Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi muridnya, begitulah filsafah yang
sering kita dengar. Peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin
pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Secara etimologi atau arti sempit guru yang
berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau
memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Sedangkan secara lebih luas guru berarti orang
yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam
membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan
bertindak.

Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas saja
untuk menyampaikan materi dan pengetahuan tertentu, akan tetapi guru juga merupakan
anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan
perkembangan anak didiknya menuju sebuah cita-cita luhur mereka. Untuk mencapai hal
tersebut maka dibutuhkan keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar.

Setiap pendidik seharusnya mampu untuk mengajar didepan kelas, oleh karena itu
seorang guru harus terus mengembangkan pengetahuannya dalam mengajar. Perlu diketahui
bahwa mengajar tidak hanya terjadi saat guru menyampaikan materi pelajaran didepan kelas
tetapi lebih dari itu mengajar dapat dilakukan diluar kelas atau di mana saja. Sejak kecil
setiap orang pasti telah menerima pengajaran, baik di sekolah ataupun dilingkungan dimana
dia berada. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar, setiap hari guru mengajarkan ilmu,
memberikan bimbingan kepada siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya, bahkan
memberikan motivasi yang sangat berarti bagi siswa tersebut. Sebaliknya siswa harus terlibat
dalam proses pembelajaran. Jadi terlihat bahwa ada hubungan yang tidak dapat dipisahkan
antara belajar dan mengajar.

1
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka hasil penulisan ini akan
menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik dan gaya mengajar di depan kelas?
2. Apa definisi teknik dan gaya mengajar?
3. Apa saja macam-macam teknik mengajar?
4. Apa saja jenis-jenis gaya mengajar?
5. Bagaimana karakteristik gaya mengajar?

1. 3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui teknik dan gaya mengajar di depan kelas.
2. Mengetahui definisi teknik dan gaya mengajar.
3. Untuk mengetahui macam-macam teknik mengajar.
4. Untuk Mengetahui jenis-jenis gaya mengajar.
5. Mengetahui Karakteristik gaya mengajar.

1. 4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam melakukan penulisan ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini adalah dapat memberi manfaat dalam
mengembangkan teknik dan gaya mengajar di depan kelas.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Guru Bahasa Indonesia
Memberi informasi mengenai teknik dan gaya mengajar di depan kelas.
b. Bagi Siswa
Kompetensi tercapai dari pembelajaran gerak dan oratori khususnya dalam teknik
dan gaya mengajar di depan kelas.
c. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai bahan
bandingan untuk melakukan penelitian sejenis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Teknik Mengajar di Depan Kelas

2. 1 .1 Definisi Teknik Mengajar

Menurut Russefendi (1980) teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu
metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru,
ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Istilah teknik mengajar juga dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang guru dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Selain itu teknik dalam pengajaran juga dapat didefinisikan
sebagai cara-cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan,
langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu.

2. 1 .2 Macam – Macam Teknik Mengajar


Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Seorang guru sejati tidak hanya
mentransfer ilmu yang dimiliki kepada para siswa melainkan juga mengajarkan nilai-nilai
kehidupan dan perilaku hidup yang baik dan bermartabat, karena guru merupakan sosok
yang menjadi panutan bagi para siswanya. Peranan guru sangat menentukan dalam
keberhasilan sebuah proses belajar mengajar, karena kedudukannya sebagai pemimpin
pendidikan diantara siswa-siswanya suatu kelas. Menjadi guru yang baik saat mengajar
bukan soal sifat si guru tersebut tapi soal kemampuan mengatur irama pembelajaran.
Seorang guru harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang
diajarkannya, bila tidak, maka yang terjadi adalah siswa akan kurang faham, tidak
menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan sebagai pengajar kita tidak disukai. Oleh
karena itu sebagai seorang guru kita harus memahami beberapa teknik yang dapat
digunakan dalam mengajar di depan kelas seperti;
1. Teknik Sumbang Saran
Teknik ini dikenali juga sebagai percambahan fikiran (brainstorming) yang
merupakan satu sesi perbincangan yang membolehkan setiap siswa menyumbangkan
pendapat dan idea. Topik perbincangan sesuai dengan kebolehan dan minat murid. Garis
panduan guru haruslah ringkas dan jelas. Semua cadangan dan idea yang dikemukakan
haruslah dicatat untuk dibincangkan dalam sesi umum. Siswa diwajibkan menyumbang
banyak idea. Suasana perbincangan yang tidak formal hendaklah diwujudkan.

3
2. Teknik Jawab Soal
Teknik ini dilaksanakan dengan cara guru mengemukakan soal-soal yang berkaitan
dengan isi pelajaran dan pelajar dikehendaki memberi tindak balas yang sewajarnya.
Tujuan utama teknik soal jawab ialah untuk mengetahui pengetahuan berbahasa siswa,
untuk menggalakkan siswa berfikir secara kreatif, inovatif, logik dan kritis, serta untuk
mendorong siswa menyusun dan menguraikan materi yang telah diajarkan.
3. Teknik Inkuiri
Teknik ini dikenali sebagai teknik tinjau siasat. Merangkumi aspek-aspek soal selidik
untuk mendapatkan jawaban atau kesimpulan yang berorientasikan masalah. Dapat
menimbulkan daya refleksi dikalangan pelajar. Merupakan satu kaedah pengajaran bahasa
yang dinamik untuk menimbulkan minat dan daya kreatifitas di kalangan siswa kerana
pelajar sering mengemukakan soalan ‘bagaimana’. Tujuannya untuk melatih pelajar
mengeluarkan fikiran dan pendapat dengan bernar (Kementerian Pendidikan 1990:85)
4. Teknik Forum
Teknik forum merupakan satu sesi perbincangan yang melibatkan beberapa ahli panel
untuk mencapai fikiran dan mengemukan pendapat tentang sesuatu tajuk, dimana ia
dijalankan secara formal. Teknik berforum merupakan salah satu aktifitas lisan yang
sesuai, di mana pelajar akan mengungkapkan pengetahuan dan pengalaman secara
langsung untuk meningkatkan kemahiran menyampaikan ide dan fikiran dengan jelas,
objektif, kreatif dan rasional. Untuk menjayakan aktifitas ini, tajuk forum yang dipilih
haruslah mudah, menarik dan sesuai dengan kemahiran, pencapaian serta peringkat umur
pelajar.
Selain teknik-teknik mengajar diatas, diperlukan pula sajian pengajaran yang segar,
menarik dan tidak membosankan. Penyajian yang selalu baru menjadi salah satu faktor
untuk menentukan hasil dari proses belajar mengajar. Ada beberapa cara agar pelajaran
yang kita sajikan di kelas menarik, menyenangkan dan tidak membosankan yaitu;
1. Hindari berdiri di satu posisi
Dalam cara konvensional dalam mengajar, guru selalu mengajar dengan posisi yang
sama yaitu di depan kelas. Guru duduk di belakang meja guru atau berdiri di depan papan
tulis. Guru biasanya meminta murid untuk membuka buku pelajaran atau membagikan
foto kopi materi pelajaran. Kemudian materi tersebut dibahas bersama-sama. Metode ini
dikaji sebagai salah satu metode yang tidak efektif, karena belajar terjadi hanya satu arah,
guru menyampaikan dan murid mendengarkan. Kira-kira akan berapa lama anak-anak
akan bertahan untuk menyimak pelajaran yang diajarkan? 10 menit? 15 menit? Coba saja.
Bandingkan dengan mobile teaching. Guru bisa membahas mata pelajaran dalam
jarak dekat dengan murid.. Dengan adanya mobilitas di dalam kelas, guru bisa benar-
benar turun untuk membantu murid menjelaskan tentang materi pelajaran yang sedang di
4
bahas. Selain itu, hal ini juga bisa membantu murid untuk lebih relax, menciptakan
suasana bahwa mereka memang sedang belajar bersama dengan guru mereka, bukan
selalu diajari atau digurui. Terlebih, mereka akan merasakan keterlibatan guru secara
emosional. Dengan berjalan-jalan, berpindah-pindah posisi, guru juga akan lebih
mengetahui secara detail situasi kelas, bahkan melihat apa yang dikerjakan oleh
muridnya, satu-persatu.
2. Pancing ide anak sebanyak-banyaknya
Full attention atau atensi penuh bisa juga didapat dari memancing pendapat, diskusi
atau berdebat argument. Tidak semua anak bisa mengeluarkan idea tau pendapat mereka.
Sebagai guru, kita harus percaya pada kemampuan dari masing-masing anak. Pacu
mereka untuk berani berpendapat, hargai apapun yang mereka ungkapkan. Dengan
demikian, selain memberikan materi pelajaran, kita juga melatih mereka untuk terbuka
pada perbedaan ide dan mendengarkan orang lain. Hal ini menjadi sangat penting bagi
anak, karena ini akan menjadi bekal untuk mereka berinteraksi dengan orang lain, dengan
teman, guru, orang tua atau siapa saja yang mereka temui.
3. Bervariasi
Sajikan mata pelajaran dengan berbagai variasi. Misalnya di awal pelajaran, bapak ibu
guru bisa memberikan aktivitas untuk class warming up, seperti berdiri bersama dan
melakukan yel-yel, atau games selama 5 menit, atau cerita lucu atau apapun yang bisa
memberikan semangat dan menyatukan spirit anak untuk belajar bersama bapak ibu guru
selama 45 menit atau 90 menit ke depan. Bisa juga setelah 15 menit menjelaskan mata
pelajaran, bapak ibu guru bisa menyisipkan kuis selingan. Perbanyak diskusi dengan
anak-anak murid. Di akhir pelajaran, bisa ditutup dengan tanya jawab singkat mengenai
mata pelajaran yang diajarkan.
4. Berikan perhatian ke semua anak
Yang sering terjadi di kelas adalah guru akan cenderung lebih memperhatikan murid
yang pintar dan aktif. Kita coba tarik kembali ke masa kita sekolah dulu. Jika memang
kita sebagai anak aktif, kita akan merasa kita sangat diperhatikan oleh guru. Jika kita
diam saja di kelas, maka kita juga tidak akan berkesempatan untuk menuangkan ide
ataupun mengaktualisakan diri kita di kelas. Bagaimana dengan anak-anak yang dalam
taraf biasa-biasa saja? Sekarang ketika menjadi seorang guru, sebenarnya tugas seorang
guru lah untuk mengeksplore potensi yang ada di dalam diri masing-masing anak.
Sebagai guru, guru harus percaya bahwa setiap anak punya talenta dan potensi yang
berbeda-beda.
5. Maksimalkan Teknologi

