Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Veteriner September 2009 Vol. 10 No.

3 : 118-124
ISSN : 1411 - 8327

Produksi IgY Antivirus Avian Influenza H5N1


dan Prospek Pemanfaatannya dalam Pengebalan Pasif
(PRODUCTION OF IgY ANTI AVIAN INFLUENZA VIRUS H5N1
AND THE POSSIBILITY OF ITS APPLICATION IN PASSIVE IMMUNISATION)

I Wayan Teguh Wibawan1, Sri Murtini1, Retno Damajanti Soejoedono1,


I Gusti Ngurah Kade Mahardika2

1
Bagian Mikrobiologi, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner,
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertaian Bogor, Jl. Agatis, Dramaga, Bogor
Email: wibawan@yahoo.com. Telp. 0251-8629474. Fax. 0251-8629459
2
Laboratorium Virologi; Lab Biomedik dan Biologi Molekuler Hewan,
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

ABSTRACT

Immunoglobulin Y (IgY) in yolk has been shown in several studies to prevent both bacterial and viral
infections. This research was conducted to find evidence that IgY specific against avian influenza virus
(AIV) of H5N1 subtype can be produced in a large quantity in egg yolk. Laying hens were vaccinated with
AI killed-vaccine (IPB-Shigeta). The IgY was purified using affinity chromatograpy technique, and anti-H5
activity was measured using a standard haemaglutination inhibition (HI) and agar gel immunodifusion.
The concentration of IgY was calculated, and the protein pattern was detected using polyacrilamid gel
(AGID) electrophoresis (PAGE). Anti H5 antibody as high as 27 – 29 HI units was detected and produce a
specific line of precipitation in AGID. The concentration of IgY was 7.89 mg/ml. Purified specific IgY consist
of 6 main protein bands with molecular weights ranging from 35 to 225 kD. These proteins were sensitive
to heat treatment (75oC for 30 minutes), to acid condition (pH2) as well as the pepsin and trypsin. These
results indicated the possibility of using specific IgY for passive immunisation to prevent AIV infection or
as immunotherapeutic applications for AI treatment in humans.

Key words: Passive immunisation, avian influenza virus of subtype H5N1, specific IgY Egg Yolk.

PENDAHULUAN terhadap berbagai protein asing dan ayam


mampu menginduksi titer IgY yang tinggi dan
Telur ayam dan unggas lain dapat bertahan lama pada telur (Coleman 2000,
dimanfaatkan sebagai pabrik biologis untuk Gassmann et al., 1990). Penggunaan telur ayam
sarana pembuatan antibodi spesifik terhadap sebagai pabrik biologis sangat menjanjikan
berbagai jenis antigen. Antibodi spesifik, sebagai karena telur dapat dengan mudah diproduksi
respon vaksinasi yang ada di dalam darah secara masal, relatif murah, dan mudah didapat.
ditransfer secara efektif ke dalam kuning telur, Antibodi spesifik yang ada di dalam kuning telur
yang disiapkan untuk melindungi anak ayam dapat diberikan dan disajikan dalam bentuk
pada hari-hari pertama setelah menetas. Zat nutricitical food atau antibodi IgY yang dapat
kebal yang diperoleh anak ayam ini dikenal dimurnikan dari kuning telur menggunakan
dengan antibodi maternal (Tizard 2004). metode yang sederhana dengan jumlah yang
Ayam memiliki sistem pertahanan atau cukup banyak. Ayam biasanya bertelur 5 sampai
sistem imunitas yang cukup berkembang, 6 butir per minggu dan sebutir kuning telur
sehingga sangat responsif terhadap antigen yang yang mempunyai volume 15 ml, rata-rata
memaparnya. Carlander (2002) menyatakan, mengandung 50 – 100 mg IgY, dengan
ayam memiliki sensitivitas tinggi terhadap kandungan antibodi spesifik 2% sampai 10%
protein asing, sehingga dengan jumlah sedikit (Schade et al. 1996). IgY murni tersebut dapat
dapat memberikan respon pembentukan diaplikasikan secara parenteral (suntikan)
antibodi. Keberadaan kelenjar Harderian di dalam pencegahan atau pengobatan melalui
daerah nasotrakheal dan Bursa Fabricius pengebalan pasif. Penggunaan telur dari sudut
memungkinkan unggas sangat responsive kesejahteraan hewan, sangat mendukung

