Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga makalah pengelasan ini bisa terselesaikan dengan segala
keterbatasan. Meskipun demikian saya harapkan makalah ini bisa membantu kami
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak dosen dan dapat memahami
mengenai mata kuliah mesin perkakas.
Materi yang ada dalam makalah kami ini berisi mengenai hal yang
berhubungan dengan pengelasan bagaimana cacat las bisa terjadi dan bagaimana cara
penanggulangannya.
Dalam penyusunan tugas ini kami sempat mengalami berbagai macam
kendala,tapi berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini
dapat terselesaikan. Unutk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yang telah membantu kami.

1. Bapak dosen yang telah membantu kami dengan memberikan penjelasan dan
mengajarkan apa itu pengelasan .
2. Teman-teman kami yang telah memberi dukungan ,baik berupa materi
maupun moral.
3. Dan semua pihak yang membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu-
persatu.

Tak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha
Esa, penulis sadar kesempurnaan masih sangat jauh dari tugas ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran untuk perbaikan tugas
ini di kemudian hari.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat pagi para mahasiswa yang membaca untuk lebih
mengembangkan diri dalam bidang pengelasan.

Semarang, 26 Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1. Latar Belakang..........................................................................................................3
1.1 Rumusan Masalah.....................................................................................................3
1.2 Tujuan dan Manfaat..................................................................................................3
BAB 2 4
LANDASAN TEORI................................................................................................................4
2.1 Definisi Mur dan Baut.................................................................................................4
2.2 Devinisi Sambungan.....................................................................................................4
2.2 Macam-Macam Sambungan.......................................................................................4
BAB 3 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
3.1 Pengertian Baut............................................................................................................5
3.2 Jenis-Jenis Baut............................................................................................................6
3.3 Keuntungan dan Kekurangan Menggunakan Sambungan Baut............................8
3.5 Pengikatan Mesin dengan lantai ada beberapa cara..............................................11
3.6 Cara Memasang Mesin Pada Dudukanya................................................................15
BAB 4 17
PENUTUP...............................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................17
4.2 Saran..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penggunaan baut dan mur sangat banyak digunakan,sebab fungsi dari baut
adalah sebagai alat penyambungatau pengikat komponen yang satu dengan yang
lainnya,agar menjadi satu kesatuan yang kokoh dan terbentuksesuai dengan keinginan
perancangnya. Teknik penyambungan dengan menggunakan baut dan murrelatif lebih
aman, karena lebih mudah dipasang dandibongkar kembali apabila diperlukan untuk
melakukanhal-hal seperti perawatan, perbaikan dan lain-lain.Pemilihan baut-mur sebagai
alat pengikat dalamindustri transportasi, misalnya pacta kapallaut, mobil ataupun
pesawat terbang, harus dilakukan secara cermat dan seksama untuk mendapatkan mutu
atau kekuatan baut yang sesuai dengan konstruksi yang akan disambung. Pemilihan ini
tentunya hams dilandasi dengan pengujian dan penelitian agar didapatkan hasil yang
optimal. Akan tetapi teknik penyambungan dengan baut walaupun telah melalui
pengujian dan penelitian,penurunan kekuatan tetap saja terjadi pacta bagian yang
disambung terutama pada daerah lubang dan bagian ulir dan baut, hal ini disebabkan
karena ulir baut mempakan bentuk takikan yang dapat memperlemah konstruksi.

1.1 Rumusan Masalah

1. Pengertian dan Macam - Macam Baut


2. Bagaimanakah Terjadinya Kerusakan pada baut
3. Bagaimanakah penerapan mur dan baut pada alas mesin
4. Bagaimana pengikatan mesin dengan pondasi mesin

1.2 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui penjelaskan dan Macam - Macam Baut (Bolts) dan Mur (Nuts).
2. Untuk mengetahui Terjadinya Kerusakan BautPada Sistem Transportasi Alat Angkat

