Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN

PARIWISATA

Disusun Oleh :
FATKHUR ROKHIM (1707165)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
KEGAWATDARURATAN YANG TERJADI PADA TEMPAT WISATA AIR

1. TENGGELAM

Kasus kecelakaan akibat tenggelamnya wisatawan di berbagai objek yang terkait


dengan air. Termasuk dalam urusan ini adalah pantai, air terjun (curug), sungai,
wahana permainan pemandian buatan, dan lainnya.
Adapun cara pertolongan kepada korban antara lain :
 Cobalah meraih korban yang hampir tenggelam dengan tangan dari sisi
kolam renag, jikatidak bisa menggapainya coibalah dengan tali atau alat
bantuan yang lain.
 Jika anda memutuskan masuk ke dalam air, dekati secara hati-hati dari
belakang. Jangan mendekati korban dari depan, karena ia akan merangkul
anda. Akibatnya, anda pun sulit untuk bergerak.
 Bicaralah dan tenangkan korban saat anda mendekat. Tanyakan apakah
semuanya baik-baik saja.
 Raihlah pakaiannyaatau tangkupkan satu tangan ke dagu korban dan tarik
korban dari belakang hingga ke tempat aman.
 Katakan pada korban untuk menjauhkan tangannya dari anda. Teruskan
menenangkan korban.
 Jika korban berhenti bernafas tau tidak teraba nadinya, lakukan pernafasan
buatan.
 Jika korban selamat namun setelah itu menderita batuk, demam, ataupun
sakit otot, segerakan periksa ke dokter.
2. TERSERET ARUS KE TENGAH LAUT

Terseret arus disebabkan karena adanya gelombang air laut yang tidak seragam saat
mencapai bibir pantai. Ketidakseragaman gelombang ini dapat menimbulkan arus
balik ke laut yang berbahaya bagi wisatawan. Selain itu, bentuk dasar laut yang
tidak rata juga menyebabkan terjadinya arus yang mengarah kembali ke laut di
lokasi-lokasi tertentu. Bentuk dasar laut yang tidak rata atau adanya cekungan
harus diwaspadai sebab gelombang yang menyapu pantai relatif lebih kecil sehingga
air di cekungan relatif lebih tenang. Padahal, justru di daerah inilah arus balik ke
laut terjadi.

3. SENGATAN UBUR-UBUR

Sengatan ubur- ubur biasa terjadi saat mendekati musim kemarau. Tersengat
binatang ini rasanya sangat nyeri, perih, seperti terbakar. Selain itu juga dapat
menyebabkan syok akibat reaksi alergi dan ada beberapa jenis dari ubur - ubur yang
sangat mematikan (ex. The portuguese man-of-war atau man-o-war). Lalu apa yang
harus anda lakukan bila anda atau orang di sekitar anda tersengat binatang ini?
Pertama, Lindungi diri anda sebagai penolong. Jangan sentuh bekas sengatan tanpa
sarung tangan/pelindung karena tentakel (nematocyt) dari ubur- ubur mungkin
masih ada yang menempel pada bekas sengatan. Singkirkan tentakel yang masih
tampak menempel (dapat menggunakan pisau cukur), tapi jangan menggosok
bagian yang tersengat karena dapat memperbanyak racun yang masuk ke tubuh.
Kedua, Bila bekas sengatan menggunakan asam cuka 5% (vinegar). Perhatikan
persentase (%) dari cuka yang anda gunakan bila lebih dari 5% harus diencerkan
terlebih dulu karena dapat merusak kulit. Bila tidak ada asam cuka bisa juga
menggunakan alkohol (40-70%), baking soda (sodium bicarbonat), perasan jeruk
lemon atau air panas. Racun pada tentakel ubur - ubur sebagian besar terdiri dari
protein, bahan - bahan di atas dapat merusak protein sehingga mengurangi efek
racun. (Sumber: Harrison's Text Book 16th Edition)
Khusus untuk air panas, gunakanlah air sepanas mungkin yang masih bisa di tahan
oleh si penderita, tapi hati - hati jangan sampai menyebabkan luka bakar pada kulit.
Dan jangan gunakan air biasa untuk membilas karena akan membuat nyeri lebih
terasa, bila air panas tidak tersedia lebih baik gunakan air garam untuk membilas.
Ketiga, Perhatikan reaksi alergi. Bila penderita mengeluh gatal-gatal, muncul bentol
- bentol kemerahan pada kulit, pusing, sesak napas, badan terasa panas, atau lemas
segera bawa penderita ke dokter atau pelayanan medis terdekat sebelum terjadi
reaksi alergi yang lebih hebat lagi.
Keempat, obat - obatan. Parasetamol (Pamol, Sanmol dan sejenisnya) atau
Ibuprofen tablet dapat membantu mengurangi nyeri. CTM (Chlorphenamin) dapat
digunakan untuk mengurangi reaksi alergi seperti gatal, dan bila tersedia dapat juga
dioleskan cream anestetik (lidocain), cream antihistamin (diphenhydramine), atau
cream steroid (hydrocortisone) pada bekas sengatan.
KEGAWATDARURATAN YANG TERJADI PADA TEMPAT WISATA DARAT

1. WAHANA PERMAINANAN

Tidak semua wahana permaianan yang terdapat pada tempat wisata aman untuk
naiki, misal tornado dan halilintar yang ada di Dufan. Banyak bahaya yang
mengancam wisatawan saat menaiki wahana permainan tersebut, seperti tiba-
tiba mesin macet saat posisi masih di atas atau penyangga dari permainan
tersebut roboh. Maka dari pengelola harus mengawasi betul dan mengecek
dengan rutin setiap permainan yang ada pada tempat wisata tersebut.

2. BAHAYA MANDI BOLA


 Pihak pengelola permainan mandi bola, jarang membersihkan tempatnya.
Kalau membersihkan pun tidak tuntas, karena hanya menggunakan
penyedot debu dan tidak dicuci bola-bolanya.
 Tumpukan bola plastik warna-warni, biasanya berada di ruang lembab,
ber-ac, dan tidak kena sinar matahari, sehingga sangat ideal untuk sarang
kuman dan virus yang berbahaya bagi anak balita.
 Anak-anak balita yang bermain seringkali muntah, ngompol, bahkan berak,
dan akhirnya menyatu dengan bola-bola tersebut. Membuat jijik dan kotor
dan lama kelamaan menjadi sarang kuman.
 Di tumpukan bola kadang terselip, jarum, pecahan beling, dan beberapa
benda tajam lainnya. Kalau anak tertusuk, karena benda-benda itu sudah
terkena kotoran, bisa dibayangkan, terjadilah infeksi.
 Bola-bola warna warni yang ditampung di tempat penampungan, di lantai
dasar tempatnya, biasanya untuk sarang cacing, kalajengking, bahkan yang
mengerikan, banyak ular berbisa, seperti ular pithi itu tadi. Disebut
ular pithi, karena bentuknya kecil-kecil, tapi kalau menggigit, bisa fatal.

3. ROLLER COASTER

Meluncur di atas roller coaster mungkin bisa mengatasi ketegangan dan memacu
adrenalin, tetapi ada bahaya kesehatan telinga yang perlu Anda ketahui.
Penelitian menunjukkan, laju roller coaster yang sangat cepat bisa menyebabkan
sakit telinga yang disebut barotrauma.

Pada pertemuan para ahli telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Las Vegas,
akhir April lalu, ditampilkan sebuah kasus pasien yang menderita barotrauma
setelah menaiki roller coaster berkecepatan 120 kilometer per jam dalam empat
detik. Sekitar 36 jam setelah naik permainan itu, pasien itu mengeluhkan rasa
sakit dan penuh pada bagian telinga kanan.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter menemukan kerusakan pada bagian


telinga kanan, yakni pembengkakan saluran telinga dan peradangan pada
gendang telinga meski tidak terjadi robekan. Dokter menduga, bagian telinga
kanan yang sakit itu terpengaruh saat roller coaster membalik dan kepala berada
di bawah.

Barotrauma sering kali dialami penumpang pesawat udara atau penyelam.


Gejalanya berupa sakit telinga, gangguan pendengaran ringan, dan rasa penuh
dalam telinga. Rasa ini disebabkan karena gendang telinga terdorong ke luar atau
ke dalam akibat perubahan tekanan udara.

Masalah lebih berat dapat terjadi jika perubahan tekanan udara cukup besar atau
saluran tuba eustachius tersumbat seluruhnya. Pembuluh darah halus (kapiler)
telinga tengah akan pecah dan menyebabkan perdarahan. Darah yang memenuhi
telinga menimbulkan gangguan pendengaran.

Tentu saja tidak semua penumpang roller coaster akan mengalami gangguan
telinga. Yaremchuk menegaskan bahwa kasus yang dialami pasiennya sangat
unik. Kendati demikian, ia menyarankan agar kita bisa melakukan pencegahan
agar tidak terjadi barotrauma.

Anda mungkin juga menyukai