Anda di halaman 1dari 21

REVIEW JURNAL

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian yang dibina Oleh Bapak Dr.Munzil, M.Si
dan Bapak Dr. Muhardjito, M.S

Disusun oleh:
Devi Purnita (150351604440)

Offering A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN IPA
PRODI PENDIDIKAN IPA
April 2018

1
JURNAL INTERNASIONAL
JURNAL 1

Judul : Implementation of cooperative learning with group investigation model to


improve learning Achievement of vocational school students in Indonesia

Penulis : Sopiah Sangadji

Terbitan : International Journal of Learning & Development ISSN 2164-4063


2016, Vol. 6, No. 1(Macrothink Institute)

Aspek Keterangan
Masalah Utama Penerapa model pemelajaran Group Investigation untuk meningkatkan
yang diteliti prestasi belajar siswa SMK siswa di daerah pinggiran kota Malang.

Latar Belakang Pada tahun 2006, tingkat kelulusan siswa khususnya di daerah pinggiran
kota Malang sangat rendah yaitu 78% sedangkan di kota sebesa 95%.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kelulusan
UNAS faktanya adalah managemen kelas yang tidak baik dimana guru
masih mendominasi dalam kelas. Guru memandang bahwa dirinya jauh
lebih cerdas dibandingkan muridnya. Faktor lainnya yaitu penerapan
pembelajaran yang masih tradisional. Model Group Investigation
mengharuskan siswa untuk memilikki kemampuan berkomunikasi dan
keterampilan proses kelompk yang baik.

Kajian Teori Menurut Saputra (2003: 129) tujuan dari investigasi kelompok adalah
untuk membantu siswa dalam menggali pengetahuan secara konstruktif,
memiliki kehangatan interpersonal, mengikuti kelompok proses secara
efektif, setelah penyelidikan disiplin, memiliki komitmen dalam
penyelidikan sosial, menjadi pembelajar mandiri dan menghormati
martabat semua orang.

Metode
Penelitian Wawancara pribadi, Observasi, Dokumentasi, Studi literature dan tes.

Hasil Penelitian Model Pembelajaran Group Investigation telah dilakukan dengan tepat
dan sekolah menengah kejuruan memillikki prestasi belajar yang lebih
baik. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
SMK.
Saran Peneliti -
Komentar saya Fakta di sekolah , masih banyak dijumpai proses pembelajaran yang
masih di dominasi oleh guru (Teacher centered). Sebaiknya memang
diperlukan penerapan sebuah model pembelajaran yang mana membuat
siswa lebih aktif dalam pembelajaran (student centered). Salah satu
model pembelajaran yang cocok yaitu Group investigation.

2
JURNAL 2

Judul : Group Investigation in Teaching Elementary Science

Penulis : Nelia M. Adora

Terbitan : International Journal of Humanities and Management Sciences (IJHMS)


Volume 2, Issue 3 (2014) ISSN 2320–4044 (Online)

Aspek Keterangan
Masalah Utama Peneliti akan meningkatkan kinerja murid karena didasarkan pada
yang diteliti prinsip-prinsip teoritis yang menekankan pentingnya "motivasi intrinsik"
membangkitkan keterlibatan murid dengan menyusun situasi
pembelajaran untuk maksimalkan inisiatif dan tanggung jawab mereka
untuk pembelajaran mereka, keduanya secara individual dan kolaboratif

Latar Belakang Meskipun mengalami penekanan pada sains dikurikulum, fakta sains
menunjukkan murid tidak memperoleh keterampilan belajar yang
diinginkan serta kompetensi tidak tercapai. Hal ini ditunjukkan dengan
rendahnya pemahamantentangkonsep sains, retensi dan
keterampilan dalam pemecahan masalah. Selain itu, potensi murid-murid
untuk berpikir kritis belum dikembangkan secara maksimum.

Kajian Teori Sains dan Teknologi adalah kunci untuk maju di dunia. Oleh karena itu
mengajar science harus mendapat perhatian khusus dalam kurikulum
dasar. Salah satu faktor penentu efektivitas instruksi adalah mode
pembelajaran atau cara dimana pengajaran dilakukan.

Metode Metode yang digunakan yaitu kuisioner. Responden adalah 100 guru
Penelitian sains dasar danalat statistiknya menggunakan penghitungan frekuensi
dan persentase.
Hasil Penelitian Berdasarkan data (kuisioner), diketahui hampir semua guru yang
menjadi responden tidak memiliki pengetahuan tentang penggunaan
metode dalam pembelajaran. Mayoritasresponden belum mencoba
pendekatanpengajaran di Kelas Sainsmereka. Dari data juga
menunjukkan 77 persen pada "positif" dan 23 persen pada kategori
"negatif". Berarti mayoritas guru setuju apabila diterapkan metode/model
pembelajaran sains menggunakan group investigation.

Saran Peneliti 1. Perlunya penekanan dalam penggunaan metode group investigation,


hal ini dimaksudkan untuk mencapai hasil sains berkualitas lebih
baik.
2. Perlu adanya demonstrasi/sosialisasimengenai penggunaan model
group investigation dalam pembelajaran ipa kepada guru-guru.
Demonstrasi tersebutsebaiknya didilakukan selama pelatihan sains,
seminar dan konferensi.
Komentar saya Para guru juga harus update tentang kemajuan model pembelajaran agar
dapat diterapkan dalam kelasnya dan meningkatkan pemahaman,
kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar ipa siswanya .