5
Salah satu alat yang membantu guru untuk menciptakan suasana aktif dan segar
adalah teknologi. Manfaatkan teknologi yang ada, seperti laptop, internet dan projektor
untuk mengubah materi pelajaran text book ke audio visual. Dengan penyajian yang baik
dan menarik, fokus anak akan lebih terarah pada materi yang disampaikan. Jangan ragu
untuk mengotak-atik atau membuat sesuatu yang berbeda dengan teknologi. Ada berbagai
situs tentang edukasi dan pengetahuan tersedia yang menyajikan berbagai artikel dari
kesehatan, pendidikan, berita, solusi edukasi dan lain sebagainya. Dengan demikian,
pembahasan materi yang dilakukan di dalam kelas akan lebih bervariasi dan selalu segar,
karena informasi dari internet selalu update dan terkini.
Selain Jenis-Jenis teknik mengajar diatas ada pula cara jitu berbicara di depan kelas
agar siswa cepat paham, berkesan, dan membekas di memori siswa dalam jangka panjang
yaitu;
(1) tentukan tujuan berbicara,
(2) lihatlah siapa yang akan mendengarkan atau siapa siswanya,
(3) perhatikan waktu yang tersedia,
(4) pahami tempat dan waktunya,
(5) kemaslah materi yang akan disampaikan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang
konkret ke abstrak, dari umum ke khusus, dan dari yang menarik ke yang tidak
menarik,
6) aturlah intonasi suara sesuai dengan tekanan materi pembicaraan, dan
(7) tambahkan bumbu humor atau permainan kecil sebagai penumbuh semangat.
Untuk pemula, cara di atas perlu dicatat dengan perencanaan matang kemudian
berlatih di depan kaca. Saat berkaca, ukurlah mimik dan gerakan tubuh dengan pas untuk
kepentingan mengiyakan, menolak, gembira, meyakinkan, mengharap, memberi kode
mata, dan seterusnya. Langkah selanjutnya, guru perlu menerapkan di kelas dengan penuh
perhatian. Selain itu Identifikasilah reaksi siswa saat anda berbicara. Cobalah bersuara
lantang lalu lihat reaksi siswa. Cobalah bersuara datar dan lihat juga reaksi siswa.
Teruslah mengulang-ulang dengan cara-cara yang berbeda-beda sampai mendapatkan
ukuran yang pas untuk berbicara menurut diri sendiri. Jangan lupa, mintalah refleksi dari
siswa tentang kualitas bicara guru untuk keperluan perbaikan dalam pembelajaran
berikutnya. Karena Bicara guru merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Bisa jadi,
hanya gara-gara gaya berbicara guru yang tidak mengesankan siswa, prestasi siswa tidak
terangkat. Bahakan, siswa tersebut tidak ada kemajuan dan tidak mengerti apa-apa
meskipun berkali-kali sebuah materi sudah diterangkan guru. Menurut guru, materi sudah
diberikan bahkan dijelaskan dengan rinci. Menurut siswa, materi susah dipahami. Hal itu
terjadi karena ucapan guru tidak runtut, tidak masuk akal, tidak sesuai dengan
6
perkembangan siswa, tidak bergaya, dan tidak sistematis. Ujung-ujungnya, siswa menjadi
jenuh, bosan, bermain sendiri, berbicara sendiri, dan tidak mendapatkan info apa-apa dari
guru.
Dalam proses mengajar dikelas hal lain yang diperlukan adalah memberi motivasi
kepada siswa. Seorang guru dalam mengajar, pastikan selalu memberikan motivasi
kepada siswa-siswa kita. Motivasi bisa dilakukan di seluruh waktu.
2. 2 Gaya Mengajar di Depan Kelas
2. 2 .1 Definisi Gaya Mengajar
Gaya adalah suatu pembawaan seseorang yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dan faktor alamiah seperti karakteristik. Gaya menjadi ciri khas yang dibawa seseorang
dalam melakukan aktivitas. Mengajar pada hakikatnya bermaksud mengantarkan siswa
mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya, dalam praktek perilaku mengajar
yang dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam. Aneka ragam perilaku guru dalam
mengajar ini bila ditelusuri akan diperoleh gambaran pola umum interaksi antara guru, isi,
atau bahan pelajaran dan siswa. Pola umum ini oleh Dianne Lapp dan kawan-kawan
(dalam Ali, 2010: 57) diistilahkan dengan gaya mengajar atau teaching style.
Menurut Suparman (2010: 63) gaya mengajar adalah cara atau metode yang dipakai
guru ketika sedang melakukan pengajaran. Menurut Thoifuri (2013:81), gaya mengajar
adalah bentuk penampilan guru saat mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun
psikologis. Gaya mengajar yang bersifat kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan
dengan tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu. Gaya mengajar yang bersifat psikologis
adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas dan
evaluasi hasil belajar.
Dari penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar adalah
suatu cara atau bentuk penampilan seorang guru dalam menanamkan pengetahuan,
membimbing, mengubah atau mengembangkan kemampuan, perilaku dan kepribadian
siswa dalam mencapai tujuan proses belajar. Dengan demikian, gaya mengajar guru
merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar siswa.
Oleh karena itu, apabila seorang guru memiliki gaya mengajar yang baik, maka
diharapkan hasil belajar siswa juga menjadi lebih baik.

