Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Replikasi bahan genetika dapat dikatakan sebagi proses yang mengawali
pertumbuhan sel, meskipun sebenarnya pertumbuhan merupakan suatu resultan banyak
proses yang saling berkaitan satu sama lain. Sel mempunyai mekanisme replikasi bahan
genetika yang dilengkapi dengan system penyunting (editing) yang sangat akurat
sehingga bahan genetika yang diturunkan kepada sel anakan (progeny) mempunyai
komposisi yang sangat identik dengan komposisi bahan genetik sel induk. Replikasi
bahan genetika diikuti oleh pertumbuhan sel-sel anakan yang membawa duplikasi bahan
genetika hasil replikasi. Oleh karena itu, kesalahan dalam proses replikasi bahan
genetika dapat mengakibatkan perubahan pada sifat sifat sel anakan.
Mekanisme replikasi bahan genetika sangat kompleks dan melibatkan banyak
protein yang masing-masing mempunyai peranan spesifik, protein-protein yang terlibat
di dalam proses replikasi bahan genetic dapat mengakibatkan perubahan pada sifat-sifat
sel anakan. Mekanisme replikasi bahan genetika sangat kompleks dan melibatkan
banyak protein yang masing-masing mempunyai peranan spesifik. Protein-protein yang
terlibat di dalam proses replikasi bahan genetika dikode oleh gen-gen yang terdapat di
dalam bahan genetika itu sendiri. Oleh karena itu, ada kaitan fungsional.
Penemuan sruktur dobel helix DNA setengah abad yang lalu menunjukkan
mekanisme untuk duplikasinya yaitu oleh mekanisme duplikasi semikonsevatif dari
sekuens nukleotide pada dua untaian DNA. Segera setelah itu langkah fundamental
berikutnya yang terjadi yaitu elusidasi dari mekaisme replikasi DNA telah ditemukan
setelah dapat diisolasinya enzim DNA polimerase. Kemudian setelah beberapa tahun
kemudian mekanisme dasar dari replikasi DNA dan komponen enzim penggeraknya
telah diketahui, kebanyakan melalui pendekatan genetika dan secara biokimia in vitro.
Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. Genom manusia pada satu
sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus di duplikasi secara akurat (persis
tidak boleh ada yang salah). Replikasi adalah transmisi vertical (dari sel induk ke sel
anak supaya informasi genetik yang di turunkan sama dengan sel induk).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari Replikasi DNA?
2. Apa saja komponen-komponen vital yang harus ada dalam replikasi DNA?
3. Apa saja model kemungkinan terjadinya replikasi DNA?
4. Bagaimana proses Replikasi DNA?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian replikasi DNA
2. Untuk mengetahui komponen-komponen vital yang harus ada dalam replikasi DNA
3. Untuk mengetahui model kemungkinan tejadinya replikasi DNA
4. Untuk mengetahui proses replikasi DNA
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Replikasi DNA


DNA adalah materi herediter di dalam sel dan dalam
bentuk urutan kode dari amina heterosiklik. Manusia memiliki
biasanya 46 untai DNA, mereka dikenal sebagai kromosom. Gen
adalah daerah tertentu pada setiap kromosom yang berisi informasi
turun-temurun.
Replikasi DNA adalah proses di mana sebuah molekul
DNA asli menghasilkan dua salinan identik DNA. Replikasi DNA
adalah proses biologis yang terjadi pada semua organisme hidup.
Replikasi DNA merupakan dasar untuk pewarisan. DNA terbuat dari
dua helai dan setiap helai sel induk bertindak sebagai template untuk
produksi untai komplementer. Proses ini dikenal sebagai replikasi semi-konservatif
DNA. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida lama
melalui proses menggunakan komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan suatu
molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA lama, proses yang terjadi tersebut
dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim polimerase, dan ligase (Necel, 2009).
Replikasi DNA bersifat semikonservatif, yaitu kedua untai tunggal DNA
bertindak sebagai cetakan untuk pembuatan untai-untai DNA baru; seluruh untai
tunggal cetakan dipertahankan dan untai yang baru dibuat dari nukleotida-nukleotida
(Necel, 2009). Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang
disebut reaksi berantai polimerase (PCR).
Salah satu sumber kesalahan DNA adalah pada kesalahan replikasi ya ng
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya karena kondisi lingkungan dan kesalahan
replikasi sendiri sehingga menyebabkan terjadinya mutasi. Supaya replikasi sel dari
generasi ke generasi tidak terjadi kesalahan maka perlu ada repair DNA. Selain karena
kesalahan replikasi, DNA juga sangat rentan terhadap bahan kimia, radiasi maupun
panas (hal yang dapat menyebabkan mutasi pada DNA pada saat replikasi).
Hipotesis mengenai replikasi dikemukakan setelah muncul model DNA heliks
ganda. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari
rantai nukleotida lama.

