Anda di halaman 1dari 3

James D.

Mooney (1884 – 1957)

James D. Money, seorang eksekutif General Motor ini, mengkategorikan prinsip-prinsip


dasar manajemen tertentu. Empat kaidah dasar yang perlu diperhati kan untuk merancang
organisasi.
1. Kerja sama harus saling menguntungkan kedua belah pihak antara manajemen dan pekerja
2. Seleksi ilmiah kerja
3. Sistem bonus untuk merangsang pekerja
4. Instruksi-instruksi kerja yang detail harus digunakan

Mary Parker Follett (1868–1933)

Mary Parker Follett adalah seorang pekerja sosial untuk Amerika Serikat, konsultan dan
pengarang berbagi buku dalam bidang demokrasi, hubungan antar manusia dan manajemen. Ia
bekerja sebagai seorang ahli teori manajemen dan politik, yang kemudian dikenal
memperkenalkan berbagai istilah seperti “pemecahan konflik,” “authority and power,” and
“tanggung jawab kepemimpinan.”

Follett lahir dan besar dalam sebuah keluarga Quaker di Massachusetts. Pada tahun 1898
ia lulus dari Radcliffe College. Selama tiga puluh tahunn berikutnya, ia menerbitkan berbagai
buku, termasuk: The Speaker of the House of Representatives (1896), The New State (1918)
Creative Experience (1924), Dynamic Administration (1941) (berisi koleksi pidato dan artikel).
Follett berpendapat bahwa fungsi organisasi dalam masalah kekuasaan adalah “dengan” dan
bukan “atas.” Ia menyadari sepenuhnya kondisi holistik komunitas ide yang maju atas
“hubungan timbal balik” dalam suatu pemahaman atas berbagai aspek dinamis dari suatu
individu dalam hubungannya dengan orang lain. Follett membela pendapat yang mengandung
prisip integrasi, “pembagian kekuasaan.” berbagai pendapatnya atas negosiasi, kekuasaan, dan
partisipasi karyawan sangat berpengaruh dlam perlembangan pembelajaran organisasional. Ia
adalah perintis community center.

Herbert Simon (1916 – 2001)


Herbert Alexander Simon (15 Juni 1916 – 9 Februari 2001) adalah peneliti di bidang
psikologi kognitif, ilmu komputer, administrasi umum, ekonomi dan filsafat. Pada tahun 1975,
Simon mendapat penghargaan Turing Award dari ACM, bersama Allen Newell atas jasanya
dalam memberikan kontribusi yang besar di bidang kecerdasan buatan, psikologi manusia dan
pengolahan senarai. Pada tahun 1978 Simon juga mendapat penghargaan Nobel di bidang
Ekonomi, atas penelitiannya di bidang pengambilan keputusan pada organisasi ekonomi. Salah
satu konsep temuannya antara lain adalah istilah rasionalitas terbatas dan keterpuasan
(satisficing)

Herbert Simon lahir di Milwaukee, Wisconsin pada tahun 1916. Ia meraih gelar
sarjananya pada tahun 1936 dari University of Chicago. Kemudian ia meraih gelar Ph.D. di
bidang Ilmu Politik dari universitas yang sama pada tahun 1942, dengan disertasinya mengenai
administrasi umum. Disertasinya ini kemudian diterbitkan dengan judul Administrative
Behavior, dan konsep-konsep yang dikembangkan dalam buku inilah yang akhirnya membuat
Simon menerima penghargaan Nobel. Simon sempat bekerja di Berkeley dan di Illinois Institute
of Technology. Sejak tahun 1949, Simon bekerja di Carnegie Mellon University – Pitsburg
hingga wafat. Ia melakukan riset terhadap proses pengambilan keputusan. Herbert Simon dan
Serangan Terhadap Prinsip-Prinsip Klasik.

Gerakan kontingensi mencapai puncaknya pada taun 1960-an, tetapi Herbert Simon
sudah menyadari pada tahun 1940-an bahwa prinsip-prinsip paradigma teori klasik harus
mengalah terhadap pendekatan kontingensi atau situasional. Simon mencatat bahwa kebanyakan
dari prinsip klasik tidak lebih dari pada pepatah saja dan banyak di antaranya saling
bertentangan. Ia menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal
dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang di bawahnya dapat
diterapkan prinsip yang saling bersaing. Namun di tahun 1950 dan 1960- an, cenderung masih
didominasi oleh prinsip-prinsip yang simplisistik baik dalam keragaman mekanistik maupun
aspek humanistisnya. Diperlukan kurang lebih dua puluh tahun bagi para teoritikus organisasi
untuk memberikan tanggapan yang efektif terhadap tantangan Simon.