3
JURNAL 3

Judul : Effect of Cooperative Learning Model Type Group Investigation with


Animation, Motivation on Students’ Conceptual Knowledge Junior High
School

Penulis : Nurbaya Rajagukguk, Nurdin Bukit, Betty Marisi Turnip

Terbitan : Jounal of Education and Practice SN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X


(Online) Vol.8, No.21, 2017

Aspek Keterangan
Masalah Utama Menganalisis apakah pengetahuan konseptual siswa dengan model
yang diteliti pembelajaran kooperatif tipeGroup investigation dengan animasi lebih baik
daripada pengetahuan konseptual siswa dengan belajar secara konvensional
Latar Belakang Banyak siswa tidak berkembang dalam pembelajaran karena mereka tidak
mendapatkan motivasi yang tepat. Di SMP Negeri 3 Lubuk Pakam masih
menggunkan model konvensional dan kurang menggunakan media. Siswa
menjadi kurang aktif dan kurang termotivasi dalam belajar dan bahkan
cenderung pasif karena didominasi oleh guru.
Kajian Teori Menurut Sardiman (2011) motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi
aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang oleh luar. Banyak siswa tidak
berkembang dalam pembelajaran karena mereka tidak mendapatkan
motivasi yang tepat. Jika siswa mendapatkan motivasi yang benar, maka
lepaskan kekuatan luar biasa, sehingga pencapaian prestasi belajar
maksimal pada diri siswa.
Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah two group pretest-postest
designdengan desain faktorial 2x2 untuk analisis teknis dua arah varians
(ANOVA).Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
pengetahuan konseptual siswa yang terdiri dari 18 pertanyaan dankuesioner
motivasi intrinsik yang terdiri dari 20 pernyataan. Sebelum instrumen
digunakan maka pertama kali divalidasi terlebih dahulu.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkanbahwa pengetahuan konseptual siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif group investigation
dengananimasi lebih baik daripada pembelajaran
konvensional.Pengetahuan konseptual siswa dalam kelompok motivasi
tinggi lebih baik dari kelompok siswa motivasi rendah. Ada interaksi
antara modelpembelajaran kooperatif group investigation dengan animasi
danpembelajaran konvensional dengan motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan konseptual siswa.
Saran Peneliti Penggunaan animasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
siswa
Komentar saya Dengan menggunakan model group investigation disertai dengan animasi
dalam materi ajarnya , akan membuat siswa tertarik belajar sehingga
motivasi diri untuk mempelajari materi ipa yang disampaikan akan
semakin meningkat. Jika siswa sudah tertarik dalam sebuah pelajaran maka
materi ttersebut akan gampang diterima di otak sehingga pemahaman
mereka akan bagus.

4
JURNAL 4

Judul : Influence of Cooperative Type Model of Group Investigation on Students’


Cognitive Learning Outcomes

Penulis : Derlina and Naimah Hasanah

Terbitan : Proceedings of ICSoTL 2017 ,ISBN: 978-983-42061-4-7

Aspek Keterangan
Masalah Utama Menentukan pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation
yang diteliti (GI) pada hasil belajar dan pengembangan komunikasi interpersonal siswa.

Latar Belakang Faktor-faktor yang menyebabkan kurang sukses di bidang akademik tidak
hanya kecerdasan, tetapi juga masalah karakter, yaitu kepercayaan diri,
kemampuan untuk bekerja sama, keterampilan sosial, kemampuan untuk
berkonsentrasi, empati dan kemampuan berkomunikasi. Kemampuan
seseorang untuk berinteraksi disebut keterampilan komunikasi
interpersonal. Fakta menyebutkan bahwa kemampuan komunkasi siswa
saat ini masih rendah.
Kajian Teori Pendidikan berkualitas tidak hanya dilakukan melalui transformasi
pengetahuan dalam sains dan teknologi, tetapi antara lain didukung oleh
pengembangan kemampuan peserta didik untuk membantu diri untuk
memilih dan membuat keputusan dalam pencapaian tujuannya.
Kemampuan para peserta adalah tidak hanya aspek akademik, tetapi juga
menyangkut aspek pengembangan pribadi, sosial, intelektual kedewasaan,
dan sistem nilai.
Metode Penelitian Jenis penelitian adalah quasi experiment dengan dua group pretest -
posttest design.Instrumen yang digunakan yaitu tes pilihan ganda di kelas
dianalisis menggunakan t-test.

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran


kooperatifmodel GI pada hasil pembelajaran. Melalui model kooperatif
tipe GI, suasana belajar lebih efektif dan kooperatif. Pembelajaran ini
menginspirasi siswa untuk beranimengungkapkannya opini,berkomunikasi
dan berbagi informasi dengan teman-teman dalam memecahkan masalah
belajar.

Saran Peneliti Kendala dalam melakukan penelitian: jumlah yang relatif besar membuat
peneliti tidak dapat melakukannyamemaksimalkan waktu pengelolaan
sehingga ada aktivitas pembelajaran yang kurang efektif, terutama dalam
halsiswa kontrol, drive dan disiplin.

Komentar saya Soft skill siswa juga penting dibangun agar kualitas pendidikan semakin di
Indonesia lebih baik. Model pembeljaran group investigation merupakan
model pembelajaran yang tepat yang perlu diterapkan untuk meningkatan
kemapuan siswa dalam berkomunikasi karena dalam pembelajaran ini
siswa dituntut dan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
menyampaikan pendapat dalam diskusi(berkomunikasi).

5
JURNAL 5

Judul : The Implementation of Group Investigation to Improve the Students’


Speaking Skill

Penulis : Iswardati

Terbitan : Dinamika Ilmu P-ISSN: 1411-3031; E-ISSN: 2442-9651 2016, Vol. 16 No. 2

Aspek Keterangan
Mencari tahu bagaimana penyelidikan kelompok(Group investigation)
Masalah Utama dapat meningkatkanketerampilan berbicara siswa, partisipasisiswaserta
yang diteliti hambatannya dalam implementasiInvestigasi Kelompokdi siswa kelas 2
SMA 2Samarinda.
Banyak siswa yang masih memilikki kemampuan berbicara yang
rendah.Gebhard (2000) menyatakan beberapa siswa tdk
Latar Belakang berbicara(menyampaikan pendapat) karena mereka terlalu malu atau
memiliki tingkatkecemasan yang tinggi dan takut membuat kesalahan yang
akan membuattemanmereka menertawakan mereka.
Menurut Hedge (2003), belajar berbicara sangat penting bagi siswa.
Berbicara adalah kegiatan untuk memahami dan memperoleh informasi
komunikasi lisan. Kemampuan dari berbicara akan mempertahankan
Kajian Teori
keterlibatan mereka dalam komunikasi nyata bahasa Inggris dan
ungkapkan gagasan dan pemikiran.

Metode Penelitian Metode yang digunakan yaitu dengan lembar observasi dan catatan
lapangan.
 Group Investigation meningkatkan kemampuan berbicara siswa
dengan.
Investigasi Kelompok meningkatkan motivasi siswa dalam berbicara
dengan a) para siswa belajar bagaimana menyelidiki masalah tertentu dan
untuk memecahkan masalah menggunakan bahasa Inggris, b) cara
berbagi, c) cara mendiskusikan, d) bagaimana caranyamemberikan ide-
Hasil Penelitian ide mereka, e) bagaimana menerima pendapat lain, dan f)
bagaimanamempresentasikan ide-ide mereka.
Hambatan dalam pelaksanaan Group Investigation adalah: a) Para siswa
berisik,b) Beberapa siswamenghabiskan terlalu pendek dalam presentasi,
c) Beberapa siswa mengalami kesulitandalam mengekspresikan argumen
dan saran mereka terkait dengan topik, dan d) Beberapa
siswamendominasi penyelidikan kelompok.
Memotivasi siswa untuk berbicara bahasa Inggris,Memotivasi siswa untuk
tidak malu dalam belajar berbicara, Kelola waktu, Sederhanakan instruksi,
Ajarkan cara membuat presentasi yang sederhana, Ajarkan
Saran Peneliti
caranyamembuat saran berdasarkan argumen, Supply dengan kosakata
yang tepat untuktopik investigasi kelompok, Gunakan brainstorming, dan
Persiapkan media / gambar.
Model ini menunut dan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
Komentar saya siswa menyampaikan pendapat dalam diskusi agar kecakapan siswa dalam
berkomunikasi meningkat.

6
JURNAL 6

Judul :Implementation of Cooperative Learning in Science:A Developmental-cum-


Experimental Study

Penulis : Sonam Mehta and A. K. Kulshrestha

Terbitan : Education Research International Volume 2014, Article ID 431542, 7 pages

Aspek Keterangan
Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif dan apa efeknya pada sosial
Masalah Utama dan keterampilan kooperatif sambil memberikan pendidikan sains di
yang diteliti Tingkat Sekunder.

Proses belajar mengajar telah menjadi masalahpertimbangan rasional dan


kueri kritis di berbagai bidang,dan ada perdebatan akademis tentang
Latar Belakang instruksinyamateri yang diberikan kepada siswa dari berbagai tingkatan
di seluruh dunia.

Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai pembagian kerja dilakukan


untuk memecahkan masalah. Setiap siswa membuat kontribusi individu.
Tim kecil, masing-masing dengan siswa berbeda tingkat kemampuan,
Kajian Teori
menggunakan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang suatu subjek.

Metode Penelitian
Observasi
Teori pembelajaran kooperatif berperan penting dalam di bidang
pendidikan baru-baru ini membangkitkan minatpara ahli di bidang
pengajaran sains dalam hal merancangkurikulum yang memungkinkan
Hasil Penelitian
siswa untuk belajarusaha kerja sama, pemecahan masalah, danpengambilan
keputusan.

Saran Peneliti -

Pembelajaran kooperatif sangat sesuai jika diterapkan dalam sebuah


Komentar saya
pembelajaran.

7
JURNAL 7

Judul : The Effect Of Group Investigation And Learning Style On Writing Of


Analytical Exposition

Penulis : Bambang Untoro

Terbitan : IJEE (Indonesian Journal of English Education), 3 (1), 2016, 29-45

Aspek Keterangan
Masalah Utama Menyelidikki pengaruh dari model Group Investigation antara siswa
yang diteliti bergaya belajar audio dan visual, dan interaksi antara model investigasi
kelompok dan gaya belajar terhadap kemampuan menulis analytical
exposition siswa
Latar Belakang Banyak siswa SMA Islam Al-Azhar BSD masih merasa sulit untuk menulis
analitis esai eksposisi. Dari awal belajar, peneliti mendapatkan data skor
rata-rata masih rendah.
Kajian Teori Dalam belajar bahasa Inggris, menulis adalahsalah satu keterampilan
bahasa yang perlu dikuasai oleh para pembelajar. Ini digarisbawahi oleh
Harmer (2004) yang menyatakan bahwa menulis adalah salah satu dari
empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dan selalu menjadi
bagian dari silabus dalam pengajaran bahasa Inggris.

Metode Penelitian Termasuk penelitian eksperimen semu dengan menggunakan pra-tes dan
pasca-test. Populasi adalah yang kedua siswa kelas SMA Islam Al-Azha
BSD Tahun Akademik 2015-2016. Sampel, Peneliti memilih dua kelas
secara acak yaitu XI MIPA 1 dan XI MIPA 3. Instrumen yang digunakan
berupa kuisioner dan tulisan kemampuan eksposisi analitik yangdiberikan
juga pada kedua kelompok.

Hasil Penelitian Terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang diajarkan melalui
investigasi kelompok dengan siswa yang diajarkan secara konvensional,
terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa bergaya belajar audio
dengan siswa bergaya belajar visual. Terdapat interaksi yang signifikan
antara investigasi kelompok dan gaya belajar terhadap kemampuan menulis
siswa. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran
investigasi kelompok sesuai untuk pengajaran menulis analytical
exposition.
Saran Peneliti Penelitian lebih lanjut harus melibatkan lebih banyak kelas dan peserta dari
lembaga lain untuk menghasilkan lebih banyak bukti tentang efek
kelompok menulis atau fokus pada yang berbeda konteks. Dengan kata
lain, untuk mendapatkan lebih banyak hasil yang meyakinkan, penelitian
masa depan.

