Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)

Persekutuan Perdata adalah Perjanjian antara dua orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang
diperoleh.

Angela Schneeman mendefinisikan partnership sebagai suatu asosiasi yang terdiri dari dua
orang atau lebih melakukan kepemilikan bersama suatu bisnis untuk mendapatkan keuntungan.

Di Inggris, menurut Pasal 1 Partnership Act 1890 persekutuan perdata partnership is relation
which subsists between persons carrying a business in common with a view to profit.

B. Unsur-Unsur Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)

Dari ketentuan Pasal 1618 KUHD Perdata tersebut ,ada beberapa unsur yang terdapat di dalam
persekutuan perdata, yaitu :

1. adanya suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih;


2. masing-masing pihak harus memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng);
3. membagi keuntungan antara bersama anggota;
4. bertindak secara terang-terangan;
5. kerjasama ini tidak nyata tampak keluar atau tidak diberitahukan kepada umum;
6. harus ditujukan pada sesuatu yang mempunyai sifat yang dibenarkan dan diizinkan; dan
7. diadakan untuk kepentingan bersama anggotanya.

Partneship dapat diartikan sebagai suatu perjanjian (agreement) diantara dua orang / lebih untuk
memasukkan uang ,tenaga kerja ,dan keahlian ke dalam atau lebih untuk mendapatkan keuntungan
yang dibagi-bagi bersama sesuai dengan bagian atau proporsi yang telah disepakati bersama

Dari persekutuan perdata baik yang dianut di Inggris dan Amerika Serikat dapat ditarik beberapa
unsur yang melekat dalam persekutuan perdata yakni;

1. Ketentuan di atas secara tegas tidak memasukkan persekutuan perdata sebagai perusahaan
yang terdaftar berdasarkan ketentuan perundang-undangan perusahaan;
2. Persekutuan perdata merupakan hubungan kontraktual;
3. Persekutuan itu menjalankan suatu kegiatan bisnis; dan
4. Persekutuan didirikan dan dijalankan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

C. Jenis Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)


1. Persekutuan Perdata (Maatschap) Umum/Penuh (Pasal 1622 BW)

Persekutuan perdata (Maatschap) umum ini adalah dimana para sekutu memasukkan seluruh
hartanya atau bagian yang sepadan dengannya tanpa adanya suatu perincian apapun.

2. Persekutuan Perdata (Maatschap) Khusus (Pasal 1623 BW)

Persekutuan perdata (Maatschap) khusus ini adalah dimana para sekutu menjanjikan
pemasukan benda-benda tertentu atau sebagian tenaga kerjanya.

Maatschap khusus (bijzondere maatschap) adalah maatschap yang gerak usahanya ditentukan
secara khusus, bisa hanya mengenai barang-barang tertentu saja, atau pemakaiannya, atau hasil
yang akan didapat dari barang-barang itu, atau mengenai suatu usaha tertentu atau
penyelenggaraan suatu perusahaan atau pekerjaan tetap. Jadi, penentuannya ditekankan pada
jenis usaha yang dikelola oleh maatshap (umum atau khusus), bukan pada inbrengnya. Mengenai
inbreng, baik pada maatschap umum maupun maatschap khusus harus ditentukan secara
jelas/terperinci.

D. Ciri-ciri dan Sifat Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)

1. Ciri-ciri Persekutuan Perdata (Maatschap)

1. Adanya perjanjian antara dua orang atau lebih;


2. Para pihak memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng); dan
3. Tujuan memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan untuk membagi keuntungan atau
kemanfaatan dari hasil usaha yang dilakukan secara bersama-sama

Dalam Pasal 1619 ayat (1) KUHPdt yang berisikan “usaha persekutuan usaha yang halal dan
dibuat untuk manfaat bersama para pihak”

Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sarana seperti yang dijelaskan dalam Pasal 1619
ayat (2) KUHPerdata, yaitu :“masing-masing sekutu diwajibkan memasukkan uang, barang,
dan keahliannya ke dalam persekutuan”.

2. Sifat Persekutuan Perdata (Maatschap)

1. Gunanya untuk mencari keuntungan;


2. cara pendirian sederhana;
3. cara pembubarannya tidak memerlukan persyaratan formal; dan
4. Cara pendirian persekutuan perdata dimulai saat ditandatanganinya akta pendirian di
notaris dan selanjutnya didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan negeri.
Sumber Hukum :

1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,


2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Anda mungkin juga menyukai