Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga makalah pengelasan ini bisa terselesaikan dengan segala
keterbatasan. Meskipun demikian saya harapkan makalah ini bisa membantu kami
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak dosen dan dapat memahami
mengenai mata kuliah mesin perkakas.
Materi yang ada dalam makalah kami ini berisi mengenai hal yang
berhubungan dengan pengelasan bagaimana cacat las bisa terjadi dan bagaimana cara
penanggulangannya.
Dalam penyusunan tugas ini kami sempat mengalami berbagai macam
kendala,tapi berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini
dapat terselesaikan. Unutk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yang telah membantu kami.
1. Bapak dosen yang telah membantu kami dengan memberikan penjelasan dan
mengajarkan apa itu pengelasan .
2. Teman-teman kami yang telah memberi dukungan ,baik berupa materi
maupun moral.
3. Dan semua pihak yang membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu-
persatu.
Tak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha
Esa, penulis sadar kesempurnaan masih sangat jauh dari tugas ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran untuk perbaikan tugas
ini di kemudian hari.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat pagi para mahasiswa yang membaca untuk lebih
mengembangkan diri dalam bidang pengelasan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1. Latar Belakang..........................................................................................................3
1.1 Rumusan Masalah.....................................................................................................3
1.2 Tujuan dan Manfaat..................................................................................................3
BAB 2 4
LANDASAN TEORI................................................................................................................4
2.1 Definisi Mur dan Baut.................................................................................................4
2.2 Devinisi Sambungan.....................................................................................................4
2.2 Macam-Macam Sambungan.......................................................................................4
BAB 3 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
3.1 Pengertian Baut............................................................................................................5
3.2 Jenis-Jenis Baut............................................................................................................6
3.3 Keuntungan dan Kekurangan Menggunakan Sambungan Baut............................8
3.5 Pengikatan Mesin dengan lantai ada beberapa cara..............................................11
3.6 Cara Memasang Mesin Pada Dudukanya................................................................15
BAB 4 17
PENUTUP...............................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................17
4.2 Saran..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penggunaan baut dan mur sangat banyak digunakan,sebab fungsi dari baut
adalah sebagai alat penyambungatau pengikat komponen yang satu dengan yang
lainnya,agar menjadi satu kesatuan yang kokoh dan terbentuksesuai dengan keinginan
perancangnya. Teknik penyambungan dengan menggunakan baut dan murrelatif lebih
aman, karena lebih mudah dipasang dandibongkar kembali apabila diperlukan untuk
melakukanhal-hal seperti perawatan, perbaikan dan lain-lain.Pemilihan baut-mur sebagai
alat pengikat dalamindustri transportasi, misalnya pacta kapallaut, mobil ataupun
pesawat terbang, harus dilakukan secara cermat dan seksama untuk mendapatkan mutu
atau kekuatan baut yang sesuai dengan konstruksi yang akan disambung. Pemilihan ini
tentunya hams dilandasi dengan pengujian dan penelitian agar didapatkan hasil yang
optimal. Akan tetapi teknik penyambungan dengan baut walaupun telah melalui
pengujian dan penelitian,penurunan kekuatan tetap saja terjadi pacta bagian yang
disambung terutama pada daerah lubang dan bagian ulir dan baut, hal ini disebabkan
karena ulir baut mempakan bentuk takikan yang dapat memperlemah konstruksi.
1. Untuk mengetahui penjelaskan dan Macam - Macam Baut (Bolts) dan Mur (Nuts).
2. Untuk mengetahui Terjadinya Kerusakan BautPada Sistem Transportasi Alat Angkat
BAB 2
LANDASAN TEORI
Mesin atau konstruksi terdiri dari beberapa bagian, yang mana bagian yang
satu dengan yang lain akan dihubungkan. Salah satu cara untuk menghubungkan suku
bagian-suku bagian tersebut adalah dengan cara memberikan sambungan.
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau konstruksi dengan
menggunakan suatu cara tertentu.
Gambar 1, 3.2
Atau juga disebut plow bolts banyak digunakan pada kayu. Bagian kepala carriage
bolts berbentuk kubah dan pada bagian leher baut berbentuk empat persegi. Pada saat
baut dikencangkan, konstruksi leher baut yang berbentuk empat persegi tersebut akan
menekan masuk ke dalam kayu sehingga menghasilkan ikatan yang sangat kuat.
Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat berbagai ukuran yang
memungkinkan penggunaannya dalam berbagai pekerjaan.
2. Flangebolts
Gambar 2, 3.2
Merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat
bubungan (flens). Flens yang terdapat pada bagian bawah kepala baut didesain untuk
memberikan kekuatan baut seperti halnya bila menggunakan washer. Dengan
kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts akan memudahkan mempercepat
selesainya pekerjaan.
3. Hexbolts
Gambar 3, 3.2
Gambar 4, 3.2
4. Lag bolts
5. Shoulder bolts
Gambar 5 3.2
Merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai sumbu putar.
Konstruksi shoulder bolts memungkinkan digunakan pada sambungan maupun
aplikasi yang dapat bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts dapat
digunakan pada berbagai komponen yang terbuat dari logam, kayu, dan bahan-bahan
lainnya. Dikarenakan sering digunakan sebagai sumbu tumpuan, maka shoulder bolts
dibuat dari bahan logam yang memiliki ketahanan terhadap gesekan.
c) Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak
seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).
d) Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi
berat /jembatan.
a) Baut mudah mengakibatkan baja menjadi pecah karena kuat tekannya terlalu
tinggi.
b) Baut mudah mengalami pencicilan leher pada kepala bautnya (Necked Out).
Gambar 2, 3.3
Gambar 3,3.3
Gambar 3.4.1
Bentuk dari baut pondasi yang lebih disukai adalah bentuk baut jangkar
dengan pipa, karena dapat digeser untuk menyesuaikan dengan lubang pada las
mesin
Gambar 3.4.2
Bila baut pondasi menerima getaran yang berat dan ada kemungkinan baut
patah pada bagian ulirnya, maka baut pondasinya dipasang seperti gambar di
samping.
Bila baut putus baut dapat diganti, Masalah yang timbul pada bentuk baut pondasi
disamping adalah bila baut putus di tengah-tengah.
Gambar 3.5.3
2. Boat Rag
Baut ini terpasang di dalam spesi semen (grout) ssehingga pada lantai harus
dibuat lubang dengan pahat atau bor. Lubang bagian bawah lebih lebar agar diperoleh
pengikatan yang baik. Pasa salah satu sisi lubang harus dibuat jalan untuk
menuangkan groul.
Gambar 3.4.4
Gambar 3.5.5
4. Slider Rail
Cara ini sering digunakan bila posisi dari mesin harus dapat diatur setelah
pemasangan, contohnya untuk mengatur tegangan sabuk?rantai dengan baut.
Gambar 3.5.6
Mesin yang terpasang pada slide way diikat dengan baut ‘’T’’ yang dapat
meluncur pada alur tetapi tidak dapat berputar.
5. Mounting Pad
Cara ini digunakan memasang mesin –mesin yang ringan dimana
pemasangannya tidak memerlukan pengikatan dengan baut ke lantai.
Gambar 3.5.7
Gambar 3.5.8
Gambar 3.5.9
Cara untuk memasang mesin pada dudukanya digunakan tergantung pada jenis
peningkatan mesin dengan landasan.
A. Baut Bag
Bila mesin dipindahkan dengan menggunakan rol, maka lubang baut Rag
harus cukup dalam sehingga baut bag tidak menonjol keluar dari permukaan
lubang. Sehigga rol dapat bergerak bebas diatas lubang.
a. Ikat baut rag dengan seppotong kawat dan masukan baut kedalam lubang
b. Atur posisi mesin diatas lubang
c. Dengan menggunakan kawat tersebut tariklah baut dialas mesin
d. Pasang wasted dan mur pada baut rag
e. Pemasangan Ulang
Biala suatu mesin akan dipasang ulang pada tempatnya maka pemasangan
tersebut harus menggunakan suatu hoist. Atur gerakan mesin dengan hati-hati
agar saat pemasangan mesin tidak merusak ulir baut pondasi.
Gambar 3.6.1
Gambar 3.6.2
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Pada penulisan makalah kali ini dapat di jadikan sarana pembelajaran dalam
menuangkan gagasan atau ide untuk menambah referensi dan pengalaman dalam
melakukan atau mempelajari teknik sambungan baja menggunakan baut dan mur.
DAFTAR PUSTAKA
Construction Material, their Nature and Behavior. Edited by. J.M. ILLSTON, E&FN Spon An
Imprint of Chapman& Hall.
Structure, Daniel L. Schoedeck
Konstruksi Baja, Podma
Sarwono Edhi, Technical Training Development PT Astra Honda Motor (AHM).
(motorplus-online.com)
Barkan, D.D, Dynamics of Base and Foundation, McGraw-Hill New York, 1962.