Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sabun adalah salah satu senyawa kimia yang tertua dalam sejarah. Sabun
yang diketahui sejarah pertama kali digunakan pada zaman mesir kuno sebagai alat
pembersih. Keberadaan sabun yang hanya berfungsi sebagai alat pembersih di-
anggap kurang karena pemasaran dan permintaan masyarakat akan nilai lebih dari
sabun mandi. Sabun yang beredar di pasaran sekarang ditambahkan dengan ber-
bagai bahan adiktif. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun
berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak atau mi-
nyak. Bahan pendukung pembuatan sabun digunakan untuk meningkatan kualitas
produk sabun, baik dari nilai guna sabun itu sendiri sampai pencampuran sabun de-
ngan zat yang beraroma dengan tujuan dapat meningkatkan nilai pasarnya.
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau
lemak alami yang mengandung sekitar 25% gliserin, dan bahan antioksidan untuk
menjaga kualitas sabun. Gliserin mempunyai sifat yang melembabkan sekaligus
melembutkan kulit dan bahan pakaian dengan memberikan lapisan pelindung dan
adanya zat antioksidan memiliki pengaruh yang baik bagi tubuh. Kebutuhan akan
sabun dikehidupan sehari-hari disebabkan oleh adanya kandungan tersebut.
Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida de-
ngan larutan basa sehingga menghasilkan sabun dan produk samping berupa glise-
rin. Bahan baku pembuatan sabun yang bisa digunakan seperti lemak hewani mau-
pun lemak atau minyak nabati yang dihasilkan dari tumbuhan seperti minyak sayur
yang akan dilakukan pada percobaan kali ini. Terdapat faktor-faktor yang mempe-
ngaruhi proses pembuatan sabun berupa komposisi bahan baku, temperatur, metode
pemanasan, pengadukan, serta waktu reaksi dari proses saponifikasi.
Faktor tersebut yang memiliki kondisi optimumnya masing-masing dimana
apabila terjadi kelebihan ataupun kekurangan dari faktor tersebut, maka kualitas
sabun yang dihasilkan tidak akan optimum. Pentingnya untuk melakukan pembuat-
an sabun secara praktik, sehingga dapat mengetahui dan mengidentifikasi kondisi
optimum yang dapat dibutuhkan untuk menghasilkan produk sabun yang terbaik.

1
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana prinsip saponifikasi?
2) Bagaimana proses saponifikasi?
3) Bagaimana cara menghitung konversi dan yield saponifikasi?
4) Bagaimana cara menghitung neraca massa dan panas saponifikasi?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui prinsip saponifikasi.
2) Untuk mengetahui proses saponifikasi.
3) Untuk mengetahui cara menghitung konversi dan yield saponifikasi.
4) Untuk mengetahui cara menghitung neraca massa dan panas saponifikasi.

1.4. Manfaat
1) Dapat mengetahui prinsip saponifikasi.
2) Dapat mengetahui proses saponifikasi.
3) Dapat mengetahui cara menghitung konversi dan yield saponifikasi.
4) Dapat mengetahui cara menghitung neraca massa dan panas saponifikasi

Anda mungkin juga menyukai