Sejarah Awal Koperasi Di Indonesia
Sejarah Awal Koperasi Di Indonesia
4.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Koperasi pada Kurun Waktu (1950 - 1965)
Pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan dan
diganti dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia tahun 1950 program Pemerintah semakin nyata keinginannya untuk
mengembangkan perkoperasian. Untuk memperbaiki perekonomian-perekonomian rakyat
Kabinet Wilopo antara lain mengajukan suatu “program koperasi” yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu :
Usaha untuk menciptakan suasana dan keadaan sebaik-baiknya bagi perkembangan
gerakan koperasi;
Usaha lanjutan dari perkembangan gerakan koperasi;
Usaha yang mengurus perusahaan rakyat yang dapat diselenggarakan atas dasar
koperasi.
Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah sebagaimana tersebut, koperasi makin
berkembang dari tahun ketahun baik organisasi maupun usahanya.
Selanjutnya pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan kongres
koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah Sentral
Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DKI).
Di samping itu mewajibkan DKI membentuk Lembaga Pendidikan Koperasi dan
mendirikan Sekolah Menengah Koperasi di Provinsi-provinsi. Keputusan yang lain ialah
penyampaian saran-saran kepada Pemerintah untuk segera diterbitkannya Undang-Undang
Koperasi yang baru serta mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Pada tahun 1956 tanggal 1 sampai 5 September diselenggarakan Kongres Koperasi yang
ke III di Jakarta. Keputusan Kongres di samping hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan
perkoperasian di Indonesia, juga mengenai hubungan Dewan Koperasi Indonesia dengan
International Cooperative Alliance (ICA).
Pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang tentang Perkumpulan Koperasi No. 79
Tahun 1958 yang dimuat di dalam Tambahan Lembar Negara RI No. 1669. Undang-Undang
ini disusun dalam suasana Undang- Undang Dasar Sementara 1950 dan mulai berlaku pada
tanggal 27 Oktober 1958. Isinya lebih baik dan lebih lengkap jika dibandingkan dengan
peraturan-peraturan koperasi sebelumnya dan merupakan Undang-Undang yang pertama
tentang perkoperasian yang disusun oleh Bangsa Indonesia sendiri dalam suasana
kemerdekaan.
a) Peraturan Pemerintah (PP) no. 60 tahun1959
Merupakan peraturan peralihan sebelum dicabutnya UU Koperasi tahun 1958 no 79
untuk merumuskan pola perkoperasian sehubungan dengan PP no. 60 tahun 1959,
yang menetapkan antara lain:
Koperasi berfungsi sebagai alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin.
Menjadikan Manipol sebagai landasan Idiil koperasi.
b) Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1960
Sehubungan dengan instruksi Presiden ini, untuk mempercepat perkembangan
koperasi, telah dibentuk BAPENGKOP (Badan Penggerak Koperasi) beranggotakan
petugas pemerintahan. Pemerintah menjadikannnya sebagai penyalur bahan-bahan
pokok dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar, akan tetapi hal ini dapat
mematikan inisiatif koperasi, juga tidak membawa perbaikan terhadap mentalitas
koperasi, dan dapat menimbulkan penyelewengan penyelewengan dalam tubuh
koperasi.
c) Instruksi presiden Nomor 3 tahun 1960
Satu-satunya yang benar-benarnya bermanfaat bagi perkembangan koperasi pada
masa itu ialah tentang peningkatan pendidikan koperasi. Kegiatan ini dapat
menciptakan insan-insan koperasi yang bermental tinggi, jujur, terampil, giat dan
bergairah kerja untuk meningkatkan usaha koperasi.
d) Musyawarah nasional koperasi ke-1 (MUNASKOP I)
Dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 21 april 1961 dengan tujuan untuk lebih
menyempurnakan dan atau mensejalankan perkoperasian nasional dengan garis-garis
ekonomi terpimpinnya Bung Karno.
e) Musyawarah Nasional Koperasi ke-2 (MUNASKOP II)
Bertempat di Jakarta pada bulan Agustus 1965. Bung Karno juga mensahkan UU
koperasi nomor 14 tahun 1965 dengan pengertian koperasi “merupakan organisasi
ekonomi dan alat revolusi yang berfungsi sebagai tempat pesemaian insan masyarakat
serta wahana menuju sosialisasi Indonesia berdasarkan Pancasila”. Hal ini sangat
membatasi gerak serta pelaksanaan strategi dasar perekonomian. Munaskop II ini
dalam sidangnya mengesahkan sebuah keputusan seperti rencana kerja 4 tahun: dalam
rencana kerja 4 tahun ini mencakup realisasi Undang-undang Nomor.14/1965, pasal
24 ayat 1 mengenai Gerakan Koperasi Indonesia dan Pembubaran KOKSI.
4.3. Perkembangan Koperasi pada Masa Pemerintahan Orde Baru dan Reformasi
Pada saat kepemimipinan Presiden Soeharto, pemerintahan ini mengadakan
pembersihan keseluruh tubuh pemerintah termasuk badan-badan kemasyarakatan dan
khusus koperasi diadakan pula perubahan-perubahan untuk mengembalikan fungsi dan
hakiki dari gerakan koperasi Indonesia. Pembuatan kembali kebijaksanaan baru yang
memberikan kebebasan kembali kepada gerakan koperasi agar bekerja sesui dengan azas-
azasnya, yaitu :
1) Memupuk dan menghidupkan kembali dasar-dasar demokrasi Pancasila.
2) Memupuk dan menghidupkan kembali pengertian bahwa koperasi harus memiliki
dasar Swadaya untuk mencapai tujan yang mulia. Menyusun secara berangsur-
angsur peraturan sebijaksana mungkin untuk pengamanan azas-azas dan dasar
koperasi yang lebih bersifat dorongan dari pada mengekang.
3) Menyiapkan Undang-Undang koperasi baru sebagao pengganti UU koperasi No.14
tahun 1965 karena telah menyelewengkan azas-azas dan sendi-sendi koperasi dari
kemurniannya.
TAP MPR nomor IV tahun 1973 menegaskan tentang perlunya meningkatkan kegiatan
koperasi agar mampu memainkan peranan yang sesungguhnya dalam tatanan perekomonian
Indonesia. Pada masa pembangunan ini telah berbagai usaha dilakukan untuk
mengembalikan sendi-sendi koperasi pada azas sebenarnya dan telah berhasil diusahakan
menghilangkan pengaruh politik dalam kehidupan berkoperasi. Dan dalam rangka
memperbaiki kemampuan pembiayaan dan permodalan koperasi diusahakan juga berbagai
langkah kegiatan.
Sesuai dengan upaya dan kerja keras segenap aspek masyarakat dan pemerintah pada
masa ini jumlah koperasi berkembang baik dari segi kuantitas maupun kualitas dan mencapai
keberhasilan di berbagai sektor seperti KUD (koperasi unit desa) sebagai penjelmaan
Koperasi pertanian dan koperasi pedesaan yang serba guna dan efektif dalam pembangunan
masyarakat pedesaan yang harus lebih dikembangkan tingkat-tingkat usahanya.
Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman orde baru
hingga sekarang:
1) Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mengesahkan Undang-Undang
Koperasi No.12 tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang No.14 tahun 1965.
2) Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan Koperasi
Indonesia (GERKOPIN).
3) Pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai penggantinya
dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).
4) Pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi
Indonesia.
5) Pada tahun 2012, disahkan Undang-Undang No.17 tahun 2012 tentang perkoperasian
di Indonesia. Undang-Undang ini merupakan hasil revisi Undang-Undang No.25 tahun
1992 yang dianggap sudah tidak terlalu cocok dengan perkembangan di Indonesia saat
ini.
SUMBER:
Panji Anoraga, Ninik Widayanti. 1993. Dinamika Koperasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta