Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ALAT KONTRASEPSI IUD

Pokok Bahasan : IUD


Sub Pokok Bahasan : Pengertian IUD, Kerugian dan Keuntungn IUD, Cara mengecek IUD,
Efek Samping IUD
Sasaran : Peserta Penyuluhan
Waktu : 14.30 - Selesai
Hari / tanggal : Senin, 04 Juni 2018
Tempat : Stikes Karya Husada Semarang

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2. Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD
4. Keuntungan dan kerugian IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD
C. Materi
Terlampir
D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
E. Media
1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Lembar Balik
F. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluh Sasaran
3 Menit Pendahuluan  1.
Membuka acara dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada peserta
 Menyampaikan 2.
topic, Mendengarkan
maksud dan tujuan penkes penyuluh
kepada peserta
 Kontrak waktu 3.
untuk Menyetujui
kesepakatan pelaksanaan kesepakatan waktu
penkes dengan peserta pelaksanaan penkes

10 Menit Kegiatan Penyuluh menjelaskan tentang Mendengarkan penyuluh


Inti : menyampaikan semua
1. Pengertian IUD dan Jenis materi sampai selesai
IUD.
2. Prosedur Pemasangan dan
pasca pemasangan
3. Indikasi dan kontraindikasi
IUD
4. Keuntungan dan kerugian
IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD

7 Menit Evaluasi 1./ Tanya Jawab 1. Menanyakan yang


Penutup belum jelas
2. Memberikan pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan
kepada peserta
3. Menyimpulkan dan
3. Mendengarkan
mengklarifikasi materi
penyuluhan yang telah
disampaikan kepada peserta
4. Menutup acara dan
4. Mendengarkan
mengucapkan salam serta penyuluh menutup acara
terimakasih kepada sasaran dan menjawab salam

G. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2. Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3. Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4. Apa saja efek samping dari IUD ?

H. Lampiran

Materi
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD

1. Pengertian Kontrasepsi IUD


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau
menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan alat atau dengan operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah
alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukan kedalam rongga rahim,
yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam rahim,
terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya
bermacam-macam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim yang
bersifat sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit tembaga
yang berntuknya bermacam-macam.

2. Jenis-jenis IUD
Alat Masa Bentuk
Penggunaan
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6
cm ;250mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
CU250 cm;250 mm2 lilitan tembaga
Pendek mengelilingi batang.
Multiload 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
CU375 batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan
inti perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang
dan cincin tembaga mengelilingi tiap
ujung masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-
masing 5mm dan diameter 2,2mm
dengan total 330 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang dan lengan.

