Anda di halaman 1dari 44

I.

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT


Kesehatan Masyarakat menurut metologi Yunani:
Asplepius. Higea
PENGOBATAN: PENCEGAHAN:
• Pertama dapat • Melalui hidup seimbang:
mengobati penyakit, ➢makanan minuman yang
• Melakukan bedah bergizi,
dengan surgical ➢cukup istrirahat,
prosedure yg baik. ➢olah raga teratur.
• Pengobatan penyakit, • Menganjurkan melakukan
setelah penyakit terjadi upaya secara alamiah untuk
menyembuhkan penyakitnya
Pendekatan Dalam Menangani Masalah Kesehatan
Pertama: →PENGOBATAN
Terjadinya penyakit (setelah sakit),
Dokter, dokter gigi, psiater, praktisi, dan lainnya melakukan
pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun
sosial.
Kedua: →PENCEGAHAN
Upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan
(promosi) sebelum terjadinya penyakit.
Para petugas kesehatan masyarakat.

Perkembangan selanjutnya:
❑ Curative Health Care
❑ Preventive Health Care
N Pelayanan Kesehatan Kuratif Pelayanan Kesehatan Preventif
o (Curative Health Care) (Preventive Health Care)
1 Sasaran individual. Sasaran masyarakat.
Kontak terhadap pasien hanya Masalah-masalah masyarakat.
sekali saja. Petugas kesehatan Hubungan antara petugas
(dokter, drg dan sebagainya) kesehatan dengan masyarakat
dengan pasien ? lebih bersifat kemitraan.
2 Bersifat reaktif, menunggu Proaktif;
masalah. Petugas di Sarkes, dan turun ke
Dokter menunggu pasien. Lap/masyarakat, mengidentifikasi
Masalah kesehatan adalah masalah yg ada, melakukan
adanya penyakit tindakan.
3 Pasien, sebagai sistem biologis Klien sebagai mahluk yang utuh,
manusia, dilihat secara partial pendekatan holistik. Terjadinya
manusia, kesehatan bio- penyakit tidak semata-mata karena
psikologis dan sosial, antara terganggunya sistem biologi,
aspek satu dengan lainnya. individual dan sosial.
PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan.
• Melakukan usaha untuk penanggulangan masalah kesmas.
• Ditemukan dokumen tertulis, peraturan-peraturan yang mengatur
pembuangan air limbah, drainase pemukiman, pembaangunan kota.
• Dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum.
2. Periode Ilmu Pengetahuan →
➢ Tahun 1832 ; Penyelidikan, upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah
mulai dilakukan, Pembentukan komisi penyelidikan dan penanganan
masalah wabah kolera.
➢ Pada akhir abad 19 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga
kesehatan yang profesional
➢ Pada tahun 1835; untuk pelayanan kesehatan masyarakat, pemerintah
AS membentuk Dep Kesehatan.
➢ Tahun 1872; diselenggarakan pertemuan orang-orang yg mempunyai
perhatian thp Kesmas; terbentuknya Asisiasi Kesehatan Masyarakat
Amerika (American Public Health Assosiation)
KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
1. Pembrantasan penyakit:
➢ Abad ke 16; Pemerintahan Belanda, upaya
pemberantasan cacar dan colera,
➢ tahun 1927; kolera masuk di Indonesia,
➢ tahun 1937; terjadi wabah kolera eltor:
➢ tahun 1948: cacar masuk ke Indonesia melului
Singapura dan berkembang,
2. Pelatihan:
Tahun 1807; pemerintahan Gubernur Jendral Daendeles
dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek
persalinan, dalam rangka penurunan angka kematian
bayi yang tinggi;
3. Pendidikan:
➢ Tahun 1851 di Jakarta : Sekolah Dokter Jawa didirikan
oleh dr, Bosch dan dr. Bleeker dg nama School Tot
Opleldeling Van Indiche Arsten (STOVIA), 1927 STOVIA
berubah menjadi Sekolah Kedokteran, 1947 menjadi
Fakultas Kedokteran UI;
➢ Tahun 1913 di Surabaya, didirikan Nederland Indesche
Arsten School (NIAS) ; tenaga dokter yang dihasilkan
mempunyai andil besar dalam mengembangkan
kesehatan masyarakat.
4. Fasilitas penunjang pelayanan kesehatan:
➢ Tahun 1888; mulai berdirinya Pusat Laboratoriun
Kedokteran di Bandung kemudian
➢ Tahun 1938; berubah menjadi Lembaga Eykma.
5. Penyuluhan kesehatan:
➢ Tahun 1925; Hydrich, melakukan pengamatan tingginya
angka kematian dan kesakitan di Banyumas dan
Purwokerto,
➢ Tingginya angka tersebut karena jeleknya kondisi sanitasi
lingkungan;
➢ Membuat daerah percontohan dengan melakukan
promosi (pendidikan) penyuluhan kesehatan masyarakat;
6. Pelayanan kesehatan masyarakat:
➢ tahun 1951: Konsep Bandung (Bandung Plan) Patah-
Leimena; mulai diperkenalkan bahwa pelayanan
kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak
dapat dipisahkan.
7. Cikal bakal Puskesmas:
Tahun 1956 dimulai upaya pengembangan kesehatan
masyarakat. Dirikan proyek Bekasi (Lemah Abang) oleh dr.
Y. Sulianti, sebagai proyek percontohan atau model
pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat
pedesaan dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan.
8. Pusat Kesehatan Masyarakat:
Tahun 1968, dalam RAKERKESNAS, Puskesmas merupakan
sistem pelayanan kesehatan terpadu, dikembangkan
menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).
9. Pelayanan Puskesmas:
Sebagai Unit pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu.
Kegiatan Pokok Puskesmas:
❑ Kesehatan ibu dan anak.
❑ Keluarga berencana
❑ Gizi
❑ Kesehatan lingkungan.
❑ Pencegahan penyakit menular.
❑ Penyuluhan kesehatan masyarakat.
❑ Pengobatan.
❑ Perawatan kesehatan masyarakat.
❑ Usaha kesehatan gizi
❑ Usaha kesehatan sekolah.
❑ Usaha kesehatan jiwa.
❑ Laboratorium.
❑ Pencatatan.
Kegiatan Pelayanan Puskesmas: SEKARANG ? ?
DEFINISI KESEHATAN MASYARAKAT Pp - 2