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Mur dan Baut


Mur dan Baut merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah
kecelakaan atau kerusakan pada mesin, sebab fungsi dari mur & baut adalah sebagai
alat penyambung atau pengikat komponen yang satu dengan yang lainnya, agar
menjadi satu kesatuan yang kokoh dan terbentuk sesuai dengan keinginan
perancangnya. Teknik penyambungan dengan menggunakan baut dan mur relatif lebih
aman, karena lebih mudah dipasang dan dibongkar kembali apabila diperlukan untuk
melakukan hal-hal seperti perawatan, perbaikandan lain-lain.
Pemilihan Mur dan Baut sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama
untuk mendapatkan ukuran yang sesuai.Untuk menentukan ukuran Mur dan baut,
berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat
kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian dan lain sebagainya.
2.2 Devinisi Sambungan

Mesin atau konstruksi terdiri dari beberapa bagian, yang mana bagian yang
satu dengan yang lain akan dihubungkan. Salah satu cara untuk menghubungkan suku
bagian-suku bagian tersebut adalah dengan cara memberikan sambungan.
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau konstruksi dengan
menggunakan suatu cara tertentu.

2.2 Macam-Macam Sambungan

Macam-macam sambungan adalah sebagai berikut:


a. Sambungan tetap : yaitu sambungan yang hanya dapat dilepas dengan cara
merusaknya.
Contoh: sambungan pku keling dan sambungan las
b. Sambungan tidak tetap : yaitu sambungan yang dapat kita lepas dan dapat kita
bongkar tanpa merusak sesuatu.
Contoh: sambungan baut, sambungan pasak dan sambungan pena.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Baut

Baut digunakan secara luas dalam industri kendaraan bermotor. Pada


kendaraan bermotor terdapat banyak sekali komponen yang dibuat secara terpisah,
kemudian disatukan menggunakan baut dan mur agar memudahkan dilakukan
pelepasan kembali saat diperlukan, misalnya untuk melakukan pekerjaan perbaikan
atau penggantian komponen. Baut biasanya digunakan berpasangan dengan mur.
Bagian batang baut yang berulir dimaksudkan untuk menepatkan dengan celah lubang
mur.
Untuk mengurangi efek gesekan antara kepala baut dengan benda kerja dapat
ditambahkan ring/washer di antara kepala baut dan permukaan benda kerja. Washer
berbentuk spiral dapat digunakan pada baut untuk membantu mencegah kekuatan
sambungan berkurang yang disebabkan baut mengendor akibat getaran.
Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala pada
salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di bagian ujung)
batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan, baja tahan
karat ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau paduan logam
lainnya untuk keperluankeperluan khusus.
Bentuk kepala baut yang umum digunakan adalah :
a. segi enam (hexagon head)
Kepala baut berbentuk segi enam merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan.
b. segi empat (square head).
Baut dengan kepala berbentuk segi empat pada umumnya digunakan untuk
industri berat dan pekerjaan konstruksi.

3.2 Jenis-Jenis Baut


1. Carriage bolts

Gambar 1, 3.2

Atau juga disebut plow bolts banyak digunakan pada kayu. Bagian kepala carriage
bolts berbentuk kubah dan pada bagian leher baut berbentuk empat persegi. Pada saat
baut dikencangkan, konstruksi leher baut yang berbentuk empat persegi tersebut akan
menekan masuk ke dalam kayu sehingga menghasilkan ikatan yang sangat kuat.
Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat berbagai ukuran yang
memungkinkan penggunaannya dalam berbagai pekerjaan.

2. Flangebolts

Gambar 2, 3.2

Merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat
bubungan (flens). Flens yang terdapat pada bagian bawah kepala baut didesain untuk
memberikan kekuatan baut seperti halnya bila menggunakan washer. Dengan
kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts akan memudahkan mempercepat
selesainya pekerjaan.

3. Hexbolts

Gambar 3, 3.2

Merupakan baut yang sangat umum digunakan pada pekerjaan konstruksi


maupun perbaikan. Ciri umum dari hex bolts adalah bagian kepala baut berbentuk
segi enam (hexagonal). Hex bolts dibuat dari berbagai jenis bahan, dan setiap bahan
memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda. Cara terbaik yang dapat dilakukan
dalam memilih hex bolts yang akan digunakan adalah dengan memilih bahan hex
bolts disesuaikan dengan persyaratan persyaratan teknis dari konstruksi yang akan
dikerjakan. Beberapa bahan yang digunakan untuk hex bolts diantaranya : stainless
steel, carbon steel, dan alloy steel yang disepuh cadmium atau zinc untuk mencegah
karat.

