PROPOSAL
SKEMA PENELITIAN MAHASISWA S1
Dosen Pembimbing:
Dr. dr. I Made Sudarmaja, M.Kes I Gusti Ayu Agung Sriska Pradnya Dewi
NIP: 19660824 199601 1 001 NIM: 1602511042
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Dekan FK Unud
Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes. Dr. dr. I Ketut Suyasa, SpB, SpOT (K)
NIP: 196701221996011001 NIP: 19667091994121001
Disetujui,
Ketua LPPM Unud
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Morfologi Larva antara Aedes sp, Anopheles sp, Mansonia
sp, dan Culex sp………………………………………………………………….9
Tabel 2.2 Larva Index…………………………………………………………... 22
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2.2 Perbedaan Kaki Aedes Aegypti dan Aedes albopictus (dengan
perbesaran 40x)…………………………………………...…………………….13
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN
Demam berdarah atau sering disebut dengan DBD (Demam Berdarah Dengue)
atau dalam istilah kedokteran disebut dengan Dengue Hemorrhage Fever (DHF)
merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat ditularkan
melalui gigitan nyamuk. Ada dua spesies nyamuk yang menjadi vektor penularan
DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Insiden demam bedarah
di Bali pada tahun 2017 adalah sebanyak 4.487 kasus serta sebanyak 219 kasus
terjadi di Kabupaten Klungkung dengan Angka Bebas Jentik sebesar 87,75 % .
Penyebab tingginya kasus DBD ini adalah karena masih tingginya angka
kepadatan larva Aedes sp. Usulan penelitian ini diharapkan menjadi bahan
informasi bagi pemerintah maupun puskesmas dalam menentukan strategi
pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif (cross-sectional). Lokasi penelitian ini adalah di
Lingkungan Kemoning Kelod, Desa Kemoning, Kecamatan Klungkung,
Kabupaten Klungkung Subjek penelitian ini adalah seluruh rumah yang ada di
Lingkungan Kemoning Kelod yang terdiri dari 100 rumah. Kemudian akan
dilakukan pemeriksaan larva nyamuk pada setiap kontainer atau TPA dan non-
TPA yang ada disetiap rumah. Selain itu dilakukan juga penyebaran kuesioner di
masing-masing rumah tersebut untuk meneliti gambaran perilaku (pengetahuan,
sikap, tindakan) masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk. Dari hasil
survei larva tersebut selanjutnya dihitung indeks entomologinya meliputi CI, BI,
HI, ABJ, dan maya indeks serta hasil penyebaran kuesioner akan dianalisis dan
dikelompokkan berdasarkan kategori perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan)
rendah, sedang, atau tinggi.
PENDAHULUAN
Di Bali pada tahun 2015, kasus demam berdarah telah mencapai angka
10.759 kasus(Anonim, 2016d). Jumlah ini mengalami peningkatan di tahun 2016
dimana jumlah penderita mencapai 20.306 kasus, kemudian mengalami
penurunan di tahun 2017 dimana jumlah penderita yang dilaporkan sebanyak
4.487 kasus dengan jumlah kematian 16 orang. Walaupun jumlah kasus demam
berdarah di tahun 2017 telah jauh mengalami penurunan, angka kesakitan atau
incidence rate (IR) untuk demam berdarah masih jauh dari target nasional. Target
nasional angka kesakitan (IR) demam berdarah < 49 per 100.000 penduduk,
sedangkan angka kesakitan (IR) demam berdarah Provinsi Bali tahun 2017 adalah
105,7 per 100.000 penduduk (Anonim, 2018b). Sedangkan jumlah kasus DBD di
Kabupaten Klungkung pada tahun 2017 sebanyak 219 kasus(Anonim, 2018 a).
Kabupaten Klungkung merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bali yang tak
luput dari penyebaran infeksi DBD dengan angka ABJ yang masih rendah dimana
ABJ yang dilaporkan sebesar 87,75 %, sedangkan target ABJ nasional adalah 95
% (Anonim, 2018a).