2.2 Komponen-Komponen Replikasi


Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida lama melalui
proses menggunakan komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan suatu molekul
DNA baru yang sama dengan molekul DNA lama. Pada proses replikasi ada beberapa
komponen vital yang harus ada:
1. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
2. Molekul deoksirbonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTO, dan dGTP.
Deoksiribonukleotida terdiri atas tiga kmponen yaitu basa purin atau pirimidin, gula
5-karbon (deoksiribosa) dan gugus fosfat.
3. Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalis proses polimerasi
nukleotida menjadi untaian DNA. Enzim DNA polimerase memiliki fungsi lain,
yaitu mengoreksi DNA yang baru terbentuk, membetulkan setiap kesalahan
nukleotida DNA sangat stabil dan mutasi jarang terjadi
4. Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalis sintesis primer untuk memulai
replikasi DNA.
5. Enzim Helikase yaitu Enzim pembuka ikatan untaian induk.
6. Enzim Topoisomerase yang memutar untaian DNA sehingga ketegangan pilinan
menurun.
7. SSB (Single Stan Binding Protein) yaitu Molekul protein yang mestabilkan untaian
DNA yang sudah terbuka
8. Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung
fragmen-fragmen DNA.
2.3 Model Replikasi
Proses komplementasi pasangan basa menghasilkan suatu molekul DNA baru yang
sama dengan molekul DNA lama sebagai cetakan.

Kemungkinan terjadinya replikasi dapat melalui tiga model, yaitu


2.1 Model Konservatif
Model konservatif yaitu dua rantai DNA
lama tetap tidak berubah, berfungsi
sebagai cetakan untuk dua rantai DNA
baru.

2.2 Model Semikonservatif


Model Semikonservatif yaitu dua rantai
DNA lama terpisah dan rantai baru
disintesis dengan prinsip komplementasi
pada masing-masing rantai DNA lama
tersebut. Akhirnya dihasilkan rantai
DNA baru yang masing-masing
mengandung satu rantai cetakan molekul
DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis.
2.3 Model Dispersif
Model Dispersif yaitu beberapa bagian
dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA
baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya
diperoleh rantai DNA lama dan baru yang
tersebar pada rantai DNA lama dan baru.
Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling
berselang-seling pada setiap untai.

Dari ketiga model tersebut, model semikonservatif merupakan model yang tepat untuk
proses replikasi DNA. Setelah dibuktikan secara eksperimental oleh Matthew Meselson
Stahl hipotesis mengenai model replikasi DNA Semikonservatif. Menurut model
replikasi ini setiap molekul untaian ganda DNA hasil replikasi akan terdiri dari satu
untai DNA induk dan satu untai DNA baru.

Jadi DNA awalnya yang warna merah. Dibentukan untaian DNA baru yang warna biru.
Jadi hasil transkripsinya akhirnya selang seling warna merah biru.
2.4 Proses Replikasi DNA

Replikasi DNA. Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai
tunggal oleh enzim helikase (9) dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi
tegangan untai DNA. Untaian DNA tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat
untaian tunggal (10) untuk mencegahnya membentuk heliks ganda kembali. Primase (6)
membentuk oligonukleotida RNA yang disebut primer (5) dan molekul DNA
polimerase (3 & 8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak sepanjang untai
tersebut memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA baru yang disebut
leading strand (2) dan lagging strand (1). DNA polimerase yang membentuk lagging
strand harus mensintesis segmen-segmen polinukleotida diskontinu (disebut fragmen
Okazaki (7)). Enzim DNA ligase (4) kemudian menyambungkan potongan-potongan
lagging strand tersebut.
Hasil akhir replikasi adalah dua DNA yang memiliki sifat yang sama, dan masing-
masing tersusun atas rantai induk dan rantai baru yang terbentuk. Replikasi terjadi
sebelum sel hakhluk siap melakukan pembelahan sel. Setelah terbentuk copian DNA
yang memiliki sifat sama, sel akan memulai pembelahan sel dan menyerahkan masing-
masing copian DNA tersebut pada sel baru yang terbentuk.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Replikasi DNA adalah proses di mana sebuah molekul DNA asli menghasilkan dua
salinan identik DNA. Proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim helikase,
enzim polimerase, dan ligase (Necel, 2009), selain itu tedapat beberapa komponen vital
yang berpengaruh yaitu DNA cetakan, Molekul deoksirbonukleotida, Enzim
Topoisomerase dan SSB (Single Stan Binding Protein). Terdapat kemungkinan
terjadinya replikasi dapat melalui tiga model, yaitu model konservatif, model
semikonservatif dan model dispersif. Hasil akhir replikasi adalah dua DNA yang
memiliki sifat yang sama, dan masing-masing tersusun atas rantai induk dan rantai baru
yang terbentuk.

3.2 Saran
Sebaiknya lebih di pelajari lagi tentang replikasi sel makhluk hidup secara mendalam
terutama pada proses replikasinya seta fase-fase yang dapat menyebabkan pertumbuhan
sel tumor/kanker yang tidak terkendali, agar dapat diketahui dan dicegah faktor
pemicunya maupun dapat dicari pengobatan yang efektifnya.

Anda mungkin juga menyukai