Anda di halaman 1dari 3

Kekerasan ditempat kerja sektor kesehatan

dan quality of work life


Posted on September 5, 2008 by Indah Budiarti

Sedikit berbagi informasi tentang kekerasan di tempat kerja di sektor kesehatan. Mungkin tidak
banyak dibahas atau diulas di Indonesia atau bahkan cenderung disembunyikan karena alasan
etika atau kebiasaan yang sering terjadi sehingga dianggap lumrah atau bahkan tidak diketahui
bahwa telah terjadi kekerasan.

Terjadinya kekerasan di tempat kerja disebabkan oleh beberapa faktor, tetapi faktor individu
menjadi peranan utama. Sebagai contoh, sebagaian besar pekerja kesehatan adalah
perempuan, pasien dengan gangguan mental atau pengguna obat/alkohol, yang memungkinkan
terjadinya resiko tinggi kekerasan terhadap pekerja kesehatan. Faktor organisasi (tempat dimana
si-pekerja kesehatan tersebut bekerja) juga memberikan peranan terjadinya kekerasan di tempat
kerja, contohnya faktor lingkungan kerja yang tidak aman (tidak ada/kurang petugas keamanan),
pencahayaan yang kurang, kurangnya staff dalam memberikan pelayanan sehingga
mengakibatkan para pasien menunggu lama, pekerja kesehatan bekerja sendiri ketika
memberikan pelayanan (memeriksa pasien atau melakukan tindakan medis).

Tekanan di tempat kerja dari atasan atau penyelia atau dari rekan kerja sendiri juga akan
meningkatkan agresivitas pekerja kesehatan (berupa tidak mendukung, mencemoohkan,
menghina didepan pasien, menggunakan kata-kata kasar atau sindiran untuk menegakkan
disiplin, lembur, tidak terjalin kerjasama yang baik ditempat kerja dan sebagainya). Dilihat dari
faktor diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya kekerasan karena adanya suatu kondisi
ketidakpuasan atas layanan yang mengakibatkan terjadinya kekerasan: antara pekerja kesehatan-
pasien/keluarganya, antara sesama pekerja kesehatan, dan antara pekerja kesehatan dengan
atasan/penyelia/managernya ataupun sebaliknya. Karateristik kekerasan di sektor kesehatan
adalah dalam bentuk kekerasan fisik dan verbal, dan kondisi sering dialami oleh para perawat.

Macam kekerasan bisa berupa tindakan kekerasan fisik atau kekerasan psikologi.

 Definisi kekerasan Fisik (WHO): tindakan fisik yang dilakukan terhadap orang lain
atau kelompok yang mengakibatkan luka fisik, seksual dan psikogi. Tindakan itu antara
lain berupa memukul, menendang, menampar, menikam, menembak, mendorong (paksa),
menjepit.
 Definisi kekerasan psikologi (WHO): penggunaan kekuasaan secara sengaja termasuk
memaksa secara fisik terhadap orang lain atau kelompok yang mengakibatkan luka fisik,
mental, spiritual, moral dan pertumbuhan sosial. Tindakan kekerasan ini antara lain
berupa kekerasan verbal, memarahi/penghinaan, pelecehan dan ancaman.

Perlindungan terhadap kekerasan ditempat kerja juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Bentuk kekerasan yang tidak terlihat adalah
adanya sakit/cacat yang ditimbulkan akibat kerja dan terjadinya pembiaran, contohnya infeksi
nosokomial. Promosi perlindungan atas kekerasan ditempat kerja hendaknya menjadi agenda
bersama, promosi tidak hanya sekedar membuat tempat kerja aman dari bentuk kekerasan tetapi
juga melalui perbaikan taraf hidup pekerja kesehatan itu sendiri sehingga setara dengan layanan
yang mereka berikan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pekerja kesehatan adalah komponen yang penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas (diperkira jumlah mereka diseluruh dunia
adalah sekitar 35 juta, tahun 1998), pengakuan tersebut ditegaskan karena peranan mereka yang
sangat penting dalam pelayanan kesehatan yang tidak hanya berhubungan dengan pencegahan
penyakit tetapi juga berhubungan dengan upaya-upaya peningkatan dan perbaikan kesehatan
fisik dan mental masyarakat. PERLU DIINGAT BAHWA Pelayanan yang berkualitas tersebut
hanya bisa diberikan oleh pekerja kesehatan yang berkualitas pula, yang artinya bahwa mereka
adalah pekerja kesehatan yang terlatih dan memenuhi standar-standar profesionalisme yang telah
ditetapkan dan juga memiliki dan mendapatkan kondisi-kondisi dan syarat-syarat kerja yang
berkualitas.

Perbaikan quality of work life bisa menjadi kunci untuk mengurangi atau mencegah kekerasan
ditempat kerja, definisi tersebut merefleksi perlakuan pada para pekerja kesehatan sebagai
stakeholder perusahaan daripada sebagai beban biaya yang harus dikontrol. Definisi tersebut
adalah juga suatu siklus pencapaian high quality workplaces, a good quality of working life for
individual workers and his/her family, dan tentunya pada pencapaian high-quality organizational
performance.

Peningkatan skill melalui training secara teratur dan terus menerus menjadi tuntutan perbaikan
layanan kepada pasien dan keluarganya dan mencegah terjadi complaint mereka atas perlakuan
dan services yang diterima. Ingat bahwa! pertumbuhan pelayanan kesehatan menunjukan
peningkatan yang signifikan, dan sebagai dampak dari pertumbuhan itu bertumbuhlah pula
“industri-industri kesehatan” nasional ataupun global (global health care). Karena pertumbuhan
itu selain terjadi perubahan struktural sistem kesehatan terjadi pula perubahan pada tempat kerja
dan tuntutan kualitas pelayanan (skill dan pengetahuan) yaitu melalui peningkatan teknologi
diagnostik yang berpengaruh pada tuntutan ketrampilan baru dan spesialisasi. Pekerja kesehatan
adalah human resource, yang berarti bahwa mereka adalah manusia yang terdidik, memiliki
ketrampilan yang berdasarkan pada standar-standar profesionalisme dan yang paling mendasar
adalah mereka memiliki kebutuhan hidup.

Menyadari nilai yang saling dimiliki antara kepentingan profit dan penghormatan akan martabat
para pekerja kesehatan tentunya bisa dicapai quality of work life and improve of services
(service excellent) dan tentunya kekerasan ditempat kerja bisa dicegah, dan juga untuk:

1. mempertahankan daya saing dan mempertahankan brand-image perusahaan;


2. mempertahankan/menarik sumber daya manusia yang berkualitas;
3. mendorong upaya berbagi komunikasi dan informasi dalam pencapaian bersama harapan-
harapan yang dimiliki pasien/keluarga dengan pekerja kesehatan, pekerja kesehatan
dengan rekan kerja mereka sendiri, pekerja kesehatan dengan atasan/supervisor/pemilik
rumah sakit (mengkorfirmasikan persamaan pandangan dan mempersempit kesenjangan
yang ada);
4. Meningkatkan loyalitas dan kepercayaan

Anda mungkin juga menyukai