Pandangan-pandangan Simon berdasarkan hasil risetnya terhadap proses pengambilan


keputusan ditemukan bahwa ada kesamaan pandangan antara proses pengambilan keputusan
dengan proses manajemen,’…management is equivalent to decision making…’. Simon
merumuskan tiga tahap dalam proses pengambilan keputusan sebagai tahap aktivitas pemikiran
(intelligence), aktivitas desain, dan aktivitas memilih. Dalam proses pengambilan keputusan
menurut Simon ada batasan atau konstrain yang diidentifikasikan olehnya sebagai administrative
man versus economic man. Ada keputusan-keputusan yang sifatnya terprogram versus tak
terprogram, dan ada jenjang hirarki pada pencapaian tujuan-tujuan.
‘Proverbs of Administration’, yang diterbitkan pada tahun 1960, merupakan karya utama Simon
yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman administrasi. Pandangannya terhadap teori
administrasi menyatakan bahwa setiap prinsip selalu eksis dan dapat diterima, tetapi akan
menimbulkan kontradiksi antara satu prinsip dengan yang lain. Simon mencontohkan beberapa
hal antara lain: spesialisasi, kesatuan komando, rentang kendali, pengorganisasian lewat tujuan,
proses, klien dan tempat. Pandangan Simon sangat berpengaruh terhadap pendekatan-pendekatan
yang dikembangkan dalam teori administrasi, dalam bentuk aturan-aturan yang fleksibel dan
diakui sebagai bagian yang saling berhubungan terhadap sistem. Dari pandangan ini selanjutnya
dilakukan pendekatan yang lebih komprehensif pada teori administrasi baik gambaran situasi
administrasi, diagnosis dan penentuan kriteria utama yang menentukan pengembangan teori
administrasi. Pandangannya masih dikembangkan lebih lanjut dan menjadi acuan bagi yang lain,
sejak 1965 hingga kini.

Simon menjelaskan proses dalam organisasi terjadi lewat tujuan yang spesifik dan terjadi
secara formal. Dia mengkritik pandangan Fayol yang datar dan Taylor dengan asumsi economic
mannya. Ia mengajukan konsep asumsi administrative man, yaitu orang yang mengejar
kepentingan pribadi tetapi mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat, mereka menyadari
hanya memiliki sedikit alternatif dalam membuat keputusan, dan berharap akan mendapatkan
penyelesaian yang optimal.

Simon membedakan antara keputusan-keputusan yang dibuat seseorang yang memasuki


atau keluar dari organisasi dan keputusan yang mereka buat sebagai partisipan organisasi,
dengan cara menyederhanakan keputusan dan dukungan partisipan dalam keputusan yang
diambil oleh partisipan. Partisipan dalam posisi yang tinggi memutuskan dengan komponen
bernilai tinggi, sementara orang berposisi rendah membuat keputusan dengan komponen yang
ada saja. Top manajemen membuat keputusan tentang ‘what’, sedangkan bawahan membuat
keputusan tentang ‘how’. Secara keseluruhan Simon menolong kita memahami bagaimana
ratusan atau ribuan tujuan individu disatukan dan organisasi dapat mengendalikannya lewat
tujuan organisasi.

Kontribusi Simon yang lain adalah dalam bidang tehnologi manajemen. Pemikirannya
didasarkan atas studi terhadap perusahaan di South Essex, yang melibatkan lebih dari 100 orang
karyawan. Dalam analisis terhadap penilitian tersebut ditemukan tidak adanya pola yang paling
baik atau menentukan, apakah itu pola lini, staf, mekanistik atau organis, dalam manajemen
kecuali organisasi memisahkan fungsi tersebut kepada kelompok kecil (batch), kelompok besar
(large batch) atau masal, atau kelompok proses produksi. Temuan Simon tentang impilikasi-
implikasi kompleksitas teknologi dalam batch kecil adalah tentang adanya pengurangan biaya
tenaga kerja ketika tehnologi makin baik, kapasitas produksi dan rentang kendali yang semakin
luas, proses produksi semakin organis, intensitas komunikasi verbal yang semakin jelas, dan
spesialisasi manajemen yang berbasis pada metode know-how.

Sementara temuan Simon tentang pengembangan teknologi manajemen pada batch besar
atau masal, menunjukkan adanya hubungan tentang hal yang menyenangkan antara keteraturan
dalam manajemen dengan bisnis yang sukses.

Anda mungkin juga menyukai