1. Paling tua: Kesehatan adalah upaya-upaya untuk mengatasi


masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan;
➢ Kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi.
2. Pada ahir abad 18: Dengan ditemukan bakteri-bakteri penyebab
penyakit dan beberapa jenis imunisasi;
➢ Kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang
terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan
dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
3. Pada awal abad 19: Kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya
integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu kedokteran;
➢Sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan
pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda
masyarakat;
➢Aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu
sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
4. Awal abad 20: Winslow (1920);
Kesehatan masyarakat (public health)
adalah ilmu dan seni (art): mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat
untuk perbaikan sanitasi lingkungan,
pembratasan penyakit menular,
pendidikan untuk kebersihan
perorangan, pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan
perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan, pengembangan rekayasa
sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yang layak
dalam memelihara kesehatannya.
Pengorganisasian Masyarakat:
Menghimpum potensi masyarakat atau sumber daya
Untuk upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif kesehatan
mereka sendiri.
Menumbuhkan, membina, dan mengembangkan partisipasi
masyarakat.
Kegiatan kesehatan masyarakat mencakup:
• Sanitasi lingkungan,
• Pemberantasan penyakit,
• Pendidikan kesehatan (higiene)
• Manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan, dan
• Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan
kesehatan masyarakat tersebut.
5. Ikatan Dokter Indonesia Amerika (1948):
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi
dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat, mencakup pula usaha-usaha
masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan,
dan pemberantasan penyakit.
Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
❑ Sebagai ilmu, awalnya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu
bio-medis dan ilmu-ilmu sosial.
❑ Sesuai dengan perkembangannya: ilmu biologi, ilmu kedokteran,
ilmu kimia, fisika, ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi,
ilmu pendidikan.
❑ Merupakan ilmu yang multi disiplin;
❑ Pilar utama ilmu kesehatan masyarakat antara lain:
➢ Epidemiologi.
➢ Biostatistik/statistik kesehatan.
➢ Kesehatan lingkungan.
➢ Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
➢ Administrasi kesehatan masyarakat.
➢ Gizi masyarakat.
➢ Kesehatan kerja.
Sebagai Seni dalam Penerapan Ilmu Kesehatan
Masyarakat:
• Pemberantasan penyakit, menular / tidak menular.
• Perbaikan sanitasi lingkungan
• Perbaikan lingkungan pemukiman
• Pembrantasan vektor.
• Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat.
• Pelayanan kesehaan ibu dan anak.
• Pembinaan gizi masyarakat.
• Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
• Pengawasan obat dan minuman.
• Pembinaan peran serta masyarakat, dsb
KESEHATAN MASYARAKAT SEBAGAI ILMU DAN SENI
ILMU SENI
• Epidemiologi. • Pemberantasan penyakit,
• Biostatistik/statistik menular/tidak menular.
kesehatan. • Perbaikan sanitasi lingkungan
• Kesehatan lingkungan. • Perbaikan lingk pemukiman
• Pendidikan kesehatan dan • Pembrantasan vektor.
ilmu perilaku • Penddk (penyuluhan) kesmas.
• Administrasi kesehatan • Pelayanan kes. ibu dan anak.
masyarakat. • Pembinaan gizi masyarakat.
• Gizi masyarakat. • Pengawasan sanitasi TTU
• Kesehatan kerja. • Pengawasan obat dan
minuman.
• Pembinaan peran serta
masyarakat, dsb
TUGAS 1
Judul: Pelayanan kesehatan di Pusat Pelayanan
Kesehatan Masyarakat di

Judul:
T1 07 02 19_Amin_Nip
II. EPIDEMIOLOGI Pp - 3

Pengertian dan Peran Epidemiologi:


❑Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi
tentang epidemi.
❑Hanya mempelajari penyakit menular/infeksi saja,
tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi
juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi.
❑Sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada
manusia di dalam kontek lingkungannya.
❑Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta
pencarian determinan-determinan penyakit.
❑Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit.
KEGUNAAN
• Dalam konteks program kesehatan dan keluarga
berencana, sebagai tool (alat) dan metode
(pendekatan).
• Sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu
masalah KB-Kes selalu mempertanyakan siapa yang
terkena masalah, bagaimana penyebaran masalah,
serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.
• Sebagai Pendekatan pemecahan masalah, dalam
lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta
kapan penyebaran masalah terjadi.
• Dalam program kesehatan sebagai ukuran epidemiologi
(prevalensi, point of prevalence, perhitungan
prevalensi, kasus baru, case fatality rate dsb).
ELEMEN EPIDEMIOLOGI
Penyakit Populasi Pendekatan Ekologi
Mempelajari Memusatkan Frekuensi dan
semua penyakit; perhatiannya distribusi penyakit
infeksi, non- pada distribusi dikaji dari latar
infeksi, seperti penyakit pada belakang pada
kanker, penyakit populasi kesling manusia baik
kekurangan gizi, (masyarakat lingk. fisik, biologis,
kecelakaan lalu atau kelompok) kimiawi, dan sosial
lintas maupun Terjadinya penyakit
kecelakaan kerja, pada sesorang dikaji
sakit jiwa dsb. dari manusia dan
total lingkungannya.
PENYEBARAN PENYAKIT
WHO WHERE WHEN
Siapakah yang Di mana Kapan penyebaran
menjadi sasaran penyebaran atau atau terjadinya
penyebaran terjadinya penyakit tersebut.
penyakit atau penyakit.
orang yang
terkena penyakit.

> ORANG > TEMPAT > WAKTU


Metodologi Epidemiologi
1. Epidemiologi Komunitas
2. Epidemiologi Klinik
3. Epidemiologi Terapan (FETP/ Field Epidemiology
Training Programme)
4. Epidemiologi Keperawatan
1. Epidemiologi Komunitas
Mempelajari upaya-upaya untuk memecahkan
berbagai masalah kesehatan melalui program
kesehatan masyarakat yang mencakup lima tingkat
pencegahan penyakit.
➢ HEALTH PROMOTION
➢ SPECIFIC PROTECTION
➢ EARLY DIAGNOSIS and PROMPT TREATMENT
➢ DISABILITY LIMITATION
➢ REHABILITATION
2. Epidemiologi Klinik
Secara khusus mempelajari metode
• diagnostik,
• pengobatan,
• prognostik, dan
• etiologi
dalam rangka meningkatkan pelayanan medis.
3. Epidemiologi Terapan (FETP/Field
Epidemiology Training Programme)
Mempelajari aplikasi epidemiologi dalam
program kesehatan masyarakat :
➢ investigasi wabah,
➢ surveillans, dan
➢ skrining.
4. Epidemiologi Keperawatan
❑ Dalam ilmu keperawatan dikenal istilah
Community Health Nursing (CHN) atau
keperawatan kesehatan masyarakat,
❑ CHN sebagai alat meneliti dan
mengobservasi pada pekerjaan dan sebagai
dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur
riset epidemiologi.
❑ Metode epidemiologi sebagai standard
kesehatan, disajikan sebagai alat untuk
memperkirakan kebutuhan masyarakat.
Terdapat 2 Pokok Metode:
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Mempelajari bagaimana Menguji data serta informasi
frekuensi penyakit berubah yang diperoleh studi
menurut perubahan epidemiologi deskriptif.
variabel epidemiologi A. Studi Riwayat Kasus (Case
A. Orang (Person) History Studies)
B. Tempat (Place) B. Studi Kohort (Kohort
C. Waktu (Time) Studies)
C. Epidemiologi Eksperimen
D. Epidemiologi Non
Eksperimen
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
A. Orang (Person)
Dibahas peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial,
pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya
keluarga, struktur keluarga dan paritas.
B. Tempat (Place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu
penyakit yang berguna sebagai perencanaan pelayanan
kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai
etiologi penyakit.
C. Waktu (Time)
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit yang
merupakan kebutuhan dasar dalam analisis epidemiologis
A. ORANG (PERSON)
1. Umur
Angka kesakitan maupun kematian, hampir semua keadaan
menunjukkan hubungan dengan umur.
Orang dapat membaca dengan mudah, melihat pola
kesakitan atau kematian menurut golongan umur.
WHO menganjurkan pembagian-pembagian umur:
TINGKAT INTERVAL 5 TH MEMPELAJARI
KEDEWASAAN PENYAKIT ANAK
0 - 14 tahun: bayi Kurang dari 1 tahun 0 - 4 bulan
dan anak-anak 1 - 4 tahun 5 - 10 bulan
15 – 49 tahun: orang 5 - 9 tahun 11 - 23 bulan
muda dan 10 – 14 tahun dsb 2 - 4 tahun
dewasa 5 - 9 tahum
50 tahun ke atas: 10 - 14 tahun
orang tua
2. Jenis Kelamin
Perbedaan angka kesakitan yang terjadi di beberapa
negara, dapat disebabkan oleh faktor intinsik.
1. Diduga meliputi faktor keturunan yang terkait
dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal
2. Diduga oleh karena berperannya faktor-faktor
lingkungan pada masing-masing jenis kelamin.
3. Kelas Sosial
❑ Variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.
❑ Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti
pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh
ditentukan pula oleh tempat tinggal.
❑ Kelas sosial juga dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.
4. Jenis Pekerjaan
❑ Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit
melalui beberapa jalan:
❑ Adanya faktor dari lingkungan
❑ Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress
❑ Ada tidaknya “gerak badan” didalam pekerjaan
❑ Tempat kerja yang sempit
❑ Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait
dengan pekerjaan di tambang.
5. Penghasilan
Menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan
pemanfaatan pelayanan kes. maupun pencegahan.

6. Golongan Etnik
❑ Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam
kebiasaan makan, susunan genetika, gaya hidup
dan sebagainya yang dapat mengakibatkan
perbedaan-perbedaan didalam angka kesakitan
atau kematian.
❑ Penelitian pada golongan etnik dapat memberikan
keterangan mengenai pengaruh lingkungan
terhadap timbulnya suatu penyakit.
7. Status Perkawinan
❑ Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara angka kesakitan maupun kematian
dengan status kawin: tidak kawin, cerai dan janda serta
duda
❑ Angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu
maupun kematian karena semua sebab makin meninggi
dalam urutan tertentu.

8. Besarnya Keluarga
Didalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat
menderita oleh karena penghasilan keluarga harus digunakan
oleh banyak orang.
9. Struktur Keluarga
❑ Suatu keluarga besar →Tanggunan →Rumah ? →Luas ?
→Berdesakan →memudahkan penularan penyakit
menular di kalangan anggotanya;
❑ Persediaan →yang besar →Tidak tersedia →tidak dapat
membeli cukup makanan yang bernilai gizi cukup →tidak
dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia.