3. Penjelaan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh
wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah
kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan
tuba falopi dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan
leukosit. Kondisi ini mngurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan
menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan
ovum.( Saefuddin, 2009).
CARA KERJA
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
 AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan
kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan
kandung kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada
abdomen dan lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya
dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat
diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa
tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah
efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi nyeri
atau pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang dengan
memberikan gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga
harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual.
Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini
dibersihkan dengan bol kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan
kedalam uterus melalui saluran serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus.
Tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang
saat sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis atau tenakulum
sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman
karena serviks sangta peka. Selanjutnya AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli
kedalam uiterus. Benang AKDR dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat
keatas kebelakang serviks. Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk
ke spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus
digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami pendarahan,
ini adalah waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus
kembali. Anda harus mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR dan
menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal
dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20 hari
pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita
neyri abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita
pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat
kembali normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.
6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper T 200
(CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata
0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga
rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan
masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada
akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multi para
c. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e. Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih
secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1 minggu,
lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap
6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
 Perokok
 Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
 Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
 Gemuk ataupun kurus
 Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
 Penderita tumor jinak payudara
 Penderita kanker payudara
 Pusing-pusing atau sakit kepala
 Tekanan darah tinggi
 Varises di tungkai atau di vulva
 Penderita penyakit jantung
 Pernah menderita stroke
 Penderita diabetes
 Menderita penyakit hati
 Malaria
8. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari
alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Diketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)
9. Keuntungan
a. Efektif dengan proteksi jangka panjang
 AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
 Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
 Tidak ada interakdi dengan obat-obat
b. Tidak mengganggu hubungan suami istri
 Tidak berpengaruh terhadap ASI
 Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
 Epek sampingnya sangat kecil
 Memiliki epek sistemik yang sangat kecil
10. Kerugian
 Menoragie
 Dismenorea
 Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
 Peningkatan resiko infeksi radang panggul
 IUD terlepas keluar
 Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
 Malposisi IUD
 Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi
11. Efek samping dan komplikasi
Efek samping umum terjadi:
 Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan
)
 Haid lebih lama dan banyak
 Perdarahan (spotting) antar menstruasi
 Saat haid lebih sakit
a. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
b. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
c. Tidak baik di gunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,PRP dapat
memicu infertilitas :
a. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik di perlukan dalam pemasangan IUD
b. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangn IUD, biasanya
menghilang dalam 1-2 hari
c. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri, petugas terlatih yang dapat melepas
d. Mungkin IUD dapat keluar dari uterus tanpa di ketahui (sering terjadi apabila IUD di
pasang segera setelah melahirkan )
e. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan
f. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu
12. Waktu pemasangan
a. 2-4 hari setelah melahirkan
b. 40 hari setelah melahirkan
c. Setelah terjadinya keguguran
d. Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 di hitung dari hari pertama haid
e. Menggantikan metode KB lainnya
f. Pada akhir masa menstruasi karena servik agak terbuka pada waktu ini
g. setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu hari apabila tidak ada gejala
infeksi)
13. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
Keadaan Anjuran
Amenorea periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea
apabila di kehendak. Apabila hamil jelaskan dan sarankan
untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat, atau kehamilan
lebih dari 3 minggu. Apabila benang tidak terlihat atau
kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan d lepaskan.
Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan
kehamilannya tanpa melepas AKDR, jelaskan kemungkinan
adanya resiko kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan harus lebih di amati dan diperhatikan
Kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan
yang sesuai. Jika tidak parah dan tidak di temukan
penyebabnya,cukup beri analgetik saja. Jika penyebabnya
tidak dapat di temukan dan menderita kram berat, cabut
AKDR kemudian ganti AKDR baru, atau cari metode
kontrasepsi lain
Benang hitam Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR
masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu di lakukan.
Menderita nyeri Paling sering di temukan pada AKDR yang mengandung
kepala atau migrain progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR,
keluhan ringan berikan analgetik
Penyakit jantung sebaiknya jangan di beri AKDR yang mengandung progestin
karena progestin mempengaruhi lipid dan vasokontriksi
Stroke/riwayat stroke Sebaiknya jang di beri AKDR yang mengandung progestin
Nyeri haid hebat Dapat di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk.
Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian
Riwayat kehamilan Jelaskan pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila
ektopik ada segera mencari pertolongan di rumah sakit
Gejala penyakit katup Berikan anti biotik saat insersi AKDR bila anemia (hb<9),
jantung ganti dengan metode kontrasepsi lain
14. Pemantauan dan petunjuk bagi klien
Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko AKDR.
Bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali di pasang. Pemeriksaan AKDR di lakukan
setiap bulan atau bila terdapat keluhan (nyeri, perdarahan, demam, dsb)
 Kembali memeriksa diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
 Selama bulan pertama mempergunakan AKDR periksalah benang AKDR secara rutin
setelah haid
 Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah
haid apabila mengalami
o Kram/kejang di perut bagian bawah
o Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
o Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama
melakukan hubungan seksual
 Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih
awal apabila di inginkan
 Kembali ke klinik apabila
o Tidak dapat meraba benang AKDR
o Merasakan bagian benang keras di AKDR
o AKDR terlepas
o Siklus terganggu/ meleset
o Tarjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
o Adanya infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Afni, N. (2005). Gambaran Efek Samping Penggunaan Alat Kontraseps. http://epritis.


undip.ac.id/53941/1/2388.pdf diperoleh tanggal 24 Januari 2018
Anggraini, Y, dan Martini . (2012). Pelayanan Kontrasepsi. Yogyakarta : Rohima Press.
Annisa, R. (2011) Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi
IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun.Fakultas KedokteranUniversitas
Diponegoro Semarang. diperoleh tanggal 24 Januari 2018.
BKKBN. (2008). Program KB di Indonesia. http://www..bkkbn..go.id. diperoleh
tanggal 24 Januari 2018
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai