Anda di halaman 1dari 3

3.

Pengolahan mineral logam tanah jarang


Elemen tanah jarang memiliki afinitas yang sangat tinggi terhadap oksigen, dan
demikian sumber mineralnya yang utama berada dalam bentuk oksida sebagai REO (Rare
Earth Oxide). Faktor utama yang menjadi pertimbangan untuk pemilihan proses
perlakuannya adalah tipe dan tempat depositnya, serta kompleksitasnya.
Langkah pertama yang dilakukan dilakukan untuk pengolahan mineralnya terdapat
proses pemanfaatan (benefication) yang tidak dilakukan reaksi kimia dengan maksud
mengubah susunan komposisi kimia dari mineral tersebut, akan tetapi dilakukan liberasi atau
reduksi ukuran dari bijih mineral. Perbedaan pada sifat fisika seperti gravitasi, sifat
kemagnetan, dan potensial ionisasi mampu meningkatkan persentase REO dengan metode
metode separasi seperti gravity separation, flotation, dan electrostatic and magnetic
separation .Langkah selanjutnya dilakukan dengan tujuan untuk mengubah mineral yang
telah terkonsentrasi (konsentrat) menjadi bentuk yang memiliki nilai ekonomis melalui
berbagai proses yang melibatkan reaksi kimia dan panas yang biasanya digunakan metode
hidrometalurgi.
4. Hidrometalurgi
Material yang telah diproses dari sumber primer (mineral) menjadi bentuk konsentrat,
kemudian diproses secara hidrometalurgi menggunakan larutan asam atau basa untuk secara
selektif melarutkan dan mempresipitasi logam yang diinginkan. Secara garis besar, proses
hidrometalurgi untuk logam tanah jarang meliputi leaching (pelindian), solvent extraction,
ion exchange, dan precipitation (presipitasi).
4.1. Leaching
Proses ini dilakukan setelah konsentrat dari pengolahan mineral telah
diperoleh atau setelah proses perlakuan panas (roasting) yang bertujuan untuk
melarutkan logam yang diinginkan. Proses leaching yang diketahui adalah
menggunakan larutan asam seperti H2SO4, HCl, HNO3, dan larutan basa seperti NaCl,
atau (NH4)2SO4.
Untuk mineral fluorokarbonat seperti bastnasite, konsentrat dilakukan roasting
terlebih dahulu sebelum dilakukan leaching untuk mengurai komposisi karbonat pada
konsentrat. Karena setengah dari logam tanah jarang yang terkandung didalam
bastnasite adalah Cerium, maka proses penguraian akan sangat mengurangi kapasitas
solvent extraction dalam menyeleksi logam. Dari proses roasting atau bisa digunakan
proses kalsinasi, kandungan Cerium (III) terkonversi menjadi Cerium (IV). Kemudian
ditambahkan agen leaching berupa asam klorida (HCl) yang mampu mendorong
reduksi Cerium (IV) dan menghasilkan residu logam cerium yang diinginkan. Larutan
hasil leaching atau disebut leachate yang diperoleh kemudian diproses lebih lanjut
menggunakan solvent extraction. Reaksi yang terjadi
Proses roasting pada bastnasite dilakukan dengan menggunakan amonium
klorida yang mampu mendekomposisi konsentrat kedalam bentuk gas HCl yang
membentuk RECl (Rare Earth Chloride) yang kemudian di-leaching dengan air
panas. Reaksi yang terjadi adalah :

Proses benefication yang lain terdapat pada pertambangan bayan obo di tiongkok,
dimana diawali dengan proses roasting dengan asam sulfat yang dipanaskan dengan
98% Asam Sulfat pada suhu 500oC. Proses ini mendekomposisi matriks
fluorokarbonat pada mineral lalu menkonversi rare earth ke bentuk sulfat dan
melepas gas karbon dioksida serta HF. Rare Earth Sulfate kemudian di-leaching
dengan NaCl dan dipresipitasi sebagai Natrium Sulfat Ganda. Akan tetapi, proses
tersebut dapat merugikan lingkungan karena gas asam fluorida yang dikeluarkan
bersifat racun sehingga pertambangan bayan obo melakukan perkembangan teknologi
dengan mengganti larutan leaching dengan HCl yang mampu menaikkan kadar
leachate karbonat sebesar 94.6% dan terpisah dengan fluorida yang tidak terdeposisi
menjadi gas.
Selain bastnasite, mineral tanah jarang lainnya yaitu monazite juga
membutuhkan kondisi yang sesuai untuk melakukan leaching. Kandungan Thorium
yang banyak didalam monazite menjadi perhatian utama ketika pemrosesan mineral
monazite dan ketika proses presipitasi didalam residu yang cenderung sulit dilakukan
recover secara ekonomis. Untuk proses benefication monazite, larutan asam sulfat
atau larutan basa natrium hidroksida lebih disarankan untuk proses leaching pada
temperatur tinggi. Dengan penggunaan natrium hidroksida pada suhu 150oC,
kemudian cake yang mengandung thorium hidroksida di leaching kembali dengan
menggunakan larutan asam untuk membentuk larutan leaching yang mengandung
logam tanah jarang yang diinginkan. Reaksi yang terjadi pada proses leaching dengan
larutan basa adalah :

Seperti bastnasite dan monazite, mineral tanah jarang seperti xenotime juga
menggunakan larutan leaching berupa asam seperti asam sulfat atau basa. Setelah di
roasting dengan garam ammonia , proses leaching diberbagai tempat melakukan
metode yang berbeda beda yaitu dengan asam sulfat, asam nitrat, larutan basa, dan
water leaching yang semuanya bertujuan untuk mengeluarkan logam tanah jarang
yang diinginkan saat leaching atau untuk meningkatkan laju pelarutan pengotor
setelah proses pre-treatment. Akan tetapi dari berbagai larutan leaching yang
digunakan, larutan (NH4)2SO4 dan NaCl adalah yang paling efektif dalam
mengeluarkan logam tanah jarang dari mineral xenotime karena prosesnya yang cepat
dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai