TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Definisi
Veruka adalah proliferasi jinak dari kulit dan mukosa yang merupakan infeksi virus
papiloma. Virus ini tidak memperlihatkan tanda dan gejala yang akut, namun menginduksi
lesi yang tumbuh perlahan yang memberikan gambaran subklinis dalam periode waktu yang
lama. Veruka vulgaris atau kutil merupakan infeksi human papilloma humanus yang
bermanifestasi di kulit dan bersifat jinak, disebut juga kutil atau common wart. Penyakit ini
biasanya terjadi pada anak-anak, dewasa muda, dan pasien imunosupresi. Virus dapat
ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung, namun kemungkinan penularan
2. Epidemiologi
Veruka vulgaris dapat timbul pada segala usia, kelainan meningkat selama umur
sekolah dan menurun setelah umur 20 tahun. Veruka Vulgaris diperkirakan mempengaruhi
sekitar 7-12% dari populasi meskipun frekuensinya tidak diketahui. Frekuensi meningkat
juga terlihat di antara pasien imunosupresi. Meskipun kutil dapat mempengaruhi ras apapun,
kutil umumnya muncul sekitar dua kali lebih sering pada orang kulit putih daripada orang
kulit hitam atau Asia. Pria dan wanita pendekatan rasio 1:1.2,3
Umumnya prevalensi sangat bervariasi antara kelompok umur, populasi dan periode
waktu. Dua studi besar mengenai populasi menemukan tingkat prevalensi masing-masing 0-
4% dan 12-9%. Tingkat prevalensi tertinggi adalah pada anak-anak dan dewasa muda. Studi
pada populasi sekolah telah menunjukkan tingkat prevalensi 12% pada anak usia 4-6 tahun
dan 24% pada 16-18 tahun. Insiden usia spesifik kutil non-genital berbeda dari kutil genital
1
2.1. Etiologi
Virus HPV tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA, dengan
karakteristik replikasi terjadi intranuklear. Ada 120 jenis tipe papilomavirus yang dapat
menginfeksi manusia. Virus HPV dibagi berdasarkan tiga kategori, antara lain tipe kutanes
(nongenital) seperti HPV-1, -2, -3, and -4; tipe mukosa genital seperti HPV-6, -11, -16, and -
18; dan tipe-tipe yang terisolasi dari verruciformis epidermodisplasia seperti HPV-5 and -8
(Table 223-1). Hipotesis mengenai hubungan antara genotip HPV menunjukkan subtype
virus yang berhubungan erat secara sekuens DNA cenderung untuk menunjukkan lesi yang
mirip, misalnya HPV-3 dan HPV-10 yang menginduksi veruka plana; HPV-6 dan HPV-11
yang menginduksi kutil genitomukosal (kondiloma akuminata); dan HPV-5 dan HPV-8 yang
Masa inkubasi bervariasi mulai dari berminggu-minggu sampai satu tahun. Jenis-jenis
kutil dapat bervariasi tergantung daripada kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya.
Pertahanan tubuh terhadap resiko HPV bergantung pada imunitas seluler, karena jika
imunitas seluler menurun, kejadian kutil lebih besar, penyebaran lebih luas dan ada risiko
Risiko penularan dari ibu ke anak dengan perkembangan penyakit selanjutnya pada
anak telah diperkirakan antara 1 dalam 80 sampai 1 dalam 1500. Cara transmisi kutil
menyebar dengan kontak langsung atau tidak langsung langsung (melalui objek yang
terkontaminasi). Penurunan fungsi penghalang epitel, oleh trauma ( termasuk lecet ringan),
maserasi atau keduanya, sebagai faktor predisposisi untuk inokulasi virus, dan umumnya di
asumsikan sebagai cara masuknya infeksi paling tidak pada lapisan keratin kulit. Bergantung
pada jenis kutil yang ditemukan ada yang terdapat terutama pada usia anak atau pada usia
dewasa.1
2
1. Common wart di tangan mungkin menyebar luas bulat di kuku pada mereka yang
menggigit kuku atau kulit periungual, lebih pada anak yang sering mengisap jari dan
2. Tukang daging, tukang ikan dan unggas memiliki insiden tinggi kutil pada tangan,
dikaitkan dengan cedera kulit dan kontak lama dengan daging basah dan air.
Faktor-faktor yang diduga dapat menyebabkan terjadinya veruka adalah antara lain:1
d. Pekerjaan yang menggunakan tangan untuk mengolah dan mengemas daging dan
ikan
2.2. Patogenesis
Infeksi HPV melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel masuk melalui defek
pada epitel. Setelah terjadi inokulasi HPV, veruka biasanya muncul dalam 2 sampai 9 bulan.
Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi subklinis yang relatif panjang dan
dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari virus infeksius. Permukaan kasar dari kutil
dapat merusak kulit yang berdekatan dan memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang
berdekatan, dengan perkembangan kutil yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap
lesi yang baru diakibatkan paparan atau penyebaran dari kutil yang lain. Tidak ada bukti yang
menyakinkan untuk diseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus pada kulit yang
berlawanan sering kali terlihat pada jari- jari yang berdekatan dan di region anogenital.1
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya banyak virus
seperti virus herpes simpleks. Oleh karena itu, virus tidak memiliki selubung lipoprotein yang
menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh kondisi lingkungan seperti
3
pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol. HVP memiliki kebutuhan yang tinggi
akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat diferensiasi tertentu. Hal ini menyebabkan
proliferasi keratinosit yang sebagian mengalami keratinisasi dan akhirnya melindungi virus
ini dari eliminasi oleh sistem imun. Lesi ini bisa sporadik, rekuren, atau persisten.1
Veruka vulgaris terutama terdapat pada anak, tetapi juga dapat terjadi pada dewasa dan
demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung.
Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi
berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa), berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau
abu-abu tua, dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm. Dengan goresan dapat timbul
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-anak kutil
dalam jumlah yang banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang
sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di daerah muka dan
kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan yang tegak lurus pada permukaan kulit dan
permukaannya verukosa disebut sebagai verukosa filiformis. Kutil tersebut tumbuh keras dan
4
2.4.Diagnosis
2.4.1. Anamnesis
Veruka vulgaris biasanya tidak disertai gejala prodromal. Pasien biasanya mengeluhkan
adanya kutil pada kulit dan mukosa. Papul yang lama kelamaan membesar biasanya
mengarahkan pada diagnosis kutil virus. Perlu diperhatikan usia pasien, biasanya kutil terjadi
pada anak-ana dan orang dewasa sehat. Pekerjaan yang berhubungan dengan daging mentah
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan veruka vulgaris
biasanya didapatkan papul padat abu-abu, verukosa, keratotik, ukuran beberapa mm sampai 1
cm, bila berkonfluensi dapat menjadi lebih besar. Lokasi dapat di mana saja, tapi yang paling
sering di punggung tangan dan jari tangan. Biasanya asimtomatik, tetapi dapat nyeri bila
tumbuh di palmar atau plantar dan merusak kuku bila tumbuh pada lipatan atau bawah kuku.
Pada anak-anak dapat di wajah dan leher. Apabila dilakukan goresan, akan timbul inokulasi
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak kutil dalam
jumlah banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang dapat sembuh
sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di daerah wajah dan kulit
kepala berbentuk seperti penonjolan yang tegak lurus pada permukaan kulit, dan
Menurut sifat progresinya, wujud kelainan kulit pada veruka vulgaris adalah mula-mula
papul kecil seukuran kepala jarum, warna kulit seperti biasa, jernih, kemudian tumbuh
5
a. Veruka vulgaris: bentuk papul verukosa yang keratotik, kasar, dan bersisik. Lesi
dapat berdiameter kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 cm dan dapat berkonfluens
c. Veruka plana: papul yang sedikit meninggi dengan bagian atas yang datar,
a. Veruka palmar dan plantar: lesi berupa papul hiperkeratotik, tebal dan endofitik
b. Veruka mosaik: veruka palmar atau plantar yang meluas membentuk plak.
c. Butcher’s wart: papul verukosa yang biasanya multipel pada palmar, periungual,
Pada veruka mukosa lesi umumnya kecil, berupa papul lunak, berwarna merah muda
atau putih. Biasanya ditemukan di gusi, mukosa, labial, lidah, dan palatum durum. Terkadang
Biopsi kulit bila perlu umtuk pemeriksaan histopatologis yang akan menunjukkan
hiperkeratosisi dan akantosis, tanpa papilomatosis, dan rate ridges memanjang ke arah
medial.2
Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil. Pembuluh
darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis. Sel yang terinfeksi
HPV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan kelompok padat granul-granul
keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat terdiri dari protein HPVE4 (E1-E4) dan
tidak menunjukkan banyaknya partikel-partikel virus. Kutil yang datar kurang memiliki
6
akantosis dan hiperkeratosis dan tidak memiliki parakeratosis atau papillomatosis. Sel
Gambar :
4) Kista horn dengan keratinosit yang mild atypia dan gambaran inflamasi.
