Pelecehan seksual terhadap anak didefinisikan sebagai memperalat anak yang
secara psikososial dan tidak kompeten secara seksual untuk hasrat dan kebutuhan seksual melalui kekerasan, ancaman atau muslihat. Di antara faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena pelecehan seksual dapat didaftarkan sebagai: tumbuh dalam keluarga yang cerai-berai, adanya gangguan kejiwaan, riwayat pelecehan seksual dan kurangnya dukungan sosial. Hipotesis pelaku pelecehan seksual pada anak menyatakan bahwa pada orang-orang, khususnya laki-laki, yang terpapar pelecehan terutama di masa kanak-kanak berisiko menjadi pelaku kekerasan. Angka kejadian pelecehan seksual telah ditemukan menjadi 3 hingga 37% pada anak laki-laki dan 7 hingga 53% pada anak perempuan. Mayoritas individu yang dilecehkan adalah perempuan sementara mayoritas pelaku adalah laki-laki. Diketahui bahwa riwayat pelecehan seksual masa kanak-kanak dapat menyebabkan banyak gangguan kejiwaan di masa depan. Dalam laporan kasus kami, pelaku mengalami acute stress disorder (ASD) atau gangguan stress akut (GSA) karena pelecehan seksual, tidak menerima perawatan psikiater apa pun pada waktu itu dan diasingkan oleh keluarganya, yang kemudian melakukan pelecehan terhadap dua anak. Semua kasus serupa yang terkena pelecehan seksual harus menerima evaluasi kejiwaan dan program tindak lanjut wajib. Psikiater harus memantau kasus-kasus ini secara dekat dalam hal preventive psychiatry atau psikiatri pencegahan. Telah dinyatakan bahwa kasus-kasus pelecehan seksual melaporkan pengalaman mereka tersebut pada angka sekitar 15%. Penyebab paling penting dari kerahasiaan ini adalah kekhawatiran bahwa keluarga tidak akan mempercayainya. Untuk pengenalan dini pelecehan seksual, pengobatan gangguan kejiwaan yang berkembang, dan meminimalisasi lingkaran-setan pelaku pelecehan, korban pelecehan seksual harus menjalani evaluasi kejiwaan yang komprehensif dan program tindak lanjut / follow up. Pada jurnal ini menjelaskan bahwa pelecehan sexual yang terjadi dapat menimbulkan trauma psikis dan mempengaruhi kejiawaan terhadap anak, trauma kejiwaan pada anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kehidupan sosial korban, menjelaskan tindakan pelecehan sexual akan membuat perubahan gangguan orientasi sexual, menerangkan pentingnya pengobatan baik secara fisik atau mental demi kelangsungan kehidupan korban dan menjelaskan bahwa penting mengetahui penilain temuan klinis pada pemeriksaan pada korban kekerasan sesuak pada anak. Pada jurnal ini tidak menjelaskan secara detail gangguan pskiatri/ penyakit kejiwaan yang terjadi pada anak tersebut, gangguan pelecehan yang dialami oleh pelaku(babysister) tidak dijelaskan secara lebih rinci, tidak menjeleskan secara secara rinci penatalaksanaan atau tidak lanjut terhadap korban dan tidak menjelaskan bagaimana memutuskan lingkaran setan dan pencegahan hal tersebut.