Anda di halaman 1dari 6

JUDUL ESAI

“Ekonomi Berkeadilan Serta Optimalisasi Peluang Usaha Sektor Kemaritiman


Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan”

Karya Ini Disusun Untuk Mengikuti Lomba Esai Nasional

“Pembangunan Berkelanjutan (SDG)”

Penulis :
Vidya Kusherawati
Kemiskinan merupakan masalah multidimensional yang telah lama menjadi isu
sentral di Indonesia, bahkan di dunia. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas
ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan
perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki, dan perempuan
dalam menjalani kehidupan bermartabat (BPS, 2014: 45). Pada tahun 2020-2030
Indonesia akan mengalami kelebihan penduduk (bonus demografi). Hal tersebut dapat
memberi dampak positif maupun dampak negatif bagi perekonomian Indonesia
(Sembiring, 2014). Bonus demografi dapat menjadi peluang bagi kemajuan
perekonomian negara apabila bonus demografi diimbangi dengan kualitas sumber daya
manusia yang baik dan produktif, sehingga memicu percepatan pertumbuhan industri
Indonesia menuju lebih baik dan memungkinkan mewujudkan “Indonesia Emas”.
Bonus demografi bisa menjadi beban negara, apabila besarnya pertumbuhan penduduk
tidak diimbangi dengan perekonomian yang baik.

Faktor yang tidak kalah krusialnya adalah banyak terjadi ketimpangan sosial.
Hal ini dibuktikan selama periode September 2016 sampai Maret 2017, jumlah
penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 188,19 ribu orang dari 10,49 juta
orang pada September 2016 menjadi 10,67 juta orang pada Maret 2017. Sementara, di
daerah perdesaan turun sebanyak 181,29 ribu orang dari 17,28 juta orang pada
September 2016 menjadi 17,10 juta orang pada Maret 2017 (BPS, 2017). Masalah yang
lain adalah kesempatan kerja yang tidak memadai, serta degradasi lingkungan.

Berbagai problematika kemiskinan di Indonesia adalah masalah yang krusial.


Pengentasan kemiskinan telah menjadi agenda utama negara kita dari tahun ke tahun.
Tantangan-tantangan perekonomian semakin tahun semakin besar, persaingan
perdagangan dan perekonomian global merupakan tantangan besar bagi negara
berkembang yang sedang melakukan pembangunan, seperti Indonesia. Oleh sebab itu
perlu diciptakan strategi-strategi baru yang inovatif, solutif, kreatif, dan efektif sebagai
upaya pengentasan kemiskinan untuk mewujudkan Indonesia emas dan sebagai realisasi
salah satu pilar Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

Pemberantasan kemiskinan merupakan tantangan global terbesar yang dihadapi


dunia saat ini. Berbagai program pemberantasan kemiskinan dirancang dan ditetapkan
di berbagai negara maju maupun berkembang (BPS, 2014:45). Faktor utama kemiskinan
di Indonesia adalah ketimpangan serta ketidakmerataan lapangan pekerjaan. Faktor-
faktor tersebut yang mempengaruhi banyaknya penduduk di daerah-daerah yang
memilih urbanisasi ke kota-kota besar dengan berbagai alasan yang mendasari, yakni
infrastruktur, pelayanan pendidikan, dan kesehatan yang jauh lebih baik dibandingkan
dengan yang ada di daerahnya. Menurut Manning (1996), faktor berikutnya yang
mendasari meningkatnya jumlah urbanisasi dari tahun ke tahun adalah banyaknya
sumber daya manusia di daerah-daerah yang ingin mendapatkan pekerjaan yang layak.
Dalam hal ini, kota-kota besar dianggap mampu membuka peluang pekerjaan yang luas
karena di kota-kota besar menjamur industri-industri raksasa yang dianggap mampu
menyerap banyak tenaga kerja.

Pemasalahan kesenjangan sosial dan ketidakmerataan pembangunan tersebut


dapat diatasi dengan pemberian bantuan khusus pada daerah-daerah pedesaan, bahkan
hingga pelosok negeri agar pembangunan tidak bersifat sentralis. Perhatian intensif
terebut dapat direlisasikan dengan pengalokasian dana khusus bagi setiap daerah di
Indonesia. Pengalokasian dana tersebut harus disesuaikan dengan keadaan dan potensi
perekonomian daerah, sebab kebutuhan setiap daerah berbeda satu sama lain. Daerah
yang sudah maju perekonomiannya membutuhkan dana lebih sedikit untuk
mengembangkan potensinya. Sedangkan daerah yang sangat pelosok membutuhkan
dana yang lebih besar untuk membangun infrastruktur yang layak. Pembangunan
tersebut berupa pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Hal ini
memudahkan mobilisasi pemerintah maupun penduduk setempat dalam pendistribusian
barang dan jasa, serta kegiatan perekonomian yang lainnya.

Pengalokasian dana miskin tepat sasaran merupakan hal paling penting. Selama
ini masih banyak terjadi ketimpangan sosial, disebabkan karena pemberian dana untuk
rakyat miskin sering kali salah sasaran. Pemerataan yang dimaksud bukanlah
memberikan bantuan dan subsidi bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengentasan
kemiskinan yang berkeadilan adalah pemberian bantuan dan subsidi tepat sasaran
kepada rakyat yang membutuhkan. Apabila bantuan dan subsidi disama ratakan bagi
seluruh rakyat, maka kesenjangan sosial akan semakin mencolok, sebab benarlah
pepatah zaman dahulu “yang kaya akan semakin kaya, yang miskin akan semakin
miskin”. Oleh sebab itu perlu di buat e-monitoring dan e-data yang lengkap dan akurat,
agar bantuan dan subsidi dari pemerintah tepat sampai pada tangan yang membutuhkan
serta mencegah tindak kejahatan korupsi.

Menurut Agoes (2004) Indonesia dikenal dunia sebagai “Negara Kepulauan”


terbesar di dunia yang memiliki sekitar 17.504 dengan dua pertiga wilayahnya berupa
perairan, dengan panjang pantai sekitar 95.185 km. Faktor-faktor itulah yang
mendukung Indonesia sebagai negara maritim dengan potensi terbesar kekayaan
lautnya. Sayangnya, kekayaan laut kita yang melimpah-ruah ini belum dimanfaatkan
secara optimal. Data KKPI (2014) menunjukkan bahwa potensi ekonomi kelautan di
Indonesia bisa mencapai Rp 3.000 triliun per tahun jika potensi sektor kelautan dan
perikanan betul-betul dioptimalkan. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sektor
perikanan dan kelautan dapat menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berikut
adalah upaya optimalisasi perekonomian pada sektor kemaritiman :

1. Menjadikan sektor perikanan sebagai komoditas baru perekonomian Indonesia.


Indonesia punya wilayah laut yang sangat luas, di dalamnya terdapat banyak
biodiversitas hasil kekayaan laut yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan
rakyat Indonesia. Upaya yang pertama adalah dengan memberikan bantuan
operasional kapal nelayan yang modern dan layak pakai melalui KONEL
(Koperasi Nelayan) yang ada di daerah. Hal ini akan memudahkan para nelayan
dalam menangkap ikan dalam jumlah besar per harinya, dengan dibantu
teknologi penangkap ikan yang sudah modern, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan perkapita nelayan serta meningkatkan ekspor perikanan Indonesia.
2. Diversivikasi pangan olahan hasil laut seta sosialisasi budaya makan ikan di
kalangan masyarakat Indonesia sebagai perbaikan pola konsumsi masyarakat.
Selama ini masyarakat kurang minat dalam mengkonsumsi ikan-ikan laut,
padahal jenis-jenis ikan di Indonesia sangat banyak, namun sedikit masyarakat
yang mengetahuinya. Olahan ikan laut juga masih sangat sedikit, hanya
beberapa olahan ikan laut saja yang digemari masyarakat. Data KKP (2017)
menyatakan bahwa konsumsi ikan Indonesia masih 41 kg per kapita per tahun,
sangat jauh berbeda dengan negara maju seperti Singapura yang konsumsi
ikannya 80 kg per kapita per tahun, serta Malaysia dengan konsumsi ikan 70 kg
per kapita per tahun (Effendi , 2017). Oleh sebab itu perlu adanya terobosan dan
inovasi baru, yakni dengan diadakan FESOLILA (Festival Olahan Ikan Laut) di
setiap daerah, dengan menyediakan berbagai masakan olahan ikan laut dengan
ciri khas rasa masakan daerah, juga pembuatan olahan camilan hasil laut yang
bergizi tinggi sebagai diversifikasi makanan olahan laut, serta menjadi
komoditas pangan baru daerah.
3. Pemberdayaan pantai dan laut sebagai komoditas pariwisata unggulan daerah.
Negara kita dikenal sebagai negara kepulauan dengan potensi pariwisata bahari
tinggi. Sayangnya, masih banyak pantai-pantai di Indonesia yang belum
terekspos keindahannya. Oleh sebab itu perlu adanya pembangunan infrastruktur
dan akses transportasi yang baik, serta kerja sama Pemerintah Daerah (Pemda)
untuk mengurus dan membangun tempat wisata bahari. Dengan akses
mobilisasi yang baik, serta tempat wisata yang nyaman dan indah akan menarik
banyak wisatawan untuk berlibur di wisata bahari daerah.
4. Pendidikan berbasis kewirausahaan serta pemberian bantuan modal usaha
melalui KOWI (Koperasi Wirausaha) yang ada di daerah setempat.
Pemberdayaan pariwisata daerah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah apabila diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik. Oleh
sebab itu perlu adanya bimbingan dan pendidikan kewirausahaan kepada para
warga setempat yang dekat dengan lokasi wisata pantai dalam hal memanajamen
usahanya mulai awal hingga berkembang. Hal ini sangat penting karena masih
banyak penduduk pesisir yang umunya berpendidikan rendah. Melalui MEL
(Marine Enterpreneur Learning) yang memberikan pembelajaran melalui
pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerahnya untuk dijual di tempat
wisata sebagai oleh-oleh khas daerah, misal penjualan olahan masakan dan
camilan dari hasil laut, pembuatan tas dari janur kelapa, dan lain sebagainya.
Setelah itu warga pesisir dapat meminjam modal usaha di KOWI dengan bunga
yang rendah, serta evaluasi usaha setiap bulannya.
5. Kebudayaan setempat sebagai magnet daya tarik wisatawan serta identitas
daerah. Untuk menjadikan daerah-daerah sebagai destinasi pariwisata yang
mahsyur, maka perlu adanya identitas budaya daerah yang menonjol untuk
menarik wisatawan. Seperti Bali, yang menjadi maskot pariwisata Indonesia.
Bali merupakan tempat wisata yang sangat terkenal hingga manca negara.
Banyak wisatawan asing yang mengunjungi Bali. Meski banyak wisatawan dari
negara asing yang berkunjung, namun Bali tidak kehilangan identitas
kebudayaannya. Budaya menjadi magnet tersendiri bagi Bali. Oleh sebab itu
perlu adanya program GEMAYA (Gerakan Pemuda Berbudaya) yang mengajak
para generasi muda daerah untuk melestarikan budaya daerah dengan
mempelajarinya serta menampilkannya sebagai suguhan khas daerah pada ajang
pameran maupun festival rutin budaya daerah.

Indonesia merupakan negara yang dikaruniai kekayaan alam yang melimpah-


ruah. Dengan adanya potensi tersebut, maka seharusnya Indonesia mampu memberikan
kesejahteraan bagi warganya. Sayangnya masih banyak ketimpangan-ketimpangan yang
terjadi dalam pemerataan perekonomian, kesenjangan terlihat semakin mencolok.
Banyak potensi kekayaan alam kita yang masih belum dimanfaatkan sebagai mana
mestinya. Sedangkan pada tahun-tahun yang akan mendatang, tantangan ekonomi
global semakin dahsyat. Oleh sebab itu perlu adanya evaluasi dan revolusi ide-ide serta
inovasi untuk memperbaiki perekonomian Indonesia serta mengentaskan kemiskinan di
Indonesia, sesuai dengan agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) yang sudah negara kita sepakati bersama negara anggota PBB
yang lain.
Revolusi tersebut dapat diterapkan melalui berbagai program, yakni e-
monitoring dan e-data agar bantuan miskin tepat sasaran pada yang membutuhkan,
sehingga data yang terinput tidak dapat dimanipulasi dan transparan. Selanjutnya ada
program-program penggerak roda perokonomian dari sektor kemaritiman yang selama
ini masih belum dioptimalkan. Program-program tersebut antara lain; bantuan
operasional nelayan, diversivikasi pangan hasil laut, sektor pariwisata unggulan,
pendidikan kewirausahaan warga pesisir, serta pemanfaatan daya tarik budaya daerah.
Dalam pencapaian tujuan pengentasan kemiskinan perlu adanya pertisipasi dari
semua kalangan warga Indoneesia. Baik genarasi lanjut usia, maupun generasi muda.
Baik yang golongan ekonomi menengah ke atas, maupun golongan ekonomi menengah
ke bawah. Semua komponen masyarakat dapat berpartisipasi sesuai dengan perannya.
Hal yang dapat membuat seseorang keluar dari lingkaran kemiskinan adalah kemauan
dan perjuangan yang gigih dari dirinya sendiri. Oleh sebab itu, berhasil atau tidaknya
program ini tergantung pada tingkat efisiensi sumber daya manusianya.

Anda mungkin juga menyukai