1
2
Sesuai dengan latar belakang, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai
berikut:
2
3
1. Bagi masyarakat
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian yang
relevan untuk skala yang lebih besar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Larva Aedes sp
Larva terdiri dari kepala, toraks, abdomen, serta segmen anal. Pada bagian
kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena tanpa duri-duri, dan alat
mulut tipe pengunyah (chewing). Bagian toraks terlihat paling besar dan terdapat
bulu-bulu yang simetris. Abdomen tersusun atas 8 segmen dan pada segmen ke-8
terdapat alat pernapasan berupa corong pernafasan yang disebut dengan sifon
(Sugijanto, 2006). Berikut ini merupakan perbedaan morfologi larva antara
kelompok nyamuk Aedes sp, Anopheles sp, Mansonia sp, dan Culex sp menurut
Ditjen PP&PL (2007).
Tabel 2.1
Perbedaan Morfologi Larva antara Aedes sp, Anopheles sp, Mansonia sp, dan
Culex sp
Aedes sp Anopheles sp Mansonia sp Culex sp
Sedangkan perbedaan Aedes albopictus dan Aedes aegypti menurut Ditjen PP&PL
(2008a) adalah sebagai berikut.
a. Larva Aedes albopictus memiliki prosesus torakalis tidak jelas dan bergerigi,
abdomen memiliki sifon pendek, serta bulu sifon satu berkas dengan warna
lebih gelap dari abdomen. Berbeda dengan Aedes aegypti yang memiliki
prosesus torakalis yang jelas, tunggal, dan tidak bergerigi serta abdomen
memiliki sifon pendek dan bulu sifon satu pasang dengan warna lebih gelap
dari abdomen.
b. Aedes aegypti pada abdomen ke-8 terdapat satu baris sisik sikat (comb scale)
yang pada sisi lateralnya terdapat duri-duri, sedangkan pada Aedes albopictus,
sisik sikat (comb scale) tidak berduri lateral.
c. Pada Aedes aegypti terdapat gigi pekten (pectin teeth) pada sifon dengan satu
cabang, sedangkan pada Aedes albopictus, gigi pekten (pectin teeth) dengan
dua cabang.
8
d. Sikat ventral pada Aedes aegypti memiliki 5 pasang rambut, sedangkan pada
Aedes albopictus, sikat ventral memiliki 4 pasang rambut.
a. Artificial (buatan)
b. Natural (alamiah)
Secara teoritis nyamuk Aedes sp tidak suka bertelur di genangan air yang
langsung bersentuhan dengan tanah atau air kotor. Genangan yang disukai sebagai
tempat perindukan nyamuk ini berupa genangan air bersih. Namun, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan perilaku berkembangbiak dari
nyamuk Aedes sp. Hadi (2006) dalam Wurisastuti (2013) membuktikan bahwa
nyamuk Aedes aegypti mampu hidup dan berkembangbiak pada campuran
kotoran ayam, kaporit, dan air sabun. Amalia (2009) membuktikan bahwa
nyamuk Aedes aegypti suka bertelur pada air comberan dan air sumur gali.
Survei jentik dilakukan dengan cara mengamati semua media perairan yang
potensial sebagai tempat perkembangbiakan Aedes sp baik di dalam rumah
maupun di luar rumah. Setiap media perairan yang berpotensi diamati setiap 3-5
10
Survei ini dilakukan dengan mengambil larva disetiap tempat genangan air
yang mengandung larva tersebut untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Metode ini dilakukan dengan hanya melihat dan mencatat ada atau tidaknya
larva di tempat genangan air tersebut dan tidak dilakukan pegambilan
pemeriksaan larva lebih lanjut. Metode ini biasanya digunakan untuk memonitor
indeks-indeks jentik.
Hasil survei kemudian dicatat dan dilakukan analisis perhitungan Angka Bebas
Jentik (ABJ), Container Index (CI), House Index (HI), dan Breteau Index (BI).
Gabungan dari HI, CI, dan BI akan menghasilkan Density Figure (DF)
yang dinyatakan dengan skala 1-9 seperti pada tabel berikut:
12 12
Tabel 2.2
Larva Index
c. Maya index
a. Breeding risk index (BRI) adalah proporsi dari controllable sites di setiap
rumah.
b. Hygiene risk index (HRI) adalah proporsi dari disposable sites di setiap rumah.
c. (µ -0,3) = tinggi
Nilai BRI dan HRI di setiap rumah disusun dalam matrik 3 x 3 untuk
menentukan kategori Maya Index rendah, sedang, atau tinggi.
