Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semua mahluk hidup melakukan pekerjaan.Tumbuh-


tumbuhan melakukan pekerjaan ketika mengangkat air dari akar ke
cabang-cabang,hewan melakukan melakukan pekerjaan ketika
berenang ,merayap, dan terbang.Kerja juga terjadi ketika
pemompaan darah melalui pembuluh darah dalam tubuh dan pada
pemompaan ion-ion melewati dinding sel .Semua kerja ini diperoleh
dari pengeluaran energy kimia yang disimpan dalam makanan yang
dikonsumsi oleh mahluk hidup. Termodinamika berasal dari dua
kata yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan dinamika
(yang berkenaan dengan pergerakan).Termodinamika adalah kajian
mengenai hubungan,panas, kerja, dan energy dan secara khusus
perubahan panas menjadi kerja.Hukum termodinamika pertama dan
kedua dirumuskan pada abad ke-19 oleh para ilmuan mengenai
peningkatan efisiensi mesin uap.Bagaimanapun hokum ini
merupakan dasar seperti hokum fisika lainnya. Mereka membatasi
efisiensi amuba atau ikan paus seperti mereka membatasi efisiensi
mobil atau tenaga nuklir tumbuhan. Pada makalah ini akan dibahas
bahwa termodinamika dapat diterapkan dalam berbagai aspek sistem
kehidupan serta menyajikan teori termodinamika tak balik,
metodologi penerapannya, dan beberapa contoh fisika dan biofisika.
Selain membahas termodinamika, dalam makalah ini juga
membahas difusi, permeabilitas dan transpor aktif , dalam
penjelasaanya keseimbangan termodinamika sangat berperan
penting. Difusi adalah suatu proses yang amat cepat apabila terjadi
dalam satu sel biologi. Pada bidang-bidang batas yang terpisahkan
oleh membrane(misalnya membrane sel) laju difusinya dapat
lambat, walaupun difusi melalui membran pemisah disebut
permeabilitas. Banyak membran yang permeabel hanya terhadap

1
zat-zat tertentu.
Dalam penghantaran impuls saraf disebutkan bahwa
konsentrasi ion di dalam akson saraf berbeda dengan di luar.
Perbedaan ini tidak dapat diterangkan dengan difusi pasif melalui
membrane yang hanya disebabkan oleh gaya osmosis dan listrik,
kendatipun efek-efek itupun penting. Tetapi perlu juga
memperhitungkan transport aktif ion-ion tertentu yang
menggunakan energi metabolik. Transpor aktif tidak hanya terbatas
pada membrane akson. Difusi paksa dalam arah yang berbeda
dengan difusi yang disebabkan oleh listrik dan gradien konsentrasi
boleh jadi merupakan kejadian yang biasa di dalam sel.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Termodinamika dan Biologi?

2. Bagaimanakah Termodinamika Tak Balik?

3. Bagaimanakah Difusi, Permeabilitas dan Transport aktif?

Tujuan

1. Untuk Mendiskripsikan Termodinamika dan Biologi?

2. Untuk Mendiskripsikan Termodinamika Tak Balik?

3. Untuk Mendiskripsikan Difusi, Permeabilitas dan Transport aktif

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Termodinamika dan Biologi


Secara bahasa, kita dapat membagi kata termodinamika (Thermodynamics)
ke dalam 2 kata, yaitu thermo- dan dynamic. Jika kita merujuk pada Cambridge
School Dictionary, thermo berarti sesuatu yang berkaitan dengan panas atau
temperatur (relating to heat or temperature), dan dynamic salah satu artinya (yang
sekiranya mendekati konsep termodinamika yang akan kita bahas) adalah berubah
atau bergerak secara berkelanjutan (continously changing or moving). Melihat
dari sumber yang sama,  termodinamika (thermodynamics) diartikan sebagai
bagian dari disiplin ilmu fisika yang membahas tantang hubungan antara panas
dan jenis energi lainnya.
Dalam pembahasan tentang termodinamika, kita perlu mengetahui
beberapa konsep konsep dasar yang berkaitan dengan termodinamika, konsep-
konsep  yang akan kita bahas kali ini adalah konsep sistem, lingkungan, semesta,
keadaan, proses, kesetimbangan, serta temperatur.
1. Sistem adalah suatu kuantitaas yang dipilih untuk di analisis, kerja atau kalor
dapat berpindah dari atau menuju sistem (tapi tidak berlaku untuk semua
sistem, selanjutnya akan kita ketahui jenis sistem yang tidak memungkinkan/
kemungkinannya kecil perpindahan kalor atau kerja ). Sistem dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
- Sistem terbuka: memungkinkan terjadinya pertukaran massa atau kalor.
Contohnya adalah air dalam gelas yang terbuka.
- Sistem tertutup: tidak memungkinkan terjadinya pertukaran massa, namun
memungkinkan terjadinya pertukaran kalor. Contohnya air dalam gelas
yang ditutup rapat.
- Sistem terisolasi: tidak memungkinkan terjadinya pertukaran massa
maupun kalor. Contohnya pada air di dalam termos.
2. Lingkungan merupakan daerah yang berada diluar sistem.
3. Semesta merupakan gabungan antara sistem dan lingkungan.

3
4. Keadaan (state) merupakan nilai-nilai terukur pada suatu kondisi.
5. Proses adalah aktifitas perubahan suatu state menuju state lainnya. Ada empat
jenis proses termodinamika yang biasanya terjadi, yaitu:
- Proses isokhorik (volume konstan), pada kondisi ini W = 0, sehingga
∆U = Q
- Proses isobarik (tekanan konstan), pada kondisi ini, W = P . ∆V
- Proses isotermik (suhu konstan), pada kondisi ini, ∆U = 0
- Proses adiabatik (tidak ada penambahkurangan kalor), pada kondisi
ini, Q = 0
6. Kesetimbangan (equilibrium) adalah kondisi dimana keadaan (state ) tidak
berubah atau tetap.
7. Temperatur adalah suatu properti yang menunjukkan apakah suatu objek
berada dalam kesetimbangan termal atau tidak dengan objek lain.

2.1.1 Hukum-Hukum Termodinamika


Ada 4 (empat) hukum termodinamika.Hukum termodinamika yang
dimaksud adalah Hukum ke-nol termodinamika, Hukum pertama termodinamika,
Hukum ke-dua termodinamika, Hukum ke-tiga termodinamika.

Hukum ke Nol
Hukum ke nol termodinamika atau dikenal dengan Hukum Kesetimbangan
Kalor menyebutkan apabila dua benda dalam keadaan kesetimbangan termal
dengan benda ketiga, maka kedua benda tersebut juga dalam keadaan
kesetimbangan termal walaupun tidak saling bersentuhan. Artinya, selama terjadi
kesetimbangan kalor, maka tidak akan terjadi pemindahan kalor dari satu objek ke
objek lain. Untuk lebih memahami tentang isi hukum ke 0 termodinamika, maka
bunyi hukum ini dapat ditulis ulang dengan kata-kata yang lebih sederhana yaitu 
Jika benda A mempunyai temperatur yang sama dengan benda B dan benda B
mempunyai temperatur yang sama dengan benda C maka temperatur benda A
akan sama dengan temperatur benda C atau disebut ketiga benda (benda A, B dan
C) berada dalam kondisi kesetimbangan termal. Kondisi ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

4
Jika 2 benda yang berbeda temperatur bersentuhan, maka dikatakan ke dua benda
itu berada dalam kondisi kontak termal. Permukaan tempat kedua benda
bersentuhan disebut permukaan kontak termal. Panas atau dinginnya suatu benda
ditentukan oleh banyaknya energi panas (kalor) yang diserap oleh molekul benda.
Besarnya derajat panas benda ini disebut temperatur benda atau suhu benda.

Hukum 1 Termodinamika
Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan hukum kekekalan
energi. Jika sistem melakukan usaha sebanyak dW, artinya sistem memberikan
energi memberikan energi ke lingkungan, maka energi internalnya akan berubah
sebesar dU = - dW. Jika sistem menerima kalor dari lingkungannya sebanyak dQ,
maka energi internalnya berubah sebesar dU = dQ. Dengan demikian jika sistem
menerima sejumlah kalor dari lingkungannya, maka sistem melakukan usaha dan
energi internal sistem berubah. Besarnya perubahan energi internal sistem tersebut
adalah
dQ = dW + dU
dengan keterangan :
dU = perubahan energi internal sistem.
dQ = sejumlah kecil kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem.
dW = sejumlah kecil usaha yang dilakukan atau diterima oleh sistem.
Persamaan diatas dikenal dengan pernyataan Hukum Pertama Termodinamika.
(Sumarjono, 2014 : 169)

Proses termodinamika adalah perubahan keadaan gas, yaitu tekanan, volume dan
suhunya. Perubahan ini diiringi dengan perubahan kalor, usaha dan energi

5
dalamnya. Proses-proses yang memiliki sifat-sifat khusus ada empat contoh
seperti berikut.

- Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P
– V proses isobarik dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.

Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah grafik P – V.


W = P (VB – VA)
Untuk proses isobarik usaha yang dilakukan gas adalah W = PΔV maka hukum
termodinamika pertama menjadi:
Q = ΔU + PΔV

- Proses isotermis adalah proses perubahan gas dengan suhu tetap. Perhatikan
grafikk pada gambar dibawah. Pada proses ini berlaku hukum Boyle.

Pada proses isotermik usaha yang diakukan gas adalah   karena


suhu konstan maka energi dalam sistem juga konstan atau ΔU = 0. Hukum
termodinamika pertama menjadi :

- Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada
grafik P.Vdapat digambarkan seperti pada gambar dibawah. Karena volumenya
tetap berarti  usaha pada gas ini nol, W = 0.

6
Pada proses isokorik, usaha yang dilakukan gas adalah nol, maka Q =ΔU. Dengan
demikian semua kalor yang masuk digunakan untuk menaikkan tenaga dalam
sistem.

- Proses Adiabatis

Pada proses isotermis sudah kita ketahui, U = 0 dan pada proses isokoris, W = 0.


Bagaiaman jika terjadi proses termodinamika tetapi Q = 0 ? Proses yang inilah
yang dinamakan proses adiabatis. Berdasarkan hukum I
Termodinamika maka proses adiabatis memiliki sifat dibawah.
Q=0
W = -ΔU

Hukum 2 Termodinamika
Hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut: Proses
yang paling mungkin untuk terjadi dalam sebuah sistem yang terisolasi adalah
proses dimana entropinya bertambah atau tetap konstan. (Alonso, 1992 : 347).
Atau bisa diartikan “kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke
benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin
ke benda panas”.

Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan arah waktu. Dalam


mekanika, listrik dan magnetisme, tidak ada pembedaan arah waktu positif dan
negatif. Hukum kedua termodinamika menyatakan dengan tegas bahwa arah
waktu positif adalah arah aliran kalor dari benda panas ke benda dingin dalam

7
suatu sistem terisolasi. Apabila sejumlah kalor δQ meninggalkan benda yang
bersuhu T1dan mengalir ke benda lebih dingin yang bersuhu T2, perubahan neto
entropi untuk sistem yang terdiri atas kedua bendaitu,

dS = δQ/T2 – Q/T1

Hukum kedua termodinamika menyatakan “bahwa dalam suatu sistem yang


terisolasi entropinya akan maksimum pada keadaan seimbang”.

Hukum kedua ini dicetuskan oleh Carnot. Hukum kedua termodinamika


menyinggung bahwa input tidak sama dengan output, input 100%, output tidak
mungkin 100%. Untuk mendapat gambaran jelas akan hukum ini, dapat diambil
contoh dalam kehidupan sehari- hari.

Hukum II termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan


bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material
yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan
energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak
acak, karena ada konsentrasi energi.Dikatakan entropinya rendah.Setelah rata
menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka
salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut.
Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut
untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor
memiliki arah, yaitu dari panas ke dingin.

Hukum 3 Termodinamika
Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan proses yang
banyaknya terhingga. Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau
ketaktercapaian hukum ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga
termodinamika adalah hasil percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa

8
bagaimana ΔST    berlaku ketika T mendekati nol. ΔST ialah perubahan entropi
sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan.
Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ΔS T    berkurang jika
sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima:
Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu
sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol.
Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-
Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai tiap proses
reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan
yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau
secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara
reversibel.

2.1.1 Termodinamika dalam Biologi


1. Hukum satu Termodinamika
Termodinamika adalah studi mengenai transformasi energi yang terjadi
pada materi. Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan hukum
kekekalan energi. Jumlah energi di alam raya adalah konstan, energi tersebut
dapat dipindahkan atau diubah tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Pengaturan konversi atau pemindahan energi mengikuti hukum termodinamika. 
Energi potensial yang terkandung dalam glukosa tidak dapat dihancurkan oleh sel
melainkan berubah bentuk menjadi energi kinetik untuk pertumbuhan sel itu
sendiri.Hal ini berarti bahwa jumlah energi di dalam sel bahkan di alam raya
senantiasa stabil. Energi dapat direstribusikan dalam sel atau antara sel dengan
lingkungannya.

Sebagai contoh, kimia (potensi) energi dalam makanan akan dikonversi


gambar 1 ke energi kinetik dari gerakan harimau pada gambar 2

9
Gambar 1 Gambar 2

Pada gambar 1.1 Harimau memakan mangsanya, merupakan suatu energi yang
nantinya oleh gambar 1.2 dijadikan sebagai energi untuk berlari. Hal tersebut
membuktikan bahwa energi di alam raya adalah konstan, energi tersebut dapat
dipindahkan atau diubah tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

2. Hukum 2 Termodinamika
Setiap perubahan energi menghasilkan diorder atau entropi. Entropi adalah
jumlah diorder (ketidakurutan) dalam suatu sistem. Disorder adalah
keacakan  atau ketidakurutan atau ketidakteraturan atau random. Dengan kata lain
hukum termodinamika kedua mengatakan kepada kita bahwa entropi jagad raya
meningkat; setiap perubahan atau pemindahan energi meningkatkan entropi jagad
raya. Secara tersirat bahwa implikasi dari hukum termodinamika kedua ini adalah
apabila suatu sistem menjadi lebih baik, teratur atau tersusun, maka lingkungan di
sekitar sistem tersebut menjadi disorder (tidak teratur). Dan konsep tersebut
memiliki aplikasi langsung pada aktivitas sel. Sebuah sel menghasilkan struktur
teratur berasal dari materi yang mulanya tidak teratur. Hukum kedua
termodinamika tersebut menyebabkan transformasi energi yang dilakukan sel
tidak dapat menghasilkan efisiensi 100%. Hal ini dapat dibuktikan saat kita
berolahraga, gerakan otot secara terus menerus akan meningkatkan suhu tubuh.
Hubungan energi dengan mahluk hidup memiliki arti pembahasan mengenai
reaksi kimia yang terjadi dalam sel. Ada dua reaksi yaitu
 reaksi endergonik yaitu reaksi yang membutuhkan input atau pemasukan
energi atau endergonik berarti energi masuk dan
 reaksi eksergonik yaitu reaksi kimia yang melepaskan energi atau
eksergonik berarti energi keluar

Termodinamika dalam sistem biologi dapat disebut dengan


bioenergenetika ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi yang menyertai
reaksi biokimia yang bersangkut paut dengan kehidupan, diantaranya:
- Memperoleh energi.

10
- Penangkapan energi.
- Pemanfaatan energi.
- Perubahan selama metabolisme.
Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama sistem reksi bergerak dari
tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Sebagian
besar energi dilepaskan dalam bentuk panas. Pada sistem nonbiologik dapat
menggunakan energi panas untuk melangsungkan kerjanya dan dapat diubah
menjadi energi mekanik atau energi listrik. Sedangkan pada sistem biologik
bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk memberikan tenaga bagi
proses kehidupan.
Siklus termodinamika dalam sistem biologi salah satunya yaitu siklus kreb
pada metabolisme tubuh, metabolisme di dalam sel yang meliputi anabolisme dan
katabolisme. Pada sistem biologis melibatkan reaksi yang memerlukan energi
(reaksi endergonik/energi masuk) maupun reaksi yang menghasilkan energi
(reaksi eksergonik/energy keluar). Segala proses reaksi kimia yang terjadi tersebut
dinamakan dengan metabolisme. Metabolisme meliputi proses sintesis
(anabolisme) berupa reaksi-reaksi endergonik dan proses penguraian
(katabolisme) berupa reaksi-reaksi eksergonik senyawa atau komponen dalam sel
hidup. Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
1. Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul
kimia yang lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan proses penguraian
molekul besar menjadi molekulkecil
2. Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan katabolisme
melepaskan energi
3. Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi
oksidasi
4. Hasil akhir anabolisme adalah senyawa pemula untuk proses katabolisme.

Sel membutuhkan masukan energi dari sumber luar. Energi memasuki


sebagian ekosistem dalam bentuk cahaya matahari yang merupakan sumber energi
bagi tumbuhan dan organisme fotosintetik lainnya. Sel memperoleh energi
kimiawi yang tersimpan dalam molekul organik untuk energi berbagai aktivitas

11
seluler. Fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan memberikan suplai makanan
bagi hampir seluruh kehidupan di dunia secara langsung maupun tidak langsung.
Tumbuhan menggunakan energi matahari untuk mensintesis molekul organik dari
CO2 dan H2O .