2. 2 .2 Jenis-Jenis Gaya Mengajar

Menurut pendapat Ali (2008:59), gaya mengajar dapat dibedakan menjadi empat
macam yaitu;

1. Gaya Mengajar Klasik

7
Proses pengajaran dengan gaya klasik berupaya untuk memelihara dan
menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Isi
pelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang paling popular dan dipilih dari dunia
yang diketahui anak. Peran guru disini sangat dominan, karena dia harus menyampaikan
bahan. Oleh karenanya guru harus ahli (expert) tentang pelajaran yang dipegangnya,
dengan demikian proses pengajaran bersifat pasif, yakni siswa diberi pelajaran.

Menurut Thoifuri (2013: 83-84) ciri-ciri gaya mengajar klasik adalah:

 Bahan pelajaran, berupa: sejumlah informasi dan ide yang sudah populer dan
diketahui
siswa, bersifat obyektif, jelas, sistematis, dan logis.
 Proses penyampaian materi: menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi terdahulu
kegenerasi berikutnya yang bersifat memelihara, tidak didasarkan pada minat siswa,
hanya didasarkan urutan tertentu.
 Peran siswa: pasif, hanya diberi pelajaran untuk didengarkan.
 Peran guru: dominan, hanya menyampaikan bahan ajar, otoriter, namun
2. Gaya Mengajar Teknologis
Gaya mengajar ini mengisyaratkan seorang guru untuk berpegang pada berbagai
sumber media yang tersedia. Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan siswa dan
selalu memberikan stimulan untuk mampu menjawab stimulan segala persoalan yang
mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minat masing-masing sehingga memberi
banyak manfaat kepada diri siswa. Peranan guru hanya sebagai pemandu (guide),
pengarah (director) atau pemberi kemudahan (facilitator) dalam belajar karena pelajaran
sudah di program sedemikian rupa dalam perangkat, baik lunak (software) maupun keras
(hardware).
Menurut Thoifuri (2013: 84-85) ciri-ciri gaya mengajar teknologis adalah sebagai
berikut:
 Bahan pelajaran: terprogram sedemikian rupa dalam perangkat lunak (software) dan
keras (hardware) yang ditekankan pada kompetensi siswa secara individual, disusun
oleh ahlinya masing-masing, materi ajar terkait dengan data obyektif dan
keterampilan siswa untuk menunjang kompetensinya.
 Proses penyampaian materi: menyampaikan sesuai dengan tingkat kesiapan siswa,
memberi stimulan pada siswa untuk dijawab.

8
 Peran siswa: mempelajari apa yang dapat memberi manfaat pada dirinya, dan belajar
dengan menggunakan media secukupnya, merespon apa yang diajukan kepadanya
dengan bantuan media.
 Peran guru: pemandu (membimbing siswa dalam belajar), pengarah (memberikan
petunjuk pada siswa dalam belajar), fasilitator (memberi kemudahan pada siswa
dalam belajar).
3. Gaya Mengajar Personalisasi
Guru dengan gaya mengajar personalisasi akan selalu meningkatkan belajarnya dan
juga senantiasa memandang siswa seperti dirinya sendiri. Guru tidak dapat memasakan
siswa untuk sama dengan gurunya, karena siswa tersebut mempunyai minat, bakat, dan
kecenderungan masing-masing. Adapun bahan pelajaran disusun dan muncul berdasarkan
atas minat dan kebutuhan siswa secara individual. Ciri gaya ini adalah guru harus
mempunyai kemampuan dalam mengasuh, ahli dalam psikologi dan metodologi, serta
bertindak sebagai narasumber (resource person).
Dalam pengajaran personalisasi guru diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan dari
mahasiswa, hal tersebut sesuai dengan pendapat Sagala (2006:152) yang dapat
disimpulkan sebagai berikut : setiap anak mempunyai minat yang berbeda-beda sehingga
dalam hal pembelajaran, bahan ajar dan penyampaian sedapat mungkin disesuaikan
dengan minat dan kebutuhan anak. Dalam gaya mengajar personalisasi guru mempunyai
peran sebagai psikolog bagi mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sardiman
(2001:173), “dalam tugas dan peranannya di sekolah guru juga sebagai pembimbing
ataupun konselor / penyuluh”.
Menurut Thoifuri (2013: 86) ciri-ciri gaya mengajar personalisasi yaitu:
 Bahan pelajaran: disusun secara situasional sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa secara individual.
 Proses penyampaian materi: menyampaikan sesuai dengan perkembangan mental,
emosional, dan kecerdasan siswa.
 Peran siswa: dominan dan dipandang sebagai pribadi.
 Peran guru: membantu menuntun perkembangan siswa melalui pengalaman belajar,
menjadi psikolog, menguasai metode pengajaran dan sebagai nara sumber
4. Gaya mengajar interaksional
Guru dengan gaya mengajar interaksional lebih mengedepankan dialogis dengan
siswa sebagai bentuk interaksi dinamis. Guru dan siswa atau siswa dengan siswa saling
ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi subyek pembelajaran dan tidak ada
9
yang dianggap baik atau sebaliknya paling jelek. Dia mengemukakan pandangannya
tentang realita, juga mendengarkan pandangan siswa lain.
Menurut Thoifuri (2013: 86-87) ciri-ciri gaya mengajar interaksional yaitu:
 Bahan pelajaran: berupa masalah-masalah situasional yang terkait dengan
sosio-kultural
dan kontemporer.
 Proses penyampaian materi: menyampaikan dengan dua arah, dialogis,
tanya jawab
guru dengan siswa, siswa dengan siswa.
 Peran siswa: dominan, mengemukakan pandangannya tentang realita,
mendengarkan
pendapat temannya, memodifikasi berbagai ide untuk mencari bentuk baru yang
lebih
tajam dan valid.
 Peran guru: dominan, menciptakan iklim belajar saling ketergantungan, dan
bersama
siswa memodifikasi berbagai ide atau pengetahuan untuk mencari bentuk baru yang
lebih tajam dan valid.
2. 2 .3 Karakteristik Gaya Mengajar

a. Karakteristik gaya mengajar guru yang positif.

1) Menguasai materi pelajaran secara mendalam.

2) Mempunyai wawasan luas.

3) Komunikatif.

4) Dialogis.

5) Menggabungkan teori dan praktik.

6) Bertahap.

7) Mempunyai variasi pendekatan.

8) Tidak memalingkan materi pelajaran.

9) Tidak terlalau menekan dan memaksa.

10) Humoris, tapi serius.

10
b. Karakteristik gaya mengajar guru yang negative
1) Duduk diatas meja ketika mengajar
2) Mengajar sambil merokok
3) Mengajar sambil main HP
4) Tidur sewaktu mengajar
5) Menganggap diri paling pandai
6) Mengajar secara monoton
7) Sering bolos mengajar
8) Tidak disiplin
9) Berpakaian tidak rapi
10) Membiarkan murid saling menyontek
11) Suka memberi PR tanpa mengoreksi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap pendidik seharusnya mampu untuk mengajar didepan kelas, oleh karena
itu seorang guru harus terus mengembangkan pengetahuannya dalam mengajar
Menurut Russefendi (1980) teknik mengajar adalah penerapan secara khusus
suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan
guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. sebagai seorang guru
harus memahami beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mengajar di depan
kelas seperti: Teknik Sumbang Saran, Teknik Jawab Soal, Teknik Inkuiri, dan Teknik
Forum.
Menurut Suparman (2010: 63) gaya mengajar adalah cara atau metode yang
dipakai guru ketika sedang melakukan pengajaran. Gaya mengajar dapat dibedakan
menjadi empat macam yaitu: Gaya Mengajar Klasik, Gaya Mengajar Teknologis,
Gaya Mengajar Personalisasi, dan Gaya mengajar interaksional.

3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini sebagai berikut :

1. Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi pembaca.


2. Diharapkan teknik dan gaya mengajar di depan kelas dapat bermanfaat bagi peserta
didik dan pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

12
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar (Cet. I; Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997).

Ali, Muhammad. 2010. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Banung: Sinar Baru Algensindo.
Thoifuri. 2013. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Media Campus

Sibarani, Ahaddin Arhamda.2013.”Perbedaan Pendekatan, Strategi , Metode, Teknik dan


Model Pembelajaran”(online).( http://ahaddinarhamda.blogspot.com /2013/03 /perbedaan
-pendekatan-strategi-metode.html, diakses tanggal 4 Maret 2014).

http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/teknik-mengajar-yang-baik.html Copyright www.m-


edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia

http://iiec-edu.com/2013/10/5-tips-membuat-kelas-menyenangkan/

13

Anda mungkin juga menyukai