KELAS XI-IPA
SISTEM REPRODUKSI
wanita persalinan
pada pria merupakan
Saluran
pengeluaran LH vagina Progesteron Proses
Kelenjar FSH vulva
FSH pembentukan
assesories Estrogen
Proses
Manfaat ASI
pembentukan
sperma
REPRODUKSI PRIA
b). Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari
testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan
bergerak menuju vas deferens.
Hormon
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada
tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel
Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di
antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon: yaitu
testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormon), estrogen dan
hormon pertumbuhan
1. Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.
2. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-
sel Leydig untuk mensekresi testoteron
4. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron
dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus
seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme
testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
Spermatogenesis
Spermatogonium
Berkembang menjadi sel
spermatosit primer. Sel
spermatosit primer bermiosis
menghasilkan spermatosit
sekunder, spermatosit sekunder
membelah lagi menghasilkan
spermatid, spermatid
berdiferensiasi menjadi
spermatozoa masak.
Bila spermatogenesis sudah
selesai, maka ABP testosteron
(Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan
lagi, sel sertoli akan
menghasilkan hormon inhibin
untuk memberi umpan
balik kepada hipofisis agar Gambar 10.2 Spermatogenesis
menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa
akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan
cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-
kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air
mani. Pada waktu ejakulasi,
seorang laki-laki dapat mengeluarkan
300 – 400 juta sel spermatozoa.
c. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya
sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim. Vagina
dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan
jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa
2. Alat Reproduksi Dalam
2. Rahim (uterus)
Pertemuan dua tuba falopii membentuk rongga tempat pertumbuhan
embrio yang disebut rahim atau kandung peranakan. Rahim manusia mempunyai
ruang seperti buah pir. Bagian bawah rahim mengecil yang disebut leher rahim
Rahim tipe ini disebut tipe simpleks. Dinding rahim terdiri atas beberapa lapisan
jaringan. Lapisan jaringan terdiri atas beberapa lapisan otot polos dan lapisan yg
membatasi rongga rahim yang disebut endometrium. Lapisan endometrium
tersusun atas sel-sel epithel. Lapisan endometrium sering disebut lapisan dinding
rahim. Lapisan endometrium banyak menghasilkan lendir dan banyak pembuluh
darah.
Perubahan ketebalan dinding rahim dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu:
Menjelang ovulasi, karena pengaruh hormon estrogen
Setelah ovulasi, makin menebal karena pengaruh hormon progresteron
Pada waktu menstruasi, dinding rahim tipis kembali.
Setelah menstruasi dinding rahim dibentuk kembali. Ini disebut siklus
menstruasi
3. Vagina
Merupakan saluran akhir dari saluran kelamin dalam wanita, terdapat
didalam vulva. Merupakan alat kopulasi bagi wanita. Dinding vagina banyak lipatan-
lipatan serta mempunyai selaput lendir yang banyak mengandung kelenjar
Hormon Wanita
Hormon wanita ini terutama dibentuk di ovarium. Baik pria maupun
wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama. Hanya kadarnya
yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain progesteron dan estrogen.
1. Estrogen
Diproduksi oleh Ovarium ( Folicle de Graf ). Diaktifkan oleh FSH dari
Hipofise. Junmlahnya banyak ketika Pra Ovulasi ( sebelum terjadi ovulasi)
Jumlahnya menurun setelah ovulasi dan kedudukannya digantikan oleh
Progesteron. Berpengaruh besar pada sekresisi LH dan penyetopan FSH Fungsi :
Untuk membentuk dinding endometrium pada uterus
Merangsng keluanya LH dari hipofise
Menghentikan sekresi FSH dari Hipofise
Mempengaruhi perkembangan kelamin sekunder wanita
Estrogen merupakan bentukan dari androstenidion ( hormon seksual pria
yang utama) yang dihasilkan ovarium.
Selain androstenidion, ovarium juga mengeluarkan testosteron dan
dehidroepiandrosteron, tapi dalam jumlah yang sedikit untuk wanita.
2. Progesteron
Diaktifkan oleh Hormon LH dari hipofise, jumlahnya akan banyak dijumpai
di darah ketika sudah terjadi Ovulasi. Akan terus berkurang menjelang
menstruasi. Berperan penting dalam indikator menstruasi, Jumlahnya semakin
sedikit maka menyebabkan terkelupasnya dinding endometrium Hormon ini
akan bertambah banyak ketika terjadi fertilisasi sperma dan ovum ketika
membentuk zygot dan dilanjutkan implantasi. Diproduksi oleh Korpus
Luteum / badan kuning di Ovarium setelah terjadi ovulasi , dan juga diproduksi
di Placenta setelah terjadi fertilisasi.
Oogenesis
Sel telur ( ovum) berasal dari
oogonia (oogonium) atau sel induk
telur. Oogonia bersifat diploid yaitu
mempunyai 23 pasang kromosom.
Oogonium akan tumbuh menjadi
oosit primer, Oosit primer membelah
meiosis menjadi 2 sel anak yang tidak
sama ukurannya, yang besar (normal)
disebut oosit sekunder sedangkan yg
kecil (kekurangan plasma sel) disebut
polosit primer (badan kutub primer).
Pembelahan dari oosit primer
menjadi oosit sekunder dan polosit
primer disebut
meiosis I. Selanjutnya oosit sekunder Gambar 10.5 Folikel dalam ovarium
membelah meiosis II, menghasilkan ootid dan polosit sekunder II, sedangkan
polosit primer menjadi dua polosit sekunder. Jadi satu oogonium
menghasilkan sebuah ootid yg akan tumbuh menjadi ovum dan tiga buah
polosit sekunder.
Hormon yg memacu proses pertumbuhan ovum adalah FSH yg dihasilkan
oleh hipofisis. FSH memacu aktivitas folikel ovarium agar sel telur masak dan
memproduksi hormon estrogen, terbentuknya estrogen akan menghambat
produksi FSH oleh hipofisis. Terhentinya produksi FSH menyebabkan hipofisis
memproduksi LH yang akan merangsang ovum keluar dari folikel. Proses
pelepasan sel telur yg telah matang dari folikel disebut ovulasi.
Dalam ovulasi hanya ada satu
Sel telur yg dilepaskan, Folikel
kosong yang ditinggalkan
ovum akan dipacu oleh LH
menjadi korpus luteun (badan
berwarna kuning).
Korpus luteum akan
menghasilkan estrogen dan
progresteron. Progresteron
akan menghambat produksi
LH oleh hipofisis yang
memungkinkan tertahannya
korpus luteum. Progresteron
yang dihasilkan korpus
luteum akan mempengaruhi
perubahan pada dinding
rahim.
Gambar 10.6 Oogenesis
Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis
dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja
sampai menopause. Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari,
walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus
menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari.
Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga
dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat
menstruasi adalah 10ml hingga 80ml per hari tetapi biasanya dengan rata-rata
35ml per harinya.
Gambar 10.7 Siklus menstruasi
Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel
primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan
membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi
folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang
perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi
Selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis
menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk
mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi
disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah
menjadi badan kuning ( Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon
progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio.Periode ini disebut fase
luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH,
akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang,
Pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam
terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan
terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan
atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk
lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
13
Gambar 10.11 perkembangan embrio
b. Amnion
Merupakan selaput yang membatasi ruangan amnion di mana terdapat
embrio. Dinding amnion menghasilkan cairan berupa air ketuban yang berguna
untuk menjaga agar embrio tetap basah dan tahan goncangan.
c. Alantois
Catatan :
Makin tua kandungan, jumlah estrogen di dalam darah makin banyak,
progesteron makin sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat estrogen yang
merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron mencegah
kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
juga berperan dalam merangsang kontraksi uterus menjelang persalinan.
Progesteron dan estrogen juga merangsang pertumbuhan kelenjar air susu,
tetapi setelah kelahiran hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar
hipofisislah yang merangsang produksi air susu
Persalinan
Otot rahim berkontraksi, serviks membesar, dan bayi didorong ke luar.
Pada saat tertekan, amnion pecah, cairan amnion keluar bersama bayi untuk
melicinkan jalan keluar. Pemotongan tali pusat dilakukan beberapa saat
setelah bayi keluar. Keluarnya plasenta terjadi kira-kira tiga puluh menit
setelah bayi keluar karena dinding rahim berkontraksi lagi.
b. Tumor Payudara