111
Wibawan et al Jurnal Veteriner

konsep tersebut, karena produksi IgY dapat tahun 1878. Namun, baru diketahui pada tahun
diperoleh dari telur tanpa harus menyakiti 1955 bahwa penyebab fowl plague sebenarnya
hewan. adalah virus AI yang memiliki komposisi gen
Sampai saat ini, pemanfaatan Ig Y spesifik yang serupa (hampir identik) dengan virus
dalam telur ayam untuk pengobatan dan influenza manusia.
pencegahan penyakit masih terbatas pada skala Virus AI adalah virus influenza tipe A, pada
laboratorium. Pada hewan, pemanfaatan IgY awalnya hanya menyerang unggas, dan
pernah dilaporkan oleh Kermani-Arab et al., berdasarkan atas patogenitasnya dibedakan
(2001)), yang menyatakan bahwa Ig Y spesifik menjadi 2 bentuk yaitu Low Pathogenic Avian
terhadap penyakit Marek yang diaplikasi secara Influenza (LPAI) dan Highly Pathogenic Avian
pasif mampu menahan infeksi virus Marek, Influenza (HPAI). Kasus serangan dan kematian
demikian pula halnya dengan IgY untuk virus pada manusia akibat serangan virus AI (H5N1)
Rota dan virus distemper (Hatta et al., 1993; justeru terjadi pada saat kasus kematian pada
Schmidt et al., 1989). Dilaporkan pula bahwa unggas sudah sangat menurun. Dari sini terlihat
penyakit kolibasilosis dan influenza pada bahwa penularan AI pada manusia tidak selalu
unggas dapat dicegah dengan pemberian IgY dapat dikaitkan dengan tingginya kasus AI pada
spesifik secara pasif. Studi vaksinasi pasif ayam dan hingga saat ini mekanisme transmisi
dengan menggunakan IgY hasil purifikasi virus AI dari unggas ke manusia tidak diketahui
kuning telur yang diambil dari ayam yang dengan jelas.
telah divaksin dengan whole cells dari S. Berdasarkan data kasus dan kematian pada
mutans pada percobaan secara in vitro maupun manusia, sangat jelas bahwa penyakit AI pada
in vivo mampu mencegah kerusakan gigi manusia bersifat probabalistik, yang mungkin
manusia (Hatta et al., 1997). IgY spesifik berkaitan dengan dosis infeksi virus, waktu
terhadap S. mutans GBP-B (Glucan Binding serangan, kepekaan induk semang, dan derajat
Protein-B) dapat menghambat akumulasi S. keganasan virus. Maka dari itu di dalam
mutans pada biofilm gigi dan dapat memproteksi penanggulangannya, pendekatan imunisasi pasif
kerusakan gigi yang disebabkan oleh S. mutans ini sangat menjanjikan karena hingga saat ini
(Smith et al., 2001; Hatta et al., 1997). Hasil pengebalan secara aktif belum mungkin
studi yang dilakukan oleh Sugita-Konishi et al., dilakukan karena vaksin AI untuk manusia
(1996) menunjukkan adanya fungsi imun IgY masih belum tersedia. Di samping itu,
yang dihasilkan dari ayam yang telah penggunaan obat-obatan seperti Tamiflu
divaksinasi dengan campuran bakteri patogenik memiliki banyak kelemahan, disamping
dan formalin. IgY menghambat pertumbuhan menimbulkan resistensi juga hanya bekerja
Pseudomonas aerogenosa, produksi pada awal infeksi saja (hingga 48 jam post
enterotoksin-A dari Staphylococcus aureus dan infeksi).
adhesi Salmonella enteriditis pada kultur sel Dalam tulisan ini akan diuraikan produksi
intestinal manusia. Hasil yang sama antibodi IgY spesifik terhadap virus AI H5N1
ditunjukkan pula bahwa IgY dapat dalam telur, karakterisasinya dan daya
dimanfaatkan untuk mencegah penyakit netralisasinya terhadap tantangan virus HPAI
pernapasan (Shin et al., 2002). Hasil tersebut H5N1 secara in ovo.
menunjukkan bahwa IgY spesifik untuk
berbagai bakteria dapat digunakan untuk
mencegah penyakit bakterial. PENELITIAN
Pengobatan dan pengebalan pasif seperti
pemberian IgY dalam pangan/pakan sangat Vaksin Inaktif AI
tepat untuk penyakit-penyakit saluran cerna, Dalam penelitian ini digunakan vaksin AI
dalam hal ini adalah diare yang disebabkan oleh mati homolog (Close 5.1 H5N1, PT IPB-Shigeta).
Entero Pathogenic E. coli/EPEC. Diharapkan
IgY spesifik dapat menghambat terjadinya Produksi IgY anti H5N1 pada Telur
adhesi dan kolonisasi EPEC di permukaan Produksi anti H5N1 dalam telur ayam
mukosa usus halus dengan melibatkan beberapa dilakukan dengan menyuntik 1 ml suspensi
komponen spesifik seperti intimin dan Tir vaksin (109 HA) secara intramuskular dan
(Finlay, 2002). diulang 2 minggu setelah penyuntikan pertama
Avian influenza (AI) menyebabkan angka terhadap 50 ekor ayam betina dewasa (tipe large
kematian yang tinggi pada ayam di Italia pada size hens) siap bertelur (umur 20 minggu) yang

112
Jurnal Veteriner September 2009 Vol. 10 No. 3 : 118-124

dipelihara dalam kandang baterai dan diberi Pengaruh Enzim


makanan komersial standar. Jika titer Pengujian aktivitas IgY setelah pemberian
antibodi tinggi dalam darah, maka telur yang enzim pepsin dan tripsin dilakukan dengan uji
dihasilkan dikoleksi dan disimpan hingga untuk netralisasi (Soejoedono dan Wibawan, 2005).
penelitian selanjutnya (Soejoedono dan
Wibawan, 2005). Uji Netralisasi in Ovo
Cara pemberian lewat suntikan,
Penentuan Titer IgY menghindarkan IgY dari efek panas, pH dan
Penentuan titer antibodi spesifik dalam reaksi enzimatik dalam saluran pencernaan.
telur dan serum darah dilakukan dengan teknik Pengujian dilakukan secara in vitro
hambatan hemaglutinasi (HI). Keberadaan menggunakan Serum Neutralization Test
antibodi spesifik H5N1 dalam darah dan kuning (SNT) dan pengukuran titer protektif,
telur dikonfirmasi dengan uji imunodifusi/Agar sedangkan secara in vivo dilakukan dengan
Gel Precipitation Test (AGPT) (Soejoedono dan menggunakan telur embryo tertunas (TET)
Wibawan, 2005). (metode in ovo). IgY spesifik yang telah
dimurnikan diencerkan hingga mencapai titer
Purifikasi IgY dari Kuning Telur HI 24 dan suspensi virus diencerkan sampai
Purifikasi IgY dari kuning telur dilakukan konsentrasi titer 104 EID50. Sejumlah 200ul IgY
dengan Promegas EGGstarct IgY purification ditambahkan dengan 200ul suspensi virus (104
system. Telur dipecahkan, dan kuning telur EID50) dan diinkubasikan selama 30 menit pada
dipisahkan dengan menggunakan egg separator. suhu ruang. Masing-masing pengenceran
Pemisahan lemak telur dan pengendapan IgY selanjutnya diinokulasikan ke dalam 3 butir
dilakukan sesuai dengan prosedur pabrik telur ayam berembrio. Sebagai pembanding
(Soejoedono dan Wibawan, 2005). digunakan 3 butir telur yang hanya diinokulasi
200ul suspensi virus AI H5N1 tanpa IgY dan 3
Identifikasi Kemurnian IgY butir telur yang disuntik dengan 400ul larutan
Identifikasi kemurnian Ig Y ditentukan bufer (PBS). Telur diinkubasikan, pertumbuhan
secara fatometris (ë= 280 nm) dan analisis pita dan perkembangan embrio diamati setiap hari
protein dengan Sodium Dodecyl Sulphate dan dicatat adanya kematian. Bila terjadi
Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS- kematian telur diperiksa terhadap adanya
PAGE) dan diwarnai dengan Fast Coomassie ® pertumbuhan virus dengan uji aglutinasi cepat.
Stain. Kandungan protein IgY ditentukan
dengan metode Lowry yang umum dipakai.
HASIL DAN PEBAHASAN
Aktivitas Biologis IgY
Aktivitas biologis IgY diuji terhadap Produksi IgY
pengaruh pH, panas, dan enzim pencernaan Ayam petelur berespon sangat baik terhadap
seperti pepsin dan trypsin. Pengujian ini perlu antigen vaksin virus H5N1 yang disuntikkan.
dilakukan berkaitan dengan kemungkinan Pembentukan antibodi spesifik terhadap H5N1
aplikasi secara per oral (Rawendra, 2005). dalam serum, telah dapat dideteksi dengan uji
HI pada minggu pertama, dengan kisaran titer
Pengaruh pH. 22 -24 setelah penyuntikan pertama. Pada saat
IgY diinkubasikan ke dalam larutan HCl ini, reaksi presipitasi antara IgY dalam serum
pH 2 dan 4 selama 30 menit, kemudian dengan antigen virus AI H5H1 belum terbentuk
dikembalikan ke pH normal (7-7,5) dan diuji dengan jelas pada uji imundifusi. Titer antibodi
aktivitasnya dengan uji netralisasi (Soejoedono H5N1 dalam serum meningkat dengan kisaran
dan Wibawan, 2005). titer menjadi 2 7 -2 9 setelah dilakukan
penyuntikan kedua dan seterusnya (booster).
Pengaruh Panas Keberadaan antibodi spesifik terhadap antigen
Pengujian ketahanan IgY terhadap panas, virus H5N1 dalam serum dan kuning dapat
dilakukan dengan merebus telur pada berbagai ditampilkan dalam uji presipitasi (AGPT)
tingkatan temperatur antara 75°C dan 100°C (Gambar 1). Reaksi spesifik ditandai dengan
pada selang waktu 30 menit (Soejoedono dan adanya garis presipitasi antara sumur antigen
Wibawan, 2005). dan antibodi homolognya.

