PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Mohammad Budi UTomo, S.Thi
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam hal ini, pemakalah akan membahas alam semesta yang diciptakan
dengan tujuan untuk dimanfaatkan oleh manusia yang menjadi pengemban amanat
sebagai Khalifah dimuka bumi yang bertugas mengelola alam semesta, agar dapat
menjadikan alam semesta sebagai objek kajian dan penelitian segala ilmu
pengetahuan.
1
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat (Jakarta: Raja Grafindo Persada:
2012) h. 96
1
2. Rumusan Masalah
B. PEMBAHASAN
1. Hakekat Alam Semesta dalam Islam
Asal dari kata “Alam” seperti dikutip Abdul Haris dari Nurcholis Majid,
berasal dari bahasa Arab ْال َعلَ ُمsatu akar kata dengan ( ْال ِعلَ ُمPengetahuan) dan ُ ْال َعالَ َمة
(Pertanda). Disebut demikian karena jagad raya ini adalah pertanda adanya Sang
Maha Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Alam dalam bahasa Yunani disebut
dengan cosmos, yang berarti “serasi, harmonis”, karena ala mini ada dalam
keserasian dan keharmonisan berdasarkan hukum-hukum yangn teratur.2
Alam Semesta adalah segala sesutu yang ada selain Allah SWT. Maka
menurut hemat pemakalah dapat dipahami bahwa seluruh yang ada dimuka bumi
seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan segala yang terkandung dalam perut bumi.
Termasuk yang ada di langit, planet-planet, segala bintang, planet dan asteroid,
baik yang punya garis orbit maupun yang tidak adalah termasuk kategori Alam
2
Abdul Haris, dan Kivah Aha Putra, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2012) h.
90
2
Semesta. Bahkan yang tidak terlihat oleh mata manusia seperti alam Jin, syetan
dan malaikat juga masuk dalam istilah Alam Semesta.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya,
Al’alamina bentuk Jama’ dari ‘Alamun, artinya semua yang ada selain Allah
SWT. Dan lafadz ‘Alamun sendiri adalah bentuk Jama’ yang tidak ada bentuk
tunggal dari lafadz aslinya,sedangkan lafadz Al ‘Awalim artinya berbagai macam
makhluk yang ada di langit, di daratan, dan di laut, dan setiap generasi dari setiap
makhluk tersebut dinamakan ‘alam pula. Didalam riwayat Sa’id ibnu Jubair dan
Ikrimah, dari ibnu Abbas, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Rabbul
‘Alamin ialah Tuhan Jin dan Manusia3
5
َب ْال َعالَ ِم ْين
ِ ا َ ْل َح ْمدُ للِ َر
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
6
َار َك للاُ َرب ْال َعالَ ِم ْين
َ َت َب
“Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”
3
Abu FIda’ Isma’il Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir edisi terjemah (Bandung: Algesindo,
2000) h. 112
4
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam (Bandung:Cita Pustaka, 2008) h. 3
5
Al Qur’an, Surat Al Fatihah Ayat: 2
6
Al Qur’an, Surat Al A’raf Ayat: 54
3
7
َاف للاَ َرب ْال َعالَ ِم ْين
ُ ِإنِ ْي أ َ َخ
“Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”
8
َض َرب ْال َعالَ ِم ْين ِ فَ ِلل ِه ْال َح ْمدُ َرب الس َم َاوا
ِ ت َو َرب ال َ ْر
"Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta
alam"
9
َس ْو َل للاِ َرب ْال َعالَ ِم ْين
ُ فَقَا َل ِإنِ ْي َر
“Sesungguhnya au adaah utusan dari Tuhan seru sekalian alam”
Dari sudut pandang tauhid dan konsepsi Islam tentang alam semesta, alam
semesta merupakan ciptaan dan diurus oleh kehendak dan perhatian Allah. Jika
Allah sekejap saja tidak memberikan perhatian, maka seluruh alam semesta pasti
binasa seketika itu juga. Alam semesta ini diciptakan tidak sia-sia atau bukan
untuk senda-gurau. Dalam penciptaan manusia dan dunia tersirat banyak
keuntungan. Segala yang diciptakan tidak sia-sia. Sistem yang ada pada alam
semesta adalah sistem yang paling baik dan paling sempurna. Sistem ini
memanifestasikan keadilan dan kebenaran, dan didasarkan pada serangkaian
sebab dan akibat. Setiap akibat merupakan konsekuensi logis dari sebab, dan
setiap sebab melahirkan akibat yang khusus.
7
Al Qur’an, Surat Al Hasyr Ayat: 16
8
Al Qur’an, Surat Al Jatsiyah Ayat: 16
9
Al Qur’an, Surat Az Zukhruf Ayat: 46
4
merupakan hukum Allah. Alam semesta ini merupakan tempat bagi
perkembangan manusia.
10
Al Rasyidin, op. cit. h. 6
5
Al Farabi sebagai Filosof Musim terkenal mempunyai teori penciptaan
yang dikenal dengan istilah “Teori Emanasi” teori ini menyatakan bahwa alam
semesta tercipta dari pancaran sang Khaliq yang Esa. Dalam pemikiran Al Farabi,
alam semesta ini terjadi kerena limpahan dari ‘Aql atau yang Esa. Wujud Tuhan
lah ْال ُو ُج ْود ُ ْال َو ُلyang melimpahkan wujud alam semesta.11
11
Ibid, h. 7
12
Sirajuddin, Zar, Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2004) h. 100
13
Abuddin Nata, op.cit, h. 104
6
pada akhirnya kita sebagai manusia banyak belajar, dan mendalami hal tersebut
agar kita senantiasa mengingat Allah dan semakin dekat dengan NYA.
a. Tujuan IPTEK
Tujuan ini mengarah pada eksploitasi dan aplikasi manusia terhadap Alam
Semesta untuk digunakan sebagai objek dalam pengembangan Imu Pengetahuan
demi kemaslahatan manusia di masa yang akan datang menuju kehidupan yang
lebih baik.
32. “Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai
buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah
33. “Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang
terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan bagimu malam
dan siang.”
7
34. “Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa
yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim
dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Tanpa adanya akal manusia untuk berpikir dan adanya Alam Semesta
sebagi objek pengembangannya, mustahil adanya pemanfaatan tersebut, jadi
memang tujuan penciptaan Alam semesta secara khusus ditundukkan untu
manusia sebagai khalifah yang mengelola, memelihara dan memanfaatkan
kekayaan Alam.
b. Tujuan IMTAQ
Tujuan ini bersifat lebih khusus dan menjadi tujuan utama dalam
penciptaan Alam semesta menurut prespektif Islam seperti yang tercantum dalam
Al Qur’an. Yaitu penciptaan alam semesta bertujuan agar manusia sampai pada
kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Kuasa.
14
Abuddin Nata, op. cit. h. 110
15
Al Rasyidin, op. cit. h. 9
8
Manusia sebagai makhluk yang sempurna karena memiliki akal untuk
berpikir, membedakan antara yang Haq dan Bathil, telah dipilih oleh Allah SWT
sebagai khalifah atau pemimpin yang mengemban tugas untuk memelihara,
mengelola dan memanfaatkan Alam Semesta yang diciptakan memang khusus
untuk manusia.
Disamping itu, manusia harusnya berpikir bahwa tiada daya dan upaya
yang bisa menciptakan Alam Semesta kecuali Allah Yang Maha Kuasa. Sehingga
ia memperoleh kemudahan dalam menjalankan hidupnya lalu bersyukur atas
segala hal tersebut dengan memanfaatkan Alam Semesta dengan sebaik-baiknya,
tidak dengan mengeksploitasi harta kekayaan Alam dengan serakah sehingga
merusak tatanan dan kelangsungan hidup Alam, jika itu yang terjadi, maka apa
bedanya manusia dengan penghuni Bumi sebelumnya?
16
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008) h. 548
9
Al Rasyidin menyatakan Pendidikan Islami merupakan kunci guna
menemukan, menangkap dan memahami Alam dengan seluruh fenomena dan
noumenanya. Upaya itu pada akhirnya akan mengantarkan manusia pada
keberadaan dan kemahakuasaan Allah SWT. Karenanya manusia dihantarkan oleh
Pendidikan Islam pada pengakuan (Syahadah) akan keberadaan Allah SWT.
Sebagai Tuhan Pencipta, Pemelihara dan Pendidik Alam Semesta.17
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Alam Semesta adalah segala sesuatu selain Allah SWT. Baik yang ada di
alam Syahadah atau yang dapat dilihat mata seperti langit dan apa yang ada
diatasnya, bumi dan seisinya, ataupun alam Ghaib yang tidak dapat dilihat mata
seperti Malaikat, Jin dan Syetan.
Penciptaan Alam Semesta oleh Sang Maha Kuasa bukan hal sia-sia tanpa
tujuan, melainkan dengan tujuan khusus untuk manusia sebagai Khalifah agar
mencapai pengetahuan akan keberadaan Sang Pencipta Yang Maha Esa.
17
Al Rasyidin, op. cit. h. 11-12
18
Abuddin Nata, Op. cit. h. 124
10
pada pengakuan (Syahadah) akan keberadaan Allah SWT. Sebagai Tuhan
Pencipta, Pemelihara dan Pendidik Alam Semesta.
2. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012
Abdul Haris, dan Kivah Aha Putra, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah,
2012
Abu FIda’ Isma’il Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir edisi terjemah, Bandung:
Algesindo, 2000
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Bandung: Cita Pustaka, 2008
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008
Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya , Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2004
11