38
39
orang (47.1%). Responden yang memiliki masa kerja <10 tahun sebanyak 67
orang (64.4%), ≥10 tahun sebanyak 37 orang (35.6 %), dengan IMT normal
sebanyak 54 orang (51.9%), dan obese sebanyak 50 orang (48.1%), serta
responden yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 63 orang (60.6%).
Tekanan Darah
Tidak Meningkat
38%
Meningkat
62%
IV.4 Pembahasan
IV.4.1 Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan anatara usia
dengan peningkatan tekanan darah (p=0,384). Hal ini sejalan dengan studi kohort
mengenai efek paparan bising lalu llintas dan kereta api terhadap hipertensi yang
dilakukan di Kopenhagen bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia
dengan prevalensi hipertensi (Sorensen, dkk 2011). Namun, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ekowati dan Tuminah bahwa proporsi kelompok
usia 45-54 tahun atau lebih memiliki jumlah hipertensi yang lebih tinggi.
Kelompok usia 25-34 tahun memiliki risiko hipertensi 1,56 kali dibandingkan
dengan usia 18-24 tahun. Risiko hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan
bertambahnya usia dan kelompok usia ≥ 75 tahun berisiko 11,53 kali (Rahajeng &
Tuminah, 2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harianto
dan Pratomo bahwa didapatkan prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan
meningkatnya usia, pada kelompok udia 18-27 tahun sekitar 12,73%, pada usia
28-42 tahun meningkat menjadi 17,96%, dan usia > 42 tahun sebesar 41,67%.
Pada usia > 42 menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kejadian
hipertensi (p = 0,000) dengan POR = 5,89 (Harianto & Pratomo, 2013).
Kondisi ini disebabkan seiring dengan meningkatnya usia terjadinya suatu
perubahan elastisitas pembuluh darah secara progresif, meningkatnya
aterosklerosis arteri, serta hipertrofi pada arteri dan arteriol. Perubahan tersebut
menyebabkan hilangnya elastisitas serta penyempitan lumen pembuluh darah
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan sistolik (Logan, 2011). Usia juga
berkaitan dengan meningkatnya resistensi total dan masa ventrikel kiri, penurunan
curah jantung, denyut jantung, isi sekuncup, cairan intravascular, aliran darah
pada ginjal serta aktivitas renin. Selain itu, ginjal mengalami penurunan yang
progresif untuk mengeksresikan garam pada tubuh, sehingga plasma tubuh
meningkat dan meningkatkan tekanan darah. Prevalensi diabete mellitus dan
intoleransi glukosa juga meningkat seiring dengan pertambahan usia, sehingga
dapat meningkatkan kerusakan pembuluh darah dan memperburuk fungsi ginjal
(Kithas, 2010).
49
karyawan laki-laki di Plant 3-4 PT. I yang menyatakan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara lama masa kerja dengan kejadian hieprtensi. Hal
ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Harianto dan Pratomo
(2013) mengenai pajanan kebisingan dan hipertensi di kalangan pekerja pelabuhan
menyatakan bahwa masa kerja tidak menunjukkan hubungan yang signifikan
dengan kejadian hipertensi. Namun, terdapat hubungan yang signifikan pada
penelitian Bluhm dkk (2007) mengenai bising lalu lintas dengan kejadian
hipertensi yang menyatakan bahwa responden yang tinggal di lokasi penelitian
dengan waktu lebih dari 10 tahun berisiko 1,93 kali menderita hipertensi
dibandingkan dengan responden yang kurang atau sama dengan 10 tahun. Hal ini
dapat disebabkan oleh efek jangka panjang dari paparan kebisingan yang terjadi
dalam beberapa jam hingga hari bahkan tahun sehingga terjadi akumulasi stimulus
yang berulang dan dapat menyebabkan gangguan homeostasis tubuh khususnya
dalam keseimbangan fungsi system saraf simpatis dan parasimpatis (Zulrahmans,
dkk 2014).