PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
zat-zat tertentu.
Dalam penghantaran impuls saraf disebutkan bahwa
konsentrasi ion di dalam akson saraf berbeda dengan di luar.
Perbedaan ini tidak dapat diterangkan dengan difusi pasif melalui
membrane yang hanya disebabkan oleh gaya osmosis dan listrik,
kendatipun efek-efek itupun penting. Tetapi perlu juga
memperhitungkan transport aktif ion-ion tertentu yang
menggunakan energi metabolik. Transpor aktif tidak hanya terbatas
pada membrane akson. Difusi paksa dalam arah yang berbeda
dengan difusi yang disebabkan oleh listrik dan gradien konsentrasi
boleh jadi merupakan kejadian yang biasa di dalam sel.
Rumusan Masalah
Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Keadaan (state) merupakan nilai-nilai terukur pada suatu kondisi.
5. Proses adalah aktifitas perubahan suatu state menuju state lainnya. Ada empat
jenis proses termodinamika yang biasanya terjadi, yaitu:
- Proses isokhorik (volume konstan), pada kondisi ini W = 0, sehingga
∆U = Q
- Proses isobarik (tekanan konstan), pada kondisi ini, W = P . ∆V
- Proses isotermik (suhu konstan), pada kondisi ini, ∆U = 0
- Proses adiabatik (tidak ada penambahkurangan kalor), pada kondisi
ini, Q = 0
6. Kesetimbangan (equilibrium) adalah kondisi dimana keadaan (state ) tidak
berubah atau tetap.
7. Temperatur adalah suatu properti yang menunjukkan apakah suatu objek
berada dalam kesetimbangan termal atau tidak dengan objek lain.
Hukum ke Nol
Hukum ke nol termodinamika atau dikenal dengan Hukum Kesetimbangan
Kalor menyebutkan apabila dua benda dalam keadaan kesetimbangan termal
dengan benda ketiga, maka kedua benda tersebut juga dalam keadaan
kesetimbangan termal walaupun tidak saling bersentuhan. Artinya, selama terjadi
kesetimbangan kalor, maka tidak akan terjadi pemindahan kalor dari satu objek ke
objek lain. Untuk lebih memahami tentang isi hukum ke 0 termodinamika, maka
bunyi hukum ini dapat ditulis ulang dengan kata-kata yang lebih sederhana yaitu
Jika benda A mempunyai temperatur yang sama dengan benda B dan benda B
mempunyai temperatur yang sama dengan benda C maka temperatur benda A
akan sama dengan temperatur benda C atau disebut ketiga benda (benda A, B dan
C) berada dalam kondisi kesetimbangan termal. Kondisi ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
4
Jika 2 benda yang berbeda temperatur bersentuhan, maka dikatakan ke dua benda
itu berada dalam kondisi kontak termal. Permukaan tempat kedua benda
bersentuhan disebut permukaan kontak termal. Panas atau dinginnya suatu benda
ditentukan oleh banyaknya energi panas (kalor) yang diserap oleh molekul benda.
Besarnya derajat panas benda ini disebut temperatur benda atau suhu benda.
Hukum 1 Termodinamika
Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan hukum kekekalan
energi. Jika sistem melakukan usaha sebanyak dW, artinya sistem memberikan
energi memberikan energi ke lingkungan, maka energi internalnya akan berubah
sebesar dU = - dW. Jika sistem menerima kalor dari lingkungannya sebanyak dQ,
maka energi internalnya berubah sebesar dU = dQ. Dengan demikian jika sistem
menerima sejumlah kalor dari lingkungannya, maka sistem melakukan usaha dan
energi internal sistem berubah. Besarnya perubahan energi internal sistem tersebut
adalah
dQ = dW + dU
dengan keterangan :
dU = perubahan energi internal sistem.
dQ = sejumlah kecil kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem.
dW = sejumlah kecil usaha yang dilakukan atau diterima oleh sistem.
Persamaan diatas dikenal dengan pernyataan Hukum Pertama Termodinamika.
(Sumarjono, 2014 : 169)
Proses termodinamika adalah perubahan keadaan gas, yaitu tekanan, volume dan
suhunya. Perubahan ini diiringi dengan perubahan kalor, usaha dan energi
5
dalamnya. Proses-proses yang memiliki sifat-sifat khusus ada empat contoh
seperti berikut.
- Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P
– V proses isobarik dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.
- Proses isotermis adalah proses perubahan gas dengan suhu tetap. Perhatikan
grafikk pada gambar dibawah. Pada proses ini berlaku hukum Boyle.
- Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada
grafik P.Vdapat digambarkan seperti pada gambar dibawah. Karena volumenya
tetap berarti usaha pada gas ini nol, W = 0.
6
Pada proses isokorik, usaha yang dilakukan gas adalah nol, maka Q =ΔU. Dengan
demikian semua kalor yang masuk digunakan untuk menaikkan tenaga dalam
sistem.
- Proses Adiabatis
Hukum 2 Termodinamika
Hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut: Proses
yang paling mungkin untuk terjadi dalam sebuah sistem yang terisolasi adalah
proses dimana entropinya bertambah atau tetap konstan. (Alonso, 1992 : 347).
Atau bisa diartikan “kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke
benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin
ke benda panas”.
7
suatu sistem terisolasi. Apabila sejumlah kalor δQ meninggalkan benda yang
bersuhu T1dan mengalir ke benda lebih dingin yang bersuhu T2, perubahan neto
entropi untuk sistem yang terdiri atas kedua bendaitu,
dS = δQ/T2 – Q/T1
Hukum 3 Termodinamika
Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan proses yang
banyaknya terhingga. Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau
ketaktercapaian hukum ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga
termodinamika adalah hasil percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa
8
bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol. ΔST ialah perubahan entropi
sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan.
Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ΔS T berkurang jika
sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima:
Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu
sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol.
Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-
Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai tiap proses
reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan
yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau
secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara
reversibel.
9
Gambar 1 Gambar 2
Pada gambar 1.1 Harimau memakan mangsanya, merupakan suatu energi yang
nantinya oleh gambar 1.2 dijadikan sebagai energi untuk berlari. Hal tersebut
membuktikan bahwa energi di alam raya adalah konstan, energi tersebut dapat
dipindahkan atau diubah tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
2. Hukum 2 Termodinamika
Setiap perubahan energi menghasilkan diorder atau entropi. Entropi adalah
jumlah diorder (ketidakurutan) dalam suatu sistem. Disorder adalah
keacakan atau ketidakurutan atau ketidakteraturan atau random. Dengan kata lain
hukum termodinamika kedua mengatakan kepada kita bahwa entropi jagad raya
meningkat; setiap perubahan atau pemindahan energi meningkatkan entropi jagad
raya. Secara tersirat bahwa implikasi dari hukum termodinamika kedua ini adalah
apabila suatu sistem menjadi lebih baik, teratur atau tersusun, maka lingkungan di
sekitar sistem tersebut menjadi disorder (tidak teratur). Dan konsep tersebut
memiliki aplikasi langsung pada aktivitas sel. Sebuah sel menghasilkan struktur
teratur berasal dari materi yang mulanya tidak teratur. Hukum kedua
termodinamika tersebut menyebabkan transformasi energi yang dilakukan sel
tidak dapat menghasilkan efisiensi 100%. Hal ini dapat dibuktikan saat kita
berolahraga, gerakan otot secara terus menerus akan meningkatkan suhu tubuh.
Hubungan energi dengan mahluk hidup memiliki arti pembahasan mengenai
reaksi kimia yang terjadi dalam sel. Ada dua reaksi yaitu
reaksi endergonik yaitu reaksi yang membutuhkan input atau pemasukan
energi atau endergonik berarti energi masuk dan
reaksi eksergonik yaitu reaksi kimia yang melepaskan energi atau
eksergonik berarti energi keluar
10
- Penangkapan energi.
- Pemanfaatan energi.
- Perubahan selama metabolisme.
Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama sistem reksi bergerak dari
tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Sebagian
besar energi dilepaskan dalam bentuk panas. Pada sistem nonbiologik dapat
menggunakan energi panas untuk melangsungkan kerjanya dan dapat diubah
menjadi energi mekanik atau energi listrik. Sedangkan pada sistem biologik
bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk memberikan tenaga bagi
proses kehidupan.
Siklus termodinamika dalam sistem biologi salah satunya yaitu siklus kreb
pada metabolisme tubuh, metabolisme di dalam sel yang meliputi anabolisme dan
katabolisme. Pada sistem biologis melibatkan reaksi yang memerlukan energi
(reaksi endergonik/energi masuk) maupun reaksi yang menghasilkan energi
(reaksi eksergonik/energy keluar). Segala proses reaksi kimia yang terjadi tersebut
dinamakan dengan metabolisme. Metabolisme meliputi proses sintesis
(anabolisme) berupa reaksi-reaksi endergonik dan proses penguraian
(katabolisme) berupa reaksi-reaksi eksergonik senyawa atau komponen dalam sel
hidup. Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
1. Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul
kimia yang lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan proses penguraian
molekul besar menjadi molekulkecil
2. Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan katabolisme
melepaskan energi
3. Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi
oksidasi
4. Hasil akhir anabolisme adalah senyawa pemula untuk proses katabolisme.
11
seluler. Fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan memberikan suplai makanan
bagi hampir seluruh kehidupan di dunia secara langsung maupun tidak langsung.