14 14
Tabel 2.3
METODE PENELITIAN
15
16
Tabel 4.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
17
18
BRI1/HRI2).
3. Angka Bebas Persentase pemeriksaan ABJ = ∑Rumah yang tidak ditemukan jentik x 100%
Jentik (ABJ) jentik yang dilakukan di ∑Rumah diperiksa
suatu wilayah.
4. Perilaku
masyarakat
terhadap
pemberantasan
sarang nyamuk
a. Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner - Baik (skor Ordinal
diketahui responden jawaban
tentang 3M (Mengubur, responden >75
menutup, dan menguras) % dari nilai
tertinggi >4)
- Sedang (skor
jawaban
responden 40%-
75% dari nilai
tertinggi 2-4)
- Kurang (skor
jawaban
responden
<40% dari nilai
tertinggi <2)
19
20
a. Kriterian inklusi
Rumah yang dijadikan sampel adalah rumah yang terdapat tempat
penampungan air serta mendapatkan izin dari pemilik rumah untuk melakukan
survei serta pemilik rumah tidak menaburkan bubuk larvasida ke dalam tempat
penampungan air.
b. Kriteria eksklusi
Tidak mendapatkan izin oleh pemilik rumah untuk melakukan survei atau
tidak ditemukan tempat penampungan air di dalam rumah tersebut.
4.5 Bahan dan Instrumen Penelitian
Penyusunan Proposal
Persiapan Penelitian
Perijinan Tempat
Pengambilan Sampel
Penyusunan Laporan
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R., Sayono, Sunoto. 2009. Perilaku Bertelur Nyamuk Aedes aegypti pada
Air Sumur Gali dan Air Comberan. Laporan Penelitian. Prosiding Seminar
Nasional Hari Nyamuk. Hal: 92-98.
Anonim. 2013. Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
. 2016a. Wilayah KLB DBD Ada di 11 Provinsi. Tersedia di
<http://www.depkes.go.id/article/print/16030700001/wilayah-klb-dbd-ada-di-11-
provinsi.html>. [Diakses tanggal 1 Juni 2017].
. 2016b. Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus dengan
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
. 2016c. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
. 2016d. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015. Denpasar: Dinas
Kesehatan Provinsi Bali.
. 2018a. Profil Kesehatan Kabupaten Klungkung Tahun 2017. Denpasar:
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung.
. 2018b. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2017. Denpasar: Dinas
Kesehatan Provinsi Bali.
Danis-Lozano R, Rodriguez MH, Hernandez-Avila M. 2002. Gender-related
family head schooling and Aedes aegypti larva breeding risk in Southerm Mexico.
Salud Publica Mex. 44(3):237-242.
Dhewantara, Padji Wibawa, Arda Dinata. 2015. Analisis Risiko Dengue Berbasis
maya index pada rumah penderita DND di kota banjar tahun 2012. Vol.11 No. 01.
Ciamis: Lokal Litbang P2B2 Ciamis.
Ditjen PP&PL. 2007. Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Jakarta
Ditjen PP&PL. 2008a. Kunci Identifikasi Nyamuk Aedes. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
. 2008b. Pelatihan bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nymuk
Demam Berdarah Dengue Dengan Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku
(Communication For Behavioral Impact). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
26
Subtotal 820.000
Total 2.500.000
Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
Sarjana Mempersiapkan
I Gusti Ayu Kedokteran penelitian,
Agung Sriska dan 8 Jam/ mengumpulkan
1 Kesehatan
Pradnya Dewi / Program minggu data, dan
1602511042 Profesi menganalisis
Dokter data
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti serta Mahasiswa yang
Terlibat
I. Biodata Peneliti
Pengusul,
SURATLaman: www.unud.ac.id
PERNYATAAN KETUA PENGUSUL
Dengan ini menyatakan bahwa proposal saya dengan judul “Gambaran Kepadatan
Larva Aedes Sp Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pemberantasan Sarang
Nyamuk Di Lingkungan Kemoning Klod, Kelurahan Semarapura Kelod,
Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung” yang diusulkan dalam skema
mahasiswa S1 untuk tahun 2019 dibuat bersama-sama oleh tim pengusul bersifat
original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
(dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked, Sp.MK, PhD) (I Gusti Ayu Agung Sriska Pradnya Dewi)