Gambar 4, 3.2

4. Lag bolts

Merupakan baut dengan ujung baut berbentuk lancip, menyerupai konstruksi


sekrup. Lag bolts kebanyakan digunakan pada pekerjaan konstruksi lapangan.

5. Shoulder bolts

Gambar 5 3.2
Merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai sumbu putar.
Konstruksi shoulder bolts memungkinkan digunakan pada sambungan maupun
aplikasi yang dapat bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts dapat
digunakan pada berbagai komponen yang terbuat dari logam, kayu, dan bahan-bahan
lainnya. Dikarenakan sering digunakan sebagai sumbu tumpuan, maka shoulder bolts
dibuat dari bahan logam yang memiliki ketahanan terhadap gesekan.

3.3 Keuntungan dan Kekurangan Menggunakan Sambungan Baut

1. Keuntungan Menggunakan Sambungan Baut

a) Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.

b) Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.

c) Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak
seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).

d) Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi
berat /jembatan.

2. Kekurangan Menggunakan Sambungan Baut

a) Baut mudah mengakibatkan baja menjadi pecah karena kuat tekannya terlalu
tinggi.

b) Baut mudah mengalami pencicilan leher pada kepala bautnya (Necked Out).

c) Berbicara mengenai tenaga pemasangan yang dilakukan manual, sangat


mudah mengalami kesalahan teknis, mulai dari pengencangan baja sampai
kelonggaran baut pada sambungan.

Berikut ini gambar pemasangan sambungan baut yang digunakan di kapal:


Gambar 1, 3.3

Gambar 2, 3.3

Gambar 3,3.3

3.4 Baut Pondasi

Untuk mengikat mesin dengan pondasinya digunakan baut jangkar (anchor


bolt) biasanya salah satu ujungnya yang ditanam dalam beton dibengkokkan ,
dilas atau dibautkan pada pelat atau profil L dari besi.

Gambar 3.4.1

Bentuk dari baut pondasi yang lebih disukai adalah bentuk baut jangkar
dengan pipa, karena dapat digeser untuk menyesuaikan dengan lubang pada las
mesin
Gambar 3.4.2

Bila baut pondasi menerima getaran yang berat dan ada kemungkinan baut
patah pada bagian ulirnya, maka baut pondasinya dipasang seperti gambar di
samping.
Bila baut putus baut dapat diganti, Masalah yang timbul pada bentuk baut pondasi
disamping adalah bila baut putus di tengah-tengah.

3.5 Pengikatan Mesin dengan lantai ada beberapa cara

1. Plug dan Baut Expansi


Peningkatan mesin dengan menggunakan baut expansi memerlukan ukuran
dan posisi lubang yang akurat.

Gambar 3.5.3

2. Boat Rag
Baut ini terpasang di dalam spesi semen (grout) ssehingga pada lantai harus
dibuat lubang dengan pahat atau bor. Lubang bagian bawah lebih lebar agar diperoleh
pengikatan yang baik. Pasa salah satu sisi lubang harus dibuat jalan untuk
menuangkan groul.
Gambar 3.4.4

Bila saat memindahkan mesin ke posisinya dengan menggunakan rol, lubang


harus cukup dalam agar baut rag tidak mengganggu gerakan rol.

3. Baut Dengan Pelat Jangkar


Cara ini digunakan untuk mengikat mesin-mesin yang besar. Baut ini
terpasang dalam spesi semen seperti baut rag, tetapi lubang-lubang telah dibuat saat
mengecor lantai.

Gambar 3.5.5

4. Slider Rail
Cara ini sering digunakan bila posisi dari mesin harus dapat diatur setelah
pemasangan, contohnya untuk mengatur tegangan sabuk?rantai dengan baut.

Gambar 3.5.6
Mesin yang terpasang pada slide way diikat dengan baut ‘’T’’ yang dapat
meluncur pada alur tetapi tidak dapat berputar.

5. Mounting Pad
Cara ini digunakan memasang mesin –mesin yang ringan dimana
pemasangannya tidak memerlukan pengikatan dengan baut ke lantai.

Gambar 3.5.7

Kaki/alas mesin diletakan diatas “Pad”, koefisien gesek sehingga dapat


mencegah pergeseran nesin saat beroperasi dan dapat juga ditambahkan suatu bahan
perekat/adesive.
Bentuk lain dari pad juga dapat meredam getaran dari mesin ke lantai atau dari
lantai ke mesin, Pad di buat dari bahan Cork, Felt, Karet/neoprene.

6. Free Standing Adjustable Mounting


Pada caara ini, kaki mesin dipasang baut kemudian diletakan pada lem untuk
mencegah bergesernya landasan. Landasan dapat dibuat dari bahan kaaret untuk
meredam getaran, untuk mengatur ketinggian mesin, mesin didongkrak kemudian
baut stud diputar sehingga mur bagian bawah akan naik.

Gambar 3.5.8

7. Fixed Anti-Vibration Mounting


Pada cara ini komponen anti getaran dipasang pada lantai dengan baut rag,
kemudian mesin dipasang di atas komponen anti getaran. Untuk keperluan leveling
dapat digunakan ganjal.

Gambar 3.5.9

8. Pemasangan Dengan Bedplate


Pada cara ini bebplate dipasang di lantai dengan baut jangkar, sedangkan
mesin diletakan di atas pelat alas. Sebelum dicor dengan mengatur posisi ganjal
berbentuk baji.
Gambar 3.5.10

3.6 Cara Memasang Mesin Pada Dudukanya

Cara untuk memasang mesin pada dudukanya digunakan tergantung pada jenis
peningkatan mesin dengan landasan.

A. Baut Bag
Bila mesin dipindahkan dengan menggunakan rol, maka lubang baut Rag
harus cukup dalam sehingga baut bag tidak menonjol keluar dari permukaan
lubang. Sehigga rol dapat bergerak bebas diatas lubang.
a. Ikat baut rag dengan seppotong kawat dan masukan baut kedalam lubang
b. Atur posisi mesin diatas lubang
c. Dengan menggunakan kawat tersebut tariklah baut dialas mesin
d. Pasang wasted dan mur pada baut rag
e. Pemasangan Ulang
Biala suatu mesin akan dipasang ulang pada tempatnya maka pemasangan
tersebut harus menggunakan suatu hoist. Atur gerakan mesin dengan hati-hati
agar saat pemasangan mesin tidak merusak ulir baut pondasi.
Gambar 3.6.1

B. Free Standing Mounting With Fixing Stud


a. Atur posisi mesin
b. Letakan alas mesin pada suatu blok dari kayu yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tinggi total dari mounting, Bila mesin dipindahkan dengan
menggunakan rol, maka mesin harus didongkrak dan kemudian pasangkan
blok kayu di bawah mesin.
c. Pasangan alat penumpu mesin ke dalam lubang dialas mesin
d. Pasangkan waster dan mur pada batang berulir dari alat penumpu mesin.

Gambar 3.6.2
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Sambungan berfungsi menyatukan elemen-elemen dan menyalurkan beban


dari satu bagian ke bagian yang lain.
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya
dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya
dipasang mur/pengunci.
Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi
sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat
dibongkar/dilepas kembali.
Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir
tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi
empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga
misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

4.2 Saran

Pada penulisan makalah kali ini dapat di jadikan sarana pembelajaran dalam
menuangkan gagasan atau ide untuk menambah referensi dan pengalaman dalam
melakukan atau mempelajari teknik sambungan baja menggunakan baut dan mur.
DAFTAR PUSTAKA

Construction Material, their Nature and Behavior. Edited by. J.M. ILLSTON, E&FN Spon An
Imprint of Chapman& Hall.
Structure, Daniel L. Schoedeck
Konstruksi Baja, Podma
Sarwono Edhi, Technical Training Development PT Astra Honda Motor (AHM).
(motorplus-online.com)

Richard A.Michener, Millwriht, Manual of Instruktur, Province of British Columbia,


1988.
Carl A. Nelson, Millwright and Mechanics Mecmillan Publishing Company, New
York, 1986
G.S.Ramaswanmy, Handbook of Mecine Fondation , McGraw-Hill, New Delhi,
1977.

Barkan, D.D, Dynamics of Base and Foundation, McGraw-Hill New York, 1962.

Anda mungkin juga menyukai