113
Wibawan et al Jurnal Veteriner

Gambar 1. Reaksi presipitasi antibodi spesifik


terhadap antigen virus AI H5N1 dalam serum.
1. Antigen H5N1; 2 Serum Ayam percobaan.
Garis presipetasi (tanda panah)

Gambar 2. Pita protein IgY anti AI H5N1 murni


Reaksi presipitasi pada uji imundifusi ini
(3x ulangan preparasi) setelah proses purifikasi
menunjukkan konsentrasi IgY dalam serum dan
menggu-nakan affinitas khromatografi.
kuning telur cukup tinggi, karena reaksi
presipitasi terjadi bila titer IgY di atas 27. Hasil
ini juga menunjukkan bahwa IgY spesifik H5N1
dari serum darah dapat ditransfer ke dalam
kuning telur secara efektif. Keberadaan antibodi
spesifik terhadap virus AI pada kuning telur
menunjukkan pula prospek yang sangat baik
untuk memproduksi antibodi AI dalam telur
ayam atau telur unggas lainnya. Peluang sangat
terbuka lebar untuk memanfaatkan telur
sebagai pabrik biologis dalam produksi bahan
biologis penting lainnya.

Pemurnian IgY
IgY dimurnikan dengan Promegas
EGGstarct IgY purification system. IgY tersebut
memiliki konsentrasi protein 7,89 mg/ml.
Berdasarkan karakterisasi protein IgY dengan
elektroforesis SDS-PAGE diketahui bahwa IgY Gambar 3. Degradasi protein IgY setelah
terdiri dari sekurang-kurangnya enam jenis berbagai perlakuan:setelah dicerna enzim pepsin
protein utama yang masing-masing berukuran pada pH 2 (1), setelah dicerna dengan enzim tripsin
225 kD,150 kD, 100kD, 75 kD, 57,5kD serta 35 (2), perlakuan panas 75oC, 30 (3) menit dan 95oC
kD (Gambar 2). Aktivitas spesifik IgY murni (4).
terhadap H5N1 diuji dengan menggunakan
teknik HI test dan AGPT. Berdasarkan uji HI
diperoleh titer titer adalah adalah 27 pengamatan diketahui bahwa IgY tahan
terhadap pemanasan 65oC selama 30 menit
Aktivitas Biologi IgY tetapi tidak tahan terhadap pemanasan 75oC
Uji biologi IgY dilakukan dengan menguji selama 30 menit. Hal serupa dinyatakan pula
kepekaan IgY terhadap suhu (pemanasan), pH oleh Hatta et al. (1993), bahwa IgY tahan
dan ketahanan terhadap enzim pencernaan terhadap pemanasan 60o-70oC dalam waktu 10
seperti pepsin dan tripsin. Berdasarkan menit. Penurunan aktivitas IgY mulai terjadi

114
Jurnal Veteriner September 2009 Vol. 10 No. 3 : 118-124

Tabel 1. Kemampuan netralisasi IgY spesifik anti virus AI H5N1 terhadap virus HPAI H5N1
secara in ovo. (agar data ini dicek kembali)

Respon
Jumlah Telur % kematian
hidup Mati
Virus AI H5N1 3 0 3 100
IgY+ virus AI H5N1 3 3 0 0
Placebo 3 3 0 0

jika waktu pemanasan melebihi 15menit pada cara pemanasan akan menurunkan daya
suhu 70oC (Shimizu et al., 1988; 1992) dan IgY netralisasi IgY aktifnya dan lebih lanjut jika
terdenaturasi bila dipanasi lebih dari 75°C dikonsumsi sebagai pangan (functional food),
(Chang et al., 1999). IgY mengalami proses pencernaan enzim
Perlakuan dengan pH 2 dan pepsin, IgY lambung (tripsin dan pepsin) pada suasana
menunjukkan degradasi protein, tetapi tahan asam. Dalam penelitian ini, assay in vivo tidak
terhadap pH 4 namun tidak tahan terhadap dilakukan, namun data di atas memberikan
aktivitas tripsin. Sebelum terdenaturasi IgY indikasi bahwa pemanfaatan kuning telur
memiliki sekurangnya 6 protein utama (Gambar sebagai functional food masih memerlukan
2), namun setelah denaturasi terbentuk pita perlakuan khusus (coating) untuk menghindari
protein yang semakin banyak. Hal ini dapat kerusakan akibat proses pemasakan, pH
ditunjukkan dengan pewarnaan commasie blue maupun reaksi enzimatik dalam saluran cerna.
pada SDS-PAGE (Gambar 3).
Setelah IgY mendapat perlakuan panas, Uji netralisasi Virus H5N1 dengan
pH, dan enzimatik, IgY yang terdegradasi tidak Menggunakan IgY yang Telah Dimurnikan
mampu menunjukkan reaksi prisipitasi pada uji yang Berkhasiat Anti virus AI H5N1
imunodifusi, meskipun demikian pada uji HI Uji netralisasi Virus H5N1 dengan
masih bisa terdeteksi titer IgY spesifik terhadap menggunakan IgY asal kuning telur yang telah
antigen virus AI H5N1 dengan penurunan titer dimurnikan (titer HI 24) mampu menetralisasi
100 kali dari semula (data tidak ditampilkan). virus AI H5N1 (104 EID 50). Pada telur yang
Hasil yang serupa dikemukakan juga oleh diinokulasi virus AI H5N1 tanpa IgY, seluruh
beberapa peniliti sebelumnya, yang menyatakan embrio pada telur mengalami kematian dalam
bahwa aktivitas IgY mulai menurun pada pH selang waktu 24-48 jam setelah inokulasi,
3,5 atau di bawahnya dan kehilangan disertai tanda perdarahan yang hebat. Berbeda
aktivitasnya pada pH 3 (Shimizu et al., 1992; dengan itu, telur yang diinokulasi dengan virus
1993, Lösch et al., 1986, Hatta et al., 1993, Lee AI H5N1 yang sebelumnya telah dinetralkan
et al., 2002 b). Penurunan aktivitas IgY yang dengan IgY, seluruh embrio hidup dan
sangat tajam pada pH rendah ini berkembang secara sempurna, sama seperti
mengindikasikan adanya perubahan atau pada kelompok telur yang disuntik larutan buffer
kerusakan konformasi fraksi Fab dan binding (placebo). Preinkubasi virus AI H5N1
site IgY. IgY relatif resisten terhadap tripsin menggunakan IgY spesifik terhadap virus AI
tetapi sensitif terhadap pepsin, meskipun H5N1 yang telah dimurnikan mampu
diketahui bahwa kepekaan IgY terhadap pepsin menginaktifkan virus AI H5N1 sehingga tidak
bersifat pH-dependent, artinya pepsin mampu menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
bekerja sempurna bila pH reaksi ada di bawah perkembangan embrio. Hasil ini memberi
4,5. Aktivitas IgY hilang akibat tercerna pepsin, indikasi bahwa IgY spesifik anti H5N1 dapat
tetapi 39% aktivitasnya masih terdeteksi setelah digunakan sebagai imunoterapi (imunisasi pasif)
diinkubasi dengan tripsin selama 8 jam dalam usaha pencegahan atau mungkin
(Shimizu et al., 1988). Hatta et al., (1993) pengobatan flu burung.
selanjutnya menyatakan bahwa IgY tercerna Hasil penelitian ini memberikan inspirasi
sempurna pada pH 2, sedangkan pada pH 4 tentang kemungkinan penggunaan IgY ini
aktivitasnya masih terdeksi 91% dan 63% sebagai imunoprofilaksis untuk AI, yang bisa
setelah inkubasi masing-masing 1 dan 4 jam. diaplikasikan secara spray (aerosol),
Proses perebusan atau pengolahan telur dengan menggunakan prinsip “Nasal Passive IGY

115
Wibawan et al Jurnal Veteriner

Antibody Prophylaxis” untuk obat hewan dan Chang HM, Ou-Yang RF, Chen YT, Chen CC.
manusia. Terobosan pemikiran tentang usaha 1999. Productivity and some properties of
peningkatan kekebalan permukaan (local and immunoglobulin specific against Strepto-
mucosal defence) melalui aplikasi serum kebal coccus mutans serotype C in chicken egg
secara pasif belum banyak dipikirkan, yolk (IgY). J Agric Food Chem, 47: 61-66.
khususnya yang berkaitan dengan penyakit flu Coleman MA. 2000. Using Egg Antibodis to
burung. Cara ini sangat mungkin dilakukan Treat Diseases. In: Egg Nutrition and
pada ayam broiler yang dipanen dalam waktu Biotechnology. Sim JS, Nakai JS, Guenter
relatif pendek (5 minggu), aplikasi spray dapat W (Eds). Wallingford. UK. CABI Publish.
dilakukan pada umur minggu kedua dan ketiga Finlay B. 2002 Enteropathogenic E. coli (EPEC)
untuk mensubstitusi maternal antibodi yang And Enterohemorrhagic E. coli (EHEC, E.
kemampuan proteksinya hanya bertahan coli O157:H7) Dr. Brett Finlay ‘s Laboratory
hingga umur 10-14 hari (Hamal et al., 2006). htpp://www.hhmi.org/grant/lectures/
1999/index.htm. [oktober 2002].
Gassmann M, Thommes P, Weiser T, Hubscher
SIMPULAN U. 1990. Efficient production of chicken egg
yolk Antibodies Against A conserved
Telur ayam dapat digunakan sebagai pabrik mammalian protein. FASEB Journal 4:
biologis untuk memproduksi IgY spesifik 2528-2532
terhadap virus AI H5N1 dalam jumlah yang Hatta H, Tsuda K, Akachi S, Kim M, Yamamoto
memadai. IgY dalam kuning telur memiliki T. 1993. Productivity And some properties
kemampuan netralisasi terhadap virus AI H5N1 of egg yolk Antibody (IgY) Against human
dan memiliki peluang yang cukup besar untuk rotavirus compared with rabbit IgG. Biosci.
dimanfaatkan sebagai imunoterapi dalam Biotechnol. Biochem. 57: 450–454
pencegahan dan pengobatan penderita flu Hatta H. et al., 1993. Productivity and some
burung. properties of egg yolk antibody (IgY) against
human rotavirus compared with rabbit IgG.
SARAN Biosci. Biotechnol. Biochem., 57(3), 450-
454.
Perlu dilakukan penelitian secara spesifik Hatta H, Tsuda K, Ozeki M, Kim M, Yamamoto
tentang usaha mempertahankan dan T, Otake S, Hirasawa M, Katz J, Childers
melindungi daya khasiat IgY dalam telur JNK, Michalek SM. 1997. Passive
terhadap perlakuan panas, asam lambung dan immunization Against dental plaque
enzim-enzim pencernaan lainnya sehingga dapat formation in humans: effect of A mouth
diberikan sebagai nutraceutical food atau rinse containing egg yolk Antibodies (IgY)
functional food. specific to Streptococcus mutans. Caries
Res. 31(4):268-74,
Ucapan Terimakasih Hamal KR, Burgess SC, Pevzner IY, Erf GF.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada 2006. Maternal Antibody Transfer from
Kementrian Riset dan Teknologi atas dukungan Dams to Their Egg Yolks, Egg Whites, and
dana penelitian melalui Riset Unggulan Insentif Chicks in Meat Lines of Chickens. Poult Sci.
tahun 2007-2008. Ucapan terimakasih 85:1364-1372
disampaikan pula kepada Eri Hermawan, SE Kermani-Arab V, Moll T, Cho BR, Davis WC,
yang banyak membantu dalam menyiapkan Lu YS. 2001. Effects of Ig Y Antibody on
bahan tulisan dan editing publikasi ini. The Development of Marek’s. Disease. Avian
Dis 20 : 32 – 41.
Lee EN, Sunwoo HH, Menninen K, Sim JS,
DAFTAR PUSTAKA 2002a. In vitro studies of chicken egg yolk
antibody (IgY) against Salmonella
Carlander D. 2002. Avian IgY Antibody. In Vitro Enteritidis and Salmonella Typhimurium.
and In Vivo. Comprehensive Summaries of Poult. Sci, 81, 632-641.
Uppsala Dissertations from Faculty of Lee KA et al., 2002b. Acid stability of anti-
Medicine 119. ACTA Universitatis Uppsala, Helicobacter pyroli IgY in aqueous polyol
Center Texas A & M University Kingsville. solution. J Biochem Mol Biol, 35: 488-493.

116
Jurnal Veteriner September 2009 Vol. 10 No. 3 : 118-124

Schade R, Hlinak A. 1996. Egg yolk antibodies, Shimizu M, Nagashima H, Sano K, Hashi-
state of the art and future prospects. moto K. 1993. Comparative studies on mole-
ALTEX, 13(1), 5-9. cular stability of immunoglobulin G from
Schade R, Henklein P, Hlinak A. 1997. Egg yolk different species. Comp Biochem Physiol
Antibody: state of the Art And 106(2), 255-261.
Advantageous use in the life sciences. In: Shimizu M, Nagashima H, Hashimoto K,
Animal Alternatives, Welfare And Ethics Suzuki T. 1994. Egg yolk antibody (IgY)
(Zutphen, L. F. M., And Balls, M., eds) pp. stability in aqueous solution with high sugar
973–981, Amsterdam, Elsevier. concentrations. J Food Sci, 59(4), 763-772.
Schmidt P, Hafner A, Reubel GH, Wanke R, Smith Daniel J, King WF, Godiska R. 2001.
Franke V, Losch U, Dahme E. 1989. Passive Transfer of Immunoglobulin Y
Production of antibodies to canine Antibody to Streptococcus mutans. Exp
distemper virus in chicken eggs for Dental Caries Infect Immuni, 69 C5 : 3135-
immunochemistry. J Vet Med B 36:661- 3142.
668. Soejoedono RD, Wibawan IWT. 2005. Peman-
Shin WR, Choi IS, Kim JM, Hur W, Yoo HS. faatan telur ayam sebagai pabrik biologis:
2002. Effective methods for the products of Produksi IgY anti plaque dan diare dengan
IgY using immunogens of Bordetella titik berat pada anti S. mutan dan
bronchoseptica, Pasteurella multocida and Salmonella enteritidis. Laporan RUT XII.
Actinobacillus pleuropneumonia. J Vet Sci, Sugita-Konishi Y, Shibata K, Yun SS, Hara-
3(1):47-57 Kudo Y, Yamaguchi K, Kumagai S. 1996.
Shimizu M, Nakai S, Fitzsimmons RC. 1988. Immune functions of immunoglobulin Y
An-E. coli immunoglobulin Y isolated from isolated from egg yolk of hens immunized
egg yolk of immunized chickens as a with various bacteria. Biosci Biotech,
potential food ingredient. J Food Sci., 5, Biochem 60(5):886-888.
1360–1366.
Shimizu M. et al., 1992. Molecular stability of
chicken and rabbit immunoglobulins G.
Biosci Biotechnol Biochem, 56, 270-274.

117

Anda mungkin juga menyukai