3,8-10 Lesi
ini disebut juga dengan abses periodontal lateral atau abses parietal.8-10 Abses periodontal diketahui
sebagai lesi yang dapat dengan cepat merusak jaringan periodonsium terjadi selama periode waktu yang
terbatas serta mudah diketahui gejala klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi lokal pus dan terletak
di dalam saku periodontal.2,5
a. Abses gingiva
Abses gingiva merupakan infeksi lokal purulen yang terletak pada marginal gingiva atau papila
interdental dan merupakan lesi inflamasi akut yang mungkin timbul dari berbagai faktor,
termasuk infeksi plak mikroba, trauma, dan impaksi benda asing. Gambaran klinisnya merah, licin,
kadang-kadang sangat sakit dan pembengkakan sering berfluktuasi.3,11,12
b. Abses periodontal
Abses periodontal merupakan infeksi lokal purulen di dalam dinding gingiva pada saku
periodontal yang dapat menyebabkan destruksi ligamen periodontal dan tulang alveolar.11-13
Abses periodontal secara khusus ditemukan pada pasien dengan periodontitis yang tidak dirawat
dan berhubungan dengan saku periodontal yang sedang dan dalam, biasanya terletak diluar
daerah mukogingiva.2,3 Gambaran klinisnya terlihat licin, pembengkakan gingiva mengkilat
disertai rasa sakit, daerah pembengkakan gingivanya lunak karena adanya eksudat purulen dan
meningkatnya kedalaman probing, gigi menjadi sensitif bila diperkusi dan mungkin menjadi
mobiliti serta kehilangan perlekatan periodontal dengan cepat dapat terjadi.11
c. Abses perikoronal
Abses perikoronal merupakan akibat dari inflamasi jaringan lunak operkulum, yang menutupi
sebagian erupsi gigi. Keadaan ini paling sering terjadi pada gigi molar tiga rahang atas dan rahang
bawah.3,12 Sama halnya dengan abses gingiva, abses perikoronal dapat disebabkan oleh retensi
dari plak mikroba dan impaksi makanan atau trauma.3 Gambaran klinis berupa gingiva berwarna
merah terlokalisir, bengkak, lesi yang sakit jika disentuh dan memungkinkan terbentuknya
eksudat purulen, trismus, limfadenopati, demam dan malaise.11
1. Impaksi dari benda asing seperti potongan dental floss, biji popcorn, potongan tusuk gigi,
tulang ikan, atau objek yang tidak diketahui.
2. Perforasi dari dinding gigi oleh instrumen endodontik.
3. Infeksi lateral kista
4. Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi morfologi akar dapat menjadi predisposisi
pembentukan abses periodontal. Adanya cervical cemental tears dapat memicu
pekembangan yang cepat dari periodontitis dan perkembangan abses
1. Wilson TG, Kornman KS. Fundamentals of Periodontics, Second Edition. Hong Kong: Quintesence
Publishing Co Inc, 2003: 491-3
2. Herrera D, Roldan S, Sanz M. The Periodontal Abscess: a review. Journal of Clinical Peridontology,
2000: 27: 377-386
3. Newman MG, Takei HH, Kiokkevold PR. Clinical Periodontology, Tenth Edition. China: Saunders
Elsevier, 2006: 714-20
5. Radmila OR, Draginja KB, Vesna BR. The therapy of periodontal abscess. Acta Stomatologica Naissi,
2008: vol 24, no.5: 775-780
8. Eley BM, Manson JD. Periodontics, fifth edition. Philadelphia: Elsivier, 2004: 328-31
10. Weinberg MA, Westphal C, Froum SJ, Palat M. Comprehensive Periodontics for the dental hygienist,
second edtion. New York: Pearson Prentice Hall, 2006: 196 99
11. Anonymous. Parameter on acute periodontal disease. J.Periodontal, 2000: vol 71, no.5: 863-66.
12. Martinez B, Ruiz F. Peridontal disease as bacterial infection. Av periodon Implantol, 2005: 17,3:111-
118
13. Dahlen G. Microbiology and treatment of dental abscesses and periodontal endodontics lesion.
J.Periodontology: 2000: 28: 206-39