6CO2 + 6H20 C6H1206 +6O2

Fotosintesis merupakan mekanisme oleh alam untuk mentransformasi


energi cahaya menjadi energi kimia. Alairan energi biologi dalam suatu
organisme mencakup pelepasan dan penggunaan energi kimia. Energi dari proses
oksidasi makanan terlebih dahulu diubah menjadi senyawa kimia berenergi tinggi
yaitu Adenosine Tri Phosphate (ATP). ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke
setiap bagian sel yang memerlukan energi.
Pada saat sel membutuhkan energi, ATP dapat segera dipecah melalui
reaksi hidrolisis (reaksi dengan air) dan terbentuk energi yang sifatnya mobil
sehingga dapat diangkut dan digunakan oleh seluruh bagian sel tersebut. ATP
akan dipecah melalui Adenosine Diposphate (ADP) dan Phosphate inorganic (Pi),
agar dapat melepaskan sejumlah energi. Peranan ATP sebagai sumber energi
untuk proses fosforilasi yang dirangkaikan dengan proses oksidasi molekul
penghasil energi. Selanjutnya ATP yang terbentuk dialirkan ke proses reaksi
biologis yang membutuhkan energi untuk hidrolisis menjadi ADP dan Pi
sekaligus melepaskan energi yang dibutuhkan oleh proses biologi tersebut.
Demikian seterusnya sehingga terjadi suatu daur ulang ATP-ADP secara terus
menerus pada gambar 1.3.

12
Daur Ulang ATP-ADP
Selain itu, terjadi perubahan energi di dalam mitokondria yang biasa disebut
dengan Siklus Krebs (termodinamika dalam biologi) pada gambar 1.4.

Siklus Kreb

3. Hukum Termodinamika 3
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
2. Termodinamika Tak Balik

Jika setiap sistem biologis nyata diselidiki lebih cermat, akan tampak jelas
bahwa itu adalah suatu sistem yang tidak seimbang. Berbagai jenis karbohidrat,
protein dan lipid semuanya keberadaannya bersama molekul oksigen, sedangkan
keseimbangan mencakup pengubahannya menjadi karbon dioksida dan air.
Muatan-muatan listrik terpisah di kedua belah sisi membran dan perbedaan
konsentrasi terjadi di kedua belah sisi membran sel-sel hidup. Semua ini adalah
keadaan-keadaan tidak seimbang. Hewan hidup secara terus-menerus
menampilkan badan dan posisinya dalam ketidak seimbangan mekanis. Pada
tumbuhan, ketidak seimbangan tampak pada penyimpanan energi sinar matahari
dalam bentuk gula. Jadi, sistem kehidupan akan sesuai jika dikaji dengan
menggunakan termodinamika ketidak seimbangan. Karena pada umumnya,

13
perubahan dari keadaan tidak seimbang menjadi seimbang itu tak balik, cabang
kajian ini sering di sebut termodinamika tak balik.

Untuk memperkenalkan termodinamika tak balik, akan lebih mudah


mengungkapkan kembali hukum ke dua dalam bentuk lain. Salah satu
perumusannya menyatakan bahwa tidak mungkin dihasilkan kerja mekanis dari
suatu sumber kalor tunggal dengan mendinginkannya sampai dibawah suhu
benda-benda sekelilingnya. Dengan kata lain, setiap proses melingkar yang
kembali ke keadaan awalnya, dapat di ungkapkan secara simbolis dengan

(1)

Dengan indeks 1 menunjukkan bahwa hanya ada satu tandon kalor. (suatu syarat
yang cukup, tetapi tidak perlu, adalah bahwa daur itu isotermal ). Pertidaksamaan
di atas hanya berlaku jika prosesnya dapat balik. Dua contoh berikut memberikan
gambaran sistem fisis ideal yang prosesnya tak balik, merupakan penerapan dasar
pertidaksamaan (1)

Contoh pertama meninjau suatu proses melingkar terdiri atas tiga bagian, seperti
ditunjukkan oleh gambar 1. Cabang pertama, dari titik 1 ke titik 2 adalah suatu
proses adiabatik tak balik ( suatu proses adiabatik adalah proses yang terjadi tanpa
peralihan energi kalor ). Untuk menghitung perubahan entropinya, daur itu
disempurnakan dengan suatu proses adiabatik dapat balik dari titik 2 ke titik 3 dan
kemudian proses isotermal kembali ke titik 1. Untuk kedua langkah terakhir ini
berlaku

T3 = T1 dan S3 = S2

Seperti tampak pada gambar 1. Ini adalah suatu daur lengkap, dan karena dE
adalah diferensial eksak, berlaku

(2)

14
Perubahan adiabatik tak balik. Sistem bergerak dari titik 1 ke titik 2 dalam bidang
suhu (T) dan entropi (S) sepanjang lintasan adiabatiktak balik. Daur itu
dilengkapikan oleh dua langkah dapat balik: mula-mula langkah adiabatik dari
titik 2 ke titik 3, dan kemudian langkah isotermal kembali ke titik 1.

Jadi untuk daur ini, hukum pertama termodinamika dapat ditulis

(3)

Seperti diungkapkan oleh persamaan (......1), hukum kedua dapat diterapkan pada
daur ini karena satu-satunya tandon kalor yang terlibat adalah dari 3 ke 1. Maka

Karena itu

(4)

Tetapi δQ tidak ada, kecuali untuk langkah dari 3 ke 1, suatu langkah dapat balik,
maka

(5)

Jadi, entropi itu meningkat pada proses adiabatik tak balik.

Untuk proses isotermal tak balik, kita dapat kembali ke titik awal melalui
proses isotermal dapat baliknya saja, seperti ditunjukkan oleh Gambar 2. Dan

15
persamaan (1) sampai (5) tetap berlaku. Sebutlah titik yang dicapai oleh proses
tak balik itu dengan 2 maka dapat ditulis

Gambar 1.6
Daur isotermal tak balik. Mula – mula sistem bergerak sepanjang lintasan
isotermal tak balik dari titik 1 ke titik 2 dalam bidang entropi (S) dan kemudian
kembali sepanjang lintasan isotermal dapat balik.

Pertidak samaan yang terakhir ini dapat ditulis

(6)

Jadi, sebagai pengganti definisi dS untuk sistem dapat balik terdahulu, telah
ditunjukkan oleh persamaan – persamaan (5) dan (6) bahwa

(7)

baik untuk sistem adiabatik maupun sistem isotermal.

Pada umumnya, pendekatan yang ditempuh untuk mencari perubahan-


perubahan entropi dalam proses tak balik adalah mnghitung perubahan entropi
dengan menyertakan proses dapat balik yang hasil akhirnya mengembalikan sistem
ke titik awalnya. Untuk setiap proses tak balik persamaan (7) selalu berlaku. Oleh sebab
itu, cara yang mudah adalah dengan memecah dS menjadi dua bagian, yang pertama dS e

16
(menyatakan pertukaran kalor dengan lingkungan) dan dS i (menyatakan entropi yang
dihsilkan dari dalam sistem).

Dalam bentuk persamaan pernyataan ini menjadi

dS = dSe + dSi

dSe = (8)

Untuk proses adiabatik,

dSe = 0

karena itu

dS = dSi 0
2.2 Termodinamika Tak Balik Dalam Biologi

Proses termodinamik yang berlangsung secara alami seluruhnya disebut


proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlangsung secara
spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Proses yang tidak dapat
dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel. Contohnya kalor berpindah dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

Penggunaan termodinamika tak balik dalam biologi dapat ditinjau dari


proses metabolisme tubuh. Termodinamika tak balik ini banyak didasarkan pada
hukum termodinamika II namun juga masih berhubungan atau bergantung juga
pada hukum termodinamika yang lain. Proses metabolisme dalam tubuh manusia
dapat disimulasikan sebagai proses adiabatik tak balik, sehingga terdapat
perubahan entropi pada setiap aktifitas yang dilakukan. Sama halnya dengan
entropi yang terjadi pada sistem, dalam tubuh manusia juga terdapat entropi
sistem dan entropi lingkungan yang ada di luar tubuh. Karena pada tubuh manusia
terjadi proses adiabatik tak balik sehingga entropi yang terdapat di lingkungan

17
bernilai nol, sebab yang ditinjau adalah proses yang terjadi dalam tubuh. Secara
matematis proses ini dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut,

Keterangan :

ΔU : perubahan energi pada sistem yang terjadi pada tubuh manusia

Q :Penyerapan kalor (anabolisme)

Pelepasan kalor (katabolisme) W : Kerja tubuh manusia

3. Difusi, Permeabilitas dan Transport aktif

3.1 Permeabilitas Membran Sel

Sel hidup merupakan struktur yang sangat rumit. Dengan penyederhanaan


yang luar biasa, sel dapat dianggap sebagai sebuah kantong protoplasma.
Kantongnya adalah membran sel. Membaran ini merupakan salah satu diantara
beberapa struktur membran yang memisahkan sel menjadi aneka bagian dan
membentuk kerangka kerja yang memungkinkan semua proses kehidupan
berlangsung(Ackerman et all, 1979).

Membran atau plasmalemma menyelubungi sel dengan fungsi mengatur


keluar masuknya zat, menyampaikan atau menerima rangsang, dan strukturnya
terdiri dari dua lapisan lipoprotein yang diantara molekul terdapat pori.Pada
membran terdapat lapisan ganda dan molekul-molekul posfolipid yang letaknya
teratur sedemikian rupa sehingga ujung karbon yang hidropobik terbungkus
sedemikian rupa di dalam sebuah lapisan amorf dalam senyawa lipid. Komponen
protein membran digambarkan sebagai suatu selaput yang menutupi kedua belah
permukaan dan lapisa biomolekul posfolipid. (Prawiranata, 1981).Adanya sifat
hidrofobik di bagian tengah lapisan lipid membran plasma menyebabkan
membran tersebut tidak mudah ditembus oleh molekul polar, sehingga membran
sel mencegah keluarnya komponen-komponen dalam sel yang larut dalam air.
Namun, sel juga memerlukan bahan-bahan nutrisi dan membuang limbahnya ke
luar sel. Untuk memenuhi kebutuhan ini, sel harus mengembangkan suatu
sistem/mekanisme khusus untuk transpor melintasi membran sel. (Subowo, 1995).

18
Gambar 1.7 Membrane dalam aktivitas seluluer

Peranan membran dalam aktivitas seluler yaitu mengatur keluar masuknya


bahan antara sel dengan lingkungannya, antara sel dengan organel-organelnya.
Selain itu membran juga berperan dalam metabolisme sel. Organel-organel sel
seperti nukleus, kloroplas, mitokondria, dan retikulum endoplasma juga
diselubungi membran. Seperti semua membran biologis, membran plasma
memiliki permeabilitas selektif, yakni membran ini memungkinkan beberapa
substansi dapat melintasinya dengannya lebih mudah dari pada substansi yang
lainnya.

Komposisi lipid dan protein penyusun membran bervariasi, bergantung


pada jenis dan fungsi membran itu sendiri. Namun demikian membran
mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bersifat selektif permeabel terhadap
molekul-molekul. Air, gas, dan molekul kecil hidrofobik secara bebas dapat
melewati membran secara difusi sederhana. Ion dan molekul polar yang tidak
bermuatan harus dibantu oleh protein permease spesifik untuk dapat diangkut
melalui membran dengan proses yang disebut difusi terbantu (fasilitated
diffusion). Kedua cara pengangkutan ini disebut transpor pasif. Untuk
mengangkut ion dan molekul dalam arah yang melawan gradien konsentrasi,
suatu proses transpor aktif harus diterapkan. Dalam hal ini protein aktifnya
memerlukan energi berupa ATP, ataupun juga digunakan cara couple lewat proses
antiport dan symport.

19
Membran plasma berfungsi untuk mengasingkan kandungan sel daripada
persekitaran luar. Ia juga dapat mengawal pergerakan bahan ke dalam dan keluar
sel. Molekul-molekul kecil dan bahan larut lipid dapat melalui lapisan lipid
dengan mudah. Contoh molekul-molekul kecil ialah air,oksigen, karbon
dioksida.Selain itu, membran plasma berfungsi untuk melindungi organel-organel
di dalam sel.

Sifat khusus membran lainnya disamping susunan kimianya adalah sifat


fungsionalnya yang semi permeabel (permeabel diferensial). Air melalui
membran secara pasif berdasarkan gradien potensial air. Beberapa larutan dapat
lewat tetapi dengan kecepatan dan mekanisme yang berbeda-beda. Pada membran
tidak hidup, perbedaan permeabilitas bergantung pada besar kecilnya molekul
yang hendak lewat dan ditentukan pula oleh besarnya pori-pori membran. Tetapi
pada membran plasma(sel hidup) besarnya molekul tidak berpengaruh. Hal ini
diduga ada kaitannya dengan kelarutan zat itu dalam salah satu komponen
membran. Jadi, membran bukan sekedar lapisan yang pasif. (Tim Fisiologi
Tumbuhan, 2008).

Adanya muatan pada membran menyebabkan terjadinya potensial.


Konsentrasi keseimbangan ion dari dua belah sisi membran berbeda. Proses
tercapainya keseimbangan dari berbagai keadaan tidak seimbang merupakan
contoh termodinamika larutan balik yang terjadi pada sistem biologi. Membran
mempunyai dua fungsi yaitu memberikan kerangka luar dari proses kehidupan
dan pemisahan sitoplasma. Membran memisahkan protoplasma menjadi bagian-
bagian tetapi pemisahan itu selektif. (Lovelles, 1991).

Suatu membran tetap berwujud fluida begitu suhu turun, hingga akhirnya
pada beberapa suhu kritis, fosfolipid mengendap dalam suatu susunan yang rapat
dan membrannya membeku. Suhu beku membran tergantung pada komposisi
lipidnya. Membran tetap berwujud fluida pada suhu yang lebih rendah jika
membran itu mengandung banyak fosfolipid dengan ekor hidrokarbon tak jenuh.
Suatu sel dapat mengubah komposisi lipid membrannya dalam tingkatan tertentu
sebagai penyesuaian terhadap suhu yang berubah. Misalnya, dalam banyak
tumbuhan yang dapat bertahan pada kondisi yang sangat dingin, persentase

20
fosfolipid tak jenuh meningkat dalam musim gugur, suatu adaptasi yang
menghalangi pembekuan membran selama musim dingin. (Campbell, dkk, 2002).

Gambar 1.7 Difusi

1. Difusi

Istilah difusi berasal dari bahasa Latin Diffundere yang artinya


"menyebar". Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau
mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi
walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.

Difusi adalah peristiwa di mana terjadi tranfer materi melalui materi lain.
Transfer materi ini berlangsung karena atom atau partikel selalu bergerak oleh
agitasi thermal. Walaupun sesungguhnya gerak tersebut merupakan gerak acak
tanpa arah tertentu, namun secara keseluruhan ada arah neto dimana entropi akan
meningkat. Difusi merupakan proses irreversible. Pada fasa gas dan cair,
peristiwa difusi mudah terjadi; pada fasa padat difusi juga terjadi walaupun
memerlukan waktu lebih lama.

Difusi adalah suatu proses yang amat cepat apabila terjadi dalam satu sel
biologi. Tetapi dalam skala makroskopik proses itu dapat menjadi amat lambat
jika tidak dibantu dengan pengadukan dan konveksi. Misalnya, jika orang
memasukkan beberapa sendok gula ke dalam secangkir kopi, gula akan tenggelam
di alas. Sesudah itu terjadilah suatu lapisan tipis kopi yang jenuh dengan gula.
Tanpa pengadukan molekul-molekul gula itu akan menyebar perlahan-lahan, yaitu
mendifusi dalam kopi. Untuk keseluruhan secangkir kopi itu, dapat diperlukan

21
berhari-hari untuk mencapai keseimbangan. Dalam skala mikroskopik sel-sel
biologi, dan dalam skala yang lebih kecil lagi pada molekul-molekul pereaksi,
difusi menjadi amat cepat. Molekul dapat medifusi ke seluruh bagian sebuah sel
hanya dalam waktu beberapa milidetik. Difusi terjadi dalam sistem yang tidak
seimbang.

Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup


tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari
udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan
dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah
ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih
tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam
tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam
sel tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika
konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis
dalam sel (Loveless, 1991).

Gambar : Difusi

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam


pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah,
sedangkan osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif
dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat (Kustiyah, 2007). Contoh

22
peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar dan
contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam.

Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak
kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi
melalui dua cara:

Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut
lipid

Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.

Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.

Mekanisme difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple
difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple
difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi
sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul-molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran
sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D,
E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu,
memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2,
HO, dan H2O.

Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang

23
memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut
dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam
amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter
untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang
melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.

1) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi

Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran


plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter. Protein
transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan
terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau
ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu
molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer
glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada
sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut
selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.

Faktor yang mempengaruhi difusi :

1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat

2. BM makin besar difusi makin lambat

3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat

4. Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua


bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.

5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya


difusi, makin cepat proses difusi yang terjadi.

6. Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat
proses difusi.

24
Pada bidang-bidang batas yang terpisahkan oleh membran (misalnya
membrane sel), laju difusinya dapat amat lambat. Walaupun sesungguhnya bukan
merupakan jenis gejala yang berbeda, difusi melalui membran pemisah disebut
permeabilitas.

Macam-macam difusi :

1. Difusi volume

Difusi volume (volume diffusion) adalah transfer materi menembus volume


materi lain. Pada umumnya, atom yang bermigrasi dalam difusi volume pada
padatan menghadapi halangan yang lebih besar dibandingkan dengan halangan
yang dihadapi pada difusi volume dalam cairan atau gas. Hal ini terlihat dari
enthalpi aktivasi atau energi aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya difusi
menembus volume-padatandibandingkan dengan enthalpi aktivasi yang
diperlukan untuk terjadinya difusi menembus volume-cairan atau volume-gas.

Dalam struktur kristal, adanya kekosongan posisi atom memungkinkan atom di


sebelahnya bergerak mengisi kekosongan tersebut sementara ia sendiri
meninggalkan tempat semula yang ia isi menjadi kosong. Posisi kosong yang baru
terbentuk akan memberikan kemungkinan untuk diisi oleh atom di sebelahnya;
dan demikian seterusnya. Mekanisme ini merupakan mekanisme yang paling
mungkin untuk terjadinya difusi internal. Kemungkinan lain adalah adanya atom
yang lepas dari kisi kristalnya dan menjadi atom interstisial dan menjadi mudah
bergerak.

Jika dimensi atom yang berdifusi jauh lebih kecil dari dimensi atom materi yang
harus ditembus, difusi interstisial mudah berlangsung. Mekanisme ini terjadi
misalnya jika karbon, nitrogen, oksigen, dan hidrogen berdifusi ke dalam metal.
Hal yang sama terjadi pada difusi ion-ion alkali ke dalam gelas silikat. Kehadiran
atom-atom asing dalam posisi interstisial metal sangat mempengaruhi sifat-sifat
mekanis metal.

2. Difusi Bidang Batas

25
Apabila di dalam padatan hadir butiran-butiran yang berlainan fasa dengan
material induk, terbentuklah bidang batas antara butiran dengan material induk
dan terjadilah gejala permukaan. Di bidang batas ini terdapat energi ekstra yang
akan menyebabkan materi yang berdifusi cenderung menyusur permukaan.
Peristiwa ini dikenal dengan difusi bidang batas (grain boundary diffusion). Inilah
macam difusi yang ke-dua. Energi aktivasi yang diperlukan pada difusi bidang
batas ini lebih rendah dari energi aktivasi pada difusi volume. Mekanisme ini
dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :

dapat dilihat dalam gambar dibawah ini

Difusi Permukaan

Macam difusi yang ke-tiga terjadi manakala ada retakan; materi yang
berdifusi cenderung menyusur permukaan retakan. Difusi macam ini dikenal
dengan difusi permukaan (surfacediffusion). Konsentrasi di permukaan retakan
lebih tinggi dari konsentrasi di volume. Energi aktivasi yang diperlukan untuk
terjadinya difusi permukaan lebih rendah dibanding dengan energi aktivasi yang
diperlukan untuk terjadinya difusi bidang batas. Gambar dibawah ini secara
skematis menggambarkan macam difusi yang ke-tiga ini.

26
Jadi jika Qvol adalah energi aktivasi untuk difusi volume, Qbb adalah energi
aktivasi untuk difusi bidang batas, dan Qperm adalah energy aktivasi untuk difusi
permukaan, maka

Qvol >Qbb >Qperm

Tidak banyak sistem di mana ketiga macam energi aktivasi tersebut dapat
ditentukan; dari yang sedikit itu diperoleh perbandingan :

Qvol : Qbb : Qperm ≈ 4 : 3 : 2 atau 4 : 2 : 1

Sejalan dengan perbedaan energi aktivasi, maka koefisien difusi mempunyai nilai

Dperm >Dbb >Dvol

Namun perlu diingat bahwa terjadinya difusi tidak hanya ditentukan oleh
koefisien difusi saja. Jumlah materi yang terdifusi ditentukan juga oleh
konsentrasi materi yang ada. Di samping itu luas bidang yang secara efektif
memberikan jalan untuk terjadinya difusi juga memegang peran. Walaupun Dbb

>Dvol namun jika luas permukaan bidang batas ini jauh lebih kecil dari luas
bidang untuk terjadinya difusi volume, maka difusi volume akan lebih dominan.

Transpor Aktif

Transpor aktif adalah pemompaan zat terlarut melintasi membran biologis,


melawan konsentrasinya atau gradien elektrokimia. Kemampuan sel untuk
mempertahankan zat kecil terlarut dalam sitoplasma pada konsentrasi lebih tinggi
dari cairan sekitarnya merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup sel.
Banyak sel-sel hewan, misalnya, menjaga konsentrasi natrium dan kalium yang
sangat berbeda dibandingkan dengan lingkungan mereka. Transpor aktif
memungkinkan sel-sel tidak hanya untuk mempertahankan tingkat zat terlarut
yang layak, tetapi juga untuk memompa ion melintasi gradien elektrokimia.
Proses ini menciptakan tegangan melintasi membran yang dapat dimanfaatkan
untuk kekuatan kerja seluler.

27
Gambar 1.9 Difusi

Untuk memahami transpor aktif, yang pertama harus memahami transpor


pasif. Menurut hukum kedua termodinamika, tanpa masukan energi tambahan,
partikel akan selalu bergerak dari suatu keadaan untuk melawan gangguan
keadaan. Dalam kasus trafik selular, ini berarti bahwa zat terlarut kecil secara
alami akan bergerak dari daerah yang konsentrasi tinggi lebih teratur ke daerah
yang konsentrasi rendah kurang teratur. Hal ini dikenal sebagai difusi menuruni
gradien konsentrasi. Transpor pasif adalah gerakan alami zat terlarut melintasi
membran menuruni gradien konsentrasi.