2.5.Diagnosis Banding
Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang biasa
menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan kulit yang normal
akan kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah dilakukan pencukuran pada
7
permukaan yang hiperkeratotik. Adanya kapiler ini membantu untuk membedakan kutil dari
corns atau kalus. HPV dapat dianggap sebagai keratosis seboroik, kalus, corn, lichen planus,
2.6.Tatalaksana
hiegene perorangan dari kelompok yang tinggal bersama pasien. Serta menghindari kontak
langsung kulit dengan kulit. Pasien juga sebaiknya menghindari pemakaian barang pribadi
secara bersama-sama, serta menggunakan alas kaki saat menggunakan toilet umum. Hal ini
Untuk mengurangi risiko auto-inoklasi, pasien tidak boleh menggaruk lesi, menggigit
Dengan medikamentosa, dapat dilakukan dekstruksi dengan bedah listrik, atau bedah
beku N2 cair (cryoteraphy), destruksi dengan bahan keratolitik, pemberian bahan kaustik, atau
lainnya secara topikal, misalnya asidium salisilikum 25-50%, trikloroasetat 25%, fenol
liquefaktum. Bahan topikal lain yang dapat digunakan adalah kantaridin, imiquimod, 5
2.7.Prognosis
Bila destruksi baik, tidak terjadi rekurensi. Akan tetapi penyakit ini sering residif
walaupun diberikan pengobatan yang adekuat. Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam
waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3 bulan dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang
sebelumnya telah terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru
8
daripada mereka tidak pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti jenis virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil.2,10
9
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. HT
Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Siswa
Agama : Islam
Suku : Minang
ANAMNESIS
Seorang laki-laki berusia 15 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M.
Keluhan utama
Kutil yang bertambah banyak pada pipi kanan sejak 1 tahun yang lalu.
Awalnya terdapat kutil berjumlah 1 buah pada pipi kanan sejak 2 tahun yang lalu, lama
kelamaan kutil bertambah banyak di pipi kanannya dan terasa nyeri namun tidak gatal.
Pasien sering memegang kutilnya dan tidak mencuci tangan setelah itu.
10
Pasien kadang mencuci muka dan mandi 2x sehari.
Riwayat Pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5oc
b. Status Dermatologikus
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Bulat
Susunan : Soliter
Batas : Tegas
Ukuran : Lentikular
12
RESUME
Seorang laki-laki berusia 15 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada tanggal 13 Februari 2019 dengan keluhan Kutil yang bertambah banyak
pada pipi kanan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya terdapat kutil berjumlah 1 buah pada pipi
kanan sejak 2 tahun yang lalu, lama kelamaan kutil bertambah banyak di pipi kanannya dan
terasa nyeri namun tidak gatal. Pasien sering memegang kutilnya dan tidak mencuci tangan
setelah itu. Status Dermatologikus didapatkan lokasi pipi bagian kanan, distribusi
terlokalisir, bentuk bulat, susunan soliter, batas tegas, ukuran lentikular, efloresensi plak ke
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan rutin
- Pemeriksaan anjuran
Pemeriksaan histopatologis
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Umum
dengan kutil agar kutil tidak menyebar ke daerah kulit yang sehat
13
- Edukasi pasien untuk tidak menyikat, menjepit, mencukur, menggaruk, atau
menggunting kutil
Khusus
- Gentamisin ointment
PROGNOSIS
14
BAB III
DISKUSI
Seorang laki-laki berusia 15 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada tanggal 13 Februari 2019 dengan keluhan Kutil yang bertambah banyak
pada pipi kanan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya terdapat kutil berjumlah 1 buah pada pipi
kanan sejak 2 tahun yang lalu, lama kelamaan kutil bertambah banyak di pipi kanannya dan
terasa nyeri namun tidak gatal. Pasien sering memegang kutilnya dan tidak mencuci tangan
setelah itu. status Dermatologikus didapatkan lokasi pipi bagian kanan, distribusi terlokalisir,
bentuk bulat, susunan soliter, batas tegas, ukuran lentikular, efloresensi plak ke abu-abuan
permukaan verukosa.
fisik. Veruka vulgaris adalah papul verukosa yang disebabkan oleh infeksi virus human
papiloma virus dan dapat menyebar karena autoinokulasi. Pada pasien ini memiliki
kebiasaan memegang kutil dan tidak mencuci tangan setelah itu, kemungkinan hal inilah
Pasien ditatalaksana dengan diberikan terapi umum dan khusus.Terapi umum pada
pasien berupa edukasi mengenai informasi penyakit, pengobatan, dan pentingnya menjaga
higiene personal.Terapi khusus yaitu dengan terapi elekrokauter dengan anestesi lokal untuk
Prognosis dari pasien ini secara keseluruhan adalah baik, jika pasien mau dan mampu
mengubah kebiasan untuk lebih menjaga higiene dan patuh dalam menjalankan pengobatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editor. Fitzpatrick’s
2011;84(3):288-93.
2. Adni D, Mochtar H, Siti A. Veruka Vulgaris dan Veruka Plana. Dalam: Herman C,
editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke- 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open: 2009. p.111-116.
5. Adni D, Mochtar H, Siti A. Veruka Vulgaris dan Veruka Plana. Dalam: Handoko,
R.P, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke- 6. Jakarta: Fakultas
Techniques in The Open Dermatology Journal, Vol. 3. Bentham Open: 2017. p. 90-
102.
7. IDI. Panduan Praktik Klinis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakart: 2014.
p.426-427.
8. Sterling J.C, Gibbs S, Haque S.S, Mustafa M.F, Handifield-Jons S.E. british
Dermatol: 2014:171(4):696-712.
16
10. Gayle S. Westhoven.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the Granular Layer in
17