Komentar saya Setiap siswa memilikki gaya belajar masing-masing yang akan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru harus pandai mengenali siswanya
mana siswa yang lebih baik diajar dengan metode audio maupun visual
agar dapat menyesuaikan dengan model pembelajaran yang akan
diterapkan.

8
JURNAL 8

Judul : Application of Type Cooperative Learning Models Group Investigation (GI) in


Improving Competence LearningBiology Student School

Penulis : Yenni Anas , Hardeli , Azwir Anhar , Ramadhan Sumarmin

Terbitan : International Journal of Progressive Sciences and Technologies VIJPSAT6

ISSN-2509-0119, Vol. 6 No. 2 January 2018 , pp 380-387.

Aspek Keterangan
Masalah Utama Peningkatan kompetensi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi
yang diteliti melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI.

Latar Belakang Adanya masalah pembelajaran biologi yaitu kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada guru; para siswa hanya mendengarkan tanpa stimulus, jadi
bahwa aktivitas dan kompetensi hasil belajar siswa rendah.

Kajian Teori Pembelajaran biologi adalah pembelajaran yang menekankan pada


penyediaan pengalaman pembelajaran langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (BNSP,
2006).
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan
data penelitiannya adalah lembar observasi, lembar tes, catatan lapangan,
dan elektronikdokumentasi dalam bentuk foto dan rekaman video.

Hasil Penelitian Pembelajaran biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif


tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan kognitif,afektif, dan
kompetensi psikomotor siswa di kelas XI IPA 5 SMA Negeri 14 Padang.
Ini bisa dilihat dari peningkatan kompetensi kognitif siswa dari 63,33 pada
siklus 1, 83,33% pada siklus II menjadi 86,67% pada siklus III.
Peningkatan kompetensi afektif siswa meningkat dari 60,32% pada siklus
I, 70,13% pada siklus II menjadi 75,60% pada siklus III, dan peningkatan
kompetensi psikomotor meningkat dari 76,67% pada siklus I, 83,37% pada
siklus II menjadi 87,80% pada siklus III.

Saran Peneliti -
Komentar saya Mayoritas masalah yang ada di sekolah yaitu pembelajaran yang masih
menggunakan model konvensional yang mana guru masih mendominasi di
kelas. Hal ini perlu digaris bawahi, hal yang perlu diperbaiki mulai
sekarang karena jika pembelajaran di sekolah sampai saat ini masih
konvensional akan berdampak pada hasil belajar maupun kemampuan
siswa dalam berkomunikasi, dalam berdiskusi dalam menyampaikan
pendapat, ketrampilan siswa pun juga akan rendah karena mereka pasif
dalam pembelajaran. Perlu penerapan sebuah model pembelajaran.

9
JURNAL 9

Judul : ‘Group Investigation’: A Cooperative Learning Method For The 10 Th Grade


Students In Speaking English Classroom

Penulis : Finaty Ahsanah

Terbitan : TELL Journal, Volume 3, Number 1, April 2015 ISSN : 2338-8927

Aspek Keterangan
Masalah Utama Perbaikan kemampuan berkomunikasi siswa dalam elas bahasa inggris
yang diteliti dengan model GI.

Latar Belakang Di SMAN 1 Paciraan Lamongan, siswa masih kesulitan dalam


menggunakan percakapan bahasa inggris di dalam kelas khususnya depan
kelas.
Kajian Teori Saat ini bahasa Inggris telah menjadi perangkat penting yang penting
peran dalam komunikasi.

Metode Penelitian Termasuk penelitian deskriptif dengan observasi, kuisioner, dan tes
praktek.
Hasil Penelitian Dengan menggunakan model GI, kemampuan siswa dalam berkomunikasi
bahasa inggris lebih baik dengan memperoleh skor yang lumayan tinggi
dan siswa lebih aktif dalam kelas.
Saran Peneliti -
Komentar saya
Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa, model GI juga dapat
memperbaiki soft skill siswa seperti kemampuan siswa dalam
berkomunikasi, berpendapat, berdiskusi serta dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam kelas karena sintaks pada model pembelajaran ini ,
siswa dikondisikan dalam sebuah kelompok kemudian setiap siswa dituntut
menyampaikan pendapat mereka ketika dalam diskusi sehingga
ketrampilan siswa akan terlatih. Hasil yang diperoleh bukan hanya
akademik siswa melainkan soft skill juga terlatih.

10
JURNAL 10

Judul : The Effect of Group Investigation Learning Model, Accelerated Learning Team
and Role Playing on Elementary School Students’ Writing Skills Viewed from
Cognitive Style

Penulis : Andri Pitoyo, Herman J. Waluyo, Sarwiji Suwandi, Andayani

Terbitan : Journal of Education and Practice, ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-
288X (Online) Vol.5, No.1, 2014

Aspek Keterangan
Masalah Utama Mengetahui perbedaan kemampuan menulis siswa dengan model GI,
yang diteliti Accelerated Learning Team, and Role Playing; mengetahui perbedaan
kemampuan menulis siswa pada siswa yang belajar sendiri dan yang masih
dibimbing; mengetahui kegunaan ketiga model yang digunkaan terhadap
kemampuan menulis siswa.

Latar Belakang Keingintahuan peneliti untuk mengeathui model pembelajaran cooperative


yang paling baik digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis
siswa.

Kajian Teori Ghazali (2008: 12) yang menyatakan bahwa komponen keterampilan
berbahasa terdiri dari kemampuan untuk berpikir, mendengar, berbicara,
membaca, dan menulis. Selain itu, para guru diharapkan untuk memilih
dan menetapkan yang sesuai model pembelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa yang diprediksi akan mempengaruhi belajar siswa
hasil (Kemp, Morrison, dan Ross, 1994).

Metode Penelitian Populasinya yaitu siswa kelas 5 siswa SD di Kediri 2012/2013 sedngakan
sampelnya diambil sebanyak 12 sekolah SD di Kediri tsb.

