Anda di halaman 1dari 27

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Komponen Dasar Peran Pondok Pesantren
1. Pengertian Peran
Menurut Sarlito (2015: 215) teori peran adalah teori yang digunakan dalam dunia
sosiologi, psikologi, antropologi, yang merupakan perpaduan sebagai teori, orientasi,
maupun disiplin ilmu. Teori peran berbicara tentang istilah “peran” yang bisa digunakan
dalam dunia teater, dimana seorang aktor dalam teater harus bermain sebagai tokoh
tertentu dari dalam posisinya sebagai tokoh itu, sehingga seorang aktor tersebut
diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater
dianalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat, dan keduanya memiliki
kesamaan posisi.
Seorang kyai mempunyai peran penting bagi santrinya. Kyai bukan hanya sebagai
pengajar, pembimbing. Kyai juga merupakan orang tua kedua bagi santrinya. Santri
diharapkan setiap melakukan apapun harus dengan sepersetujuan kyai, karena Kyai
sebagai manajer dalam sektor kehidupan pesantren, sehingga kedudukan kyai bukan
hanya menjadi pengasuh pondok melainkan menjadi pemilik pesantren.

2. Pengertian Pondok Pesantren


Saat pemakaian sehari-hari, istilah pesantren bisa disebut dengan pondok saja
atau keduanya digabungkan. Secara esensial penamaan pondok lebih kearah asrama atau
tempat penginapan, Pesantren adalah tempat lembaga pendidikan islam. Pondok
pesantren adalah sebuah tempat penginapan santri sehari-hari dapat di pandang sebagai
pembeda antara pondok dan pesantren. (Muzamil Q., tth: 1)
Dilihat dari segi historis, pesantren bukan hanya identik dengan masalah
keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia (indigeneous), sebab,
lembaga serupa pesantren sebenarnya sudah ada sejak masa Hindu-Budha. (Abuddin
Nata, 2001: 89)
Kesimpulannya jadi pondok pesantren adalah tempat penginapan seorang yang
sedang mencari ilmu mengenai keislaman. Pondok pesantren merupakan tempat tinggal
santri yang mempunyai rumah yang jauh dari tempat belajarnya. Kyai dan santri tinggal
bersama dan bekerjasama dalam hal memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.

3. Kategori dan Unsur-Unsur Pesantren


Menurut Dhofier (Mujamil Qomar, tth: 16) memandang dari perspektif
keterbukaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, kemudian membagi pesantren
menjadi 2 kategori yaitu pesantren salafi dan khalafi. Pesantren salafi tetap mengajarkan
pengajaran kitab-kitab islam klasik sebagai inti pendidikannya. Penerapan sistem
madrasah untuk memudahkan system sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga
pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. Sedangkan
pesantren khalafi telah memasukan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah-madrasah
yang dikembangkan atau membuka tipe-tipe sekolah umum didalam lingkungan
Pesantren.
Kategori pesantren terkadang dipandang dari sistem pendidikan yang
dikembangkan. Pesantren dalam pandangan ini dapat dikelompokkan menjadi 3 macam:
kelompok pertama, memiliki santri yang belajar dan tinggal bersama kiai, kurikulum
tergantung kyai, dan pengajaran secara individual. Kelompok kedua, memiliki madrasah,
kurikulum tertentu, pengajaran bersifat aplikasi, kiai memberikan pelajaran secara umum
dalam waktu tertentu, santri bertempat tinggal di asrama untuk mempelajari pengetahuan
agama dan umum. Dan kelompok ketiga, hanya berupa asrama, santri belajar disekolah,
madrasah, bahkan perguruan tinggi umum atau agama diluar kyai sebagai pengawas dan
pembinaan mental. (Mujamil Qomar, tth: 17)

4. Pengelompokkan Santri
Dalam tradisi pesantren dikenal dengan adanya 2 kelompok yaitu: “santri mukim”
dan “santri kalong”. Santri mukim adalah santri yang berasal dari daerah jauh dan
menetap dipesantren pada pondok yang telah disediakan oleh pesantren yang
bersangkutan. Sedangkan, santri kalong adalah murid-murid atau para santri yang berasal
dari desa-desa disekeliling pesantren yang biasanya tidak menetap di pesantren. Untuk
pembelajarannya mereka bolak-balik dari rumahnya sendiri. (Sindu Galba, 1995: 53-54)

5. Fungsi Pesantren
Fungsi pesantren pada masa Syaikh Maulana Malik Ibrahim yaitu untuk pusat
pendidikan dan penyiaran agama islam. Menurut Mahsum Pesantren memiliki fungsi
mencakup 3 yaitu fungsi religious, fungsi sosial dan fungsi edukatif. Selain 3 itu juga
pesantren merupakan lembaga pendidikan moral dan kultural. (Mujamil Qomar, tth: 22-
23)

B. Komponen Dasar Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan sebuah prog ram dalam bentuk pendidikan yang bertujuan
memberikan pengarahan di dalam usaha pembaharuan pendidikan. Syamsul Munir Amin
(2010:3) Secara etimologis kata bimbingan merupakan sebuah terjemahan dari bahasa
Inggris “guidance”. Kata “guidance” merupakan bentuk mashdar (kata benda) yang
berasal dari kata kerja “to guide”menunjukkan arti membimbing atau menuntun orang ke
jalan yang benar.
Sedangkan secara terminologi dari beberapa Para Ahli bimbingan merupakan:

1) Syamsu Yusuf berpendapat bahwa “guidance is the assistance given to individuals in


making intelligent choice and ajustments in their live. The ability is not innate it must be
developed. The fundamental purpose of guidance is to develop in each individual up to the
limit of his capacity, the ability to solve his own problems and to make his own
adjusments…..”. (bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
membuat pilihan cerdas dan penyesuaian dalam hidup mereka. Kemampuan bawaan itu
tidak harus dikembangkan. Tujuan mendasar dari bimbingan adalah untuk
mengembangkan di setiap individu hingga batas kapasitasnya, kemampuan untuk
memecahkan masalahnya sendiri dan untuk membuat penyesuaian sendiri )
2) Menurut Syamsul Munir (2010: 6-7) bahwa: “pelayanan bimbingan adalah kegiatan-
kegiatan terorganisir untuk memberikan bantuan secara sistematis kepada murid dalam
membuat penyesuaian diri terhadap berbagai bentuk problem yang dihadapi, misalnya
problem pendidikan, jabatan, kesehatan, sosial, dan perseorangan. Dalam pelaksanaanya
bimbingan harus mengarahkan segala kegiatannya kepada pertolongan terhadap orang agar
mengetahui tentang diri pribadinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
(Syamsul Munir Amin, 2010: 6-7)

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas, bimbingan adalah sebuah layanan bantuan
dari seseorang kepada individu untuk mengenal dirinya, dan masalah yang ada di dalam
dirinya sehingga seorang individu tersebut dapat mengembangkan potensi yang ada di
dalam dirinya sesuai dengan passion yang dimiliki. Bimbingan yang diberikan dari seorang
pembimbing akan memberikan semangat dan jalan keluar bagi seorang klien dalam
melakukan sebuah tindakan agar klien bisa mengaktualisasikan dirinya.

2. Fungsi Bimbingan
Bentuk layanan bimbingan yang dilakukan seorang konselor baik di sekolah maupun di
Pondok Pesantren di tinjau dari maksud memberikan bimbingan dibedakan berdasarkan
fungsinya, yaitu sebagai berikut:
a) Bimbingan berfungsi preventif yaitu konselor dapat menyajikan sebuah informasi yang di
butuhkan seorang konseli dengan membantu mengarahkan ke program-program relevan
baginya. Konselor juga harus memberikan informasi, referral ke program-program
relevan, dan konseling individual berdasarkan isi dan proses program. (Andi Mapiere,
2010: 26)
b) Bimbingan bersifat kuratif yaitu sebuah bimbingan yang ditunjukkan kepada klien yang
mengalami kesulitan (sudah bermasalah) agar setelah menerima layanan dapat
memecahkan sendiri kesulitannya. Fungsi kuratif ini diperuntukkan untuk klien yang lagi
mengalami permasalahan untuk dipecahkan sebuah permasalahannya dalam bentuk
konseling individu. Bimbingan ini dimaksudkan untuk menjaga atau memelihara keadaan
yang sudah baik agar tidak terulang mengalami masalah lagi, atau tidak kambuh.
Bimbingan bersifat presevatif/ preseveratif merupakan usaha bimbingan yang
ditunjukkan kepada klien yang sudah memecahkan sebuah masalahnya (setelah klien
meneriima layanan kuratif) agar kondisi yang sudah baik tetap dalam kondisi yang baik.
Bimbingan ini dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara keadaan yang sudah baik
agar tidak terulang mengalami masalah lagi, atau tidak kambuh. Contohnya: seorang
yang frustasi karena di tinggal pacarnya, seorang klien dapat mengatasi masalahnya
dengan cara mengikuti berbagai macam organisasi. (Elfi Muawanah & Rifa Hidayah,
2012: 71-74)
c) Bimbingan berfungsi developmental merupakan suatu proses berkelanjutan yang
dijalankan dalam seluruh jangka kehidupan individu. Tipe konseling ini di fokuskan pada
membantu individu mencapai pertumbuhan pribadi yang positif dalam berbagai tahap
kehidupan mereka. (Andi Mapiere, 2010: 26)
d) Bimbingan bersifat adjustif adalah fungsi bimbingan dalam hal membantu klien agar
dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam lingkungannya, baik lingkungan sekolah,
pondok, keluarga ataupun lingkungan masyarakat. (Elfi Muawanah & Rifa Hidayah,
2012: 71-74)

A. Komponen Dasar Bimbingan Karier

1. Bimbingan Karir
Menurut Hartono (2016: 7) Bimbingan karier (career guidance) merupakan salah
satu bentuk khusus bimbingan yang semula lazim disebut dengan bimbingan jabatan
(vocational guidance). Disamping bimbingan karier, pada setting pendidikan bimbingan
juga ada beberapa macam seperti bimbingan pribadi, bimbingan belajar, bimbingan sosial
dan lain sebagainya. Bimbingan karier adalah sebuah bimbingan yang membantu klien
dalam memecahkan masalah-masalah karier atau pekerjaan untuk memperoleh
penyesuaian diri sebaik-baiknya dengan masa depan kalian.
Memilih sebuah karier bukan hanya sekedar melakukan hal apa yang ditentukan
seseorang untuk mencari nafkah saja melainkan sesuai dengan minat dan bakatnya agar
menjadikan seorang yang memilih karier itu sesuai dengan bahagia menjalani karier
tersebut. Pemilihan karier sangat unik di dalam masing-masing individu. Hal ini akan
dipengaruhi beberapa faktor misalnya gaya kepribadian, tahap perkembangan, peran
kehidupan, kebetulan dan takdir, latar belakang keluarga, jenis kelamin, bakat, usia juga
dapat mempengaruhi pemilihan karier. (Samuel T. Galding, 2015: 402)

2. Tujuan pelaksanaan bimbingan karier:


a. Memberikan bantuan kepada klien dalam upaya pemahaman dirinya
b. Agar klien dapat memahami berbagai jenis pekerjaan dan syarat-syarat masing-
masing pekerjaan itu
c. Agar klien dapat memilih pekerjaan sesuai dengan dirinya
d. Agar klien dapat menemukan permasalahan-permasalahan dalam dunia kerja dan
berupaya mengatasinya
e. Agar klien dapat mengevaluasi/ menilai pekerjaan yang dipilihnya secara tepat.
(Mastur, 2014: 6)
3. Fungsi bimbingan karier antara lain:
a. Fungsi persiapan dengan cara memberikan informasi berbagai jenis karier/ pekerjaan
yang mungkin dinikmati santri.
b. Fungsi pencegahan
Memberikan bantuan agar santri tidak mengalami kesulitan dalam memahami dirinya
(kemampuan, bakat, minat).
c. Fungsi penempatan
Pengasuh pondok menempatkan santri pada bidang/ jenis pendidikan/ latihan/
pekerjaan yang sesuai dengan diri siswa.
d. Fungsi penyesuaian
f. Membantu santri menyesuaikan diri. (Mastur, 2014: 6)
4. Prinsip-Prinsip Bimbingan Karier
Prinsip adalah sebuah kaidah atau dasar yang dipakai didalam penyelenggaraan
bimbingan karier. Prinsip-prinsip bimbingan karier ini yang bersumber dari prinsip
bimbingan dan konseling yang dapat diperinci menjadi 4 bagian yaitu:
1) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
a. Bimbingan karir yang melayani semua konseli tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
b. Bimbingan karier berurusan dengan sikap dan tingkah laku konseli yang
terbentuk dari aspek kepribadian yang kompleks dan unik, oleh karena itu
pelayanan bimbingan konseling perlu menjangkau keunikan dan kompleksitas
pribadi konseli.
c. Untuk lebih meningkatkan pelayanan bimbingan karier sesuai kebutuhan konseli,
perlu dipahami keunikan setiap konseli dengan berbagai kekuatan, kelemahan,
dan permasalahan kariernya.
d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seseorang konseli, mengandung
faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola tingkah
laku yang tidak seimbang. Oleh karena, pelayanan bimbingan karier harus
mempertimbangkan berbagai aspek kepribadian itu dan ;
e. Meskipun individu yang satu dan lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa
hal, perbedaan konseli harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka upaya
memberikan bimbingan karier kepada mereka.
2) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami konseli.
Prinsip-prinsip ini mencakup :
a. bimbingan karier berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental dan fisik konseli dalam kaitannya dengan pekerjaan, dan sebaliknya
pengaruh lingkungan pekerjaan terhadap kondisi mental dan fisik konseli; dan
b. kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah konseli yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan
bimbingan karier. (Hartono, 2016: 32-33)
3) Prinsip - prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan.
Prinsip-prinsip ini meliputi:
a. Bimbingan karier merupakan bagian integral dari bidang pelayanan bimbingan
dan konseling; oleh karena itu program bimbingan karier harus selaras dan
dipadukan dengan program bimbingan dan konseling di sekolah/pondok
pesantren;
b. Program bimbingan karier harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan
konseli, masyarakat, dan kondisi sekolah/ pondok pesantren;
c. Program bimbingan karier di sekolah/ponpes disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi; dan
d. Pelaksanaan bimbingan karier perlu dievaluasi (assessment) secara teratur dan
terarah. (Hartono, 2016: 33-34)
4) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
Prinsip-prinsip ini meliputi:
a. Bimbingan karier harus diarahkan untuk membantu konseli yang akhirnya
mampu membimbing dirinya sendiri (self- help) dalam menghadapi
permasalahan karier;
b. Dalam proses bimbingan karier, keputusan yang akan diambil dan akan
dilakukan konseli hendaknya sesuai dengan keinginan konseli sendiri bukan
karena kemauan dan desakan dari konselor dan pihak lain;
c. Permasalahan karier konseli harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi;
d. Kerjasama antar konselor/ pengasuh pondok,ustadz, dan orang tua sangat
menentukan hasil bimbingan karier; dan
e. Pengembangan program bimbingan karier dilakukan melalui pemanfaatan hasil
evaluasi (assessment) terhadap konseli yang mendapatkan bimbingan karier.
(Hartono, 2016: 34)

Bimbingan karir dalam penyelenggaraan dilakukan dengan berbagai cara seperti:

a) Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan dengan cara penyusunan dalam suatu paket
tertentu
b) Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan secara intruksional
c) Bimbingan karier dilaksanakan dengan bentuk pengajaran unit
d) Kegiatan bimbingan karier dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang disebut “hari
karier” atau career day.
e) Karyawisata karier yang diprogramkan oleh lembaga. (Bimo Walgito, 2010: 205-
206)
seorang Pengasuh Pondok bukan hanya dalam penyelenggaraan, namun pengasuh
juga harus melihat faktor penghambat santri dalam pemilihan karier. Sehingga santri
mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karier. Kesulitan ini berhubungan
dengan tiga faktor yang ada baik sebelum maupun selama proses pengambilan keputusan.
Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Kurangnya kesiapan
2) Kurangnya informasi
3) Informasi yang tidak konsisten
Gambar 2.1 Kesulitan Dalam Pengambilan Keputusan Karier

(Sumber: Dikutip dari buku Samuel T. Gladding: 417)

B. Self Direction
Self Direction adalah sebagai model design intruksional dengan sebuah partisipasi
learner dalam pengambilan sebuah keputusan. Seorang siswa/ santri yang menjalani
sebuah pendidikan baik formal maupun informal juga harus memiliki Self Direction yang
baik, karena seorang santri juga diharapkan bisa memiliki sebuah arahan diri mengenai
jenjang karir apa yang santri itu akan ditempuh. Seorang santri yang sudah memiliki
arahan diri terhadap masa depannya maka mereka dari jauh hari bisa mempersiapkan
untuk menggapai semua cita-cita yang ingin santri wujudkan dengan bantuan para
pembimbing pengasuh pondok di wilayah ponpes. Teori Self Directon menurut Though
adalah sebuah pembelajaran yang diperluas dan terjadi sebagai bagian dari kehidupan
orang dewasa setiap hari, dan secara sistematis tidak bergantung pada seorang instruktur.
(Dwi Istiyani, 2009: 134)
Seorang santri yang memiliki self direction yang baik tentunya secara simultan
akan memiliki sebuah kemampuan mengarahkan kehidupannya, dan tanggung jawab
yang penuh terhadap konsekuensi dari perbuatan yang dia lakukan. Dengan kata lain bila
seorang santri memiliki sebuah pengarahan diri dari apa yang ingin dia capai, sehingga
jalan kehidupannya akan berjalan secara alamiah dan mampu mengembangkan
perilakunya yang konsisten.

Dalam islam individu yang memiliki sebuah self direction yang baik berarti
memiliki keistiqomahan (kemauan yang kuat untuk tidak menceburkan diri kedalam
perbuatan buruk). Firman Allah yang menerangkan ummatnya untuk tetap istiqomah
dalam melakukan sesuatu kebaikan:

  


 
  
   
(http://risalahmuslim.id)
Artinya: "Sesungguhnya Telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu
istiqomahlah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu
mengikuti jalan orang-orang yang tidak Mengetahui". (QS. Yunus (10) : 89)
Allah telah memberikan sebuah petunjuk kepada manusia yang sudah tertuang di
dalam Firman-Nya surat Yunus ayat 89 mengenai keistiqomahan. Seorang manusia yang
telah diberikan pencerahan oleh Allah bahwa umat manusia haruslah berpegang teguh
dengan pedoman yang telah Allah tetapkan, tetaplah ummat manusia berjalan di jalan
lurus dengan penuh perbuatan baik dan meninggalkan semua hal perbuatan buruk.
Individu yang demikian memiliki keteguhan hati, tidak mudah tergoda, senantiasa sabar,
tidak melampaui batas. Namun seseorang yang tidak memiliki self direction yang baik
cenderung lupa diri bahkan mudah putus asa.

Menurut Syamsu Yusuf (Rifda El Fiah, 2017 : 76) terdapat 3 perilaku penting yang
terkait dengan self direction yaitu self confidance (percaya diri), self reliance
(kemandirian), dan self control (pengendalian diri). Seorang santri juga dalam melakukan
pendidikan nonformal di pondok pesantren juga memiliki beberapa tugas perkembangan
yang harus dicapai dan senantiasa dituntut untuk :
a. Memiliki kemampuan pengembangan diri secara optimal dengan memanfatkan
kelebihan diri serta memperbaiki kekurangan.
b. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku dan
tindakannya.
c. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam mengambil
sebuah keputusan.
d. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
e. Memiliki kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah yang kompleks.
f. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
g. Menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan
proses belajar efektif.
Seorang santri yang memiliki sebuah kecakapan dalam pengarahan diri, akan
memiliki kepekaan dalam melihat peluang, kekuatan untuk menghindari hambatan,
kejelian dalam menghadapi tantangan, ketepatan, serta konsistensi dalam melakukan
bentuk tindakan. (Rifda Elfiah, 2017: 76)

1. Perkembangan Bimbingan Karir di Dunia Pendidikan Amerika Serikat


1) Era Perintisan (1908-1913)
Dapat kita ketahui sejarah seringkali berubah-ubah haluan ketika seseorang
memiliki ide yang bisa memenuhi dan menjawab kebutuhan yang ada, serta adnya
peluang dan tantangan di masyarakat. Pada tahun 1908 Frank Parsons
mengorganisasikan sebuah lembaga kecil dan independen, Boston Vocational Bureau,
untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan pelatihan bagi para anak-anak muda
yang ingin mencari sebuah pekerjaan di bidang tertentu, dan melatih guru di sekolah
untuk bisa berfungsi sebagai konselor pekerjaan bagi siswa yang akan lulus atau
sebagai fasilitator untuk melatih siswa dalam bidang belajar, keahlian dan studi jauh
untuk meraih kerja di bidang tertentu. (Robert L. Gibson dan Mariane H. Mitchell,
2016:8)
Setahun kemudian, Parsons menerbitkan semua aktivitas biro dan metode yang
digunakan tersebut dalam buku yang diterbitkan tahun 1909, Choosing a Vocation,
buku pertama di Amerika Serikat yang membahas tentang penguraian peran konselor
dan teknik-teknik yang bisa digunakan untuk konseling pekerjaan. Dewasa ini, Parson
dianggap sebagai ‘bapak gerakan bimbingan dan konseling di dunia pendidikan
Amerika Serikat’. Waktu itu beliau sadar kalau telah merintis sbuah disiplin ilmu
baru, tetapi mungkin yang tidak pernah diduga dan dibayangkannya adalah
pertumbuhan gerakkan ini. Kuantitas konselor dari beberapa lusin saja yang dilatih,
sekarang sudah mencapai jumlah 601.000 orang ditahun 2004, terbagi menjadi
beberapa spesialisasi seperti:a. konselor pendidikan, pekerjaan dan sekolah 248.000;
b. konselor rehabilitasi131.000; c. konselor kesehatan mental 96.000; d. konselor
untuk ketergantungan obat dan penyimpangan perilaku 76.000; e. konselor dan
terapis pernikahan dan keluarga 24.000; dan f. sisanya 25.000 konselor bekerja
diwilayah khusus seperti konselor rohani, konselor tumbuh kembang balita, konselor
penyandang cacat, konselor manula, konselor pensiunan, konselor krisis paru baya,
dan sebagainya. (Robert L. Gibson dan Mariane H. Mitchell, 2016:11)

2) Era Perang Dunia 1 (1914-1934)


Saat era perempat pertama abad XX, dua perkembangan signifikan lain di dalam
psikologi mempengaruhi secara mendalam gerakan bimbingan sekolah ini, yaitu: a.
pengenalan dan pengembangan test psikologis standar yang di berikan secara
kelompok, dan b. gerakan kesehatan mental.
Psikolog Perancis Alfred Binet dan Theodore Simon memperkenalkan tes
kecerdasan ditahun 1905. Ditahun 1916, sebuah versi terjemahan dan revisinya
diperkenalkan di Amerika Serikat oleh Lewis M. Terman dan kolega-koleganya di
Universitas Stanford. Saat Perang Dunia Ke 1 pihak militer mencari peranti yang bisa
mengukur dan mengaplikasikan para wamil, sebuah tim peneliti ditugaskan
membentuk tes lain yang kemudian disebut “ Army Alpha Test”.
Program bimbingan yang terorganisisr mulai muncul dengan frekuensi tinggi di
jenjang SMP sejak 1920-an, dan lebih intensif lagi dijenjang SMA dengan
pengangkatan guru BK yang khusus dipisahkan untuk siswa laki-laki dan siswa
perempuan. Titik inilah era dimulainya pemfungsian disiplin, kelengkapan daftar
hadir selama satu tahun ajaran dan tanggung jawab administrative lainnya. Akibatnya,
banyak program pendidikan dekade ini menitikberatkan kepada upaya membantu
siswa-siswa yang mengalami kesulitan akdemis atau pribadi dengan mengirimkan
mereka ke guru BK untuk merubah perilaku atau memperbaiki kelemahan. (Robert L.
Gibson dan Mariane H. Mitchell, 2016:12-14)
Ada satu dekade di dalam sejarah yang bisa dikatakan yang sangat berpengaruh
terhadap para konselor, dekade itu adalah tahun 1950-an. Dekade ini menampilkan
sebuah peristiwa yang secara dramatis mengubah sejarah konseling:
a. Pendirian organisasi American Personnel and Guidance Association (APGA)
1952
b. Pembentukan American School Counselor Association (ASCA) 1955
c. Pendirian Division 17 (Society Of Counseling Psychology) di dalam organisasi
American Psychology Association (APA) 1952.
d. Keluarnya undang-undang National Defense Education Act (NDEA) 1958; dan
e. Diperkenalkannya teori bimbingan dan konseling yang baru 1950. (Samuel T.
Galding, 2015: 14-15)
3) Era Perang Dingin : 1950-1980
Pada tahun 1957, Uni Soviet menggemparkan dunia lantaran dengan kesuksesan
meluncurkan satelit pertama manusia . pada tahun ini dua negara adidaya baru
memasuki era perang dingin, sehingga dapat meningkatkan gerakan bimbingan dan
konseling di Amerika Serikat. Persaingan prestise nasional (bidang senjata dan
kemajuan ilmu) sekaligus akan berdampak dalam potensi ancaman bagi pertahanan
bangsa, sedikit banyak mempengaruhi para konselor untuk mendesak pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan, menghasilkan sebuah legislasi dengan
didorong oleh kritik public mengenai pendidikan tradisional dan kegagalannya
menyediakan personil-personil terlatih yang dibutuhkan bagi pendidikan anak-anak
bangsa secara menyeluruh. National Defense Education Act, yang ditetapkan
september1958 merupakan suatu tonggak penting dalam pendidikan Amerika,
khususnya monumen bagi kesuksesan gerakan bimbingan karena piagam yang
mengakui vitalnya kaitan antara kesejahteraan siswa, kebutuhan akan personil yang
terlatih dan maksimalisasi proses pendidikan.
Enam tahun kemudian (September 1964), pengaruh piagam dapat dideteksi dari
pengumuman Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan AS yang
menyatakan kalau dalam waktu singkat, undang-undang tersebut telah memberikan
total dana hampir $30 Juta kepada negara-negara bagian; meningkatkan jumlah
konselor dan guru SMP untuk menjadi konselor professional; membantu lebih dari
600.000 siswa SMA dan akademi untuk melanjutkan pendidikan mereka ke strata
satu dengan beasiswa pemerintah; melatih 42.000 teknisi terlatih untuk memenuhi
kebutuhan sumberdaya manusia tersebut, dan program menghibahkan 8.500
penyetaraan strata satu untuk melatih guru-guru SMA menjadi konselor professional.
Pada tahun 1973, National Commission on the Reform of Secondary Education
menerbitkan laporannya berisi 32 rekomendasi bagi perbaikan jenjang pendidikan
SMP. Mayoritas rekomendasi mengimplikasikan pemfungsian konselor SMP untuk
memfokuskan bimbingan kearah penempatan pendidikan sesuai karier terbaik yang
bisa dan/atau ingin diraih siswa nanti.
Selama pertengahan tahun 1970-an, sejumlah perkembangan mempengaruhi para
konselor sekolah dan konselor di lingkup-lingkup lainnya. (Robert L. Gibson &
Mariane H. Mitchell, 2016: 18-22)
4) Era Globalisasi: 1980- sekarang
National Board for Certified Counselors, Inc (NBCC) dibentuk tahun 1982 untuk
menetapkan dan memonitori system sertifikasi nasional, mengidentifikasi para
professional dan komunitas konselor yang memilih dengan sukarela profesi ini dan
memperoleh sertifikasi, dan mempertahankan daftar keanggotaan para konselor
tersebut untuk mempermudah pengaksesan. (Robert L. Gibson & Mariane H.
Mitchell, 2016: 22)
Pada tahun 1980-an dan 1990-an , sejumlah permasalahan sosial mempengaruhi
anak-anak yang pada gilirannya mengakselirasi pertumbuhan konseling SD, pada
tahun 1990-an juga banyak perubahan dramatis didunia kerja sehingga dapat
mempengaruhi program-program konseling sekolah dan bimbingan karier. Di tahun
1986-an sebuah laporan penting Keeping The Options Open yang diterbitkan College
Entrance Examination Board berfokus sepenuhnya kepada program bimbingan dan
konseling disekolh dengan penekanan penting kepada peran mereka untuk
menyediakan pendampingan karier. Diakhir 1980-an hingga awal 1990-an, konseling
khususnya konseling karier, dikembangkan keberbagai arah baru. (Robert L. Gibson
& Mariane H. Mitchell, 2016: 23)
Pengaruh lain yang langsung terhadap program konseling sekolah adalah School
to Work Oppurtunities Act 1994. Legislasi ini menyediakan sebuah kerangka kerja
bagi penciptaan system peluang dari sekolah kedunia kerja disemua negara bagian,
dengan konseling dan bimbingan karier sebagai aktivitas berprioritas tinggi.
Computer dan teknologi yang menyertainya juga berpengaruh besar bagi lembaga
pendidikan disemua jenjang, dimulai sejak 1990-an. Sejak tahun2000-an sampe
sekarang akses bimbingan konseling bisa dilakukan dengan media komunikasi dan
media sosial sesuai dengan perkembangan zaman. (Robert L. Gibson & Mariane H.
Mitchell, 2016: 24)

A. Syarat- Syarat Pembimbing


Seorang Pembimbing harus memenuhi beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi
seperti:
1) Syarat yang berkenaan dengan Kepribadian
Seorang pembimbing harus memiliki kepribadian yang baik. Pelayanan Bimbingan
dan Konseling yang berkaitan dengan pembentukan perilaku dan kepribadian klien.
Melalui pelayanan Konseling diharapkan terbentuk perilaku positif (akhlak baik) dan
kepribadian yang baik pula pada diri klien. (Tohirin, 2007: 117)
2) Syarat berkenaan dengan pendidikan
Seorang pembimbing juga harus pernah mengalami jenjang pendidikan baik formal
maupun informal. Jenjang pendidikan yang dilakukan seorang pembimbing itu
menunjukkan seberapa dalam kualitas ilmu yang di miliki seorang pembimbing
dalam memberikan layanan bimbingan konseling terhadap konselinya. (Tohirin,
2007: 117)

3) Syarat berkenaan dengan pengalaman


Selain dari tingkat pendidikan seorang pembimbing juga seharusnya mempunyai jam
terbang yang banyak dalam melakukan bimbingan karier. Karena pada nyatanya
kualitas ilmu yang banyak tanpa di dukung dengan pengalaman yang mumpuni juga
kurang begitu bagus. Pengalaman dapat di dapatkan dari praktek, melihat suatu
workshop mengenai enterpreunership/ kewirausahaan maupun belajar dari tutor yang
berpengalaman dalam bidang bimbingan karier. (Tohirin, 2007: 117)
4) Syarat berkenaan dengan kemampuan
Kemampuan juga merupakan hal yang penting yang dimiliki seorang konselor/
pengasuh pondok. Seorang pembimbing dalam memberikan bimbingan kepada klien/
santri harus sesuai dengan kemampuan dan skill yang dimilikinya. (Tohirin, 2007:
117)

B. Pentingnya Karier dan Informasi Karir

1. Ragam Karir
Ragam karir di definisikan berbagai macam/ jenis karir yang di elaborasikan dari
career choice : workbook, a self exploration process yang terdiri dari 16 bidang
(Hartono, 2016: 143- 149) yaitu:
Tabel 1.1 Ragam Karir
No. Bidang Karir Jenis Karir
1. Industri keluarga a. Perancang pakaian
b. Ahli membuat kue
c. Hotel dan industry
catering
d. Manajer penghidangan
makanan
e. Penjahit
f. Kos-kosan
g. Guru
2. Pengentikan, penerjemahan, dan perkantoran a. Juru ketik
b. Recepsionis
c. Sekretaris Exsekutif
d. Guru
e. Sekretaris Pribadi
f. Penerjemah
3. Ekonomi bisnis dan studi bisnis a. Akuntan Publik
b. Akuntan Manajemen
c. Juru taksir dan Penaksir
d. Ahli ekonomi
e. Guru
f. Hotel dan industry
katering.
4. Akuntansi a. Akuntan
b. Pemegang buku
c. Sekretaris yang
dikontrak
d. Konsultan
e. Akuntan yang di
kontrak
f. Pengawas kredit
g. Pengaudit
h. Ahli ekonomi
i. Guru
5. Biologi a. Insinyur pertanian
b. Ahli biologis
c. Tukang pijet tulang
d. Teknisi EEG
e. Konservasi karir, dll.
6. Ilmu Pengetahuan fisik a. Ahli pertanian
b. Ahli Biokimia
c. Pilot
d. Ahli radiografi
e. Juru gambar, dll.
7. Bahasa a. Advokat
b. Pengacara
c. Pemandu wisatawan
d. Penulis
e. Hakim, dll.
8. Seni dan music a. Actor
b. Perancang pakaian
c. Perancang grafis
d. Editor dan kritikus
e. Fotografer
f. Penari, dll.
9. Studi Komputer a. Penghitung asuransi
b. Operator computer
c. Navigator
d. Ahli statistic
e. Programmer computer,
dll.
10 Sejarah a. Ahli arsip
b. Jurnalis
c. Penyiar radio
d. Diplomat
e. Ilmuwan bidang politik
f. Dosen, dll.
11. Ekonomi a. Akuntan
b. Manajer keuangan
c. Kantor administrasi
public
d. Ahli ekonomi bisnis
e. Sales, dll.
12. Teknisi dan mekanik a. Tukang listrik mobil
b. Teknisi elektronik
c. Mekanik mesin
d. Teknisi radio
e. Industry mebel, dll.
13. Geografi a. Pengontrol lalu lintas
udara
b. Ahli lingkungan
c. Pensurve peta bumi
d. Arsitek
e. Navigator, dll.

14. Matematika a. Auditor


b. Ahli ekonomi bisnis
c. Radiolog
d. Teknisi elektrik
e. Ahli diet
f. Pekerja geologi, dll.
15. Pertanian a. Ahli ekonomi bidang
pertanian
b. Ahli pertanian
c. Insyinyur pertanian
d. Teknisi pertanian
e. Manajer kebun, dll.
16. Perkembangan anak a. Asisten guru
b. Guru TK
c. Petugas perawat anak
d. Ahli psikologi
e. Pekerja sosial, dll.

2. Informasi Karir
Informasi karier secara umum dalam memberikan informasi kepada klien, yaitu:
Tabel 1.2 Klasifikasi Ragam Informasi Karir Konseli
No. Jenis Informasi Spesifikasi Sumber
Karier
1. Pendidikan Berbagai informasi tentang Situs sekolah/ perguruan
Formal macam-macam sekolah/ jurusan/ tinggi dalam negeri dan
program studi yang dimiliki oleh luar negeri.
perguruan tinggi dalam negeri
ataupun luar negeri.
a. Kompetensi lulusan
b. SKS dan lama studi
c. Kurikulum
d. System pembelajaran
e. Laboratorium
f. Perpustakaan
g. Fasilitas dan pembelajaran

h. Kebebasan akademik
i. Biaya dan lain-lain.
2. Pendidikan non Berbagai informasi tentang Situs lembaga-lembaga
formal macam-macam program pendidikan non formal.
pendidikan dan pelatihan kerja.
a. Kompetensi lulusan
b. Kurikulum
c. Lama pendidikan dan
pelatihan
d. System pendidikan dan
pelatihan.
e. Fasilitas.
f. Biaya, dan lain-lain.
3. Pekerjaan/ Profesi Berbagai informasi tentang Dalam negeri situs
macam-macam pekerjaan/ Depnaker RI
profesi dan kondisinya.
a. Persyaratan rekutmen
b. Kondisi kerja:
- Person oriented
- Non person oriented
c. Status (PNS, TNI, Non-
PNS)
d. Sistem gaji
e. Tunjangan PROFESI
f. Jaminan pension/ hari tua
g. Jaminan kesehatan
h. system promosi jabatan,
dan lain-lain. (Hartono,
2016: 130-131)

Pada Era modern ini, kecanggihan di dalam sebuah penerapan pelayanan


bimbingan karier di dukung dengan sistem internet yang memiliki sejumlah besar volume
informasi tentang topic riset apapun. Berikut ini sejumlah situs Web yang berkaitan
dengan kesadaran karier.
About.com : Career Planning Careerplanning.about.com
America’s Career Info Net www.acinet.org/acinet
America’s Job Bank www.ajb.dni.us
Best Job USA www.bestjobusa.com
Campus Career Center Worldwide www.campuscareercenter.com
Career Builder www.careerbuilder.com
Career Counsulting Corner www.careercc.com
Career Explorer Net www.careerexplorer.net
Career and Life Skills www.career-lifeskills.com
Career Magazine www.careermag.com
Career Management Internasional
www.cmi-lmi.com/kingdomality.html

I Could Be www.icouldbe.org
Job Bank USA www.jobbankusa.com
job profiles www.jobprofiles.com
Mapping Your Future www.mapping-your-future.org
Monster.com www.monster.com
Monstertrak www.monstertrak.monster.com
Princeton Review Career Quiz www.review.com/career

Vocational Research Institute www.vri.org


(Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell, 2016: 507)

5. Hubungan Bakat, Minat dengan Karier

1. Bakat
Bakat merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap
manusia, berupa kemampuan dasar yang masih terpendam. Bakat merupakan bibit atau
bahan yang akan berkembang apabila di dukung oleh lingkungan. Tuhan
menganugerahkan bakat kepada seseorang dilengkapi minat.
Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat yaitu:
a. Kemampuan pada bidang khusus. Misalnya musik, bakat melukis, dll.
b. Bakat khusus yang di butuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan
khusus, misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi
kemampuan dibidang arsitek.

Bakat bukan merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat


secara bertingkat membentuk bakat. Beberapa ahli cenderung membedakan bakat umum
atau berbakat khusus. Berbakat atau gifted diartikan sebagai bakat intelektual (baik
umum ataupun khusus) dan talent sebagai bakat khusus. Bakat itu bisa diklasifikasikan
menjadi bakat yang masih potensi dengan yang sudah terwujud meliputi:

a. Kemampuan intelektual umum


b. Kemampuan akademik khusus
c. Kemampuan berpikir secara kreatif dan produktif
d. Kemampuan dalam salah satu bidang seni
e. Kemampuan psikomotorik/ kinestetik.
f. Kemampuan psikososial atau bakat kepemimpinan.
(Mastur & Triyono, 2014:49-50)
2. Minat
Minat merupakan kecenderungan seseorang atau rasa suka seseorang terhadap
sesuatu. Ciri-ciri minat sebagai berikut:
a. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari kemudian.
b. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pertanyaan yang menunjukkan bahwa
santri lebih menyukai suatu hal daripada hal lain.
c. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas
d. Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan.
e. Santri yang memiliki minat terhadap suatu objek akan cenderung memberikan
perhatian yang lebih besarterhadap objek tersebut.
Minat yang ada akan menumbuhkan sebuah Potensi adalah kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, lalu mengembangkan kemampuan
adalah kecakapan yang diperoleh dari latihan-latihan. Akhirnya kita akan
mendapatkan prestasi adalah kemampuan dalam bidang tertentu yang dioptimalkan.

3. Career Plan
Rencanakan karir kita mulai dari sekarang, mulailah dengan menuliskan target
yang hendak anda raih. Misalnya, anda baru lulus SMU tahun 2010 dan berencana
ingi menjadi seorang akuntan, perencanaannya seperti berikut.
Tabel 1.3 Career Plan
Tahun Usia Target Keterangan Penghasilan Investasi
yang yang
diharapkan dimiliki
2010 18 Lulus SMU Melanjutkan kuliah S1 Manajemen.
jurusan IPS
2014 22 Kuliah S1 Aktif di Himpunan Mahasiswa Akuntansi dan kerja
Akuntansi. part time.
2016 24 Staf di kantor Excutive 1 Rp. Bisa
konsultan 2.600.000 mencicil
akuntan motor
public. sendiri dan
ambil
jurusan
profesi
akuntan.
2019 27 Promosi ke Executive 2/ Midlle Rp. KPR untuk
level kerja Manager 3.000.000 beli rumah
yang lebih (first
tinggi property).
2022 28 Bikin kantor President of my own Rp. Ikut asuransi
akuntan corporation 2.500.000 dan nikah
sendiri jika sudah
ada jodoh.
2025 31 Punya Rp. Mencicil
karyawan 4.000.000 mobil kelas
lebih banyak. city car
2030 36 Buka Rp. Ganti rumah
Cabang. 7.000.000 tipe yang
lebih besar
2035 41 Menyerahkan Aktif sebagai Rp. Ganti mobil
sepenuhnya pembicara, dosen, 15.000.000 yang lebih
operasional dan memberi kuliah baik.
usaha pada umum.
staf
terpercaya.
Hubungan antara bakat minat dan karier itu saling berkaitan karena jika minat dan
bakat yang sering kita asah dengan kegigihan maka akan menjadi sebuah karier yang
cemerlang, apabila sebuah karir sudah di planning dari sekarang. (Mastur & Triyono,
2014: 50)
1. Faktor keterampilan pengambilan keputusan
Faktor yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan karir seseorang terdiri dari 4
tahap yang saling berkaitan yang disebut pyramid domain-domain pengelolaan informasi
dalam proses pengambilan keputusan karir (piramid of information processing domains in
career decision making).

Gambar 2.3 Pyramid Of Processing Domains In Career Decision Makin

Meta- Executive Processing

Cognition Domain

Generic Information processing Decision

Skill (CASVE) making skill

Domain

Self-Knowledge Occupational knowledge

Knowledge Domain

Perincian beberapa faktor tersebut adalah: a. faktor pengetahuan diri (self knowledge)
yang mencakup pemahaman tentang minat, abilitas kepribadian, niali-nilai dan sikap; b.
Faktor pengetahuan pekerjaan (occupational knowledge) yang mencakup pemahaman
tentang peluang, prospek, dan kondisi kerja; c. faktor keterampilan-keterampilan dalam
mengelola informasi yang bersifat umum. (generic information processing skills).
(Hartono, 2016: 64-67)

4. Pendekatan CASVE Pengambilan Keputusan Karir


CASVE merupakan pendekatan proses pengambilan keputusan karir (career-
decision making) mempunyai 5 komponen yang saling berkaitan. Tahapannya berkaitan
sebagai berikut:
a. Komunikasi (menerima, memberi sandi, dan mengirimkan)
Tahap ini dimulai ketika seseorang menyadari adnya suatu masalah dan sedang
merasakan adanya masalah tersebut. Seseorang yang merasakan atas kebutuhan
untuk membuat suatu pilihan yang baik dan ingin belajar bagaimana cara yang
harus dilakukan, yang didorong oleh kesenjangan diantara salah satu pihak dan
ingin mengambil keputusan karier di lain pihak.
b. Analisis (menemukan dan menetapkan masalah dalam kerangka kerja konseptual)
Pada tahap ini seseorang memahami adanya hubungan timbal balik antara
komponen yang terlibat dalam suatu masalah (problem).
c. Sintesis (perumusan cara dan tindakan)
Tahap ini mencakup dua fase yaitu, fase elaborasi dan fase kristalisasi. Pada fase
elaborasi, seseorang mengidentifikasi beberapa alternative pemilihan karier,
sedangkan pada fase kristalisasi individu melakukan proses membatasi alternative
pilihan karir yang sedang dikaji untuk dibuat daftar pilihan.
d. Menilai (Valuing)
Pada tahap ini seseorang melakukan evaluasi atas daftar pilihan karier.
e. Execution
Fase ini sebagai fase implementasi pilihan karier yang merupakan tahap akhir
dalam siklus pengambilan keputusan karier. (Hartono, 2016: 67-68)

Anda mungkin juga menyukai