Tumbuhan menggunakan energi matahari untuk mensintesis molekul organik dari
CO2 dan H2O .
12
Daur Ulang ATP-ADP
Selain itu, terjadi perubahan energi di dalam mitokondria yang biasa disebut
dengan Siklus Krebs (termodinamika dalam biologi) pada gambar 1.4.
Siklus Kreb
3. Hukum Termodinamika 3
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
2. Termodinamika Tak Balik
Jika setiap sistem biologis nyata diselidiki lebih cermat, akan tampak jelas
bahwa itu adalah suatu sistem yang tidak seimbang. Berbagai jenis karbohidrat,
protein dan lipid semuanya keberadaannya bersama molekul oksigen, sedangkan
keseimbangan mencakup pengubahannya menjadi karbon dioksida dan air.
Muatan-muatan listrik terpisah di kedua belah sisi membran dan perbedaan
konsentrasi terjadi di kedua belah sisi membran sel-sel hidup. Semua ini adalah
keadaan-keadaan tidak seimbang. Hewan hidup secara terus-menerus
menampilkan badan dan posisinya dalam ketidak seimbangan mekanis. Pada
tumbuhan, ketidak seimbangan tampak pada penyimpanan energi sinar matahari
dalam bentuk gula. Jadi, sistem kehidupan akan sesuai jika dikaji dengan
menggunakan termodinamika ketidak seimbangan. Karena pada umumnya,
13
perubahan dari keadaan tidak seimbang menjadi seimbang itu tak balik, cabang
kajian ini sering di sebut termodinamika tak balik.
(1)
Dengan indeks 1 menunjukkan bahwa hanya ada satu tandon kalor. (suatu syarat
yang cukup, tetapi tidak perlu, adalah bahwa daur itu isotermal ). Pertidaksamaan
di atas hanya berlaku jika prosesnya dapat balik. Dua contoh berikut memberikan
gambaran sistem fisis ideal yang prosesnya tak balik, merupakan penerapan dasar
pertidaksamaan (1)
Contoh pertama meninjau suatu proses melingkar terdiri atas tiga bagian, seperti
ditunjukkan oleh gambar 1. Cabang pertama, dari titik 1 ke titik 2 adalah suatu
proses adiabatik tak balik ( suatu proses adiabatik adalah proses yang terjadi tanpa
peralihan energi kalor ). Untuk menghitung perubahan entropinya, daur itu
disempurnakan dengan suatu proses adiabatik dapat balik dari titik 2 ke titik 3 dan
kemudian proses isotermal kembali ke titik 1. Untuk kedua langkah terakhir ini
berlaku
T3 = T1 dan S3 = S2
Seperti tampak pada gambar 1. Ini adalah suatu daur lengkap, dan karena dE
adalah diferensial eksak, berlaku
(2)
14
Perubahan adiabatik tak balik. Sistem bergerak dari titik 1 ke titik 2 dalam bidang
suhu (T) dan entropi (S) sepanjang lintasan adiabatiktak balik. Daur itu
dilengkapikan oleh dua langkah dapat balik: mula-mula langkah adiabatik dari
titik 2 ke titik 3, dan kemudian langkah isotermal kembali ke titik 1.
(3)
Seperti diungkapkan oleh persamaan (......1), hukum kedua dapat diterapkan pada
daur ini karena satu-satunya tandon kalor yang terlibat adalah dari 3 ke 1. Maka
Karena itu
(4)
Tetapi δQ tidak ada, kecuali untuk langkah dari 3 ke 1, suatu langkah dapat balik,
maka
(5)
Untuk proses isotermal tak balik, kita dapat kembali ke titik awal melalui
proses isotermal dapat baliknya saja, seperti ditunjukkan oleh Gambar 2. Dan
15
persamaan (1) sampai (5) tetap berlaku. Sebutlah titik yang dicapai oleh proses
tak balik itu dengan 2 maka dapat ditulis
Gambar 1.6
Daur isotermal tak balik. Mula – mula sistem bergerak sepanjang lintasan
isotermal tak balik dari titik 1 ke titik 2 dalam bidang entropi (S) dan kemudian
kembali sepanjang lintasan isotermal dapat balik.
(6)
Jadi, sebagai pengganti definisi dS untuk sistem dapat balik terdahulu, telah
ditunjukkan oleh persamaan – persamaan (5) dan (6) bahwa
(7)
16
(menyatakan pertukaran kalor dengan lingkungan) dan dS i (menyatakan entropi yang
dihsilkan dari dalam sistem).
dS = dSe + dSi
dSe = (8)
dSe = 0
karena itu
dS = dSi 0
2.2 Termodinamika Tak Balik Dalam Biologi
17
bernilai nol, sebab yang ditinjau adalah proses yang terjadi dalam tubuh. Secara
matematis proses ini dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut,
Keterangan :
18
Gambar 1.7 Membrane dalam aktivitas seluluer
19
Membran plasma berfungsi untuk mengasingkan kandungan sel daripada
persekitaran luar. Ia juga dapat mengawal pergerakan bahan ke dalam dan keluar
sel. Molekul-molekul kecil dan bahan larut lipid dapat melalui lapisan lipid
dengan mudah. Contoh molekul-molekul kecil ialah air,oksigen, karbon
dioksida.Selain itu, membran plasma berfungsi untuk melindungi organel-organel
di dalam sel.
Suatu membran tetap berwujud fluida begitu suhu turun, hingga akhirnya
pada beberapa suhu kritis, fosfolipid mengendap dalam suatu susunan yang rapat
dan membrannya membeku. Suhu beku membran tergantung pada komposisi
lipidnya. Membran tetap berwujud fluida pada suhu yang lebih rendah jika
membran itu mengandung banyak fosfolipid dengan ekor hidrokarbon tak jenuh.
Suatu sel dapat mengubah komposisi lipid membrannya dalam tingkatan tertentu
sebagai penyesuaian terhadap suhu yang berubah. Misalnya, dalam banyak
tumbuhan yang dapat bertahan pada kondisi yang sangat dingin, persentase
20
fosfolipid tak jenuh meningkat dalam musim gugur, suatu adaptasi yang
menghalangi pembekuan membran selama musim dingin. (Campbell, dkk, 2002).
1. Difusi
Difusi adalah peristiwa di mana terjadi tranfer materi melalui materi lain.
Transfer materi ini berlangsung karena atom atau partikel selalu bergerak oleh
agitasi thermal. Walaupun sesungguhnya gerak tersebut merupakan gerak acak
tanpa arah tertentu, namun secara keseluruhan ada arah neto dimana entropi akan
meningkat. Difusi merupakan proses irreversible. Pada fasa gas dan cair,
peristiwa difusi mudah terjadi; pada fasa padat difusi juga terjadi walaupun
memerlukan waktu lebih lama.
Difusi adalah suatu proses yang amat cepat apabila terjadi dalam satu sel
biologi. Tetapi dalam skala makroskopik proses itu dapat menjadi amat lambat
jika tidak dibantu dengan pengadukan dan konveksi. Misalnya, jika orang
memasukkan beberapa sendok gula ke dalam secangkir kopi, gula akan tenggelam
di alas. Sesudah itu terjadilah suatu lapisan tipis kopi yang jenuh dengan gula.
Tanpa pengadukan molekul-molekul gula itu akan menyebar perlahan-lahan, yaitu
mendifusi dalam kopi. Untuk keseluruhan secangkir kopi itu, dapat diperlukan
21
berhari-hari untuk mencapai keseimbangan. Dalam skala mikroskopik sel-sel
biologi, dan dalam skala yang lebih kecil lagi pada molekul-molekul pereaksi,
difusi menjadi amat cepat. Molekul dapat medifusi ke seluruh bagian sebuah sel
hanya dalam waktu beberapa milidetik. Difusi terjadi dalam sistem yang tidak
seimbang.
Gambar : Difusi
22
peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar dan
contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam.
Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak
kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi
melalui dua cara:
Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut
lipid
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple
difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple
difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi
sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul-molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran
sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D,
E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu,
memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2,
HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang
23
memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut
dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam
amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter
untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang
melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.
6. Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat
proses difusi.
24
Pada bidang-bidang batas yang terpisahkan oleh membran (misalnya
membrane sel), laju difusinya dapat amat lambat. Walaupun sesungguhnya bukan
merupakan jenis gejala yang berbeda, difusi melalui membran pemisah disebut
permeabilitas.
