Anda di halaman 1dari 3

Dasar teori

Tegangan radial dan tangensial pada dies

Saat pembentukan suatu produk, material akan dialirkan pada sebuah cetakan yang biasa disebut
sebagai dies. Pembentukan berlangsung karena adanya gaya eksternal yang diberikan oleh punch.
Konstruksi dies akan menentukan bentuk produk. Ketika pembentukan terjadi, material akan
memberikan tekanan radial pada ruang dies sehingga lapisan dies akan mengalami tegangan. Pada
umumnya, produk yang dibentuk memasuki ruang dies yang berbentuk silinder. Jika dianggap ruang
pembentukan memiliki jari – jari sebesar a dan lapisan dies memiliki jari – jari b dari pusat dies, tekanan
internal dari material saat pembentukan sebesar pi dan tekanan eksternal sebesar p0, maka arah
tekanan dapat diilustrasikan pada Gambar X.

Sebagai konsekuensi dari adanya tekanan internal dan eksternal, terjadi tegangan radial 𝜎𝑟 pada
antarmuka lapisan (sirkular) pada jarak r dan pada jarak 𝑟 + 𝑑𝑟 tegangan radial akan sedikit berubah
menjadi 𝜎𝑟 + 𝑑𝜎𝑟 . Tegangan ini terdistribusi seragam sepanjang permukaan dalam dan luar lapisan.
Saat terjadi perbedaan tekanan antara permukaan dalam dan permukaan luar antarmuka maka lapisan
akan mengalami tegangan tangensial yang terdistribusi seragam sepanjang ketebalan lapisan selama
lapisan tersebut sangat tipis. Bagian yang memiliki tegangan tangensial ini dapat dilihat hanya pada
bagian kecil dari lapisan. Tegangan yang terjadi pada lapisan dies dapat diilustrasikan pada Gambar X.

Dengan menerapkan hukum Newton 1 pada arah radial, maka:

∑ 𝜎𝑟 = 0

𝑑𝜃
(𝜎𝑟 + 𝑑𝜎𝑟 )(𝑟 + 𝑑𝑟)𝑑𝜃𝑑𝑙 − 𝜎𝑟 𝑟𝑑𝜃𝑑𝑙 − 2𝑑𝜎𝑡 𝑑𝑟 sin ( ) 𝑑𝑙 = 0
2
𝑑𝜃 𝑑𝜃
Karena nilai 𝑑𝜃 dan 𝑑𝜎𝑟 𝑑𝑟 sangat kecil maka sin ( 2 ) = ( 2 ) dan 𝑑𝜎𝑟 𝑑𝑟 dapat diabaikan dan setiap
suku dibagi dengan 𝑑𝜃, sehingga

𝜎𝑟 𝑑𝑟 + 𝑟𝑑𝜎𝑟 − 𝜎𝑡 𝑑𝑟 = 0
𝑟𝑑𝜎𝑟 + (𝜎𝑟 − 𝜎𝑡 )𝑑𝑟 = 0
𝑑𝜎𝑟
𝑟 + 𝜎𝑟 − 𝜎𝑡 = 0
𝑑𝑟
Persamaan X dapat diintegralkan selama 𝜎𝑟 dan 𝜎𝑡 merupakan fungsi dari 𝑟. Untuk kasus lapisan dies
yang tebal, regangan aksial 𝜀𝑎 pada suaty titik dapat ditulisan pada persamaan X.
𝜎𝑎 − 𝑣(𝜎𝑟 + 𝜎𝑡 )
𝜀𝑎 =
𝐸
This means plane transverse section before remain plane after loading.
So far as the axial stress 𝜎𝑎 is concerned, two cases are of the interest in a wide variety of design
application.

i. Axial load induced by pressure not carried by the walls of the cylinders (𝜎𝑎 = 0)
ii. Walls of the cylinder carry the load. Region of the cylinders away from the ends, axial stress
are uniformly distributed. Hence 𝜀𝑎 , 𝜎𝑎 , 𝐸, 𝑣 are constant, therefore:
𝜎𝑎 − 𝐸𝜀𝑎
(𝜎𝑟 + 𝜎𝑡 ) = = 2𝐶1
𝑣
Dimana C1 adalah sebuah konstanta.

Substitusikan 𝜎𝑡 ke persamaan diferensial maka diperoleh:

2𝐶1 = (𝜎𝑟 + 𝜎𝑡 )
𝜎𝑡 = 2𝐶1 − 𝜎𝑟
𝑑𝜎𝑟
𝑟 + 𝜎𝑟 − (2𝐶1 − 𝜎𝑟 ) = 0
𝑑𝑟
𝑑𝜎𝑟
𝑟 + 2𝜎𝑟 = 2𝐶1
𝑑𝑟
𝑑 2
(𝑟 𝜎𝑟 ) = 2𝐶1 𝑟
𝑑𝑟
Integralkan persamaan X maka diperoleh:

𝑟 2 𝜎𝑟 = ∫ 2𝐶1 𝑟 𝑑𝑟

𝑟 2 𝜎𝑟 = 𝐶1 𝑟 2 + 𝐶2
Dimana C2 adalah konstanta integrase, sehingga:
𝐶2
𝜎𝑟 = 𝐶1 +
𝑟2
𝐶2
𝜎𝑡 = 𝐶1 −
𝑟2
Nilai C1 dan C2 dapat ditentukan dengan mengetahui nilai dari tekanan internal dan eksternal,
definisikan tekanan tersebut sebagai kondisi batas sehingga:

𝜎𝑟 = −𝑝𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟 = 𝑎
𝜎𝑡 = −𝑝0 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟 = 𝑎
Tanda – menunjukan tekanan merupakan efek kompresi. Aplikasi kondisi batas tersebut pada
persamaan X maka dapat diperoleh C1 dan C2 sebagai berikut:

𝑎2 𝑝𝑖 − 𝑏 2 𝑝0
𝐶1 =
𝑏 2 − 𝑎2
𝑎2 𝑏 2 (𝑝𝑖 − 𝑝0 )
𝐶2 = −
𝑏 2 − 𝑎2
Sehingga diperoleh formula unyuk tegangan radial dan tegangan tangensial sebagai berikut:

𝑎2 𝑝𝑖 − 𝑏 2 𝑝0 𝑎2 𝑏2 (𝑝𝑖 − 𝑝0 ) 1
𝜎𝑟 = ( ) − ( ) 2
𝑏 2 − 𝑎2 𝑏 2 − 𝑎2 𝑟

𝑎2 𝑝𝑖 − 𝑏 2 𝑝0 𝑎2 𝑏2 (𝑝𝑖 − 𝑝0 ) 1
𝜎𝑡 = ( ) + ( ) 2
𝑏 2 − 𝑎2 𝑏 2 − 𝑎2 𝑟

Untuk kasus dimana tidak ada tekanan eksternal seperti yang terjadi pada pembentukan produk, maka
formula tegangan radial dan tegangan tangensial ditunjukkan pada persamaan X.

𝑎2 𝑝𝑖 𝑏2
𝜎𝑟 = ( ) (1 − )
𝑏 2 − 𝑎2 𝑟2

𝑎2 𝑝𝑖 𝑏2
𝜎𝑡 = ( ) (1 + )
𝑏 2 − 𝑎2 𝑟2

Anda mungkin juga menyukai