PARIWISATA
Disusun Oleh :
FATKHUR ROKHIM (1707165)
1. TENGGELAM
Terseret arus disebabkan karena adanya gelombang air laut yang tidak seragam saat
mencapai bibir pantai. Ketidakseragaman gelombang ini dapat menimbulkan arus
balik ke laut yang berbahaya bagi wisatawan. Selain itu, bentuk dasar laut yang
tidak rata juga menyebabkan terjadinya arus yang mengarah kembali ke laut di
lokasi-lokasi tertentu. Bentuk dasar laut yang tidak rata atau adanya cekungan
harus diwaspadai sebab gelombang yang menyapu pantai relatif lebih kecil sehingga
air di cekungan relatif lebih tenang. Padahal, justru di daerah inilah arus balik ke
laut terjadi.
3. SENGATAN UBUR-UBUR
Sengatan ubur- ubur biasa terjadi saat mendekati musim kemarau. Tersengat
binatang ini rasanya sangat nyeri, perih, seperti terbakar. Selain itu juga dapat
menyebabkan syok akibat reaksi alergi dan ada beberapa jenis dari ubur - ubur yang
sangat mematikan (ex. The portuguese man-of-war atau man-o-war). Lalu apa yang
harus anda lakukan bila anda atau orang di sekitar anda tersengat binatang ini?
Pertama, Lindungi diri anda sebagai penolong. Jangan sentuh bekas sengatan tanpa
sarung tangan/pelindung karena tentakel (nematocyt) dari ubur- ubur mungkin
masih ada yang menempel pada bekas sengatan. Singkirkan tentakel yang masih
tampak menempel (dapat menggunakan pisau cukur), tapi jangan menggosok
bagian yang tersengat karena dapat memperbanyak racun yang masuk ke tubuh.
Kedua, Bila bekas sengatan menggunakan asam cuka 5% (vinegar). Perhatikan
persentase (%) dari cuka yang anda gunakan bila lebih dari 5% harus diencerkan
terlebih dulu karena dapat merusak kulit. Bila tidak ada asam cuka bisa juga
menggunakan alkohol (40-70%), baking soda (sodium bicarbonat), perasan jeruk
lemon atau air panas. Racun pada tentakel ubur - ubur sebagian besar terdiri dari
protein, bahan - bahan di atas dapat merusak protein sehingga mengurangi efek
racun. (Sumber: Harrison's Text Book 16th Edition)
Khusus untuk air panas, gunakanlah air sepanas mungkin yang masih bisa di tahan
oleh si penderita, tapi hati - hati jangan sampai menyebabkan luka bakar pada kulit.
Dan jangan gunakan air biasa untuk membilas karena akan membuat nyeri lebih
terasa, bila air panas tidak tersedia lebih baik gunakan air garam untuk membilas.
Ketiga, Perhatikan reaksi alergi. Bila penderita mengeluh gatal-gatal, muncul bentol
- bentol kemerahan pada kulit, pusing, sesak napas, badan terasa panas, atau lemas
segera bawa penderita ke dokter atau pelayanan medis terdekat sebelum terjadi
reaksi alergi yang lebih hebat lagi.
Keempat, obat - obatan. Parasetamol (Pamol, Sanmol dan sejenisnya) atau
Ibuprofen tablet dapat membantu mengurangi nyeri. CTM (Chlorphenamin) dapat
digunakan untuk mengurangi reaksi alergi seperti gatal, dan bila tersedia dapat juga
dioleskan cream anestetik (lidocain), cream antihistamin (diphenhydramine), atau
cream steroid (hydrocortisone) pada bekas sengatan.
KEGAWATDARURATAN YANG TERJADI PADA TEMPAT WISATA DARAT
1. WAHANA PERMAINANAN
Tidak semua wahana permaianan yang terdapat pada tempat wisata aman untuk
naiki, misal tornado dan halilintar yang ada di Dufan. Banyak bahaya yang
mengancam wisatawan saat menaiki wahana permainan tersebut, seperti tiba-
tiba mesin macet saat posisi masih di atas atau penyangga dari permainan
tersebut roboh. Maka dari pengelola harus mengawasi betul dan mengecek
dengan rutin setiap permainan yang ada pada tempat wisata tersebut.
3. ROLLER COASTER
Meluncur di atas roller coaster mungkin bisa mengatasi ketegangan dan memacu
adrenalin, tetapi ada bahaya kesehatan telinga yang perlu Anda ketahui.
Penelitian menunjukkan, laju roller coaster yang sangat cepat bisa menyebabkan
sakit telinga yang disebut barotrauma.
Pada pertemuan para ahli telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Las Vegas,
akhir April lalu, ditampilkan sebuah kasus pasien yang menderita barotrauma
setelah menaiki roller coaster berkecepatan 120 kilometer per jam dalam empat
detik. Sekitar 36 jam setelah naik permainan itu, pasien itu mengeluhkan rasa
sakit dan penuh pada bagian telinga kanan.
Masalah lebih berat dapat terjadi jika perubahan tekanan udara cukup besar atau
saluran tuba eustachius tersumbat seluruhnya. Pembuluh darah halus (kapiler)
telinga tengah akan pecah dan menyebabkan perdarahan. Darah yang memenuhi
telinga menimbulkan gangguan pendengaran.
Tentu saja tidak semua penumpang roller coaster akan mengalami gangguan
telinga. Yaremchuk menegaskan bahwa kasus yang dialami pasiennya sangat
unik. Kendati demikian, ia menyarankan agar kita bisa melakukan pencegahan
agar tidak terjadi barotrauma.