. Optimalisasi pelaksanaan Hibah
l. Penanganan permukiman kumuh; Air Minum dan Sanitasi untuk
dan mendorong percepatan penambahan
m. Program PISEW di 400 kecamatan. jumlah sambungan rumah (SR) baru
3. Masih diperlukan penyesuaian melalui penerapan output based atau
nomenklatur dalam dokumen RPIJM berdasarkan kinerja yang terukur. Pada
dengan nomenklatur dalam DIPA/RKAKL tahun 2017, beberapa pencapaian
2017; pembangunan infrastruktur dengan
4. Koordinasi antara Satker. P2PIP Provinsi, dana hibah adalah sebagai berikut:
Satker. Sektor Provinsi dan Pemerintah a. Pembangunan 241.496 SR Air Minum
Daerah belum maksimal. Perkotaan di 154 kota/kabupaten
dengan anggaran sebesar Rp
Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur 679.720.000,-;
permukiman terhadap RPIJM dilaksanakan b. Pembangunan 40.350 SR Air Minum
Direktorat KIP melalui output Pembiayaan Perdesaan di 74 kota/kabupaten
Infrastruktur Permukiman, Pelaksanaan dengan biaya sebesar Rp 80.700.000,;
Infrastruktur Permukiman, serta Perencanaan
dan Pengendalian Program Bidang 4.2.3 Tingkat Akuntabilitas Kinerja
Permukiman dengan realisasi fisik output di Pada tahun 2016, tingkat akuntabilitas
akhir triwulan 4 sebesar 100%. kinerja yang diukur adalah tingkat
akuntabilitas kinerja Unit Organisasi
Upaya peningkatan efektifivitas tingkat Ditjen. Cipta Karya, dimana pengukuran
konsistensi penyelenggaraan infrastruktur dilakukan oleh Inspektorat Jenderal
permukiman terhadap RPIJM pada tahun Kementerian PUPR, sementara tingkat
2017, telah dilakukan melalui pelaksanaan akuntabilitas kinerja unit kerja Direktorat
beberapa kegiatan sebagai berikut: KIP belum dapat diukur dikarenakan belum
1. Melaksanakan Workshop Sinkronisasi adanya Petunjuk Teknis Evaluasi Sistem
Program/ Kegiatan Bidang Cipta Karya Akuntabilitas Kinerja (SAKIP) Eselon II.
oleh Satker. P2PIP; Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui
2. Pendampingan kepada Kab./Kota dalam pelaksanaan output Pemantauan dan
menginput RPIJM ke dalam SIPPa dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman serta
mendorong tersedianya readiness Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
criteria; Infrastruktur Permukiman mentargetkan
3. Memaksimalkan peran SIPPa yang telah Tingkat Akuntabilitas Kinerja sebesar 84%.
terbangun sebagai wujud pengendalian
46 LaPORAN Kinerja

Realisasi kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun beragam yang dapat dilihat pada Gambar
2016 adalah 75,65% (BB), lebih rendah dari 4.4.
target 84,00%. Realisasi kinerja tersebut Gambar 4.4.
menunjukkan bahwa kinerja organisasi Tingkat AKuntabilitas Kinerja
Ditjen. Cipta Karya Tahun 2015-2017
Ditjen. Cipta Karya “sangat baik”, dengan
intepretasi bahwa Organisasi Ditjen. Cipta 82
80.02
Karya telah akuntabel, berkinerja baik dan 80
telah memiliki sistem manajemen kinerja 78
yang sangat baik. Apabila dibandingkan 76
dengan realisasi kinerja tahun 2015, 74 75.65
capaian tahun 2016 lebih tinggi sebesar 72 72.81
2,84%. 70
68
Pada lingkungan Direktorat KIP, upaya 2014 2015 2016
peningkatan akuntabilitas kinerja pada tahun Tingkat Akuntabilitas Kinerja
2017, dilakukan diantaranya melalui kegiatan:
Sumber: Hasil evaluasi Itjen. Kementerian PUPR, 2015-2017
1. Sosialisasi terkait SAKIP dan fasilitasi tata
cara penyusunan Laporan Kinerja (LaKIP) Tingkat akuntabilitas tahun 2016 lebih rendah
kepada seluruh entitas akuntabilitas apabila dibandingkan dengan tahun 2014,
kinerja. hal tersebut karena belum terselesaikannya
2. Pengembangan SIMEKA sebagai aplikasi reviu Renstra Ditjen. Cipta Karya dan belum
dalam pelaksanaan SAKIP pada unit terjabarkannya cascading kinerja dari tingkat
organisasi Ditjen. Cipta Karya. manajerial hingga individu, serta belum
3. Mendorong penyelesaian reviu tersusun petunjuk pelaksanaan reward and
Renstra Ditjen. Cipta Karya, dengan punishment. Berdasarkan permasalahan
memperhatikan: tersebut, berikut adalah rencana tindak
a. indikator kinerja yang berbasis lanjut yang direkomendasikan oleh Itjen.
outcome; Kementerian PUPR untuk meningkatkan nilai
b. penyelarasan antara Renstra penyelenggaraan SAKIP Ditjen. Cipta karya:
dengan kegiatan pemrograman dan 1. Perencanaan Kinerja
penganggaran; Mengesahkan Revisi Rencana Strategis
c. cascading kinerja dari tingkat Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 hasil reviu.
manajerial hingga tingkat individu. 2. Pengukuran Kinerja
4. Menyediakan data yang akurat atas a. Berkoordinasi dengan Satminkal
selisih realisasi terhadap target Renstra lain yang terhubung dalam sistem
2015 yang merupakan kontribusi non- SIMEKA sehingga aplikasi SIMEKA
APBN. dapat berjalan optimal untuk
5. Pemantauan pelaksanaan pelelangan mengukur kinerja di lingkungan
dini. Ditjen. Cipta Karya;
b. Melakukan reviu atas indikator kinerja
Pada periode 2014-2016, tingkat akuntabilitas kegiatan pada tiap unit Eselon ll yang
kinerja Ditjen. Cipta Karya memiliki nilai yang
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 47

berorientasi outcome sehingga dapat keterpaduan dilakukan dengan


di ukur keberhasilannya; telaah dokumen perencanaan (SIAP,
c. Menyusun SOP atau mekanisme yang RPIJM, RKPKP, RPKPP, dan RPJMND)
jelas tentang reward & punishment serta wawancara. Sedangkan tahap
atas hasil Pengukuran Kinerja mulai pelaksanaan keterpaduan dan
dari tingkat eselon lV ke atas; pemanfaatan infrastruktur dilakukan
d. Melengkapi Rencana Aksi dengan dengan pemantauan infrastruktur
hasil tindak lanjut dari setiap permukiman yang dibangun pada tahun
rekomendasi yang telah dijalankan 2015-2016. Pada tahun 2017, Direktorat
sehingga dapat dijadikan sebagai KIP melalui Subdirektorat Pemantauan
bahan pengendalian; dan dan Evaluasi melakukan pemantauan
e. Pemantauan kinerja di lingkungan pada 19 lokasi kawasan permukiman
Ditjen. Cipta Karya. kumuh, yaitu:
3. Pelaporan Kinerja 1. Kota Banda Aceh
Memperbaiki cara penilaian terhadap 2. Kota Padang
efisiensi dan efektifitas capaian kinerja, 3. Kota Bengkulu
sehingga dapat tergambarkan secara 4. Kota Bandar Lampung
jelas efisiensi dan efektifitas yang telah 5. Kabupaten Sukoharjo
terlaksanakan pada tahun anggaran yang 6. Kabupaten Bantul
dilaporkan. 7. Kota Malang
4. Capaian Kinerja 8. Kota Pontianak
Memperbaiki pencapaian kinerja terkait 9. Kota Palangkaraya
capaian kinerja, penyajian informasi, 10. Kota Samarinda
dan bukti terhadap adanya inisiatif 11. Kota Banjarbaru
pemberantasan korupsi dilingkungan 12. Kota Denpasar
Ditjen. Cipta Karya. 13. Kota Kupang
14. Kota Manado
4.2.4 Capaian Lainnya 15. Kota Makassar
A. Pemantauan Keterpaduan 16. Kota Ambon
Infrastruktur Permukiman 17. Kota Ternate
Berdasarkan SE Dirjen Cipta Karya No. 18. Kabupaten Manokwari
83/SE/DC/2016 tentang Pedoman 19. Kota Jayapura
Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman, pemantauan keterpaduan Dari hasil pemantauan keterpaduan tersebut,
memiliki tujuan untuk menjamin infrastruktur yang dibangun pada 17 Kab./
keterpaduan infrastruktur permukiman Kota telah berfungsi dan dimanfaatkan oleh
dalam mewujudkan permukiman layak masyarakat, sedangkan pada 2 Kab./Kota
huni. (Kabupaten Manokwari dan Kota Ambon)
telah berfungsi namun kurang dimanfaatkan
Tahapan pemahaman pemantauan karena jauh dari kawasan permukiman.
keterpaduan dan perencanaan Untuk lebih detail per tahapan dapat dilihat
pada Gambar 4.5.
48 LaPORAN Kinerja

Gambar 4.5.
Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman di 19 Lokasi Tahun 2017
100

tinggi
Gabungan 19 Kawasan di Kab/Kota
75

50

25

rendah
0
KEBUTUHAN Upaya Rencana Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan
KETERPADUAN Merencanakan KEGIATAN PEMBIAYAAN KEGIATAN PEMBIAYAAN
Keterpaduan
perencanaan keterpaduan
PELAKSANAAN keterpaduan
Pemahaman pentingnya
keterpaduan infrastruktur
permukiman Pertimbangan 3 dari 4 Faktor
Upaya merencanakan 1. Efisiensi 1. Anggaran
keterpaduan menjadi 2. Teknis 2. Partisipasi
dokumen perencanaan 3. Manfaat 3. Sinergy Dokumen Perencanaan Sumber pembiayaan sesuai
4. Diskresi 4. Percepatan Kurdang Diacu perencanaan, namun masih banyak
5. Lainnya 5. Lainnya tergantung pembiayaan dari Pusat

100

tinggi
75

50

25

rendah
0
Keberfungsian Pemanfaatan Keberlanjutan Keterkaitan Fungsi Keterkaitan Fungsi
Infrastruktur Infrastruktur dengan Infrastruktur dengan Infrastruktur
Permukiman Permukiman PUPR lain Non-PUPR
Kondisi infrastruktur berfungsi dan terawat serta sering/rutin Peran organisasi pengelola Infrastruktur permukiman terkait fungsi dengan
(intensif) dimanfaatkan dan partisipasi masyarakat (1) Infrastruktur PUPR lain: jalan, drainase premer,
rendah dan tergantung perumahan
biaya OP pemda (2) Infrastruktur non-PUPR: kesehatan, pendidikan,
ekonomi, sosial, agama,dll

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Berdasarkan grafik dari hasil analisis belum terpadunya rencana dan pelaksanaan
tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa pembangunan infrastruktur permukiman
pemahaman keterpaduan stakeholder secara keseluruhan.
sangat tinggi dengan upaya dalam
menuangkan keterpaduan dalam dokumen Dalam hal pelaksanaan pembiayaan,
perencanaan. Namun pada rencana kegiatan, sumber pembiayaan telah sesuai dengan
rencana pembiayaan, hingga pelaksanaan perencanaan. Sumber pembiayaan sebagian
pembiayaan memiliki nilai yang terus besar masih menggunakan sumber dana
menurun. Hal tersebut mengindikasikan APBN, namun sudah terdapat upaya untuk
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 49

menggunakan sumber pendanaan non- pembangunan dapat optimal.


APBN seperti APBD dan CSR dari pihak
swasta. Selain itu, dalam rangka meningkatkan
efektivitas pemantauan keterpaduan
Keberfungsian dan pemanfaatan infrastruktur permukiman bidang
infrastruktur sudah cukup tinggi, namun keciptakaryaan, perlu dilakukan:
untuk keberlanjutan rendah, karena peran 1. Sosialisasi Surat Edaran Dirjen Cipta Karya
organisasi dan partisipasi masyarakat masih Nomor 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman
rendah dan biaya operasionalnya tergantung Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur
dari pemerintah daerah setempat. Bidang Keciptakaryaan.
2. Mengidentifikasi infrastruktur yang
Rekomendasi dari hasil pemantauan potensial untuk terpadu, berdasarkan
keterpaduan tersebut adalah sebagai berikut: dokumen perencanaan dan identifikasi
Tahap Perencanaan lokasi di lapangan, agar proses tinjauan
1. Pemetaan situasi dan kondisi kehidupan lapangan efektif dan efisien.
masyarakat serta infastruktur permukim­ 3. Memanfaatkan informasi e-planning,
an dan infrastruktur lain yang terkait. yang dikembangkan Kemendagri terkait
2. Mengidentifikasi kebutuhan penyusunan RPJMD, serta membangun
keterpaduan pada tingkat pelaksanaan kemitraan untuk dapat mengakses
dan pemanfaatannya. informasi pembangunan daerah dengan
3. Konsolidasi dokumen perencanaan Kementerian Dalam Negeri.
kawasan permukiman Bidang Cipta Karya 4. Menguatkan fungsi Satker di provinsi
dengan dokumen perencanaan daerah untuk implementasi pemantauan
serta dokumen infrastruktur lainnya. keterpaduan infrastruktur permukiman.
4. Ketersediaan lahan untuk pembangunan
infrastruktur permukiman sebagai salah B. Evaluasi Manfaat Infrastruktur
satu readiness criteria harus dipersiapkan Permukiman
secara matang oleh Pemerintah Kab./ Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui
Kota sebelum membuat dokumen Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi
perencanaan kawasan permukiman. melakukan evaluasi terhadap manfaat
pembangunan infrastruktur permukiman
Tahap Pelaksanaan yang telah dibangun dan difasilitasi oleh
1. Meningkatkan konsistensi pemanfaatan Ditjen. Cipta Karya. Kegiatan tersebut
dokumen perencanaan kawasan diselenggarakan untuk mengevaluasi
permukiman Kab./Kota sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan tahun
acuan dan pertimbangan pelaksanaan berikutnya.
kegiatan pembangunan infrastruktur
permukiman. Selanjutnya, keterkaitan hasil analisis dengan
2. Mendukung prioritas pembiayaan tingkat akses infrastruktur permukiman
pada kegiatan yang membutuhkan (indikator outcome) akan dievaluasi.
keterpaduan pembiayaan tinggi agar Outcome yang tinggi menunjukkan bahwa
50 LaPORAN Kinerja

infrastruktur permukiman telah diakses, peningkatan Angka Harapan Hidup dan


digunakan atau dimanfaatkan. Hal tersebut penurunan Angka Kemiskinan.
menunjukkan bahwa infrastruktur tersebut 2. Cakupan Air Minum Aman berkorelasi
sudah ada pemanfaatan (outcome). Setelah cukup tinggi dengan peningkatan
ada pemanfaatan, diharapkan akan diperoleh kualitas hidup (IPM) dan berkorelasi
manfaat (benefit/impact) dalam berbagai sedang dengan peningkatan Angka
bentuk indikator. Harapan Hidup dan penurunan Angka
Kemiskinan.
Pengukuran tersebut dapat memunculkan 3. Persentase Rumah Kumuh berkorelasi
indikasi seberapa besar kontribusi tinggi dengan peningkatan kualitas
infrastruktur permukiman dalam hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan
memberikan manfaat bagi kehidupan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
masyarakat. Selain itu akan dilakukan pula 4. Persentase Sampah Diangkut berkorelasi
analisis manfaat infrastruktur permukiman sangat kecil dengan peningkatan kualitas
terhadap kualitas hidup dalam berbagai hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan
indikator, seperti Indeks Pembangunan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
Manusia dan Indeks Kebahagiaan. 5. Cakupan Sanitasi Layak, Cakupan Air
Minum Aman dan Persentase Rumah
Sumber data untuk melakukan pengukuran Kumuh, saling berkorelasi ‘Sedang-
tersebut menggunakan data sekunder dari Kuat’ terkait karakteristik infrastruktur
BPS. Indikator manfaat untuk pemantauan permukiman sebagai kebutuhan dasar.
kinerja terhadap infrastruktur permukiman 6. Rendahnya korelasi Sampah Diangkut
sesuai dengan Pedoman Evaluasi Manfaat dengan indikator lain, disebabkan
bidang Keciptakaryaan terdiri dari: kualitas data belum handal, yaitu yang
Indikator Manfaat (Variabel Terikat): dihitung hanya pada Ibu Kota Provinsi.
1. Angka Harapan Hidup (Y1) Selain itu akurasi angka kurang, karena
2. Pendapatan per Kapita (Y2) dihimpun dari data kantor dinas daerah
3. Persentase Penduduk Miskin (Y3) yang pencatatannya juga belum cukup
4. Indeks Pembangunan Manusian (Y4) handal.
5. Indeks Kebahagiaan (Y5) 7. Berbagai infrastruktur permukiman
Indikator Outcome (Variabel Bebas): (sanitasi, air minum, pengelolaan sampah
1. Cakupan sanitasi layak (X1) dan pengurangan kumuh) secara
2. Cakupan air minum aman (X2) simultan lebih mempengaruhi Indeks
3. Persentase Jalan lingkungan (X3) Pembangunan Manusia (kesejahteraan)
4. Persentase sampah diangkut ke TPA (X4) dan Angka Harapan Hidup serta
Setelah dilakukan analisis kontribusi dan Penurunan Kemiskinan, apabila
keterkaitan antar indikator manfaat dengan dibandingkan dengan pengaruhnya
indikator outcome, maka diperoleh hasil: pada Indeks Kebahagiaan.
1. Cakupan Sanitasi Layak berkorelasi tinggi 8. Infrastruktur permukiman menjadi faktor
dengan peningkatan kualitas hidup penting untuk mendukung Tingkat
(IPM) dan berkorelasi sedang dengan Kesejahteraan Penduduk (IPM) dan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 51

meningkatkan Angka Harapan Hidup pada hasil melalui penyelenggaraan


dan mendukung Tingkat Kebahagiaan program Pembinaan dan Pengembangan
penduduk. Infrastruktur Permukiman dengan output
64 Laporan dengan outcome terfasilitasinya
C. Dukungan Perencanaan dan kegiatan perencanaan dan pengendalian,
Pengendalian Program Infra­ dan besaran anggaran tahun 2017 sebesar
struktur Permukiman Rp 151.320.768.000,-.
Satker. P2PIP diangkat dan ditetapkan oleh
Menteri Pekerjaan Umum. Satker. P2PIP Berdasarkan PK yang telah ditandatangani
sampai dengan tahun 2016 terdiri dari Satker oleh Direktur KIP dengan KaSatker P2PIP,
Randal di Pusat dan Satker Randal di 33 ditetapkan target kinerja tahun 2017, yaitu
provinsi. Pada tahun 2017, struktur berubah terfasilitasinya kegiatan Perencanaan dan
menjadi 1 (satu) Satker. di Pusat dan memiliki Pengendalian di 33 Provinsi. Secara umum
PPK Pembinaan Teknis, PPK Pengelolaan penyelenggaraan kegiatan Satker. P2PIP
Hibah, PPK Randal Wilayah I, PPK Randal dibagi atas 2 kegiatan utama, yaitu kegiatan
Wilayah II, serta 33 PPK Perencanaan dan perencanaan dan pengendalian.
Pengendalian di Provinsi.
Kegiatan Perencanaan terdiri dari:
Tugas dan fungsi Satker. P2PIP adalah 1. Pembinaan Kapasitas Kelembagaan
mendukung tugas dan fungsi Direktorat KIP, Satker Randal terkait Kegiatan
melalui: Perencanaan
1. Koordinasi dan konsolidasi keterpaduan
perencanaan pembangunan bidang Dukungan Satker P2PIP terkait kegiatan
Cipta Karya; pengendalian di 33 Unit Kerja PPK Peren­
2. Sinkronisasi program dan pembiayaan canaan dan Pengendalian Provin­si terdiri
tahunan kegiatan ke-Cipta Karya-an; atas: (1) Rapat Koordinasi Triwulanan
3. Konsolidasi evaluasi hasil pembangunan Satker P2PIP TA 2017; (2) Kegiat­ an
infrastruktur permukiman; Pembekalan Bagi Penata Keuang­ an di
4. Konsolidasi data dan pengelolaan Sistem Lingkungan Satker. P2PIP TA 2017.
Informasi penyelenggaraan pembangun­
an bidang ke-Cipta Karya-an di provinsi; Berikut hasil kegiatan yang dilakukan
5. Mendukung pelaksanaan Program Hibah oleh unit kerja PPK Perencanaan
Air Minum dan Sanitasi, yang meliputi : dan Pengendalian Provinsi terkait
a. Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan pengendalian terkait status verifikasi
TA 2017; dokumen RPIJM:
b. Identifikasi peminatan Kab./Kota di TA a. 67 Dokumen (14%) Belum terverifikasi
2018. oleh provinsi
b. 265 Dokumen (56%) Sudah
Satker. P2PIP berkomitmen mewujudkan terverfikasi oleh provinsi
manajemen pemerintahan yang efektif, c. 140 Dokumen (30%) Sudah
transparan, dan akuntabel serta berorientasi terverfikasi
52 LaPORAN Kinerja

2. Fasilitasi Penyusunan Dokumen Rencana Sedangkan Kegiatan Pengendalian terdiri


Kawasan Permukiman (RKP) atas:
1. Pembinaan Kapasitas Kelembagaan
Direktorat KIP melalui Sarker P2PIP Satker. P2PIP terkait Kegiatan
melakukan fasilitasi penyusunan RKP TA. Pengendalian
2018–2037 di 3 Kota, yaitu Kota Banda
Aceh, Pontianak dan Mataram.’ Dukungan Satker. P2PIP terkait kegiatan
pengendalian di 33 Unit Kerja PPK
3. Dukungan Manajemen Perencanaan dan Perencanaan dan Pengendalian Provinsi
Pengendalian di Tingkat Pusat (Pulau yang terdiri dari: (1) Rapat Koordinasi
Sumatera dan Sulawesi) Triwulanan Satker. P2PIP TA 2017; (2)
Kegiatan Pembekalan Bagi Penata
Berdasarkan hasil capaian alat ukur/ Keuangan di Lingkungan Satker. P2PIP TA
tools kinerja (Instrumen Randal) dan 2017.
pengamatan situasional di Provinsi Pulau
Sumatera dan Sulawesi, maka dapat Berikut hasil kegiatan yang dilakukan
disimpulkan bahwa dengan capaian oleh unit kerja PPK Perencanaan
keseluruhan Instrumen Randal sebesar dan Pengendalian Provinsi terkait
74% dari total 60 Instrumen, masih pengendalian Pencairan SPM:
diperlukan penguatan kerjasama dan a. Total penerbitan SPM dalam Tahun
sinergitas antara pusat, provinsi, kota/kab 2017 yaitu 9.192 SPM
maupun sektor terkait dalam sinkronisasi b. 13 SPM (4,61%) di tolak dan 269 SPM
kebutuhan data (95,39%) diterima pada Triwulan I
c. 415 SPM (14,74%) di tolak dan
4. Dukungan Kegiatan Perencanaan di 33 2.401 SPM (85,26%) diterima pada
Unit Kerja Randal Provinsi Triwulan II
Hasil Kegiatan-kegiatan adalah sebagai d. 373 SPM (13,01%) di tolak dan
berikut: 2.495 SPM (86,99%) diterima pada
a. Kesesuaian RKAKL Tahun 2018 Triwulan III
terhadap RPIJM Bidang CIpta Karya
Kab./Kota adalah 73%. 2. Dukungan Manajemen Perencanaan dan
b. Sebanyak 472/508 Kab./Kota (93%) Pengendalian di Tingkat Pusat (Pulau
telah melakukan inputting dokumen Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara,
RPIJM dalam aplikasi SIPPa; Maluku, dan Papua)
c. Sebanyak 36 dari 508 Kab./Kota Berdasarkan hasil capaian alat ukur/
(7%) belum melakukan inputting tools kinerja (Instrumen Randal) dan
dokumen RPIJM dalam aplikasi SIPPa; pengamatan situasional di Wilayah
d. Jumlah usulan pada KPJM TA. 2019 Pulau Pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa
sebanyak 6.537 kegiatan; Tenggara, Maluku, dan Papua, maka
e. Kebutuhan dana pada KPJM TA. 2019 dapat disimpulkan bahwa dengan
sebesar Rp. 33,1 T. capaian keseluruhan Instrumen Randal
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 53

sebesar 82% dari total 60 Instrumen, perdesaan, dan sebesar Rp.148,851 Milyar
masih diperlukan penguatan kerjasama untuk 48.270 RT di 52 Kabupaten/Kota
dan sinergitas antara pusat, provinsi, untuk hibah air limbah setempat.
kota/kab maupun sektor terkait dalam
sinkronisasi kebutuhan data. Adapun profil pelaksanaan Program
Hibah Air Minum dan Sanitasi TA 2017
3. Dukungan Kegiatan Pengendalian di adalah sebagai berikut :
33 Unit Kerja PPK Perencanaan dan Tabel 4.6.
Pengendalian Provinsi Pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan
Beberapa dukungan Satker. P2PIP Sanitasi TA 2017
terhadap kegiatan pengendalian di 33 Air Minum Air Limbah Air Limbah
No Uraian Perkotaan Perdesaan Setempat
Provinsi terhadap Hasil Pelaksanaan
1 Target 241.496 SR 40.350 SR 48.270
Kegiatan IBM, adalah sebagai berikut: SPPH (154 Kab/ (74 Kab/ (52 Kab/Kota)
a. Sebanyak 69% Kegiatan IBM Kota) Kota)

bermasalah di Pulau Sumatera 2 SR 210.372 SR 33.713 SR 15.264


Terpasang (142 Kab/ (71 Kab/ ( 18 Kab/
b. Sebanyak 96% Kegiatan IBM Kota) Kota) Kota)
bermasalah di Pulau Jawa
3 Dana Rp 562,765 Rp 56,553 46,439 Milyar
c. Sebanyak 60% Kegiatan IBM Hibah Milyar Milyar (31,2% dari
Yang Cair (82,8% (70% dari SPPH)
bermasalah di Pulau Kalimantan & dari SPPH) SPPH)
Bali Sumber : Prohamsan, 2016
d. Sebanyak 45% Kegiatan IBM yang Selama pelaksanaan hibah air minum
bermasalah di Pulau Sulawesi, dan dan sanitasi TA. 2017, terdapat beberapa
e. Sebanyak 47% Kegiatan IBM tantangan yang perlu menjadi perhatian
bermasalah di Nustra, Maluku, dan terkait pelaksanaan program, yaitu :
Papua. a. Terdapat Pemerintah Daerah yang
menyampaikan data calon penerima
4. Dukungan Hibah Air Minum dan Sanitasi manfaat yang tidak valid sehingga
Pada tahun 2017, telah ditetapkan total dinyatakan ineligible dalam proses survey
anggaran kegiatan untuk Program baseline (sudah memiliki sambungan air
Hibah Air Minum dan Sanitasi sebesar minum, daya listrik diatas 1300 kwh, tidak
Rp. 850 Miliar serta alokasi anggaran bersedia disambung SR, alamat tidak
untuk pelaksanaan Program Hibah ditemukan, rumah kosong, tidak ada
Air Limbah Setempat sebesar Rp. 150 rumah, fasilitas umum);
Milyar. Mengacu pada alokasi anggaran b. Keterlambatan pelaksanaan pemasangan
kegiatan tersebut, Ditjen. Cipta Karya SR akibat keterlambatan pembangunan
telah mengusulkan Pemerintah Daerah jaringan dari sumber pendanaan lain
penerima hibah air minum perkotaan atau pelaksanaan lelang yang terlambat;
sebesar Rp 679,72 Milyar untuk 241.496 c. Pembangunan yang dilakukan tidak
SR di 154 Kabupaten/Kota, sebesar mengikuti kaidah tata kelola program,
Rp 80,70 Milyar untuk 40.350 SR di 74 seperti spesifikasi teknis yang tidak
Kabupaten/Kota untuk hibah air minum sesuai, perpindahan calon penerima
54 LaPORAN Kinerja

manfaat dan lain sebagainya; a. Program Hibah Air Minum Perkotaan


d. Rekomendasi teknis yang diterbitkan Tahun 2018, Survei Baseline dilaksanakan
oleh Ditjen. Cipta Karya tidak diikuti di 152 kabupaten/kota dan Pemasangan
oleh permintaan pencairan dana hibah Sambungan Rumah mencapai 210.372
kepada Kementerian Keuangan akibat SR di 142 kabupaten/kota;
tidak terealisasinya Penyertaan Modal b. Program Hibah Air Minum Perdesaan
Pemerintah hingga akhir tahun. Hal Tahun 2018, Survei Baseline dilaksanakan
tersebut terjadi pada Kabupaten Polewali di 74 kabupaten dan Pemasangan
Mandar; Sambungan Rumah mencapai 33.713 SR
e. Beberapa Pemerintah Daerah tidak dapat di 71 kabupaten;
menyelesaikan pelaksanaan konstruksi c. Program Hibah Air Limbah Setempat
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan Tahun 2018, Survei Baseline dilaksanakan
pada akhir Oktober 2017 sehingga tidak di 51 Kab/Kota dan Pemasangan tangki
diverifikasi (sebanyak 2 Pemerintah septik mencapai 23.699 RT di 44 Kab/
Daerah); Kota.
f. Anggaran yang tidak dialokasikan di DPA
Tahun 2017 atau dialokasikan di APBDP D. Penghargaan TNDE Direktorat KIP
2017 mengakibatkan tidak terealisasinya Kementerian PUPR menyelenggarakan
pelaksanaan Program oleh Pemerintah Penghargaan Pemanfaatan TNDE
Daerah (sebanyak 3 Pemerintah Daerah); Kementerian PUPR Tahun 2017. Berdasarkan
g. OPD teknis di beberapa Pemerintah Keputusan Menteri PUPR Nomor: 934/
Daerah masih ada yang kurang KTPS/M/2017, Direktorat KIP Ditjen. Cipta
memahami mekanisme pengelolaan Karya meraih juara 1 Lomba Pemanfaatan
program, sehingga menyebabkan TNDE Kementerian PUPR Tahun 2017.
pelaksanaan tidak sesuai dengan Penghargaan tersebut didapatkan pada
ketentuan yang ada (spesifikasi teknis tanggal 30 November 2017.
tidak sesuai, melewati batas waktu,
pelelangan yang dilakukan terlambat); E. Kemitraan
h. BPSPAM tidak mendukung pemasangan Sesuai dengan Renstra Ditjen. Cipta Karya
SR yang dilaksanakan Pemerintah Daerah 2015-2019, adanya keterbatasan APBN
atau penyedia jasa yang ditunjuk oleh dalam mewujudkan gerakan 100-0-100
Pemerintah Daerah; mengharuskan Ditjen. Cipta Karya terus
i. Proses pelaksanaan reviu BPKP beririsan berupaya maksimal untuk mendorong
dengan pelaksanaan konstruksi dan sumber pendanaan non-APBN. Salah satu
proses verifikasi oleh Konsultan. kebijakan strategisnya adalah mendorong
perusahaan untuk ikut serta dalam
Adapun dalam pelaksanaan Program Hibah pembangunan infrastruktur permukiman
Air Minum dan Sanitasi akan dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan dana
survei baseline Program Hibah Air Minum Corporate Sosial Responsibility (CSR).
dan Sanitasi Tahun 2018, diantaranya adalah
sebagai berikut: CSR Bidang Cipta Karya yang terlaksana
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 55

pada tahun 2017 adalah penandatanganan 3. Pembinaan lembaga pengelola


Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Kesepakatan perdesaan di 10 desa sasaran, yaitu Desa
Bersama (KSB) antara Pemerintah Daerah Winuri, Desa Maen, Desa Wineru, Desa
Kabupaten Minahasa Utara, PT. Meares Marinsow, Desa Pulisan, Desa Kalinaun,
Soputan Mining (PT. MSM), dan Ditjen. Cipta Desa Rinondoran, Desa Pinenek, Desa
Karya tentang pembangunan prasarana Kinunang, Desa Resetlement.
dan sarana Sistem Penyediaan Air Minum Pembangunan fisik program CSR di
melalui kerjasama kemitraan multi pihak di Kabupaten Minahasa Utara diharapkan
Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi dapat menjadi pemicu atau best practice
Utara. Ruang lingkup kesepakatan bersama bagi perusahaan lain untuk turut serta dalam
tersebut adalah kerja sama dalam: pembangunan infrastruktur permukiman.
1. Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Selain itu diharapkan Pemerintah Kabupaten
Minum Berbasis Masyarakat di wilayah Minahasa Utara dapat mengembangkan
perdesaan (PAMSIMAS); pelayanan air minum perdesaan untuk
2. Peningkatan kualitas sumber daya mencapai target 100% akses aman air minum
masyarakat melalui pelatihan aspek di wilayah setempat.
non-teknis seperti kelembagaan dan
keuangan, serta aspek teknis untuk F. Proyek Strategis Nasional
mengimplementasikan penyelenggaraan Pada tahun 2017, Direktorat KIP berperan
Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis dalam proses pemantauan dan evaluasi
Masyarakat di wilayah perdesaan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang
(PAMSIMAS); dalam Keputusan Menteri PUPR Nomor 316/
3. Pemantauan dan evaluasi program KPTS/M/2017 tentang Tim Pemantauan
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-
Minum di wilayah perdesaan, meliputi PSN) Kementerian PUPR. Keputusan Menteri
tahap perencanaan, pembangunan, PUPR tersebut menyatakan bahwa Direktur
pengoperasian, dan pemeliharaan sesuai KIP bertugas sebagai Wakil Koordinator
tugas dan tanggung jawab para pihak. Sekretariat, dan Kepala Subdirektorat
Pemantauan dan Evaluasi Direktorat KIP
Adapun rincian lokasi kegiatan CSR sebagai anggota Sekretariat.
tahun 2017 dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan infrastruktur SPAM di wilayah Lokasi PSN yang dipantau pada tahun 2017
Kab. Minahasa Utara yaitu: terdiri dari Program Prioritas Nasional yang
1. Sumber Air Permukaan Aliran Sungai dipantau oleh Kantor Staf Presiden (KSP),
Maen, meliputi Desa Maen, Desa Winuri, PSN sesuai dengan Perpres No. 3 Tahun 2016
Desa Wineru. tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, dan
2. Sumber Air Sumur Bor Dalam, meliputi Proyek Strategis Kementerian PUPR Bidang
Desa Rinondoran, Desa Kalinaun, Desa Cipta Karya.
Kinunang (Diusulkan untuk APBN
Pamsimas), Desa Resetlement (Diusulkan Direktorat KIP melalui Kepala Subdirektorat
untuk APBN Pamsimas), Desa Pinenek, Pemantauan dan Evaluasi berperan
Desa Pulisan, dan Desa Marinso. langsung, baik dalam pertemuan rutin
56 LaPORAN Kinerja

maupun kunjungan lapangan ke beberapa pencapaian indikator pada aspek implementasi dan
lokasi PSN terkait bidang Cipta Karya. Salah manfaat.
satunya adalah kunjungan lapangan ke
PSN Proyek Kerjasama Pemerintah dengan 4.3.1 Penyerapan Anggaran
Badan Usaha (KPBU) Sistem Pengembangan Pada tahun anggaran 2017, realisasi
Air Minum (SPAM) Umbulan di Pasuruan penyerapan anggaran terhadap pagu
Jawa Timur bersama dengan TPE-PSN. Hasil APBNP adalah sebesar 95,39%, dan realisasi
dari pertemuan rutin maupun kunjungan penyerapan anggaran terhadap pagu efektif
lapangan tersebut menjadi laporan langsung adalah 94,77%. Perhitungan PMK tersebut
yang diserahkan kepada Menteri PUPR dilakukan dengan menggunakan data yang
sebagai tindak lanjut percepatan PSN. terdapat pada laporan e-Monitoring per
tanggal 31 Desember 2017.
Kunjungan lapangan akan dilanjutkan pada
tahun 2018 dengan sasaran lokasi PSN Pelaksanaan DIPA/RKAKL 2017 Direktorat
yang merupakan proyek prioritas. Proyek KIP, terdapat perubahan anggaran (revisi)
prioritas tersebut meliputi Pembangunan sebanyak 4 (empat) periode sehingga
PLBN Terpadu dan Infrastruktur Permukiman pagu awal Direktorat KIP sebesar Rp
di Kawasan Perbatasan sesuai dengan 246.652.658.000,- berubah menjadi Rp
Inpres No. 6 Tahun 2015 serta Dukungan 245.454.397.000,- (penurunan 0,24% dari
Pengembangan Kawasan Pariwisata (KSPN) pagu awal). Perubahan pagu anggaran
dan Pembangunan SPAM Regional sesuai tersebut terjadi karena adanya penghematan
dengan Inpres No. 3 Tahun 2016 tentang berdasarkan dengan Inpres No. 4 tahun 2017
Percepatan Pelaksanaan PSN. tentang Efisiensi Belanja Barang K/L dalam
Pelaksanaan APBN TA. 2017.
4.3 Realisasi Anggaran
Untuk memudahkan analisis terhadap pelaksanaan Efisiensi belanja barang terdiri dari perjalanan
anggaran, maka digunakan pendekatan Peraturan dinas, paket meeting, honorarium tim/
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 249 Tahun kegiatan, belanja operasional perkantoran,
2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja belanja jasa, belanja pemeliharaan, serta
Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran belanja barang operasional, dan non
Kementerian Negeri/Lembaga. Berdasarkan operasional lainnya.
peraturan tersebut, evaluasi dan analisis anggaran
dapat dilihat dari aspek implementasi yang Direktorat KIP mengalami self blocking
meliputi penyerapan anggaran; konsistensi antara sebesar Rp 9.632.772.000,- pada bulan Juli –
perencanaan dan implementasi; pencapaian Agustus, sehingga besaran pagu Direktorat
keluaran; dan efisiensi; serta aspek manfaat. KIP per tanggal 14 Agustus mengalami
penurunan sebesar Rp. 241.405.745.000,-
Hasil analisa menggunakan PMK tersebut, dengan rincian sebagaimana dijelaskan pada
didapatkan nilai hasil evaluasi sebesar 89,70% tabel 4.7 di bawah ini.
dengan intepretasi baik. Nilai tersebut diperoleh dari
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 57

Tabel 4.7
Pagu dan Realisasi Output dan Anggaran Tahun terdapat anggaran yang tidak terserap,
2017 Direktorat KIP
karena adanya sisa dana swakelola, kegiatan
Nilai pembayaran gaji dan tunjangan sebesar Rp.
No Subdit Penghematan
6.481.727.000 pada:
1. Perencanaan dan Kemitraan 856.119.000
1. Satker. KIP sebesar Rp. 4.982.131.000,-
2. Keterpaduan Pembiayaan 992.035.000
3. Keterpaduan Pelaksanaan 969.111.000 2. Satker. P2PIP sebesar Rp. 1.499.596.000,-
4. Pemantauan dan Evaluasi 915.324.000
5. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi 1.016.331.000 Perubahan pagu tersebut tidak
6. Perencanaan dan Pengendalian 4.509.008.000 mempengaruhi target output pada Direktorat
7. Tata Usaha 374.844.000
KIP. Realisasi output dan anggaran Direktorat
Sumber : Prohamsan, 2016
KIP tertinggi adalah pada output Pengelolaan
Pada bulan September – November terdapat Data dan Sistem Informasi Infrastruktur
penambahan anggaran pada Direktorat KIP Permukiman sebesar 99,83% dan output
sebesar Rp. 8.434.460.000,- dengan rincian Pembiayaan Infrastruktur Permukiman
sebagai berikut : sebesar 99,36% sementara penyerapan
1. Percepatan penarikan PHLN sebesar Rp. anggaran terendah adalah output
6.628.645.000,- ; Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur
2. Revisi Reguler terbagi Direktorat KIP Permukiman sebesar 88,81%. Hal tersebut
sebesar Rp. 1.005.815.000,- dan Satker disebabkan karena Subdit. Keterpaduan
P2PIP sebesar Rp. 800.000.000,-. Perencanaan dan Kemitraan tidak dapat
Perubahan tersebut menjadikan pagu akhir melakukan penyerapan secara maksimal,
(revisi keempat) Direktorat KIP sebesar Rp terutama pada komponen perjalanan dinas
245.454.397.000,-. dan honorarium. Persentase realisasi per
output dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah
Pelaksanaan DIPA/RKAKL tahun 2017, ini.
Tabel 4.8
Pagu dan Realisasi Output dan Anggaran Tahun 2017 Direktorat KIP
Output Dana (dalam ribu)
Output
PK Realisasi Satuan Pagu Awal Pagu Realisasi %
Output Penting
1 Perencanaan dan Kemitraan 7 7 Laporan 8.651.696 7.795.892 6.923.229 88,81
Infrastruktur Permukiman
2 Pembiayaan Infrastruktur Permukiman 7 7 Laporan 10.025.223 9.283.189 9.223.584 99,36
3 Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 9 9 Laporan 9.793.558 16.208.648 15.848.489 97,78
4 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur 6 6 Laporan 9.250.000 8.334.672 7.978.399 95,73
Permukiman
5 Pengelolaan Data dan Sistem 8 8 Laporan 12.767.497 11.751.165 11.730.944 99,83
Informasi Infrastruktur Permukiman
6 Perencanaan dan Pengendalian 64 64 Laporan 154.906.576 151.320.768 147.472.752 97,46
Program Bidang Permukiman
Output Tambahan
7 Pengelolaan Administrasi Perkantoran 6 6 Laporan 3.788.067 3.413.222 3.386.587 99,22
8 Layanan Internal (Overhead) 1 1 Layanan 2.261.000 2.261.000 2.141.571 94,72
9 Layanan Perkantoran 12 12 Bulan 35.209.041 35.085.841 29.440.907 83,91
TOTAL PAGU 246.652.658 245.454.397 234.146.462 95,39
Sumber : Hasil olahan e-monitoring, status 31 Desember 2017
58 LaPORAN Kinerja

Komposisi penyerapan anggaran terhadap 3. Pelaksanaan kegiatan yang cenderung


pencapaian 3 (tiga) indikator kinerja outcome dilakukan di akhir tahun anggaran.
Direktorat KIP, terlihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9
Penyerapan Anggaran Terhadap Pencapaian Indikator Kinerja Outcome Direktorat KIP Tahun 2017
Realisasi
no Sasaran Kegiatan/IKU Indikator Kinerja Output Pagu Dana
Dana (Rp.) %
Perencanaan, Pemrograman, dan Pengendalian Infrastruktur Bidang Keciptakaryaan
1 Jumlah Kebupaten/Kota yang memiliki Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman 7.795.892.000 6.923.229.000 88,81
RPIJM Berkualitas

2 Konsistensi Penyelenggaraan Perencanaan dan Pengendalian Bidang Permukiman 151.320.768.000 147.472.752.000 97,46
Infrastruktur Permukiman terhadap
RPIJM Pembiayaan Infrastruktur Permukiman 9.283.189.000 9.223.584.000 99,36

Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 16.208.648.000 15.848.489.000 97,78

3 Tingkat Akuntabilitas Kinerja Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman 8.334.672.000 7.978.399.000 95,73

Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur 11.751.165.000 11.730.944.000 99,83


Permukiman
Sumber : Hasil Olahan e-Monitoring (Status 31 Desember 2017)

4.3.2 Konsistensi Antara Perencanaan 4.3.3 Pencapaian Keluaran


dan Implementasi Pencapaian keluaran (output) Direktorat
Tingkat konsistensi antara perencanaan KIP tahun 2017 menunjukkan angka yang
dan implementasi Direktorat KIP Tahun sangat baik, yaitu sebesar 100%. Hal ini
2017 adalah sebesar 83,64%. Nilai tersebut membuktikan bahwa Direktorat KIP dapat
menunjukkan bahwa secara umum kinerja melaksanakan seluruh target yang terdapat
Direktorat KIP dalam mengimplementasikan dalam Perjanjian Kinerja (PK).
kegiatan sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun sebelumnya dalam Kurva-S Output tersebut mendukung pencapaian
baik. Namun apabila dibandingkan dengan sasaran kegiatan pada proses internal.
angka penyerapan anggaran (baik pada pagu 1. Jumlah Kab/Kota yang mempunyai
APBNP maupun pagu efektif), terdapat selisih program sesuai RPIJM
antara rencana penarikan dana dengan Indikator kinerja tersebut didukung oleh
realisasi penarikan dana setiap bulannya. pelaksanaan output Perencanaan dan
Beberapa hal yang menyebabkan selisih Kemitraan Infrastruktur Permukiman
antara rencana dan realisasi penyerapan, serta Satker. P2PIP dengan realisasi fisik
yaitu: output di akhir triwulan 4 sebesar 100,0%
1. Adanya penghematan dan self blocking, (Status 29 Desember 2017).
sehingga perlu ada penyesuaian
terhadap Kurva S; Tren kinerja output pendukung
2. Terdapat beberapa kegiatan yang sebagaimana terdapat pada Gambar
mengalami kemunduran timeline (waktu 4.6 menunjukkan kinerja yang stabil
pelaksanaan); pada setiap triwulan, sehingga selisih
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 59

antara rencana dan realisasi cukup kecil capaian Direktorat KIP hingga tahun 2017
pada setiap triwulannya. Selisih antara telah berkontribusi sebesar 64,3%.
rencana dan realisasi yang paling besar 2. Konsistensi Penyelenggaraan Infra­
terjadi pada akhir triwulan III (akhir bulan struktur Permukiman terhadap RPIJM
September) sebesar 4,12%. Apabila Indikator kinerja tersebut didukung
dibandingkan terhadap target Renstra oleh pelaksanaan output Pembiayaan
Direktorat KIP sebagaimana tergambar Infrastruktur Permukiman, Pelaksanaan
dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya periode Infrastruktur Permukiman, serta
2015-2019, kinerja pelaksanaan output Perencanaan dan Pengendalian Program
Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan Bidang Permukiman dengan realisasi fisik
hingga tahun 2017 adalah sebanyak 30 output di akhir triwulan 4 sebesar 95,6%
Laporan atau sebesar 94,0% dari target (Status 29 Desember 2017).
32 Laporan selama 5 (lima) tahun.
Gambar 4.7.
Gambar 4.6. Kinerja Output Pendukung Indikator Konsistensi
Kinerja Output Pendukung Indikator Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman
Jumlah Kab/Kota yang Mempunyai Program Terhadap RPIJM Tahun 2017
Sesuai RPIJM Tahun 2017

Sumber: E-Monitoring, status: 29 Desember 2017 pukul 15.00

Berdasarkan tabel tersebut, hingga tahun Tren kinerja output pendukung


2017 Direktorat KIP telah menghasilkan sebagaimana terdapat pada Gambar
234 laporan terkait dengan indikator 4.7 menunjukkan kinerja yang beragam
kinerja ‘Jumlah Kab./Kota yang pada setiap triwulan. Pada triwulan III
mempunyai Program sesuai RPIJM. terjadi perubahan anggaran berupa
Apabila dibandingkan dengan target penghematan, namun tidak mengurangi
Renstra sebanyak 364 Laporan, maka target output kegiatan (85 laporan).

Tabel 4.10.
Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017
terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019
Capaian 2017 Target
Output Satuan 2016 Target Capaian Kinerja 2015-2019
Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman Laporan 24 7 7 100% 44
Sumber: E-Monitoring, status: 29 Desember 2017 pukul 15.00
60 LaPORAN Kinerja

Penghematan anggaran dilakukan pada realisasi fisik output di akhir triwulan 4


belanja cadangan penghematan/self sebesar 93,67% (Status Januari 2017).
blocking sebesar Rp. 8.337.092.000,-. Gambar 4.8.
Kinerja Output Pendukung Peningkatan
Pengendalian dan Pengawasan Tahun 2017
Apabila dibandingkan terhadap target
Renstra Direktorat KIP sebagaimana
tergambar dalam Renstra Ditjen. Cipta
Karya periode 2015-2019, kinerja
pelaksanaan output Perencanaan dan
Pengendalian Bidang Permukiman,
output Keterpaduan Pembiayaan dan
Pemrograman serta output Keterpaduan
Pelaksanaan adalah sebagaimana
terdapat pada Tabel 4.11.

Sumber: E-Monitoring, status: 29 Desember 2017 pukul 15.00

Tabel 4. 11
Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017 terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya
2015-2019
Capaian 2017 Target
Output Satuan 2016 Target Capaian Kinerja 2015-2019
Pembiayaan Infrastruktur Permukiman Laporan 33 7 7 100% 44

Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman Laporan 18 9 9 100% 35

Perencanaan & Pengendalian Program Bidang Permukiman Laporan 139 64 64 100% 320
Sumber: E-Monitoring, status: 29 Desember 2017 pukul 15.00

Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat Tren kinerja output pendukung


bahwa hingga tahun 2017 Direktorat KIP sebagaimana terdapat pada Gambar 4.8
telah menghasilkan 270 laporan terkait menunjukkan kinerja yang bervariasi
dengan indikator kinerja ‘Konsistensi pada setiap triwulan. Target kinerja
Penyelenggaraan Infrastruktur Per­ output Pemantauan dan Evaluasi
mu­ kim­an dengan RPI2JM’. Apabila Infrastruktur Permukiman kurang tercapai
dibandingkan dengan target Renstra pada triwulan II (33,2%) dan III (57,9%)
sebanyak 395 laporan, maka capaian disebabkan karena output kegiatan
Direktorat KIP hingga tahun 2017 telah kontraktual pada Subdit. Pemantauan
berkontribusi sebesar 68,35%. dan Evaluasi di setiap paketnya hanya
3. Tingkat Akuntabilitas Kinerja dalam bentuk 3 laporan, yaitu Laporan
Indikator kinerja tersebut didukung oleh Pendahuluan, Laporan Antara, dan
pelaksanaan output Pemantauan dan Laporan Akhir, menjadikan pencapaian
Evaluasi Infrastruktur Permukiman serta output hanya terbagi menjadi 3 tahap,
Pengelolaan Data dan Sistem Informasi sehingga tidak ada pencapaian output di
Infrastruktur Permukiman dengan Triwulan III.
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 61

Apabila dibandingkan terhadap target efisiensi sebesar 3,51% atau sebesar Rp.
Renstra Direktorat KIP sebagaimana 861,037,401,- dengan realisasi 64 laporan.
tergambar dalam Renstra Ditjen. Cipta Lebih rinci penjelasan mengenai hal ini dapat
Karya periode 2015-2019, kinerja dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
pelaksanaan output Pemantauan dan Keuangan.
Evaluasi serta output Pengelolaan Data
dan Sistem Informasi terdapat pada Tabel 4.3.5 Aspek Manfaat
4.12. berikut ini. Pencapaian kinerja sasaran Direktorat KIP

Tabel 4.12.
Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017 terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019

Capaian 2017 Target


Output Satuan 2016 Target Capaian Kinerja 2015-2019
Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman Laporan 18 6 6 100% 40

Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Laporan 22 8 8 100% 35


Permukiman

Sumber: E-Monitoring, status: 29 Desember 2017 pukul 15.00

Berdasarkan tabel tersebut, dalam tahun 2017 dalam mendukung peningkatan


mendukung sasaran kegiatan Tingkat kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan
Akuntabilitas Kinerja, hingga tahun 2017 hunian dan permukiman yang layak
Direktorat KIP telah menghasilkan 54 adalah sebesar 92,15%. Secara lebih detail,
Laporan. Apabila dibandingkan dengan pencapaian kinerja untuk masing-masing
target Renstra sebanyak 75 Laporan, indikator kinerja adalah sebagai berikut:
maka capaian Direktorat KIP hingga 1. Jumlah Kab./Kota yang mempunyai
tahun 2017 telah berkontribusi sebesar program sesuai RPIJM sebanyak dengan
72,0%. target 500 Kab./Kota, telah tercapai
77,32%;
4.3.4 Efisiensi 2. Konsistensi penyelenggaraan
Berdasarkan penggunaan anggaran dalam infrastruktur permukiman terhadap
menghasilkan output, dapat disampaikan RPIJM dengan target sebesar 78%, telah
bahwa nilai efisiensi Direktorat KIP tercapai 73%;
adalah sebesar 58,77%. Angka tersebut 3. Tingkat akuntabilitas kinerja dengan
menunjukkan bahwa selama tahun 2017 target sebesar 84%, telah tercapai 75,56%.
Direktorat KIP telah berhasil melakukan
62 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 63

Bab V
Penutup
64 LaPORAN Kinerja

Penutup

D
irektorat KIP merupakan salah Pemrograman” pada proses internal peta strategi
satu unit kerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya. Realisasi pencapaian sasaran
Ditjen. Cipta Karya yang kegiatan tersebut adalah:
memiliki tugas dan fungsi 1. Jumlah Kab./Kota yang mempunyai program
sebagaimana tercantum sesuai RPIJM sebanyak dengan target 500 Kab./
dalam Peraturan Menteri PUPR Kota, telah tercapai 77,32%;
No.15 tahun 2015 tentang 2. Tingkat konsistensi penyelenggaraan
Organsasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR yang infrastruktur permukiman terhadap RPIJM
dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran strategis sebesar 73,0% dari target 78,0%;
Ditjen. Cipta Karya dalam program pembinaan 3. Tingkat Akuntabilitas Kinerja sebesar 75,65% dari
dan pengembangan infrastruktur permukiman, target 84,0%.
yaitu meningkatnya cakupan pelayanan dan akses
permukiman yang layak. Sementara, Realiasasi anggaran Direktorat KIP adalah
sebesar Rp234.146.463.000,- (95,39%) dari pagu
Kontribusi Direktorat KIP terhadap Sasaran strategis efektif sebesar Rp245.652.658.000,-.
tersebut selanjutnya didistribusikan secara merata
kepada seluruh SDM Direktorat KIP, melalui Beberapa kendala/permasalahan yang muncul
penyusunan indikator kinerja individu. Sasaran dalam upaya pencapaian sasaran tersebut
kegiatan ‘meningkatnya keterpaduan perencanaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
pemrograman dan penganggaran’ dilaksanakan 1. Beberapa Kab/Kota pemekaran baru belum
oleh Sub Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan memiliki RPIJM;
Kemitraan, Sub Direktorat Keterpaduan Pembiayaan, 2. Pemerintah Daerah belum seluruhnya dapat
dan Satker P2PIP. Sasaran kegiatan ‘meningkatnya melakukan reviu RPI2JM, karena belum tersedia
pengendalian dan pengawasan’ dilaksanakan dana APBD II untuk kegiatan tersebut;
oleh Sub Direktorat Keterpaduan Pelaksanaan dan 3. Ketersediaan Sumber Daya Manusia masih
Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi. Sasaran kurang untuk beberapa kompetensi yang
kegiatan ‘Meningkatnya SDM yang kompeten dan dibutuhkan;
berintegritas’ dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata 4. Readiness criteria sebagai persyaratan usulan
Usaha, sedangkan ‘Meningkatnya pengelolaan RKAKL belum dipenuhi hingga batas waktu yang
sarana dan prasarana dan teknologi informasi’ ditentukan;
dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha dan Sub 5. Terdapat kegiatan penanganan kawasan
Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi. strategis nasional yang menjadi prioritas, yang
tidak/belum terdapat dalam RPIJM seperti:
Direktorat KIP bertanggung jawab atas sasaran a. Pembangunan pos lintas batas Negara
kegiatan “Perencanaan, Penganggaran, dan (PLBN);
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 65

b. Kawasan Perbatasan;
c. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional; Tabel 5.1.
Capaian Kinerja Pelaksanaan Output
d. Dukungan Asean Games XVIII; Direktorat KIP Tahun 2017
e. Pembangunan sistem penyediaan air minum
(SPAM) regional;
f. Pembangunan bangunan gedung hijau;
g. SPAM di Kota Binaaan;
h. SPAM di pulau terluar dan/atau pelabuhan
perikanan;
i. Tempat pemrosesan akhir (TPA) Sampah
Regional;
j. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Sumber: Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 dan LaKIP Dit. KIP Tahun 2015
Limbah (IPAL) Regional;
k. Pembangunan infrastruktur permukiman di Secara umum, seluruh unit kerja Direktorat KIP Tahun
kawasan kampung nelayan; 2017 mampu menyelesaikan target outputnya.
l. Penanganan permukiman kumuh; dan
m. Program PISEW di 400 kecamatan; 5.2 Rencana Tindak Lanjut
n. Program Padat Karya Sebagai upaya peningkatan kinerja pada tahun
6. Masih diperlukan penyesuaian nomenklatur berikutnya, maka perlu memperhatikan dan
dalam dokumen RPIJM dengan nomenklatur menindaklanjuti hal-hal sebagai berikut:
dalam DIPA/RKAKL 2017; 1. RPIJM perlu diperbaiki melalui penguatan Pemda
7. Koordinasi antara Satker. P2PIP Provinsi, Satker. serta sosialisasi;
Sektor Provinsi dan Pemerintah Daerah belum 2. Meningkatkan pengawalan readiness criteria
maksimal; sehingga penyelenggaraan infrastruktur per­
8. Anggaran pembangunan belum dapat mukiman dalam RKAKL dapat konsisten terhadap
memenuhi usulan kegiatan sesuai dokumen RPIJM Kabupaten/Kota;
RPIJM Kabupaten/Kota, karena sebagian kegiatan 3. Dukungan sistem database Kabupaten/Kota
tahun 2017 diprioritaskan pada kebijakan terkait penyelenggaraan infrastruktur per­
Direktif Presiden, sehingga tingkat konsistensi mukiman secara online, sehingga dapat
penyelenggaraan infrastruktur permukiman atau terintegra­si ke dalam SIPPa;
kesesuaian RKAKL dengan RPIJM Kabupaten/Kota 4. Mengembangkan indikator kinerja individu
TA. 2017 belum sesuai dengan target sasaran. (pegawai) unit kerja Direktorat KIP sebagai ukuran
kontri­busi dalam mendukung pencapaian
5.1 Kesimpulan indikator kinerja kegiatan Direktorat KIP;
Capaian kinerja sasaran kegiatan Direktorat KIP 5. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
tahun 2017 adalah sangat memuaskan, dengan rata- melalui pemetaan kompetensi pegawai,
rata capaian fisik sebesar 100% dan rata-rata capaian penyeragaman job description atau penetapan
anggaran sebesar 92,08%. Hal ini didukung oleh indikator kinerja individu;
kinerja pelaksanaan output seluruh unit kerja pada 6. Meningkatkan kapasitas Satker. P2PIP Provinsi
Direktorat KIP. Capaian kinerja pelaksanaan output dalam berkoordinasi dan mengkonsolidasikan
terdistribusi sebagai berikut: perencanaan dan pengendalian penyelenggara­
an infrastruktur permukiman.
66 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 67

Lampiran
68 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 69

Daftar Isi Lampiran


1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (DIPA Awal) 70

2. Realisasi Perjanjian Kinerja 2017 71

3. PMK Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 71

4. Peta Strategi 73

5. Penyelarasan Kinerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 77


6. Petunjuk Pelaksanaan di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 82

7. Sertifikasi 83

8. Dokumentasi Kegiatan di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 85

9. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Unit Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya 90

10. Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017 96

11. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman 109


70 LaPORAN Kinerja

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (DIPA Awal)


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 71

2. Realisasi PK 2017

Pagu Realisasi Realisasi


NO Kode Program/Kegiatan/Output Target (Rp Ribu) (Rp Ribu) Keuangan Fisik Kinerja
6 2416 Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 245.454.397 234.146.463 95,39 98,97 98,97
43 001 Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman 7,00 Laporan 7.795.892 6.923.229 88,81 100,00 100,00
44 002 Pembiayaan Infrastruktur Permukiman 7,00 Laporan 9.283.189 9.223.584 99,36 100,00 100,00
45 003 Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 9,00 Laporan 16.208.648 15.848.489 97,78 100,00 100,00
46 004 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman 6,00 Laporan 8.334.672 7.978.399 95,73 100,00 100,00
47 005 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman 8,00 Laporan 11.751.165 11.730.944 99,83 100,00 100,00
48 006 Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman 64,00 Laporan 134.549.481 133.661.206 99,34 99,78 99,78
49 007 Pengelolaan Administrasi Perkantoran 6,00 Laporan 3.413.222 3.386.587 99,22 100,00 100,00
50 951 Layanan Internal (Overhead) 2,00 Layanan 5.380.081 5.235.296 97,31 99,86 99,86
51 994 Layanan Perkantoran 12 Bulan 48.738.047 40.158.728 82,40 95,45 95,45

3. PMK Keterpaduan Infrastruktur Permukiman


ASPEK
IMPLEMENTASI
Akumulasi Akumulasi penyerapan
PENYERAPAN ESELON II realisasi pagu
ANGGARAN anggaran anggaran anggaran
(P)
(RA) (PA)
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 234,146,462 245,454,397 95.39

KONSISTENSI Rencana Konsistensi


ANTARA Rencana realisasi Tingkat antara
PERENCANAAN bulan Penyerapan Penyerapan
Dana
realisasi anggaran
anggaran penyerapan perencanaan
DAN Dana
(RPD) kumulatif (RA) kumulatif dan
(RAK) tiap bulan implementasi
IMPLEMENTASI (RPDK) (K)
januari 3,939,543 3,939,543 2,859,544 2,859,544 0.00
februari 8,848,631 12,788,174 4,749,543 7,609,086 59.50
maret 14,960,445 27,748,620 12,604,083 20,213,170 72.84
april 18,531,807 46,280,427 19,685,443 39,898,612 86.21
mei 13,180,901 59,461,328 22,864,077 62,762,689 105.55
juni 18,114,534 77,575,862 18,249,534 81,012,224 104.43
juli 28,595,437 20,078,170 101,090,393 83.64
106,171,299 95.21
agustus 17,869,080 124,040,380 17,586,808 118,677,201 95.68
september 20,900,442 144,940,821 23,747,713 142,424,914 98.26
oktober 25,465,894 170,406,715 20,667,260 163,092,174 95.71
nopember 32,976,798 203,383,513 31,111,345 194,203,519 95.49
desember 42,070,884 245,454,397 38,413,613 232,617,132 94.77

indikator kinerja keluaran (output)


PENCAPAIAN
KELUARAN No target Realisasi RKK / TKK Pencapaian
(output) IKK output output keluaran
(TKK) (RKK)
1 Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan) 7 7 1.00
2 Pembiyaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) 7 7 1.00
3 Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) 9 9 1.00
4 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) 6 6 1.00 100.00
5 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) 8 8 1.00
6 Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan) 64 64 1.00
72 LaPORAN Kinerja

Volume Anggaran (RAK/ [ 1- (RAK/


EFISIENSI
keluaran Target Realisasi Pagu per Realisasi RAK/RVK PAK/TVK RVK)/ RVK)/ EFISIENSI NILAI
(TVK) (RVK) Outout per Output (PAK/ (PAK/TVK) (%) EFISIENSI
(PAK) (RAK) TVK) ]*100
Perencanaan dan Kemitraan 7 7 7,795,892 6,923,229 989,033 1,113,699 0.89 11.19
Infrastruktur Permukiman (Laporan)
Pembiyaan Infrastruktur Permukiman 7 7 9,283,189 9,223,584 1,317,655 1,326,170 0.99 0.64
(Laporan)
Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 9 9 16,208,648 15,848,489 1,760,943 1,800,961 0.98 2.22
(Laporan)
Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur 6 6 8,334,672 7,978,399 1,329,733 1,389,112 0.96 4.27 3.51 58.77
Permukiman (Laporan)
Pengelolaan Data dan Sistem Informasi 8 8 11,751,165 11,730,944 1,466,368 1,468,896 1.00 0.17
Infrastruktur Permukiman (Laporan)
Perencanaan Dan Pengendalian 64 64 151,320,768 147,472,752 2,304,262 2,364,387 0.97 2.54
Program Bidang Permukiman
(Laporan)

ASPEK
MANFAAT
CAPAIAN HASIL target realisasi realisasi capaian
(outcome) Direktorat Outcome outcome outcome / target hasil
Jumlah Kab/kota yang memiliki RPI2JM berkualitas (Kab/kota) 500 472 0.94
KIP Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman permukiman terhadap RPI2JM (%) 78 73 0.94 92.65
Tingkat akuntabilitas kinerja (%) 84 75.56 0.90

ASPEK NILAI ASPEK NILAI ASPEK


ASPEK IMPLEMENTASI MANFAAT IMPLEMENTASI EVALUASI
Direktorat
P K PK NE ch (I) (NK)
KIP 95.39 83.64 100.00 58.77 92.65 84.78 90.03

WI 33.3 Hasil penilaian dikelompokan kedalam kategori sbb:


WCH 66.7 90% > NK = 100% : Sangat Baik
WP 9.7 80% > NK = 90% : Baik
WK 18.2 60% > NK = 80% : Cukup atau Normal
WPK 43.5 50% > NK = 60% : Kurang
WE 28.6 NK = 50% : Sangat Kurang
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 73

4. Peta Strategi

Peta Strategi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan:
Customers/Stakeholders

kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan
infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah
sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SP 2. Meningkatnya kontribusi
terhadap pemenuhan
kebutuhan hunian dan
permukiman yang layak

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal:


KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGENDALIAN DAN
Internal Process

PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN PENGAWASAN

SK 1. Meningkatnya SK 2. Meningkatnya
keterpaduan perencanaan, kualitas pengendalian dan
penganggaran dan pengawasan
pemrograman
Learning & Growth

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SK 3. Meningkatnya kualitas SK 4. Meningkatnya kualitas SK 5. Meningkatnya


SDM yang berkompeten dan tata laksana, dan tata kelola kehandalan sistem dan
berintegritas keuangan dan BMN teknologi informasi
74 LaPORAN Kinerja

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT KETERPADUAN


INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
(SS) DIREKTORAT PELAKSANA
IKU SUBDIReKTORAT DAN SEKSI/SUBBAG TU
KODE URAIAN KODE URAIAN SAT
SK IKU
SK-1. Meningkatnya SK-1.1 Persentase dalam % Subdirektorat Seksi Keterpaduan Persentase dalam RPIJM yang
keterpaduan RPIJM yang Keterpaduan Perencanaan terakomodasi di dalam DIPA
perencanaan, terakomodasi di dalam Perencanaan dan
penganggaran DIPA Kemitraan Jumlah pedoman dan
dan manual keterpaduan rencana
pemrograman pembangunan unfrastruktur
permukiman yang tersusun
Seksi Kemitraan Jumlah kemitraan pembangunan
infrastruktur yang direalisasikan
Jumlah pedoman dan manual
keterpaduan perencanaan dan
kemitraan yang tersusun
SK-1.2 Persentase penyerapan % Subdirektorat Seksi Keterpaduan Persentase penyerapananggaran
anggaran dan Keterpaduan Pembiayaan I dan pencapaianoutput belanja
pencapaian output Pembiayaan bidang PKP dan PBL
belanja
Persentase realisasi pembiyaan
lainnya bidang pengembangan
kawasan permukiman dan
penataan bangunan dan
lingkungan
Seksi Keterpaduan Persentase penyerapan anggaran
Pembiayaan II dan pencapaian output belanja
bidang SPAM dan PPLP
Persentase realisasi pembiayaan
lainnya bidang pengembangan
SPAM dan PPLP
SK-2 Meningkatnya SK-2.1 Tingkat akuntabilitas % Subdirektorat Seksi Pemantauan Persentase rata-rata capaian Tingkat
kualitas kinerja Pemantauan dan dan Evaluasi I akuntabilitas kinerja
pengendalian Evaluasi Direktorat PSPAM dan PPLP serta
dan pengawasan Satker terkait
Jumlah pedoman evaluasi kinerja
bidang SPAM dan PPLP yang
tersusun
Seksi Pemantauan Persentase rata-rata capaian Tingkat
dan Evaluasi II akuntabilitas kinerja Direktorat PKP
dan BPB serta Satker terkait.
Jumlah pedoman evaluasi kinerja
bidang PKP dan BPB yang tersusun
SK-2.2 Tingkat kepatuhan % Subdirektorat Seksi Keterpaduan Jumlah petunjuk teknis
pelaporan pelaksanaan Keterpaduan Pelaksanaan I keterpaduan pelaksanaan yang
kegiatan Pelaksanaan tersusun
Jumlah fasilitasi keterpaduan yang
dilksanakan
Seksi Keterpaduan Tingkat kepatuhan pelaporan
Pelaksanaan II pelaksanaan kegiatan
Jumlah pedoman pelaksanaan
keterpaduan yang tersusun
SK-2.3 Persentase LHP yg % Subbaggian Tata Usaha
ditindaklanjuti
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 75

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)


(SS) DIREKTORAT UNIT IN CHARGE
(PENANGGUNG IKU SUBDIReKTORAT DAN SEKSI/SUBBAG TU
KODE URAIAN KODE URAIAN SAT JAWAB)
SS IKU
SK-3 Meningkatnya SK-3.1 Persentase ketepatan % Subbaggian Tata Usaha
SDM yang waktu penyelesaian
kompeten dan usulan keputusan
berintegritas kepegawaian
SK-3.2 Persentase tingkat % Subbaggian Tata Usaha
pelaksanaan
pengelolaan dan
penilaian kinerja
pejabat dan pegawai
SK-4 Meningkatnya SK-4.1 Tingkat ketepatan % Subbaggian Tata Usaha
kualitas tata waktu penyampaian
laksana dan tata Laporan Keuangan
kelola keuangan (SAI)
dan BMN
SK-4.2 Tingkat ketepatan % Subbaggian Tata Usaha
waktu penyampaian
Laporan pengelolaan
BMN

SK-5 Meningkatnya SK-5.1 Persentase % Sub Direktorat Seksi Persentase penyelesaiantahapan
kualitas layanan penyelesaiantahapan Pengelolaan Data Pengembangan integrasi sistem informasi DJCK
sistem dan integrasi sistem dan Informasi Sistem Informasi
teknologi informasi DJCK Jumlah fasilitasi sistem dan
informasi teknologi informasi bidang
pembangunan infrastruktur
permukiman
SK-5.2 Persentase % Sub Direktorat Seksi Pengelolaan Persentase kelengkapan data
kelengkapan data Pengelolaan Data Data base per sektor pengembangan
base per sektor dan Informasi dan pembangunan infrastruktur
pengembangan permukiman
dan pembangunan
infrastruktur Jumlah Pedoman Pengelolaan data
permukiman bidang pembangunan infrastruktur
permukiman yang tersusun
76 LaPORAN Kinerja

Penjabaran IKU Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman


Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Persentase dalam RPIJM yang Persentase penyerapan Persentase ketidak patuhan Persentase penyelesaian Tingkat akuntabilitas kinerja Persentase LHP yg
terakomodasi di dalam DIPA anggaran dan pencapaian pelaporan pelaksanaan tahapan integrasi sistem DJCK ditindaklanjuti
output belanja kegiatan yg ditindaklanjuti informasi DJCK
Tingkat akuntabilitas kinerja Persentase
Persentase kelengkapan data Direktorat KIP ketepatan waktu
penyelesaian
base per sektor usulan keputusan
kepegawaian
Tingkat
ketepatan waktu
penyampaian
Laporan
Kasubdit. Keterpaduan Kasubdit. Kasubdit Kasubdit. Pengelolaan Data Kasubdit. Keuangan (SAI)
Perencanaan dan Kemitraan Keterpaduan Pembiayaan Keterpaduan Pelaksanaan dan Sistem Informasi Pemantauan dan Evaluasi
Persentase dalam RPIJM yang Persentase penyerapan Persentase ketidak patuhan Persentase penyelesaian Tingkat akuntabilitas kinerja Kasubbag
terakomodasi di dalam DIPA anggaran dan pencapaian pelaporan pelaksanaan tahapan integrasi sistem DJCK Tata Usaha
output belanja kegiatan yg ditindaklanjuti informasi DJCK Persentase LHP yg
Jumlah kemitraan Tingkat akuntabilitas kinerja ditindaklanjuti
pembangunan infrastruktur Persentase realisasi pembiyaan Jumlah pedoman dan juknis Persentase kelengkapan data Direktorat KIP
yang direalisasikan lainnya pembangunan yang tersusun base per sektor Persentase
infrastruktur permukiman ketepatan waktu
penyelesaian
usulan keputusan
Kasi Kasi Kasi Kasi Pengembangan Kasi kepegawaian
Keterpaduan Perencanaan Keterpaduan Pembiayaan I Keterpaduan Pelaksanaan I Sistem Informasi Pemantauan dan Evaluasi I
Tingkat
Persentase dalam RPIJM yang Persentase penyerapan Jumlah petunjuk teknis Persentase penyelesaian Tingkat akuntabilitas kinerja ketepatan waktu
terakomodasi di dalam DIPA anggaran dan pencapaian keterpaduan pelaksanaan yang tahapan integrasi sistem DJCK penyampaian
output belanja bidang PKP tersusun informasi DJCK Laporan
Jumlah pedoman dan dan PBL Persentase rata-rata capaian Keuangan (SAI)
manual keterpaduan rencana Jumlah fasilitasi keterpaduan Jumlah fasilitasi sistem dan Tingkat akuntabilitas kinerja
pembangunan unfrastruktur Persentase realisasi pembiyaan yang dilksanakan teknologi informasi Direktorat PKP dan BPB serta Tingkat
permukiman yang tersusun lainnya bidang PKP dan PBL Satker terkait ketepatan waktu
penyampaian
Laporan
pengelolaan BMN
Kasi Kasi Kasi Kasi Kasi
Fasilitas Kemitraan Keterpaduan Pembiayaan II Keterpaduan Pelaksanaan II Pengelolaan Data Pemantauan dan Evaluasi II Persentase
Jumlah kemitraan Persentase penyerapan Persentase ketidak patuhan Persentase kelengkapan data Tingkat akuntabilitas kinerja penyelesaian
tatalaksana
pembangunan infrastruktur anggaran dan pencapaian pelaporan pelaksanaan base per sektor Direktorat KIP kearsipan
yang direalisasikan output belanja bidang SPAM kegiatan yg ditindaklanjuti
dan PPLP Jumlah Pedoman Pengelolaan Persentase rata-rata capaian Persentase
Jumlah pedoman dan manual Jumlah pedoman pelaksanaan data Tingkat akuntabilitas kinerja pemenuhan
keterpaduan perencanaan dan Persentase realisasi pembiyaan keterpaduan yang tersusun Direktorat PSPAM dan PPLP sarana dan
kemitraan yang tersusun. lainnya bidang pengembangan serta Satker terkait prasana
SPAM dan PPLP perkantoran

IKU Direktur KIP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Kasubdit/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur KIP IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi)
IKU Direktur KIP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kasubdit/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)
IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 77

5. Penyelarasan Kinerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman


PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ PELAKSANA
NO. SUBBAGIAN
NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN IKU KETERANGAN
1 SUBDIT KETERPADUAN PERENCANAAN DAN KEMITRAAN
1.1. Kasi Keterpaduan (1). Persentase dalam Penelaah Kebijakan dan Jumlah konsep Jakstra yang disusun Satuan: Konsep
Perencanaan RPIJM yang Strategi
terakomodasi di dalam
DIPA

(2). Jumlah pedoman Jumlah berkas kegiatan pembahasan Satuan: Berkas


dan manual Jakstra yang disiapkan
keterpaduan rencana
pembangunan
unfrastruktur
permukiman yang
tersusun

Pengintegrasi Perencanaan
Program

Penelaah Kebijakan dan Jumlah konsep sinkronisasai rencana Satuan: Konsep


Strategi pembangunan dengan RPI2JM yang
disusun

Jumlah berkas kegiatan pembahasan Satuan: Berkas


Jakstra yang disiapkan

Pengintegrasi Perencanaan
Program

1.2. Kasi Fasilitas (1). Jumlah kemitraan Penyusun Program dan Persentase berkas bahan investasi Satuan: berkas
Kemitraan pembangunan Rencana Anggaran yang disiapkan tepat waktu
infrastruktur yang
direalisasikan

(2). Jumlah pedoman dan Jumlah berkas bahan kerjasama luar Satuan: berkas
manual keterpaduan negeri yang disiapkan
perencanaan dan
kemitraan yang
tersusun

Jumlah dokumen usulan program Satuan: Dokumen


dalam MP yang diperiksa

Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman Satuan: berkas


dan Hibah LN yang disiapkan

Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep

2 SUBDIT KETERPADUAN PEMBIAYAAN


2.1 Kasi Keterpaduan (1). Persentase Pengolah Pengembangan Jumlah berkas bahan investasi yang Satuan: berkas
Pembiayaan I penyerapan anggaran Investasi disiapkan
dan pencapaian
output belanja bidang
PKP dan PBL

(2). Persentase realisasi Jumlah berkas bahan kerjasama luar Satuan: berkas
pembiyaan lainnya negeri yang disiapkan
bidang PKP dan PBL.
Jumlah dokumen usulan program Satuan: Dokumen
dalam MP yang diperiksa

Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman Satuan: berkas


dan Hibah LN yang disiapkan

Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep


78 LaPORAN Kinerja

PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ PELAKSANA


NO. SUBBAGIAN
NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN IKU KETERANGAN
Penyusun Program dan Jumlah berkas bahan investasi yang
Rencana Anggaran disiapkan Satuan: berkas

Jumlah berkas bahan kerjasama luar


negeri yang disiapkan Satuan: berkas

Jumlah dokumen usulan program


dalam MP yang diperiksa Satuan: Dokumen

Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman


dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas

Jumlah konsep MoU yang disusun


Satuan: Konsep
2.2
Kasi Keterpaduan Pengolah Pengembangan Jumlah berkas bahan investasi yang
Pembiayaan II Investasi disiapkan Satuan: berkas

Jumlah seberkas bahan kerjasama luar


negeri yang disiapkan Satuan: berkas

Jumlah dokumen usulan program


dalam MP yang diperiksa Satuan: Dokumen

Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman


dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas

Jumlah konsep MoU yang disusun


Satuan: Konsep

3 SUBDIT KETERPADUAN PELAKSANAAN


3.1.
Kasi Keterpaduan (1). Jumlah petunjuk Penyusun Program dan Jumlah berkas bahan fasilitasi
Pelaksanaan I teknis keterpaduan Rencana Anggaran penyiapan program CSR yang Satuan: berkas
pelaksanaan yang disiapkan
tersusun

(2). Jumlah fasilitasi Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep
keterpaduan yang
dilaksanakan Penyusun Program dan Jumlah berkas bahan fasilitasi Satuan: berkas
Rencana Anggaran penyiapan program CSR yang
disiapkan

Penyusun Program dan Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Satuan: dokumen


Rencana Anggaran Data MP yang diperiksa

Jumlah konsep Pembahasan Satuan: Konsep


Pengintegrasian SIPPA DJCK yang
disiapkan

Jumlah konsep Pembahasan pedoman Satuan: Konsep


yang disiapkan

Jumlah dokumen usulan program Satuan: Dokumen


dan anggaran tahunan dalam konreg
yang diolah

Jumlah dokumen usulan program dan Satuan: Dokumen


anggaran tahunan dalam Musrenbang
yang diolah

Persentase berkas Kertas Kerja RKAKL Satuan: berkas


yang disiapkan tepat waktu

Jumlah berkas bahan dokumen DIPA Satuan: berkas


yang disiapkan

Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/ Satuan: berkas


DIPA/POK yang disiapkan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 79

PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ PELAKSANA


NO. SUBBAGIAN
NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN IKU KETERANGAN
Jumlah berkas bahan evaluasi Satuan: berkas
pelaksanaan anggaran yang disiapkan

Jumlah konsep profil kegiatan CK yang Satuan: Konsep


disusun

Pengolah Data dan Jumlah konsep kontrak yang disusun Satuan: Konsep surat
Anggaran
Jumlah konsep SK yang disusun Satuan: Konsep surat

Jumlah konsep SPK jasa konsultasi Satuan: Konsep surat


yang disusun

3.2. Kasi Keterpaduan (1). Persentase ketidak Penyusun Program dan Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Satuan: dokumen
Pelaksanaan II patuhan pelaporan Rencana Anggaran Data MP yang diperiksa
pelaksanaan kegiatan
yg ditindaklanjuti

(2). Jumlah pedoman Jumlah konsep Pembahasan Satuan: Konsep


pelaksanaan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang
keterpaduan yang disiapkan
tersusun
Jumlah konsep Pembahasan pedoman Satuan: Konsep
yang disiapkan

Jumlah dokumen usulan program Satuan: Dokumen


dan anggaran tahunan dalam konreg
yang diolah

Jumlah dokumen usulan program dan Satuan: Dokumen


anggaran tahunan dalam Musrenbang
yang diolah

Jumlah berkas Kertas Kerja RKAKL Satuan: berkas


yang disiapkan

Jumlah berkas bahan dokumen DIPA Satuan: berkas


yang disiapkan

Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/ Satuan: berkas


DIPA/POK yang disiapkan

Jumlah berkas bahan evaluasi Satuan: berkas


pelaksanaan anggaran yang disiapkan

Jumlah konsep profil kegiatan CK yang Satuan: Konsep


disusun

Pengolah Data dan Jumlah konsep kontrak yang disusun Satuan: Konsep surat
Anggaran
Jumlah konsep SK yang disusun Satuan: Konsep surat

Jumlah konsep SPK jasa konsultasi Satuan: Konsep surat


yang disusun
80 LaPORAN Kinerja

PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ PELAKSANA


NO. SUBBAGIAN
NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN IKU KETERANGAN
4 SUBDIT PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM INFORMASI
4.1. Seksi Pengelolaan (1). Persentase Pengolah Data dan Jumlah konsep laporan 2 mingguan Satuan: Konsep Laporan
Data kelengkapan data base Informasi pemantauan kegiatan yang disusun
per sektor

(2). Jumlah Pedoman Jumlah konsep laporan 3 bulanan


Pengelolaan data yang pemantauan kegiatan yang disusun
diterbitkan
Jumlah konsep laporan monitoring Satuan: Konsep Laporan
pelaksanaan pembangunan yang
disusun

Pengolah Data dan Jumlah konsep laporan peta tematik Satuan: Konsep Laporan
Informasi dan GIS yang disusun

Jumlah bahan pengelolaan aplikasi Satuan:


dan situs web yang dikumpulkan

Jumlah laporan pengaduan layanan Satuan: Laporan


yang disusun

Jumlah laporan penyelesaian tindakan Satuan: Laporan


perbaikan yang disusun

4.2. Seksi (1). Persentase Pengolah Data dan Jumlah konsep artikel yang disusun Satuan: Konsep Artikel
Pengembangan penyelesaian tahapan Informasi untuk buletin
Sistem Informasi integrasi sistem
informasi DJCK

(2). Jumlah fasilitasi Jumlah konsep naskah hasil peliputan Satuan: Konsep Berita
sistem dan teknologi yang disusun untuk buletin
informasi
Jumlah konsep naskah produk Satuan: Konsep
publikasi yang disusun

Pengolah Data dan Jumlah naskah yang di upload di Satuan: Naskah


Informasi website

Jumlah konsep e-mail yang disusun Satuan: Konsep E-mail

5 SUBDIT PEMANTAUAN DAN EVALUASI


5.1. Kasi Pemantauan (1). Tingkat akuntabilitas Pengevaluasi Program dan Jumlah dokumen laporan kinerja yang Dokumen LAKIP dan PK
dan Evaluasi I kinerja DJCK Kebijakan diperiksa dari Unit/UKM

(2). Persentase rata-rata Jumlah konsep laporan kinerja yang Konsep PK dan LAKIP
capaian Tingkat disusun DJCK
akuntabilitas kinerja
Direktorat PKP dan Pengevaluasi Program dan Jumlah dokumen laporan kinerja yang Dokumen kinerja dari
BPB serta Satker terkait Kebijakan diperiksa Subdit/Subbag/Satker.

Jumlah konsep laporan kinerja yang Konsep PK dan LAKIP


disusun Bina Program

Pengevaluasi Program dan Jumlah konsep pedoman evaluasi


Kinerja yang disusun

Jumlah konsep laporan hasil evaluasi


yang disusun

Pengolah Data dan Sistem Jumlah berkas data kinerja yang


Informasi diperiksa

Jumlah berkas data yang diinput ke


dalam SIMEKA
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 81

PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ PELAKSANA


NO. SUBBAGIAN
NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN IKU KETERANGAN
5.2. Kasi Pemantauan (1). Tingkat akuntabilitas Pengevaluasi Program dan Jumlah konsep pedoman evaluasi
dan Evaluasi II kinerja Direktorat KIP Kinerja yang disusun

(2). Persentase rata-rata Jumlah konsep laporan hasil evaluasi


capaian Tingkat yang disusun
akuntabilitas kinerja
Direktorat PSPAM Pengolah Data dan Sistem Jumlah berkas data kinerja yang
dan PPLP serta Satker Informasi diperiksa
terkait
Jumlah berkas data yang diinput ke
dalam SIMEKA
6 Subbag Tata Usaha

6. Subbag Tata Usaha (1). Persentase LHP yg Analis Kepegawaian Jumlah berkas daftar gaji dan gaji Satuan: Berkas;
ditindaklanjuti terusan yang disiapkan 1 (satu) pegawai =
1 (satu) berkas

(2). Persentase ketepatan Jumlah berkas daftar lembur yang Satuan: Berkas;
waktu penyelesaian disiapkan 1 (satu) pegawai =
usulan keputusan 1 (satu) berkas
kepegawaian

(3). Tingkat ketepatan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Satuan: Berkas;
waktu penyampaian Uang Makan yang disiapkan 1 (satu) pegawai =
Laporan Keuangan 1 (satu) berkas
(SAI)

(4). Tingkat ketepatan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji Satuan: Berkas;
waktu penyampaian terusan dan uang duka/wafat yang 1 (satu) pegawai =
Laporan pengelolaan disiapkan 1 (satu) berkas
BMN

(5). Persentase Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, Satuan: Konsep surat
penyelesaian pensiun dan pegawai pindah yang
tatalaksana kearsipan disusun

(6). Persentase Jumlah berkas daftar rapel gaji, Satuan: Berkas;


pemenuhan kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, 1 (satu) pegawai = 1
sarana dan prasana kenaikan pangkat yang disiapkan (satu) berkas
perkantoran
Jumlah konsep usulan rencana Satuan: konsep
anggaran gaji pegawai yang disusun

Penata Keuangan Jumlah berkas daftar gaji dan gaji Satuan: Berkas;
terusan yang disiapkan 1 (satu) pegawai = 1
(satu) berkas

Jumlah berkas daftar lembur yang Satuan: Berkas;


disiapkan 1 (satu) pegawai = 1
(satu) berkas

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Satuan: Berkas;


Uang Makan yang disiapkan 1 (satu) pegawai = 1
(satu) berkas

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji Satuan: Berkas;


terusan dan uang duka/wafat yang 1 (satu) pegawai = 1
disiapkan (satu) berkas

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, Satuan: Konsep surat


pensiun dan pegawai pindah yang
disusun tepat waktu

Jumlah berkas daftar rapel gaji, Satuan: Berkas;


kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, 1 (satu) pegawai = 1
kenaikan pangkat yang disiapkan (satu) berkas

Jumlah konsep usulan rencana Satuan: konsep


anggaran gaji pegawai yang disusun
82 LaPORAN Kinerja

PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/ PELAKSANA


NO. SUBBAGIAN
NAMA JABATAN IKU NAMA JABATAN IKU KETERANGAN
Pengelola BMN Jumlah konsep surat usulan Satuan: konsep surat
penghapusan barang yang disusun

Jumlah konsep laporan kondisi barang Satuan: konsep laporan


yang disusun

Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Satuan: konsep laporan


Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun

Persentase konsep laporan Rekon Satuan: konsep laporan


Internal Bulanan yang disusun tepat
waktu

Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Satuan: konsep laporan


Eksternal dengan DJKN yang disusun

Jumlah konsep laporan barang Satuan: konsep laporan


persediaan yang disusun

Jumlah konsep usulan renovasi / Satuan: konsep


pengamanan asset yang disusun

Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang Satuan: konsep


yang disusun

Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan Satuan: konsep laporan


yang disusun

6. Petunjuk Pelaksanaan di Direktorat KIP


No Judul Petunjuk Pelaksanaan
1 Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya
2 Petunjuk Pelaksanaan Fisilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Infranstruktur Jangka Menengah
3 Petunjuk Pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Direktorat Jenderal Cipta Karya
4 Petunjuk Pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Direktorat Jenderal Cipta Karya
5 Petunjuk Pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan Rencana Keraja dan Anggaran (RKA) Direktorat Jenderal Cipta Karya
6 Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Permukiman
7 Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Data
8 Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Sistem/Aplikasi
9 Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya
10 Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya
11 Petunjuk Pelaksanaan Kearsipan
12 Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan
13 Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana Prasarana
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 83

7. Sertifikasi
84 LaPORAN Kinerja

Sertifikat ISO 9001 Direktorat KIP


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 85

8. Dokumentasi Kegiatan Di Lingkungan Direktorat Keterpaduan


Infrastruktur Permukiman

a. Kegiatan Subdit Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan

Cipta Karya Libatkan Seluruh Pemangku Kepentingan Capai SDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang dikenal sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB) merupakan agenda pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat, keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, serta kualitas lingkungan hidup. SDGs ini
juga lebih menekankan pembangunan yang melibatkan dengan prinsip no one left behind, dengan
maksud tidak ada masyarakat yang terpinggirkan dan tidak menjadi bagian dari pembangunan
berkelanjutan.
86 LaPORAN Kinerja

Hal tersebut diungkapkan Direktur berketahanan, dan berkelanjutan, yang terdiri


Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) dari 7 indikator utama.
Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang “Kami harap dengan workshop ini akan
diwakili Kasubdit Keterpaduan Perencanaan mempermudah identifikasi kondisi
dan Kemitraan Edward Abdurrahman infrastruktur bidang Cipta Karya serta
dalam acara Workshop Kebijakan dan kesiapan pendanaan, kelembagaan, dan
Strategi Pencapaian Tujuan Pembangunan regulasi sebagai masukan dalam penyusunan
Berkelanjutan (SDGs) Bidang Cipta Karya RAD SDGs berbasis RAD 100-0-100. Selain
Berbasis Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 itu dapat menguatkan sinergi pencapaian
di Yogyakarta, Selasa (17/10/2017). Gerakan 100-0-100 dengan pencapaian SDGs
untuk menjamin ketersediaan air minum dan
“Untuk mendukung pelaksanaan sanitasi serta kota dan permukiman yang
pembangunan berkelanjutan, maka sesuai berkelanjutan,” harap Edward.
amanah Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun
2017, Pemerintah Provinsi diminta untuk Workshop tersebut diikuti 111 peserta dan
menyusun RAD SDGs tingkat provinsi sebagai narasumber dari Direktorat KIP Ditjen Cipta
acuan dalam melaksanakan berbagai kegiatan Karya Kementerian PUPR dan Kementerian
yang mendukung pencapaian SDGs sebagai PPN/Bappenas, Wali Kota Padang, Wali Kota
dokumen rencana kerja 5 tahunan yang sesuai Yogyakarta dan Bupati Kulonprogo sebagai
dengan sasaran pembangunan daerah. RAD narasumber karena telah dinilai berhasil
SDGs ini disusun dengan melibatkan organisasi dalam melakukan terobosan inovatif dalam
masyarakat, filantropi, dunia usaha, akademisi, penyediaan akses aman air minum dan sanitasi
dan pihak terkait lainnya,” ujar Edward. yang layak, serta dalam peningkatan kualitas
permukiman kumuh. (didik-randaldiy/bns)
Menurut Edward, substansi RAD SDGs tersebut
Sumber: http://ciptakarya.pu.go.id/v5/berita/detail/7345
terkait juga dengan RAD 100-0-100. Oleh
karena itu, RAD 100-0-100 yang telah disusun
dapat terintegrasi ke dalam penyusunan
RAD SDGs. Data dasar, rencana kebijakan,
maupun rencana program terkait infrastruktur
permukiman dari RAD 100-0-10 sekiranya dapat
menjadi bahan masukan dalam merumuskan
kebijakan, strategi, dan rencana pencapaian
SDGs, yaitu Goal 6 yakni menjamin ketersediaan
dan pengelolaan berkelanjutan air dan sanitasi
bagi semua, yang terdiri dari 6 indikator utama
dan Goal 11 yaitu mewujudkan perkotaan dan
kawasan permukiman yang inklusif, aman,
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 87

Cipta Karya Libatkan Lembaga Filantropi Bangun Perkotaan Berkelanjutan

Direktorat Jenderal Cipta Karya mendorong kolaborasi dan kemitraan pembangunan infrastruktur
permukiman dengan multipihak yaitu melalui, fasilitasi, dialog, pihak-pihak diluar pemerintahan
untuk berkontribusi lebih besar dalam pembangunan infrastruktur permukiman serta mendorong
kolaborasi dan kemitraan dalam membangun infrastruktur permukiman dengan pihak-pihak yang
peduli pada peningkatan kesejahteraan dan keadilan sosial.
88 LaPORAN Kinerja

Hal tersebut diungkapkan Direktur yang potensial dilaksanakan melalui multipihak


Keterpaduan Infrastruktur Permukiman atau CSR, menyusun pedoman untuk acuan
(KIP), Ditjen Cipta Karya Dwityo A. Soeranto perusahaan yang ingin menyalurkan dana CSR
saat membuka Forum Kemitraan Investasi guna membiayai pembangunan infrastruktur
Pembangunan Infrastruktur Permukiman di bidang Cipta Karya, serta menandatangani
Tangerang, Kamis (28/12/2017). dan menindaklanjuti nota kesepahaman
(MOU) atara Ditjen Cipta Karya dengan CFCD
“Sampai akhir tahun 2017 capaian cakupan (Corporate Forum for Community Development).
pelayanan air minum baru 72,04% penduduk
yang memiliki akses aman air minum, sanitasi Sementara, Kasubdit Keterpaduan
baru 78,04% penduduk yang memiliki Perencanaan dan Kemitraan Direktorat
akses sanitasi layak serta 9.735 Hektar luas KIP Edward Abdurrahman mengatakan,
permukiman kumuh yang dapat ditangani keterlibatan lembaga filantropi dan swasta
dari 38.431 Hektar permukiman kumuh yang dalam pembangunan telah mengalami
terdapat di perkotaan,” ujar Dwityo pergeseran paradigma “from giving to impact
investing” yang tidak lagi menggunakan
Dwityo mengatakan, dalam RPJMN 2015- dalam proses pembangunan. Hal tersebut
2019 untuk mencapai gerakan 100-0-100 mendasari Ditjen Cipta Karya bekerjasama
pemerintah memiliki dana sebesar 124,9 triliun dengan filantropi Indonesia membentuk
sementara target dalam 2019 membutuhkan filantropi cluster permukiman dan perktaan
dana sebesar 751,8 triliun. Terdapat gap agar menjadi platform kolaborasi antara
pendanaan, oleh karena itu dibutuhkan pemerintah dengan lembaga filantropi dan
kolaborasi dari semua pihak untuk mendukung swasta dalam membangun kota berkelanjutan.
tercapainya gerakan 100-0-100.
“Diharapkan dengan area kolaborasi
”Terdapat potensi filantropi dalam membangun tersebut dapat menjadi show window
infrastruktur permukiman antara lain, semakin pembangunan permukiman dan perkotaan
banyak perusahaan yang mencari peluang cara yang berkelanjutan dan inklusif, serta dapat
penyalurannya, semakin banyak perusahaan direplikasi di kabupaten/kota lain dalam
yang memerlukan mitra yang kompeten, dan mencapat SDGs 11 dan NUA di tingkat lokal,”
pemahaman perusahaan semakin baik atas harap Edward (dewi/bns)
kewajiban CSR,” tutur Dwityo.

Sumber: http://ciptakarya.pu.go.id/v5/berita/detail/7345
Lebih lanjut upaya menurut Dwityo,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) berupaya untuk menggali
potensi filantropi dengan berbagai cara
diantaranya mendorong tiap kabupaten/kota
menyusun daftar kegiatan bidang Cipta Karya
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 89

b. Kegiatan Subdit Pengelolaan Data Dan Sistem Informasi

Direktorat KIP Tingkatkan Kapasitas Petugas TNDE Randal Seluruh Provinsi

Tahun 2017 ini, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) mendapat peringkat pertama
dalam lomba penggunaan aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) untuk Kementerian PUPR.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan penggunaannya melalui Satker Perencanaan dan Pengendalian
(Randal) dan 33 PPK Randal seluruh provinsi di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kasubdit terbantu dengan adanya aplikasi TNDE ini
Pengelolaan Data dan Sistem Informasi, Ditjen karena bisa menyampaikan disposisi di mana
Cipta Karya Kementerian PUPR, Sri Murni Edi, pun dan kapan pun dengan akses internet
pada acara Peningkatan Kapasitas Petugas saja. Lanjut Sri Murni, dengan aplikasi TNDE
Pengelolaan TNDE di lingkungan Direktorat kinerja kita bisa lebih efesien dan optimal
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, di dalam segi administrasi. Dalam acara ini hadir
Bandung, Rabu (06/12/2017). “Di KIP kita sudah pula narasumber dari Biro Umum, Sekretariat
seluruhnya menggunakan aplikasi TNDE dalam Jenderal Kementerian PUPR, Budi Hermawan
pengelolaan data surat masuk dan surat keluar. yang menjelaskan mengenai kebijakan TNDE di
Hal tersebut perlu dicontoh dan dilanjutkan Kementerian PUPR. Budi sangat mengapresiasi
oleh Randal agar dapat diimplementasikan prestasi Direktorat KIP sebagai peringkat
dengan baik,” kata Sri Murni dalam pertama dalam penggunaan TNDE.
sambutannya. Sri Murni menegaskan, sangat (tym/danang/randaljabar/ari).
90 LaPORAN Kinerja

9. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Unit Satuan Kerja di Lingkungan


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Penilaian Evaluasi Kinerja Unit Satuan Kerja di Setelah dilakukan pengisian melalui SIMEKA
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya selama bulan Agustus hingga Desember tahun
dilakukan terhadap PPK Randal dan 4 Unit Satker 2017 dan diselenggarakannya workshop di
Provinsi yang meliputi Satker PKP, PBL, PSPAM, 5 wilayah, maka didapatkan hasil penilaian
dan PSPLP pada masing-masing provinsi. evaluasi satuan kerja sebagai berikut.

Gambar 1
Evaluasi PPK Randal

Sumber: SIMEKA, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 91

Gambar 2
Evaluasi Satker PKP

Sumber: SIMEKA, 2017

Gambar 3
Evaluasi Satker PBL

Sumber: SIMEKA, 2017


92 LaPORAN Kinerja

Gambar 4
Evaluasi Satker PSPAM

Sumber: SIMEKA, 2017

Gambar 5
Evaluasi Satker PSPLP

Sumber: SIMEKA, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 93

Gambar 6
Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Sumatera

Sumber: SIMEKA, 2017

Gambar 7
Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Jawa

Sumber: SIMEKA, 2017


94 LaPORAN Kinerja

Gambar 8
Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Bali dan Kalimantan

Sumber: SIMEKA, 2017

Gambar 9
Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Sulawesi

Sumber: SIMEKA, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 95

Gambar 10
Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua

Sumber: SIMEKA, 2017

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap baik, dengan rata-rata nasional sebesar 80,68%.
hasil penilaian evaluasi satuan kerja, terdapat Nilai tersebut dapat dikatakan memuaskan
beberapa kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu karena interval ambang batas memuaskan
sebagai berikut: diatas 70%. Seluruh provinsi memiliki rata-rata
a. Berdasarkan aspek pengisian data, rata-rata nilai evaluasi baik dengan interval nilai diatas
pengisian data PPK Randal dan Unit Satker 64,32% hingga 97,55%. Terdapat 34 Unit Satuan
Provinsi seluruh Indonesia termasuk tinggi, yaitu Kerja memiliki nilai sangat memuaskan dengan
sebesar 93,8%. Sebanyak 27 provinsi memiliki nilai diatas 90%. Diperlukan perhatian khusus
rata-rata keterisian sangat memuaskan dengan kepada 2 Provinsi yang memiliki nilai rata-rata
nilai lebih dari 90% dan terdapat 6 provinsi yang seluruh Unit Satker Provinsi dibawah 70% yaitu
memiliki rata-rata keterisian memuaskan dengan Aceh sebesar 64,69% dan Kalimantan Tengah
interval keterisian 70% hingga 90%. Sebanyak sebesar 64,32%.
150 dari 165 Unit Satuan Kerja telah menginput c. Berdasarkan tahapan manajemen dan indikator,
seluruh data sehingga terdapat 15 Unit Satuan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk perbaikan
Kerja perlu melengkapi data dalam SIMEKA. ke depan adalah aspek-aspek dengan nilai cukup
Selain itu terdapat satu Unit Satker Provinsi yang rendah, yaitu: a) Pemenuhan readiness criteria;
masih belum melakukan penginputan data yaitu b) Kondisi prasarana kerja; serta c) Pelaksanaan
PSPLP Kalimantan Timur. pelelangan, progres pelaksanaan fisik dan
b. Berdasarkan nilai evaluasi, secara umum PPK progres penyerapan keuangan.
Randal dan Unit Satker Provinsi memiliki nilai yang
96 LaPORAN Kinerja

10. Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017

Berkaitan dengan tugas Sub Direktorat keterpaduan infrastruktur permukiman


Pemantauan dan Evaluasi yaitu melaksanakan (pemahaman keterpaduan) dalam
pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan penanganan kumuh berdasarkan prioritas
program pembangunan infrastruktur kebutuhan wilayah. Hal tersebut dapat dilihat
permukiman, maka pada tahun 2017 telah dari telah disusunnya rencana keterpaduan
dilaksanakan pemantauan keterpaduan kegiatan penanganan permukiman kumuh
infrastruktur permukiman dengan menggunakan berdasarkan SK Kumuh Walikota Tahun 2014.
Surat Edaran Dirjen. Cipta Karya Nomor 83/ Secara teknis rencana tersebut dituangkan
SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan ke dalam berbagai nama Dokumen Rencana
Keterpaduan Infrasruktur Permukiman Bidang sesuai dengan arahan dokumen rencana
Keciptakaryaan sebagai acuan pelaksanaan dari Pemerintah, seperti RPKPKP, RP2KPKP
pemantauan. Lokasi Pemantauan Keterpaduan dan sejenisnya. Perencanaan yang sudah
dilaksanakan di 19 provinsi, yaitu: berupaya melibatkan stakeholder terkait
1. Nangroe Aceh Darussalam Bidang Keciptakaryaan dan lintas SKPD.
2. Sumatera Barat Upaya perencanaan keterpaduan di daerah
3. Bengkulu di koordinasikan oleh Bappeda kabupaten/
4. Lampung kota melalui sinkronisasi rencana dengan
5. Jawa Tengah SKPD terkait penanganan kumuh agar selaras
6. D.I Yogyakarta dengan program yang tercantum dalam
7. Jawa Timur RPJMD.
8. Kalimantan Barat
9. Kalimantan Tengah b. Hasil pelaksanaan keterpaduan di 19 lokasi
10. Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa penanganan kawasan
11. Kalimantan Timur kumuh relatif masih belum terpadu atau
12. Sulawesi Utara masih dilakukan oleh masing-masing sektor.
13. Sulawesi Selatan Beberapa penyebab belum optimalnya
14. Nusa Tenggara Timur pelaksanaan keterpaduan dalam kawasan
15. Bali kumuh ialah (1) kesulitan dalam bekoordinasi
16. Maluku Utara antar sektor dalam melaksanakan dokumen
17. Maluku perencanaan keterpaduan; (2) keterbatasan
18. Papua pembiayaan APBD menyebabkan belum
19. Papua Barat terlaksananya keterpaduan di kawasan
kumuh, sehingga penanganannya belum
Hasil dari pemantauan tersebut adalah sebagai tuntas. Saat ini, kegiatan penanganan kumuh
berikut. di daerah umumnya masih bergantung
a. Hasil tahapan perencanaan keterpaduan pada dana APBN; (3) adanya kebijakan
di 19 kab/kota lokasi tinjauan lapangan politis pemerintah pusat maupun daerah
menunjukkan bahwa pemerintah daerah yang tidak tercantum dalam dokumen
kabupaten/kota sudah mengetahui rencana, sehingga ada pengalihan alokasi
pentingnya kebutuhan perencanaan anggaran dan lokasi kegiatan. Hal ini sering
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 97

di jumpai di tengah berlangsungnya kegiatan relatif jauh dari permukiman. Walaupun


pembangunan. Akibatnya beberapa kegiatan infrastruktur tersebut dimanfaatkan
mengalami penyesuaian bahkan di tunda masyarakat, namun keberlanjutan fungsinya
karena keterbatasan sumber pembiayaan masih rendah, karena rendahnya tingkat
yang di alihkan; (4) perubahan nomenklatur partisipasi masyarakat dalam pengoperasioan
SKPD di daerah semenjak UU No. 23 Tahun pemeliharaan. Infrastruktur permukiman
2014 tentang Pemerintah Daerah, membuat yang telah dibangun di kawasan kumuh
hambatan untuk mendidentifikasi pihak yang pada 19 lokasi menunjukkan keterkaitan
terkait dalam penanganan kumuh khususnya fungsi dengan infrastruktur PUPR lain seperti
di bidang keciptakaryaan. Akibanya, keterkaitan dengan infrastruktur jalan dan
SDM yang menangani kegiatan bidang drainase primer-sekunder. Selanjutnya dalam
keciptakaryaan sering berganti dengan keterkaitannya dengan infrastruktur non-
dengan orang yang baru, sehingga mereka PUPR, terdapat 16 dari 19 lokasi pemantauan
kerap menemui kesulitan untuk menjelaskan yang menunjukkan keterkaitan tinggi,
keterpaduan kegiatan di kawasan kumuh seperti: telekomunikasi, energi, sarana
Tahun 2015. pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana
peribadatan.
c. Outcome kegiatan di 19 lokasi survei kawasan
kumuh menunjukkan bahwa infrastruktur Hasil dari pemantauan keterpaduan infrastruktur
dalam kondisi masih berfungsi, terawat dan permukiman secara detail dijelaskan dalam
dimanfaatkan oleh warga secara intensif. bentuk gambar dan tabel yang dapat dilihat di
Infrastruktur permukiman yang belum bawah ini.
optimal dimanfaatkan, karena lokasinya

Gambar 1.
Hasil Penilaian Proses Keterpaduan

Sumber: Hasil Analisis, 2017


98 LaPORAN Kinerja

Gambar 2.
Keterpaduan Rencana Kegiatan

Sumber: Hasil Analisis, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 99

Gambar 3.
Keterpaduan Rencana Pembiayaan

Sumber: Hasil Analisis, 2017


100 LaPORAN Kinerja

Gambar 4.
Keterpaduan Pelaksanaan Kegiatan

Sumber: Hasil Analisis, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 101

Gambar 5.
Keterpaduan Pelaksanaan Pembiayaan

Sumber: Hasil Analisis, 2017


102 LaPORAN Kinerja

Tabel 1.
Permasalahan Pelaksanaan Kegiatan Keterpaduan
PROVINSI Kabupaten/Kota Permasalahan
Sulawesi Selatan Kota Makassar • Keterbatasan lahan untuk pembangunan
infrastruktur; dan
• Keterbatasan pembiayaan.

Kalimantan Timur Kota Samarinda • Keterbatasan lahan untuk pembangunan


infrastruktur;
• Koordinasi tidak efektif karena mutasi pejabat;
dan
• Masalah legalitas lahan.
Kalimantan Tengah Kota Palangkaraya • Masalah legalitas lahan yang untuk lokasi
infrastruktur.
Bengkulu Kota Bengkulu • Keterbatasan pembiayaan.
Kalimantan Barat Kota Pontianak • Masalah legalitas lahan lahan yang untuk
lokasi infrastruktur.

Aceh Kota Banda Aceh • Keterbatasan pembiayaan; dan


• Dokumen teknis yang tidak sesuai standar.

DI. Yogyakarta Kab. Bantul • Keterbatasan pembiayaan.

Jawa Tengah Kab. Sukoharjo • Keterbatasan pembiayaan; dan


• Kesulitan untuk sosialisasi dokumen
perencanaan.
Lampung Kota Bandar Lampung • Keterbatasan lahan untuk pembangunan
infrastruktur; dan
• Koordinasi tidak efektif mutasi pejabat.
Sumatera Barat Kota Padang • Koordinasi tidak efektif mutasi pejabat.
Kalimantan Selatan Kota Banjar Baru • Kesulitan untuk sosialisasi dokumen
perencanaan.

Sulawesi Utara Kota Manado • Kesulitan untuk sosialisasi dokumen


perencanaan.

Nusa Tenggara Timur Kota Kupang • Kesulitan untuk sosialisasi dokumen


perencanaan; dan
• Setiap sektor sudah punya prioritas kegiatan
tersendiri.
Maluku Utara Kota Ternate • Setiap sektor sudah punya prioritas kegiatan
tersendiri.
Bali Kota Denpasar • Keterbatasan lahan untuk pembangunan
infrastruktur; dan
• Koordinasi tidak efektif antar sektor.

Maluku Kota Ambon • Tumpang tindih penanganan kumuh dengan


kegiatan lain dalam 1 delineasi yang sama;
• Adanya intervensi secara politis di luar rencana
yang terdapat dalam dokumen rencana; dan
• Koordinasi tidak efektif antar sektor.
• Kondisi geografis wilayah menyulitkan
Papua Kota Jayapura pembangunan; dan
• Adanya kebijakan politis dari pusat yang
tidak sinergis dengan dokumen rencana
penanganan kumuh.
Papua Barat Kab. Manokwari • Keterbatasan pembiayaan;
• Kesulitan untuk sosialisasi dokumen
perencanaan; dan
• Setiap sektor sudah punya prioritas kegiatan
tersendiri.
Sumber: Hasil Pemantauan Keterpaduan, 2017
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 103

Tabel 2.
Pemantauan Outcome Infrastruktur Permukiman di Lokasi Survei
NO PROVINSI Kabupaten/Kota Permasalahan
1 Padang Kawasan Lubuk Lintah • Jalan Lingkungan.
2 Bandar Lampung Kawasan Campang Jaya • Jalan Lingkungan; dan
• Drainase.
3 Sukoharjo Kawasan Sonorejo • Jalan lingkungan; dan
• Drainase.
4 Bantul Kawasan Sonorejo • Jalan Lingkungan;
• Drainase; dan
• Air Limbah IPAL Komunal.
5 Banda Aceh Kawasan Aleu Naga dan • Jalan Lingkungan; dan
lembaro Skep • Drainase.
6 Bengkulu Kawasan Rawa Makmur • Jalan Lingkungan;
• Drainase;
• Air Limbah IPAL Komunal; dan
• SR.
7 Pontianak Kawasan Tambelahan Sampit • Jalan lingkungan.
8 Palangkaraya Kawasan Danau Seha • Jalan Lingkungan;
• Tempat pembuangan sampah sementara; dan
• Sarana penanggulangan kebakaran.
9 Samarinda Kawasan Sungai Karang Mumus • Jalan Lingkungan.
10 Makassar Kawasan Pampang • Jalan Lingkungan; dan
• Drainase.
11 Kota Banjar Baru Kawasan Kemuning • Jalan Lingkungan; dan
• Tempat Sampah.
12 Kota Manado Kawasan Maasing • Jalan Lingkungan.
13 Kota Kupang Kawasan Oesapa • Jalan Lingkungan.
14 Kota Ternate Kawasan Dufa-Dufa • RTH; dan
• Jalan Lingkungan.
15 Kota Denpasar Kawasan Sidakara • Jalan Lingkungan; dan
• Drainase Lingkungan.
16 Kota Malang Kawasan Sukun • Jalan Lingkungan;
• Drainase Lingkungan;
• RTH;
• Jembatan;
• IPAL; dan
• Air Minum.
17 Kota Ambon Kawasan Nusaniwe • Jalan Lingkungan;
• MCK Komunal;
• Talud; dan
• Drainase.
18 Kabupaten Manokwari Kawasan Sawaibu • RTH;
• Jalan Lingkungan; dan
• MCK Komunal.
19 Kota Jayapura Kawasan Imbi • Jalan Lingkungan; dan
• Air Bersih.
Sumber: Hasil Survei Pemantauan Keterpaduan 2017
104 LaPORAN Kinerja

Gambar 6.
Hasil Penilaian Pemantauan Outcome

Sumber: Hasil Analisis, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 105

Gambar 7.
Keberfungsian Infrastruktur Permukiman

Sumber: Hasil Analisis, 2017


106 LaPORAN Kinerja

Gambar 8.
Penggunaan Infrastruktur Permukiman

Sumber: Hasil Analisis, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 107

Gambar 9.
Keberlanjutan Infrastruktur Permukiman

Sumber: Hasil Analisis, 2017


108 LaPORAN Kinerja

Gambar 10.
Keterkaitan dengan Infrastruktur Non-PUPR

Sumber: Hasil Analisis, 2017


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 109

11. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman

Kegiatan pemantauan kinerja dilakukan dengan indikator lain, disebabkan kualitas


terhadap kegiatan PHLN dan APBN di Provinsi data belum handal, yaitu yang dihitung hanya
Bali, yaitu DSDP (Denpasar Sewerage Development pada Ibu Kota Provinsi. Selain itu akurasi
Project) dan TPA Regional SARBAGITA (Denpasar angka kurang, karena dikumpulkan dari data
Regional Gianyar Tabanan). Tujuan dari kegiatan kantor dinas di daerah yang pencatatannya
Pemantauan kinerja ini ialah untuk mengetahui belum cukup handal.
capaian dan kontribusi hasil pembangunan di g. Berbagai infrastruktur permukiman
Provinsi Bali baik non bidang Keciptakaryaan (sanitasi, air minum, pengelolaan sampah
maupun bidang Keciptakaryaan terhadap dan pengurangan kumuh) secara simultan
kualitas hidup (quality of life). lebih mempengaruhi Indeks Pembangunan
Dari data dan analisis yang telah dilakukan, Manusia (kesejahteraan), Angka Harapan
dapat diambil kesimpulan bahwa kontribusi atau Hidup dan Penurunan Kemiskinan, daripada
dukungan infrastruktur permukiman terhadap dibandingkan dengan pengaruhnya pada
tingkat kesejahteraan penduduk pada kegiatan Indeks Kebahagiaan.
PHLN dan APBN di Provinsi Bali adalah sebagai h. Infrastruktur permukiman menjadi faktor
berikut: penting untuk mendukung Tingkat
a. Cakupan Sanitasi Layak berkorelasi tinggi Kesejahteraan Penduduk (IPM) dan
dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) meningkatkan Angka Harapan Hidup dan
dan berkorelasi sedang dengan peningkatan mendukung Tingkat Kebahagiaan penduduk.
Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka
Kemiskinan.
b. Cakupan Air Minum Aman berkorelasi
cukup tinggi dengan peningkatan kualitas
hidup (IPM) dan berkorelasi sedang dengan
peningkatan Angka Harapan Hidup dan
penurunan Angka Kemiskinan.
c. Persentase Rumah Kumuh berkorelasi
tinggi dengan peningkatan kualitas hidup
(IPM), peningkatan Angka Harapan Hidup
dan penurunan Angka Kemiskinan.
d. Persentase Sampah Diangkut berkorelasi
sangat kecil dengan peningkatan kualitas
hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan
Hidup, dan penurunan Angka Kemiskinan.
e. Cakupan Sanitasi Layak, Cakupan Air Minum
Aman dan Persentase Rumah Kumuh,
saling berkorelasi ‘Sedang-Kuat’ terkait
karakteristik infrastruktur permukiman
sebagai kebutuhan dasar.
f. Rendahnya korelasi Sampah Diangkut
110 LaPORAN Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 111
112 LaPORAN Kinerja

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Jl. Pattimura No. 20, Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 727 96586
http://ciptakarya.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai