Anda di halaman 1dari 12

http://hscfkunsoed.blogspot.

com/2011/05/sadapan-dan-gelombang-
pada-ekg.html

Sadapan dan Gelombang pada EKG

Elektrokardiogram

Jantung merupakan organ yang mampu memproduksi muatan listrik. Karena tubuh adalah konduktir yang baik,
maka impuls yang dihasilkan jantung dapat menjalar ke seluruh tubuh, sehingga potensial aksi yang dipancarkan
oleh jantung dapat diukir dengan Galvanometer melalui elektroda-elektroda yang diletakkan pada berbagai
posisi di permukaan tubuh.

Potensial listrik yang timbul pada waktu jantung berkontraksi dapat dicatat. Grafik yang tercatat melalui
rekaman ini disebut elektrokardiogram (EKG)

EKG sangat membantu dalam diagnosa, walaupun demikian tidak boleh memberi penilaian berlebihan kepada
hasil EKG dengan mengabaikan pemeriksaan fisik dan anamnesa.

Dalam pemeriksaan EKG harus memperhatikan umur, berat badan, bentuk badan, tekanan darah, obat-obatan
yang digunakan serta keluhan seseorang.

Pada umumnya EKG yang tidak normal disertai pula fungsi, anatomi struktur jantung yang tidak normal. Akan
tetapi sering pula jantung yang berfungsi baik menunjukkan kelainan EKG, sebaliknya pada jantung yang
berfungsi tidak baik selalu disertai kelainan EKG.

Komponen instrumen pada perekaman EKG

Mesin EKG

Menurut banyaknya saluran pencatat, mesin EKG dapat dibagi single, triple, atau multiple channel. Mesin EKG
yang lebih modern dilengkapi dengan sistem komputer yang memungkinkan semua lead dapat sekaligus direkam
berupa EKG.
Ada mesin EKG yang dilengkapi dengan monitor, misalnya digunakan di dalam Coronary Care Unit, kamar
operasi atau kamar tes pembebanan jantung.

Halter monitoring dan telemetry merupakan mesin EKG kecil yang dipakai untuk mengamati aktivitas jantung
dalam waktu tertentu. Mesin ini digantung pada tubuh penderita dan aktivitas bioelektrik jantung direkam ke
dalam monitor yang kemudian hasilnya dianalisis oleh komputer.

Kertas EKG

Kertas EKG merupakan kertas grafik yang dibagi dengan garis tipis (1mm x 1mm) dan garis yang agak tebal
(5mm x 5mm) secara horizontal.

Aksis horizontal mewakili waktu, kecepatan mencatat mesin EKG sebesar 25 mm/detik. Dengan demikian 1 mm
horizontal mewakili 0,04 detik dan 5 mm mewakili 0,2 detik. Dalam keadaan frekuensi denyut jantung yang
tinggi maka kecepatan rekaman dirubah menjadi 50 mm/detik.

Aksis vertikal mewakili voltase. Standardisasi baku untuk voltase(amplitudo) adalah 1, artinya 10 kotak kecil
vertikal (1cm) mewakili 1 mV. Standardisasi ini harus selalu konsisten agar dengan melihat amplitudo, gambaran
EKG dapat menunjukkan atau mengetahui ada tidaknya perubahan voltase dari konduksi jantung.

Apabila EKG jantung terekam terlalu kecil, maka standardisasi amplitudo dapat diubah menjadi 0,5, artinya 0,5
cm mewakili 1mV. Apabila kompleks EKG terlalu besar, maka standardisasi amplitudo diubah menjadi 2, artinya
2 cm mewakili 1mV.

Elektroda

Elektroda dibuat dari bahan yang menjamin resistensi yang rendah antara kulit dan permukaan elektroda.
Bentuknya bermacam-macam, seperti : suction elektroda, flat limb elektroda dan self adhesive silver chloride
elektroda.

Elektroda berdasarkan polaritasnya dibagi menjadi elektroda positif (anode) dan elektroda negatif (katode) dan
netral (ground elektroda). Agar perolehan gambar EKG jelas, maka dibubuhi krim atau jelly sehingga resistensi
antara elektroda dengan kulit menjadi seminimal mungkin.

EKG dapat direkam antara dua kutub (kurub positif dan negatif) yang dipasang di permukaan tubuh dengan
sebuah elektroda netral sebagai kontak ketiga dan diletakkan di tungkai dan bertujuan untuk menyalurkan arus
listrik berlebihan ke tanah. EKG standar terdiri dari 12 lead, yang hasil perekamannya pada tempat yang mampu
memberi gambaran aktivitas bioelektrik jantung.

2 Teknik Perekaman

Teknik perekaman yang baik akan memberikan hasil yang baik dan mudah diinterpretasi.

Persiapan orang yang akan di EKG

Orang yang akan di EKG harus berada dalam keadaan santai, tenang, dan berbaring terlentang. Badan yang
berminyak atau kotor harus dibersihkan terlebih dahulu dan tidak boleh dalam keadaan terlalu kenyang atau
terlalu lapar.

Selain itu juga harus menanggalkan semua benda-benda yang terbuat dari logam yang menempel pada tubuh
karena hal ini akan mempengaruhi elektroda-elektroda yang ada di EKG.
Ruang atau Tempat Pemeriksaan

Kamar EKG harus sejuk, tenang, dan nyaman. Jangan berdekatan dengan alat-alat X-Ray, mesin bermotor atau
mesin bertegangan tinggi. Selama perekaman berlangsung, benda-benda elektronik sebaiknya dimatikan.
Tempat tidur sebaiknya dari kayu atau bahan non konduktor dan jangan bersentuhan dengan dinding yang
mengandung kabel aliran listrik.

3 Instrumen EKG

Mesin EKG diletakkan di tempat yang kabel mesin EKG tidak boleh melewati badan penderita atau di bawah
tempat tidur penderita untuk mencegah timbulnya AC interprensi.

Prosedur Perekaman

Kaliberasi dahulu mesin EKG menjadi standardisasi 1mV untuk semua lead (sandapan). Semua elektroda
diperiksa agar sesuai tempatnya, dan pembubuhan jelly harus sama rata, agar konfigurasi EKG yang terekam
tidak berbeda dengan sebelumnya.

Sandapan EKG

Elektroda yang dipasang di tempat tertentu padfa tubuh, merupakan suatu sandapan. Garis hipotetis yang
menghubungkan kedua elektroda ini disebut poros sandapan. Terdapat tiga macam sandapan, yaitu:

1. Sandapan bipolar/standar

2. Sandapan unipolar extremitas

3. Sandapan unipolar prekordial

Pada praktikum yang dilakukan oleh para mahasiswa, digunakan Sandapan unipolar prekordial yaitu sandapan
unipolar dada ditandai dengan huruf V. Penempatan elektroda pada sandapan ini sudah dijelaskan pada bab
prosedur percobaan.

Sandapan Bipolar ( I, II, III )

Melalui sandapan ini diukur perbedaan potensial antara dua elektroda pada permukaan tubuh. Sandapan ini
pertama kali digunakan oleh Einthoven untuk mengetahui perbedaan potensial listrik pada bidang frontal
(Sandapan Einthoven). Sandapan disebut juga sandapan standar yang ditandai dengan I,II dan III.

Sandapan I : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LA dan elektroda negatif dengan RA. {
menunjukkan keadan jantung kiri lateral }

Sandapan II : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LL dan elektroda negatif dengan RA. {
Berjalan paralel dengan arah vektoryang normal }

Sandapan III : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LA dan elektroda negatif dengan LL. {
Menunjukkan keadaan jantung kanan dan bawah }

Sandapan Unipolar Limb Load ( aVR, aVL, aVF )

Sandapan ini mengukur potensial listrik pada satu titik. Sandapan ini pertama kali diguanakan oleh Wilson.
Selanjutnya Goldberg memperbaharui teknik perekaman dengan sandapan ekstremitas yang diperbesar. Terdiri
dari aVR, aVL, aVF.
Sandapan aVR : Sandapan unipolar lengan kanan yang diperkuat {menunjukkan jantung kanan}

Sandapan aVL : Sandapan unipolar lengan kiri yang diperkuat {menunjukkan jantung kiri dan
lateral}

Sandapan aVF : Sandapan unipolar tungkai kiri yang diperkuat {menunjukkan jantung bawah}

Sandapan Unipolar Prekordial

Sandapan unipolar dada ditandai dengan huruf V

Penempatan elektroda sebagai berikut :

V1 : ruang iga keempat pada garis sternal kanan

V2 : ruang iga keempat pada garis sternal kiri

V3 : terletak antara V2 dan V6

V4 : ruang iga kelima pada garis midclavicularis kiri.

V5 : garis axilla depan

V6 : garis axilla tengah.

V7: garis axilla belakang

V8 : garis scapula belakang

V9 : batas kiri columna vertebralis

V3R : lokasinya sama dengan V3 tetapi disebelah kanan.

Gambaran EKG pada sandapan ini menunjukkan :

V1 : Menunjukkan keadaan jantung anterior atas kanan dan anteroposterior.

V1, V2, V3 : Menunjukkan kadar jantung anteroseptal.

V4 : Menunjukkan keadaan jantung anteroapical.

V5-V6 : Menunjukkan keadaan jantung anterolateral atau jantung kiri lateral.

Dari penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan yaitu :

Keadaan jantung anteroseptal : V1,V2,V3

Keadaan jantung apical : I, II, III

Keadaan jantung superior : I, aVL

Keadaan jantung anterior : II, III, aVR

Keadaan jantung anterolateral : I, aVL,V5, dan V6


4 Elektrokardiogaram yang normal

EKG adalah suatu rekaman yang diperoleh dari perubahan aktivitas listrik jantung yang ditandai dengan
gelombang P, Q, R, S, T, dan U.

Gelombang P

Gelombang P merupakan depolarisasi atrium dan merupakan perjalanan impuls dari impuls SA. Gelombang P
yang normal selama <0,08 detik dan amplitudonya <2,5 mm.

P-R interval

P-R interval menunjukkan waktu antara depolarisasi atrium sampai dengan permulaan depolarisasi ventrikel. P-
R interval diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan QRS kompleks. P-R interval waktumya 0,12-
0,20 detik.

P-R segmen

P-R segmen merupakan perlambatan transmisi impuls di simpul AV. P-R segmen diukur dari akhir gelombang P
sampai permulaan QRS kompleks.

QRS Kompleks

QRS kompleks menunjukkan depolarisasi ventrikel jantung. Ada berbagai macam gambaran QRS kompleks.

S-T segmen

S-T segmen adalah interval antara akhir QRS kompleks dengan permulaan gelombang T. ST segmen biasanya
isoelektrik dan waktunya antara 0.05-0,15 detik.

S-T interval

S-T interval diukur dari QRS sampai akhir gelombang T.

Q-T interval

QT interval menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. QT interval
diukur mulai dari permulaan QRS kompleks sampai akhir gelombang T. Wakyu QT interval 0,35-0,44 detik. QT
interval tergantung frekuensi jantung.

Gelombang T

Gelombang T ditimbulkan oleh proses repolarisasi ventrikel. Waktu gelombang T biasanya 0,10-0,25 detik.
Gelombang T positif di I dan II; mendatar difasis atau negatif di aVL dan aVF; negatif di V1 dan positif di V2
sampai V6.

Gelombang U

Gelomnbang U adalah defleksi positif yang kecil sesudah gelombang T, disebut juga after potensial. Gelombang U
yang negatif selalu berarti abnormal.

Dari sandapan-sandapan diatas dapat menunjukkan keadaan jantung sebagai berikut:


Keadaan jantung antero septal pada sandapan : V1, V2, V3

Keadaan jantung superior : I, aVL

Keadaan jantung anterior : II, III, aVR

Keadaan jantung anterotorakal : I, aVL, V5 dan V6

JENIS – JENIS PEMBULUH DARAH


Seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat beberap amacam jenis pembuluh darah di dalam
tubuh manusia. Pembuluh darah dibagi ke dalam tiga bagian besar, yaitu :

1. Arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung. Fungsi dari arteri adalah
mendistribusikan darah yang kaya oksigen ke kapiler sehingga dapat memperdarahi organ-
organ tubuh. Darah meninggalkan jantung dari aorta menuju ke arteri. Pembuluh darah arteri
memiliki dinding yang kuat. Selain itu, dindingnya juga bersifat elastis, sehingga mampu
menahan tekanan yang kuat dari jantung, sehingga pembuluh darah arteri tidak mudah robek.

Letak pembuluh arteri agak ke dalam tubuh bila dibandingkan dengan jenis pembuluh darah
vena. Hanya di beberapa bagian tertentu yang letaknya agak ke tepi, seperti di leher,
pergelangan tangan, dan pelipis.

Pembuluh arteri ikut berdenyut mengikuti denyutan jantung. Aliran darah yang berada di dalam
arteri pun sangat cepat, karena berasal langsung dari jantung. Terdapat perbedaan mendasar
antara pembuluh arteri dan vena, yaitu jika pembuluh darah vena memiliki banyak katup, maka
lain halnya dengan arteri. Pembuluh darah arteri hanya memiliki satu katup di pangkal
berbatasan dengan bilik kiri jantung, atau biasa disbeut dengan valvula semilunar.

Pembuluh darah arteri dibedakan lagi menjadi 3 bagian yang memiliki perbedaan pada letak dan
ukurannya. Akan tetapi, fungsinya tetap sama. Ke-3 arteri tersebut adalah :

a) Arteri Elastik
Arteri elastik merupakan pembuluh darah arteri yang memiliki ukuran yang besar di tubuh.
Contoh arteri-arteri elastik seperti aorta (arteri yang berada di dekat jantung dan menyambut
darah langsug dari jantung) dan trunkus pulmonalis (pembuluh arteri yang mengalirkan darah
dari bilik kanan jantung), serta cabang-cabang utamanya seperti aorta abdominalis, dan lain-lain

Arteri jenis ini memiliki dinding yang tersusun dari jaringan ikat elastik yang banyak, sehingga
ketika arteri ini mampu menahan tekanan yang tinggi dari darah saat dipompa oleh jantung. Sifat
elastik yang dimiliki juga sangat membantu dalam melebarkan dan mengerutkan diameter
pembuluh di saat-saat tertentu.

b) Arteri Muskular
Sesuai dengan namanya, arteri jenis ini terletak di dekat otot-otot tubuh ataupun dekat dengan
organ-organ tubuh. Contohnya adalah arteri radialis, arteri komunis, arteri brachialis, dan lain-
lain. Penyusun arteri ini adalah jaringan otot polos.

c) Arteriol
Arteri ini merupakan pipa terakhir dari arteri yang menghubungkan langsung dengan kapiler-
kapiler dalam tubuh. Arteri jenis ini memiliki satu sampai dengan lima lapis jaringan otot polos.

2. Vena
Pembuluh vena merupakan pembuluh darah yang bertugas membawa darah yang berasal dari
kapiler menuju ke jantung. Pembuluh vena memiliki dinding yang tipis bila dibandingkan dengan
arteri, namun tetap memiliki sifat elastis.

Vena yang paling besar yang terletak di dekat jantung disebut dengan vena kafa. Vena kafa
sendiri dibagi menjadi dua berdasarkan letak dan fungsinya yang berbeda, yaitu :
a) Vena Kafa Superior, yaitu vena kafa yang membawa darah ke jantung dari bagian tubuh atas
b) Vena Kafa Inferior, yang bertugas membawa darah ke jantung dari bagian tubuh bawah.

Vena terletak di bagian tubuh agak ke tepi. Pembuluh vena tidak memiliki aliran darah secepat
arteri, karena vena tidak membawa darah yang berasal langsung dari jantung. Karena tidak
mempunyai tekanan yang besar, maka pembuluh vena memiliki banyak katup yang berfungsi
mencegah agara aliran darah tidak kembali lagi ke kapiler.
Selain vena kafa, pembuluh vena juga terbagi lagi menjadi :
a) Vena Pulmonalis
Vena pulmonalis merupakan pembuluh vena yang bertugas untuk emmbawa darah segar yang
telah terikat dengan oksigen ke dalam jantung. Terdapat dua vena pulmonalis, yaitu vena
pulmonalis dextra yang membawa darah dari paru-paru kanan ke jantung, serta vena pulmonalis
sinistra yang membawa darah dari paru-paru kiri ke jantung.

b) Vena Cutanea
Cutanea berarti kulit. Sesuai dengan namanya, vena jenis ini berada di bawah kulit, yang
biasanya ditusuk saat seseorang diambil darah untuk melakukan cek gula darah, kolesterol dan
lain-lain.

c) Deep Vein
Vena ini terletak berdekatan dengan arteri dan tidak tampak dengan mata telanjang jika dilihat
dari luar.

d) Venula
Sama halnya seperti arteriol, venula merupakan vena dengan ukuran terkecil dan bertanggung
jawab terhadap distribusi darah ke kapiler.

JENIS-JENIS PEMBULUH DARAH


3. Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan kelanjutan dari pembuluh arteri yang bertugas untuk
mendistribusikan dan memberi makanan berupa darah yang kaya oksigen ke organ-organ tubuh
tempat kapiler tersebut berada. Setelah kapiler memberi darah yang kaya oksigen tersebut,
maka kapiler juga akan mengambil dan menyerap sampah-sampah sisa metabolism seperti
karbon dioksida sehingga dapat dialirkan melalui vena kembali ke jantung.
Terdapat beberapa jenis kapiler di dalam tubuh manusia, yaitu :

a) Vas Capillare Continuum


Jenis kapiler ini adalah kapiler terbanyak yang ada dalam tubuh. Dinding kapiler ini tersusun atas
banyak jaringan endotel

b) Vas Capillare Fenestratum


Perbedaan dengan vas capillare continuum terletak pada adanya pori-pori (fenestra) dalam
kapiler jenis ini. Biasanya kapiler ini terletak di kelenjar endokrin, usus halus, dan glomerulus
ginjal.

c) Vas Capillare Sinusoideum


Biasanya kapiler ini terletak di hati, limpa, dan sumsum tulang. Membrane basalis kapiler ini tidak
terbentuk secara sempurna, dan mempunyai diameter yang lebar serta terdapat celah di antara
sel endotelnya.

C. FUNGSI PEMBULUH DARAH


Secara umum, pembuluh darah ialah ibarat sebuah pipa panjang yang menyalurkan air ke
tempat yang akan dituju. Begitu juga dengan pembuluh darah yang bertugas untuk mengalirkan
darah ke organ-organ di seluruh tubuh. Fungsi pembuluh darah juga dapat dibedakan
berdasarkan jenis-jenis dari pembuluh arteri dan vena, yaitu :

 Arteri berfungsi untuk mengangkut atau mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh,
serta mengangkut oksigen ke organ-organ tubuh
 Arteriola berfungsi untuk mengangkut darah dari arteri ke kapiler, dan juga sebagai
regulator (pengaturan) utama aliran darah dan tekanan darah.
 Kapiler berfungsi untuk memasok darah dari arteriola ke organ-organ tubuh, dan
membuang sampah hasil metabolism organ tubuh
 Venula berfungsi sebagai mengalirkan darah yang kembali dari organ tubuh kembali ke
jantung
 Vena berfungsi untuk mengangkut darah ke jantung dari venula serta mengangkut darah
yang kaya akan karbon dioksida.
D. Perbedaan Arteri dan Vena
 Letak arteri lebih dalam (tidak tampak dari luar tubuh) daripada pembuluh vena
 Dinding pembuluh arteri lebih tebal dan elastis daripada pembuluh vena
 Aliran darah pada arteri bergerak meinggalkan jantung, sedangkan vena mendekati jantung
 Denyut arteri dapat kita raba dan terasa pada bagian-bagian tertentu Karena memiliki tekanan
yang kuat, daripada pembuluh vena
 Hanya terdapat satu katup di pembuluh arteri, sedangkan di vena banyak
 Jika terjadi luka dan pembuluh darah robek, maka darah di arteri akan memancar dengan kuat,
tidak begitu dengan vena
 Darah yang dibawa oleh arteri berisi darah bersih dengan kandungan oksigen, sedangkan vena
berisi darah kotor yang mengandung karbon dioksida

E. Struktur Pembuluh Darah


1. Tunika Intima
Tunika intima adalah lapisan paling dalam dari pembuluh darah yang terdiri dari selapis sel
endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh. Terdapat lapisan subendotel yang berada
dibawah lapisan endotel. Lapisan ini berperan dalam kontraksi pembuluh darah.

2. Tunika Media
Lapisan ini berada di atas tunika intima dan merupakan lapisan tengah dari pembuluh darah.
Tunika media tersusun atas serat otot polos yang melingkar. Tunika media dipisahkan oleh
membrane lamina elastik interna yang mengandung serat elastik dan berpori, sehingga zat-zat
dapat masuk melalui pori tersebut. Sedangkan yang membatasi tunika media dengan tunika
adventitia adalah lamina elastik eksterna.

3. Tunika Adventitia
Merupakan lapisan terluar daripada pembuluh darah dan mengandung banyak jaringan ikat
kolagen terutama kolagen tipe 1 dan jaringan elastik.

4. Anastomosis Arteriovenosa
Merupakan penyambungan langsung antara arteri dengan vena. Anastomosis arteriovenosa
tersebar di seluruh tubuh dan biasanya terdapat di pembuluh-pembuluh kecil, seperti di kuku,
jari, dan telinga. Anastomosis ini dipersarafi oleh sistem saraf otonom (simpatis dan
parasimpatis). Anastomosis arteriovenosa juga perperan dalam sistem pengaturan suhu
(termoregulator).

5. Vasa Vasorum
Vasa Vasorum merupakan pembuluh darah kecil yang memberikan suplai metabolit untuk sel-sel
di tunika media dan tunika adventitia pembuluh darah besar, baik arteri maupun vena.

STRUKTUR DINDING PEMBULUH DARAH

Anda mungkin juga menyukai