Sebuah contoh dari jenis protein transpor aktif adalah pompa natrium-
kalium. Karena ion natrium membawa muatan positif dan ion kalium membawa
muatan negatif, ketidakseimbangan ini tidak hanya merupakan gradien
konsentrasi, tetapi juga gradien elektrokimia. Pompa natrium-kalium
memindahkan tiga ion natrium keluar sel untuk setiap dua ion kalium yang
mereka bawa ke dalamnya, sehingga muatan negatif bersih pada sel secara
keseluruhan. Perbedaan muatan pada setiap sisi dari membran selular
menciptakan tegangan potensi membran yang memungkinkan sel untuk bertindak
sebagai baterai, dan bekerja seluler listrik.

Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan
gradien konsentrasi (Hipotonis  Hipertonis). Transpor aktif sangat diperlukan

28
untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi
untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat). Transpor aktif hampir sama

dengan difusi terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa (carrier protein)
saat transpor aktif, yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan
transportasi melawan konsentrasi.

Transpor aktif melibatkan reseptor dan transpoter. Sistem transpor dapat


dijelaskan dalam pengertian fungsional menurut jumlah molekul yang bergerak
dan arah gerakan :

Uniport : satu molekul arah sama

Symport : dua molekul, arah dan waktu bersamaan

Antiport : dua molekul, arah berbeda, dan waktu bersamaan

Gambar 2.0 Sistem Transpor

Dalam mekanisme transpor aktif, terdapat beberapa macam mekanisme,

yaitu :

A.Transpor Aktif Primer

Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP
secara langsung untuk membawa molekul melawan gradien konsentrasi. Akibat
adanya transpor aktif primer ini membuat terjadinya potensi membran.

29
Gambar 2.1

Transpor Aktif

Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K yang masuk ke dalam
sel, dan menjaga gradien konsentrasi ion K dalam sel lebih besar dari pada di luar
sel..

B. Transpor Aktif Sekunder

Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini menggunakan


energi secara berkala. Energi yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk
gradien konsentrasi ion. Pada transpor aktif sekunder, terjadinya bergantung
kepada potensi membran yang ada dan bergantung pada adanya transpor aktif
sekunder.

30
Contoh dari transpor aktif adalah transpor asam amino dan glukosa melewati
membran plasma dengan suatu protein khusus.. Ada beberapa sub mekanisme
transpor aktif sekunder, diantaranya adalah :

I. Transpor aktif sekunder (co-Transport)

Yang disebut sebagai co-transpor pada proses transpor aktif sekunder


adalah ketika pendistribusian masuk sel molekul asam amino dan glukosa
menggunakan protein khusus dan bersamaan dengan masuknya ion nartium
kedalam sel. Hal tersebut menyediakan potensial membran, mengingat transppor
natrium merupakan transpor aktif primer. Hal tersebut terus terjadi meskipun
konsentrasi glukosa dan asam amino dalam sel lebih tinggi. Karena molekul
glukosa dan asam amino tersebut masuk karena menggunakan sebagian energi
datri transpor natrium.

II. Transpor aktif sekunder counter Transport. (Exchange)

Dalam counter transport berlangsung pertukaran partikel, yaitu ketika


molekul ion natrium masuk kedalam sel, ada molekul yang akan seketika itu juga
keluar dari sel. Semisal adalah Na-Ca exchange yang terjadi ketika 1 ion Ca
ditranspor keluar sel, maka akan ada 3 molekul Na yang akan masuk ke dalam sel.
Selain Na-Ca, ada pula NA-H, yang akan mentranspor 1 ion Natrium ketika
beberapa jumlah hidrogen keluar dalam sel. Dalam kasus ini, transpor aktif
sekunder counter transpor telah berjasa mengatur kadar PH dalam sel.

31
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Termodinamika dapat diterapkan dalam berbagai aspek sistem


kehidupan. Penerapan itu mencakup perilaku sistem-sistem enzim,
transpor molekul melawan gradien kimia dan listrik serta dasar molekuler
fungsi membran. Bagian-bagian termodinamika yang paling banyak
penerapannya dalam biologi ditekankan terutama pada konsep-konsep
tentang energi, entropi, dan energi bebas Gibbs.
2. Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan hukum kekekalan
energi. Jumlah energi di alam raya adalah konstan, energi tersebut dapat
dipindahkan atau diubah tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
3. Hukum kedua termodinamika tersebut menyebabkan transformasi energi
yang dilakukan sel tidak dapat menghasilkan efisiensi 100%. Hal ini
dapat dibuktikan saat kita berolahraga, gerakan otot secara terus menerus
akan meningkatkan suhu tubuh.
4. Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum.
5. Penggunaan termodinamika tak balik dalam biologi dapat ditinjau dari
proses metabolisme tubuh. Termodinamika tak balik ini banyak
didasarkan pada hukum termodinamika II namun juga masih
berhubungan atau bergantung juga pada hukum termodinamika yang lain.
6. Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. Difusi melalui membran pemisah disebut permeabilitas. Transpor
aktif adalah pemompaan zat terlarut melintasi membran biologis,
melawan konsentrasinya atau gradien elektrokimia.

32
Daftar Pustaka

Ackerman, Eugne and Lynda B. M Ellis. 1998. Ilmu Biofisika.


Surabaya:Airlangga University Press.

Alonso, M dan Finn, E. J. 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas Jilid 2. Erlangga.


Jakarta

Campbell, dkk. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Gabriel J.F. 1999. Fisika Lingkungan. Jakarta : Penerbit Hipokrates.

Lovelles. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropika.


Bandung : Gramedia Pustaka Utama.

Prawinata, W. 1981. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB


Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung : Angkasa.

Susilowati. 2012. Handout Energi Pada Kehidupan. Malang: Universitas Negeri


Malang.

Sumarjono. 2004. Fisika dasar 1. Malang : UM Press.

33
34

Anda mungkin juga menyukai