Hasil Penelitian Kemampuan menulis siswa yang menggunkan model GI lebihh baik
daripada model Accelerated Learning Team, dan Role Playing.
Kemampuan menulis siswa yang dibmbing lebih baik daripada yang yang
belajar sendiri.

Saran Peneliti Peningkatan kemampuan menulis siswa dapat dengan menerapkan salah
satu model pembelajaran cooperative seperti group investigation,
Accelerated Learning Team, and Role Playing.

Komentar saya Model pembelajaran kooperatif lebih menuntut siswa bekerja sama dalam
kelompok untuk memecahkan permasalahan. Model ini sangat efektif
diterapkan dalam pembelajaran karena kemampuan akademik maupun non
akademik akan terasah. Siswa tidak hanya ppasif mendengarkan penjelasan
dari guru.

11
JURNAL 11

Judul : Improvement Physics Learning Outcome Through Cooperative Learning Model


Type Group Investigation And Student Learning Motivation In Sman
Pesanggaran-Banyuwangi

Penulis : Erni Wiyanti , Muhammad Firdaus, Hary Sulaksono

Terbitan : International Conference and Call for Papers,Jember,2017

Aspek Keterangan
Masalah Utama Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI dan
yang diteliti motivasi terhadap hasil belajar fisika.

Latar Belakang Data sekolah dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa hasil belajar ipa
siswa di XI IPA SMAN 1 Pesanggaran-Banyuwangi mengalami penurunan

Kajian Teori Motivasi adalah kekuatan mental yang mendorong seseorang untuk
mengikuti pembelajaran dengan sesuai kehendak(Sardiman, 2011).

Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1
Pesanggaran-Banyuwangi sedangkan sampelnya yaitu 2 kelompok kelas,
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data diperoleh dari pre-test dan post-
test untuk hasil belajar, dan kuesioner untukdata motivasi siswa.

Hasil Penelitian (1) ada perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kooperatif
dengan pembelajaran konvensional model pada hasil belajar Fisika.
(2) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok
motivasi tinggi siswa dengan motivasi rendah terhadap hasil belajar
Fisika. (3) Tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe
GI dan motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa di
SMAN 1 Pesanggaran.
(2)
Saran Peneliti Guru harus selalu berinovasi dalam memilih model pembelajaran dengan
memperhatikan karakteristik siswa dan sekolahnya.

Komentar saya Sebelum mengikuti pembelajaran, motivasi sangat penting diberikan pada
siswa. Hal ini bertujuan agar siswa mempunyai keinginan yang besar untuk
megikuti pembelajaran terutama dalam bidang fisika yang dianggap sulit
oleh siswa.

12
JURNAL 12

Judul : Group investigation with scientific approach in mathematics learning

Penulis : D Indarti, Mardiyana dan I Pramudya

Terbitan : International Conference on Mathematics, Science and Education 2017


(ICMSE2017), IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 983 (2018) 012147

Aspek Keterangan
Masalah Utama Mengetahui pengaruh model pembelajaran GI terhadap pencapaian belajar
yang diteliti matematika.

Latar Belakang Menurut data, dapat dikatakan bahwa penyerapan materi pada
materi segiempat di Kabupaten Karanganyar lebih rendah dari tingkat
penyerapan yang di tuntut oleh pemerintah di Indonesia.

Kajian Teori Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di setiap
tingkat pendidikan. Tujuan dasar dan fungsional matematika sekolah
umumnya untuk mengembangkan tiga kemampuan berhitung fungsional,
praktis dan bekerja- pengetahuan dan keterampilan terkait, dan
pengetahuan khusus tentang matematika.

Metode Penelitian Populasi dari penelitian adalah semua siswa kelas VII Kabupaten
Karanganyar pada tahun akademik 2016/2017. Pengumpulan dilakukan
berdasarkan tes prestasi matematika. Teknik analisis data yang digunakan
ANOVA satu arah mengikuti uji normalitas dengan metode liliefors dan uji
homogenitas dengan Metode Bartlett. Data di dapatka dari hasil post-test.

Hasil Penelitian Pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Group


investigasi dengan pendekatan ilmiah menghasilkan pembelajaran
matematika yang lebih baik prestasi belajar dibandingkan dengan model
konvensional pada materi segi empat.

Saran Peneliti Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat menguji pengaruh model
pembelajaran GI dengan pendekatan saintifik pada bahan lain dan dapat
memodifikasi model pembelajaran GI dengan pendekatan pembelajaran
lainnya.

Komentar saya Matematika merupakan salahsatu pelajaran yang dalam memperlajarinya


diperlukan keaktifan siswa, keinginan yang kuat dari siswa untuk
memecahkan sebuah soal, untuk perlu itu siswa harus bekerjasama dalam
sebuah kelompok. Maka dari itu penerapan model GI ini sangat
berpengaruh dalam hasil belajar matemtika siswa.

13
JURNAL 13

Judul : The Effect of Cooperative Learning Model Type Group Investigation Assisted
Flash Media, Scientific Attitude on Students’ Conceptual Knowledge

Penulis : Feggi Yuandini, Sahyar

Terbitan : Journal of Education and Practice, ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X
(Online) Vol.8, No.17, 2017

Aspek Keterangan
Masalah Utama Mengetahui apakah pengetahuan konseptual siswa pada model
yang diteliti pembelajaran kooperatif jenis Group Investigasi yang dibantu flash media
lebih baik daripada pembelajaran konvensional; mengetahui apakah
pengetahuan konseptual siswa yang memiliki sikap ilmiah di atas rata-rata
lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah di bawah rata-rata;
untuk mengetahui apakah ada interaksi antara pembelajaran kooperatif
model tipe Group Investigation dengan sikap ilmiah siswa dalam
meningkatkan pengetahuan konseptual siswa.
Latar Belakang Masalah yang terkait dengan proses pembelajaran di kelas yang masih
menggunakan pembelajaran konvensional dimana siswa cenderung pasif.
Maka kurangnya pengetahuan konseptual siswa dalam pelajaran fisika.
Guru juga masih menggunakan penilaian secara umum.
Kajian Teori Sifat dari konsep-konsep fisika adalah abstrak, ada yang konkrit. Konsep
fisika abstrak sulit untuk divisualisasikan,
sehingga dapat membuat siswa sulit dalam mempelajari konsep-konsep
fisika (Swandi, 2014). Yang paling penting di
mempelajari fisika adalah menafsirkan setiap konsep yang terkandung
dalam fisika material.
Metode Penelitian Populasinya yaitu semua siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 1
Hamparan Perak Th 2016/2017. Sedangkan sampelnya yaitu kelas XI
IPA-1 dan XI IPA-2. Instrumen terdiri dari tes konseptual sains dan sikap
ilmiah menggunakan kuesioner . Data dalam penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan ANOVA dua arah.
Hasil Penelitian Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan konseptual siswa yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigasi dengan media flash lebih baik daripada pembelajaran
konvensional. Pengetahuan konseptual siswa dengan sikap ilmiah di atas
rata-rata menunjukkan hasil yang lebih baik daripada siswa dengan sikap
ilmiah di bawah rata-rata.Ada interaksi antara model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dibantu flash media dan sikap ilmiah
tentang pengetahuan konseptual siswa.
Saran Peneliti -
Komentar saya Penerapan model pembelajaran yang tepat dibantu dengan adanya media
pembelajaran yang modern dan menarikdapat membuat siswa tertarik dan
semangat mengikuti pelajaran yang diberikan.

14
JURNAL 14

Judul : Teaching Speaking News Item Through Group Investigation Technique in Senior
High School

Penulis : Della Oferischa and Desvalini Anwar

Terbitan : Journal of English Language Teaching Volume 7 No. 1 Journal of English


Language Teaching ISSN 2302-3198

Aspek Keterangan
Masalah Utama
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada siswa SMA.
yang diteliti
Banyak siswa di sekolah menengah atas yang belum mencapai kemampuan
untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik. Masalahnya
adalah kurangnya kosakata bahasa Inggris siswa, kurangnya pemahaman
Latar Belakang mereka dalam menggunakan kalimat yang benar secara gramatikal dan
ketidaknyamanan yang mereka rasakan disebabkan oleh kurangnya
kreativitas guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas.

Komunikasi yang efektif bisa lebih mungkin dicapai jika kedua pembicara
memiliki kemampuan berbicara yang cakap. Jenis pembicaraan
Kajian Teori komunikatif ini hanya dapat dicapai jika pembicara menguasai indikator
berbicara yang baik.

Metode Penelitian
Observasi

Hasil Penelitian Keterampilan berbicara siswa meningkat ketika menerapkan model GI.
Penulis mengharapkan para guru untuk lebih kreatif dan menggunakan
bahan yang cocok dalam mengajar berbicara dengan menggunakan
Saran Peneliti
Investigasi Kelompok

Model GI efektif untuk meningkatkan soft skill siswa terutama


Komentar saya
kemampuan berbicara siswa.

15
JURNAL 15

Judul : The Implementation Of Group Investigation Model (Gim) To Enhance Students’


Critical Thinking Skill In Educational Program Evaluation Class

Penulis : Connie Chairunnisa

Terbitan : Advanced Education, 2016, Issue 6, 22-27. DOI: 10.20535/2410-8286.73823

Aspek Keterangan
Masalah Utama Mengetahui bahwa implementasi model investigasi kelompok (GIM) dapat
yang diteliti meningkatkan pencapaian konseptual siswa, 2) Bagaimana GIM dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, dan akhirnya 3) studi
tersebut membahas beberapa tantangan dalam implementasi GIM.

Latar Belakang Menurut Ilyas (2016), banyak guru Indonesia belum memiliki pengetahuan
tentang pemikiran kritis dan pelaksanaan kelasnya.

Kajian Teori Di banyak negara, terutama di negara-negara barat, keterampilan berpikir


kritis telah menjadi salah satu dari sekian banyak hal tujuan pendidikan
(misalnya, lihat Ilyas, 2015, 2016). Pengembangan keterampilan berpikir
kritis dalam universitas telah menjadi kompetensi penting karena
mempromosikan konstruksi pengetahuan siswa.

Metode Penelitian Data dikumpulkan melalui tes, observasi,wawancara, kuesioner dan


dokumen. Populasinya yaitu siswa Program Pendidikan pada semester
kedua 2015/2016 di Departemen Pendidikan Administrasi di Universitas
Muhammadiyah. Sampelnya diambil 19 siswa dari populasi tsb.

Hasil Penelitian 1) praktik GIM meningkatkan prestasi siswa di domain konseptual; 2)


GIM meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa; 3) Beberapa
tantangan yang diidentifikasi selama implementasi GIM termasuk orientasi
mengajar guru dan kurangnya disiplin siswa dalam menyelesaikan tugas.

Saran Peneliti Lebih di persiapkan sebelum implementasi GIM. Rencana pelajaran,


materi pelajaran, tugas dan evaluasi sistem harus mempromosikan
pembelajaran aktif.

Komentar saya Dalam penerapan model pembeljaran GI ini guru harus benar-benar
mempersiapkan karena jika tidak sesuai dengan yang diharapkan dan guru
tidak dapat mengkondisikan siswanya maka siswa malah tidak
mendapatkan ketrampilan apapun selama pembelajaran.

16
JURNAL NASIONAL 1

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap


Hasil Belajar Ipa (The Effect Of Cooperative Learning Type Group
Investigation Model On Natural Science Result Study )

Penulis : Ika Wahyuningsih

Terbitan : Volume 4 No 1 bulan Maret 2017

Aspek Keterangan
Masalah utama Pemahaman siswa mengenai materi ipa kurang dan berdampak pada hasil
yang diteliti belajar yang rendah atau kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang ditentukan.
Latar Belakang Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta menganggap bahwa mata pelajaran IPA sulit dipahami karena
cakupan materinya yang luas, rumit, dan banyak rumus yang dihafalkan.
Proses pembelajaran IPA belum mendorong siswa menjadi aktif, inovatif,
dan kreatif. Oleh karena pembelajaran IPA di kelas masih
menggunakan model konvensional.
Kajian Teori Menurut Slavin (Rusman, 2010: 221) , “model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran
IPA ”. Dengan ma teri IPA yang cukup luas dan desain tugas -tugas/sub -
sub topik yang berpengaruh pada kegiatan metode ilmiah diharapkan siswa
dalam kelompoknya dapat saling
memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-harinya .
Metode Penelitian Dokumentasi dan tes

Hasil Penelitian Hasil belajar IPA yang menggunakan model pembelajaran Group
Investigation lebih tinggi daripada rerata hasil belajar IPA yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian hasil
belajar IPA yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation
lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Saran Peneliti 1)Penggunaan model pembelajaran Group Investigation dijadikan salah


satu alternative dalam proses pembelajaran IPA di SMP yaitu, untuk
meningkatkan hasil belajar. 2) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
masukan bagi guru dalam mengembangkan inovasi dan variasi model
pembelajaran di kelas. 3) Bagi peneliti berikutnya, penelitian
menggunakan model pembelajaran Group Investigation dapat
dikembangkan lagi untuk mengukur variabel lain, karena penelitian ini
hanya mengukur hasil belajar.

Komentar saya Berdasarkan saran peneliti maka perlu adanya penelitian mengenai
penerapan model pembelajaran group investigation yang mana bukan
hanya untuk mengukur hasil belajar, misalnya untuk mengukur
kemampuan berkomunikasi siswa dalam kelas atau dalam sebuah diskusi.
Mengingat kemampuan siswa dalam berkomunikasi saat ini masih
tergolong rendah.

17
JURNAL NASIONAL 2

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa MAN 6 Jakarta

Penulis : Mushoddik, Sugeng Utaya, Budijanto

Terbitan : ISSN 2250- 1321 (online), ISSN 2085- 2436 (print) Geo Edukasi Vol. 5 ,
No.2 , October 2016 (1 - 10)

Aspek Keterangan
Masalah utama Mengkaji apakah model pembelajaran group investigation berpengaruh
yang diteliti terhadap kemampuan berpikir kritis siswa MAN 6 Jakarta
Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis siswa MAN 6 jakarta masih rendah.

Kajian Teori Dalam penelitian Ismaniati (2009) melaporkan memberikan pengaruh


terhadap pemahaman konsep dan berpikir kritis. Slavin mendukung
pernyataan tersebut bahwa pembelajaran kooperatif unggul dalam
membantu siswa menumbuhkan kemampuan bekerja sama, berpikir
kritis, dan berkomunikasi (Slavin 2000).

Metode Penelitian Tes menggunakan soal esai. Skor tes kemampuan berpikir kritis
ditentukan berdasarkan hasil skor pretest dan posttest (gainscore).

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran group


investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal
ini dapat dilihat dari analisis data nilai t = 3,432 dan signi fikansi dua ekor
0,01 lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini dapat dilihat rata - rata kemampuan
berpikir kritis siswa kelas eksperimen adalah 25,64, lebih tinggi dari kelas
kontrol 19,88 .

Saran Peneliti 1. Bagi guru, model GI pada materi pelestarian lingkungan hidup
perlu digunakan dalam pembelajaran geografi di tingkat SMA/MA
dalam rangka peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Bagi guru, agar memperoleh hasil yang optimal, dalam pembelajaran
GI sebaiknya: (a) pembelajaran melibatkan siswa secara aktif ( student
centered) sedangkan guru sebagai fasilitator; (b) sebelum pelaksanaan
siswa dijelaskan secara rinci dahulu, agar saat penerapannya, tidak
terjadi kebingung an dan membuang waktu; (c) dalam pembagian
waktu yang baik pada waktu presentasi (d) menggunakan soal esai
dalam mengukur hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan jika berminat meneliti dengan
topik yang sama, diharapkan menggunakan lebih banyak variabel dan
sampel selain yang dipakai dalam penelitian ini.
Komentar saya Model ini menggali kemampuan siswa dalam menginvestigasi sehingga
kemampuan berpikir kritis akan meningkat

18
JURNAL NASIONAL 3

Judul : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbasis Observasi


Gejala Fisis Pada Pembelajaran Ipa-Fisika Di Smp

Penulis : Tri Mardiyanti Rahayu, Sri Astutik, Trapsilo Prihandono

Terbitan : Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 1, Maret 2017, hal 56-62

Aspek Keterangan
Masalah utama Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan
yang diteliti model pembelajaran Group investigation berdasarkan pengamatanGejala
fisik dengan siswa diajarkan menggunakan model pembelajaran
langsung/konvensional.
Latar Belakang Data yang diperoleh dari gurumata pelajaran IPA menunjukkan bahwa
siswa yang bertanya kepada gurucenderung masih sedikit yaitu 5% dari
jumlah siswa di dalam kelas. Sebanyak 15% siswa yang aktif menjawab
pertanyaan dari guru, 2 % siswa beranimengemukakan pendapat, dan
hanya 2%siswa aktif menanggapi atau menyanggahpendapat teman
maupun guru pada saatdiskusi. Hal ini mengakibatkan hasilbelajar siswa
rendah bila dilihat dari ratarata nilai ulangan yaitu 62 dengan
kriteriaketuntasan minimal 66 (Dewi, 2012)
Kajian Teori Wajdi (2016) dalam penelitiannya bahwa ada perbedaan atau pengaruh
pada pembelajaran fisika berbasis observasi gejala fisis menggunakan
metode demonstrasi dan eksperimen terhadap prestasi belajar siswa.
Pembelajaran berbasis observasi gejala fisis merupakan suatu
pembelajaran melalui observasi pada situasi kongkrit tentang gejala
fisis.
Metode Penelitian Teknik dan instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
Hasil Penelitian 1)Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar
dengan model pembelajaran group investigation berbasis observasi gejala
fisis dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran yang
biasa diajarkan di sekolah pada pembelajaran IPA-SFisika di SMP Negeri
7 Jember, 2) Keterampilan proses sains siswa selama menggunakan
modelpembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis observasi
gejala fisis pada pembelajaran IPA-Fisika di SMP Negeri 7 Jember
termasuk dalam kategori baik.
Saran Peneliti (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
berbasis observasi diharapkan seorang guru harus mampu dan teliti dalam
mempertimbangkan serta mengatur waktu pembelajaran yang tepat (2)
Penelitian ini dapat diujikan dengan pokok bahasan yang berbeda dijenjang
yang sama atau dijenjang yang berbeda, dan (3) Bagi peneliti lain, hasil
dari penelitian model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
berbasis observasi gejala fisis ini diharapkan dapat dijadikan landasan
untuk penelitian lebih lanjut dengan mencoba mengkombinasikan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan media
pembelajaran lain yang lebih inovatif.
Komentar saya Penerapan model pembelajaran group investigation lebih efektif apabila
diterapkan dalam pelajaran IPA .