10. Paritas
❑ Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti
dalam hubungan kesehatan si ibu maupun anak.
❑ Dikatakan umpamanya bahwa terdapat kecenderungan
kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas tinggi.
B. TEMPAT
Perbandingan pola penyakit sering dilakukan
antara lain:
1. Batas daerah-daerah pemerintahan
2. Kota dan pedesaan
3. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam
4. Negara-negara
5. Regional
1. Batas daerah-daerah pemerintahan
❑ Untuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi
penyakit, perbandingan menurut batas-batas alam lebih
berguna daripada batas administrasi pemerintahan.
❑ Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu
daerah dengan batas-batas alam ialah:
• Keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur,
kelembaban, turun hujan, ketinggian diatas permukaan
laut, keadaan tanah, sumber air.
• Derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang tergambar
dalam tingkat kemajuan ekonomi, pendidikan, industri,
pelayanan kesehatan, bertahannya tradisi-tradisi yang
merupakan hambatan-hambatan pembangunan,
• Faktor-faktor lain, seperti faktor sosial budaya yang tidak
menguntungkan kesehatan atau pengembangan
kesehatan, sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya
vektor penyakit menular tertentu, reservoir penyakit
menular tertentu, dan susunan genetika), dan sebagainya.
Kota <–> Desa → Migrasi
❑ Migrasi antar desa atau ke kota dapat membawa
akibat terhadap pola dan penyebaran penyakit
menular di desa atau kota yang bersangkutan
maupun desa atau kota di sekitarnya.
❑ Peranan migrasi atau mobilitas geografis didalam
mengubah pola penyakit di berbagai daerah
menjadi lebih penting dengan makin lancarnya
perhubungan darat, udara dan laut; →DB
Data Tempat Wilayah
Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam
mempelajari etiologi suatu penyakit dapat digambarkan
dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah dan pada
menyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran.
Didalam memperbandingkan angka kesakitan atau angka
kematian antar daerah/tempat perlu diperhatikan
terlebih dahulu di tiap-tiap daerah/tempat:
1. Susunan umur
2. Susunan kelamin
3. Kualitas data
4. Derajat representatif dari data terhadap seluruh
penduduk.
Variasi geografis
Terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mungkin
berhubungan faktor-faktor berikut:
1. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi
yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya.
2. Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang
berbeda, bervariasi seperti karakteristik demografi.
3. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan,
keluarga, praktek hygiene perorangan dan bahkan
persepsi tentang sakit atau sehat.
4. Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti
tersedianya dan efisiensi pelayanan medis, program
higiene /sanitasi, dan lain-lain.
C. WAKTU
Panjangnya waktu, terjadinya perubahan angka
kesakitan:
1. Fluktuasi jangka pendek, lama ? →berlangsung
beberapa jam, hari, minggu dan bulan dll.
Pola perubahan kesakitan →pada epidemi:
➢ Keracunan makanan (beberapa jam),
➢ Influensa (beberapa hari atau minggu),
➢ Cacar (beberapa bulan).
2. Perubahan-Perubahan Secara Siklus
❑ Perubahan secara siklus, didapatkan pada keadaan
dimana timbulnya dan memuncaknya angka-angka
kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang
tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau tiap
beberapa tahun.
❑ Peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada
penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan
infeksi.
Timbulnya/memuncaknya angka kesakitan/kematian
suatu penyakit yang ditularkan melalui vektor secara
siklus berhubungan dengan :
❑ Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan transmisi
penyakit oleh vektor yang bersangkutan
❑ Adanya tempat perkembangbiakan alami dari vektor
sedemikian banyak untuk menjamin adanya kepadatan
vektor yang perlu dalam transmisi.
❑ Selalu adanya kerentanan.
❑ Adanya kegiatan-kegiatan berkala dari orang-orang
yang rentan yang menyebabkan mereka terserang oleh
“vektor bornedisease” tertentu.
❑ Tetapnya kemampuan agen infektif untuk
menimbulkan penyakit.
❑ Adanya faktor-faktor lain yang belum diketahui.
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
A. Studi Riwayat Kasus (Case History Studies)
Dibandingkan antara 2 kelompok orang, yakni kelompok
yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang
yang tidak terkena (kelompok kontrol).
B. Studi Kohort (Kohort Studies)
❑ Sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu
penyebab penyakit (agent).
❑ Kemudian diambil sekelompok orang lagi (kontrol) yang
mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok
pertama tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada
penyebab penyakit.
❑ Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua
kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan
antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.
C. Epidemiologi Eksperimen
Dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan)
kepada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan
kelompok kontrol
Penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan
dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan
cause and effect relationship serta tes yang berhubungan
dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk
menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya.
Studi eksperimen, yaitu :
1. Clinical Trial
2. Community Trial
D. Epidemiologi Non Eksperimen
1. Studi kohort/follow up/incidence/longitudinal/
prospektif studi.
Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
2.Studi kasus kontrol/case control study/studi
retrospektif.
Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit.
3.Studi ekologik.
Tujuannya menyelidiki secara empiris faktor resiko
atau karakteristik yang berada dalam keadaan
konstan di masyarakat melalui sumber ekologis.

Anda mungkin juga menyukai