Macam-macam difusi :
1. Difusi volume
Jika dimensi atom yang berdifusi jauh lebih kecil dari dimensi atom materi yang
harus ditembus, difusi interstisial mudah berlangsung. Mekanisme ini terjadi
misalnya jika karbon, nitrogen, oksigen, dan hidrogen berdifusi ke dalam metal.
Hal yang sama terjadi pada difusi ion-ion alkali ke dalam gelas silikat. Kehadiran
atom-atom asing dalam posisi interstisial metal sangat mempengaruhi sifat-sifat
mekanis metal.
25
Apabila di dalam padatan hadir butiran-butiran yang berlainan fasa dengan
material induk, terbentuklah bidang batas antara butiran dengan material induk
dan terjadilah gejala permukaan. Di bidang batas ini terdapat energi ekstra yang
akan menyebabkan materi yang berdifusi cenderung menyusur permukaan.
Peristiwa ini dikenal dengan difusi bidang batas (grain boundary diffusion). Inilah
macam difusi yang ke-dua. Energi aktivasi yang diperlukan pada difusi bidang
batas ini lebih rendah dari energi aktivasi pada difusi volume. Mekanisme ini
dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :
Difusi Permukaan
Macam difusi yang ke-tiga terjadi manakala ada retakan; materi yang
berdifusi cenderung menyusur permukaan retakan. Difusi macam ini dikenal
dengan difusi permukaan (surfacediffusion). Konsentrasi di permukaan retakan
lebih tinggi dari konsentrasi di volume. Energi aktivasi yang diperlukan untuk
terjadinya difusi permukaan lebih rendah dibanding dengan energi aktivasi yang
diperlukan untuk terjadinya difusi bidang batas. Gambar dibawah ini secara
skematis menggambarkan macam difusi yang ke-tiga ini.
26
Jadi jika Qvol adalah energi aktivasi untuk difusi volume, Qbb adalah energi
aktivasi untuk difusi bidang batas, dan Qperm adalah energy aktivasi untuk difusi
permukaan, maka
Tidak banyak sistem di mana ketiga macam energi aktivasi tersebut dapat
ditentukan; dari yang sedikit itu diperoleh perbandingan :
Sejalan dengan perbedaan energi aktivasi, maka koefisien difusi mempunyai nilai
Namun perlu diingat bahwa terjadinya difusi tidak hanya ditentukan oleh
koefisien difusi saja. Jumlah materi yang terdifusi ditentukan juga oleh
konsentrasi materi yang ada. Di samping itu luas bidang yang secara efektif
memberikan jalan untuk terjadinya difusi juga memegang peran. Walaupun Dbb
>Dvol namun jika luas permukaan bidang batas ini jauh lebih kecil dari luas
bidang untuk terjadinya difusi volume, maka difusi volume akan lebih dominan.
Transpor Aktif
27
Gambar 1.9 Difusi
Sebuah contoh dari jenis protein transpor aktif adalah pompa natrium-
kalium. Karena ion natrium membawa muatan positif dan ion kalium membawa
muatan negatif, ketidakseimbangan ini tidak hanya merupakan gradien
konsentrasi, tetapi juga gradien elektrokimia. Pompa natrium-kalium
memindahkan tiga ion natrium keluar sel untuk setiap dua ion kalium yang
mereka bawa ke dalamnya, sehingga muatan negatif bersih pada sel secara
keseluruhan. Perbedaan muatan pada setiap sisi dari membran selular
menciptakan tegangan potensi membran yang memungkinkan sel untuk bertindak
sebagai baterai, dan bekerja seluler listrik.
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan
gradien konsentrasi (Hipotonis Hipertonis). Transpor aktif sangat diperlukan
28
untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi
untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat). Transpor aktif hampir sama
dengan difusi terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa (carrier protein)
saat transpor aktif, yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan
transportasi melawan konsentrasi.
yaitu :
Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP
secara langsung untuk membawa molekul melawan gradien konsentrasi. Akibat
adanya transpor aktif primer ini membuat terjadinya potensi membran.
29
Gambar 2.1
Transpor Aktif
Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K yang masuk ke dalam
sel, dan menjaga gradien konsentrasi ion K dalam sel lebih besar dari pada di luar
sel..
30
Contoh dari transpor aktif adalah transpor asam amino dan glukosa melewati
membran plasma dengan suatu protein khusus.. Ada beberapa sub mekanisme
transpor aktif sekunder, diantaranya adalah :
31
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
32
Daftar Pustaka
33
34