19
JURNAL NASIONAL 4

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Dengan


Media Software Microsoft Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Di Kelas XI IPA I MAN Model Kota Bengkulu

Penulis : Dedy Hamdani

Terbitan : ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. VIII. No. 2 Desember 2010

Aspek Keterangan
Aktivitas dan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model
Masalah utama pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan media microsoft
yang diteliti power point.

Mata pelajaran fisika dengan segala rumusnya menjadi mata pelajaran di


deretan bawah untuk dipelajari oleh mereka dan dianggap membosankan.
Hal ini terlihat dengan masih rendahnya nilai rata – rata ujian semester
genap tahun ajaran 2008/2009. Ketuntasan klasikal untuk mata pelajaran
Latar Belakang
fisika baru mencapai 60 % padahal standar ketuntasan di MAN Model
Kota Bengkulu adalah 62 %, . Metode belajar yang monoton membuat
siswa menjadi jenuh dengan pelajaran fisika.

Menurut Sutikno (2007 : 65) secara umum fungsi penggunaan media


dalam pembelajaran adalah 1) Menarik perhatian siswa, 2) Membantu
untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, 3)
Kajian Teori
Memperjelas penyajian pesan, 4) Mengatasi keterbatasan ruang. 5)
Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, 6) Waktu pembelajaran
bisa di kondisikan, dll.
Data diperoleh dari hasil tes siswa, nilai laporan, dan lembar observasi.
Metode Penelitian
Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan statistik diskriptif.

Penerapan Model Investigasi kelompok dengan menggunakan sofware


microsoft power point dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan
meningkatnya skor rata-rata aktivitas belajar siswa. Skor rata-rata aktivitas
belajar siswa pada siklus I sebesar 36 meningkat menjadi 41.5 pada siklus
dan meningkat lagi menjadi 46.5 pada siklus III. Peningkatan hasil belajar
Hasil Penelitian
siswa ditunjukkan oleh nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar. Nilai
rata-rata kelas pada siklus I adalah 82,50 naik menjadi 85,70 pada siklus II
dan naik lagi menjadi 91,30 pada siklus III. Adapun ketuntasan belajar
pada siklus I, siklus II dan siklus III secara berturut-turut adalah 87.50 %,
100 %, dan 100 %.

Saran Peneliti -
Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa model group
Komentar saya investigation dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa.

20
JURNAL NASIONAL 5

Judul : Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi)


Dan Jigsaw Ii Ditinjau Dari Kemampuan Spasial Siswa

Penulis : Ahmad, Budi Usodo, Riyadi

Terbitan : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan E ISSN: 2503-4510 Volume 15, No.
1, Juni 2017

Aspek Keterangan
Masalah utama Model pembelajaran apa yang lebih baik (dapat meningkatkan prestasi
yang diteliti belajar siswa) ketika diterapkan
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dari luar diri
siswa diantaranya adalah masih banyak ditemukan guru yang mengajar
dengan menggunakan pola lama. Guru cenderung “text book oriented”
Latar Belakang
dalam arti menyampaikan materi sesuai dengan apa yang tertulis di dalam
buku dan tidak dibawa kearah yang lebih kongkerit yang ada kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari.
Johnson and Johnson dalam Vargas-Vargas et al (2011), menjelaskan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajran yang dilaksanakan
Kajian Teori
dengan membentuk kelompok dan setiap kelompok berinteraksi dengan
cara tatap muka.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes
kemampuan spasial dan tes prestasi belajar matematika. Uji coba instrumen
Metode Penelitian tes meliputi validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas.
Uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi menggunakan metode
Lilliefors dan uji homogenitas variansi populasi menggunakan metode
Bartlett
Model pembelajaran GI menghasilakan prestasi belajar matematika lebih
baik dibandingkan model pembelajaran langsung dan sama baiknya dengan
model pembelajaran Jigsaw II. Model pembelajaran jigsaw II
menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan
Hasil Penelitian
model pembelajaran langsung. Siswa dengan kemampuan spasial tinggi
dan kemampuan spasial sedang mempunyai prestasi belajar matematika
yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan spasial rendah.
Siswa dengan kemampuan spasial tinggi mempunyai
- Guru harus pandai memilih model pembelajaran
- Guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa salah satunya yaitu kemampuan spasial.
Saran Peneliti - Guru selanjutnya juga diharapkan untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif selain GI dan jigsaw II, sehingga dapat
membandingkan efektifitas antara model-model pembelajaran kooperatif
tersebut.
Penerapan model pembelaran sangat penting ketika seorang mengajar pada
era sekarang ini.Mengingat sudah begitu banyaknya model pembelajaran,
Komentar saya guru harus panda-pandai memanfaatkan perkembangan sekarang agar
proses pembelajaran berjalan baik, tidak monoton, siswa termotivasi untuk
belajar, serta hasil belajar siswa nantinya tentu akan meningkat.

21

Anda mungkin juga menyukai