Anda di halaman 1dari 11

ADMINISTRATIVE BEHAVIOR

(Herbert Alexander Simon)


Oleh
Kelompok Naherza
1. Mohd. Nasir
2. Hernawati. HS.
3. Zahir


A. Riwayat Hidup Herbert Simon
Herbert Alexander Simon lahir di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat pada tanggal 15
Juni 1916. Ayahnya, Arthur Simon (1881-1948), adalah seorang insinyur listrik yang datang ke
Amerika Serikat dari Jerman pada tahun 1903 setelah mendapatkan gelar insinyur dari Technische
Hochschule dari Darmstadt. Arthur, seorang penemu yang diberikan "beberapa selusin paten ", juga
merupakan pengacara hak paten yang independen. Ibu Herbert, Edna Marguerite Merkel, adalah
seorang pianis yang handal yang nenek moyangnya datang dari Praha dan Cologne. Nenek moyang
Eropa Herbert adalah pembuat piano, tukang emas , dan vintners. Ayah Simon adalah seorang
Yahudi dan ibunya berasal dari keluarga Yahudi, Lutheran, dan latar belakang Katolik.
Herbert Simon sebagai seorang anak dididik dalam sistem sekolah umum di Milwaukee, di
tempat ia mengembangkan minat dalam ilmu pengetahuan. Dia menemukan sekolah yang menarik
tapi agak mudah. Tidak seperti banyak anak, Simon menemukan gagasan bahwa perilaku manusia
dapat dipelajari secara ilmiah pada usia yang relatif muda, hal itu karena pengaruh saudara ibunya
lebih muda, Harold Merkel, yang pernah belajar ekonomi di University of Wisconsin-Madison di
bawah John R. Commons. Melalui buku pamannya pada ekonomi dan psikologi, Simon menemukan
ilmu-ilmu sosial. Simon menerima kedua gelar BA (1936) dan gelar Ph.D. Di (1943) ilmu politik ,
dari University of Chicago, di mana dia belajar di bawah Harold Laswell dan Charles Edward
Merriam .
Pada mulanya Simon terpengaruh dan mengutip buku teks ekonomi Richard Ely 's, Norman
Angell 's Ilusi Agung, dan Henry George 's Kemajuan dan Kemiskinan . Pada tahun 1933, Simon
memasuki University of Chicago. Ia mempelajari ilmu-ilmu sosial dan matematika. Dia tertarik
dalam biologi, tetapi memilih untuk tidak mempelajarinya karena "buta warna dan merasa canggung
di laboratorium.. Dia malah memilih untuk fokus pada ilmu politik dan ekonomi. Pembimbing
utamanya di Universitas adalah Henry Schultz.
Dari tahun 1939 sampai 1942, Simon menjadi direktur sebuah kelompok riset di University
of California, Berkeley. Ketika memberikan kelompok itu berakhir, ia bergabung dengan fakultas
Illinois Institute of Technology, dimana ia menjadi profesor ilmu politik 1942-1949, dan juga
menjabat sebagai ketua departemen. Herber Simon kembali di Chicago, ia mulai berpartisipasi dalam
seminar yang diselenggarakan oleh staf Komisi Cowles yang pada waktu itu termasuk Trygve
Haavelmo, Yakub Marschak, dan Koopmans Tjalling. Selanjutnya ia mulai studi yang lebih
mendalam tentang ekonomi di daerah institusionalisme. Marschak membawa Simon untuk
membantu dalam studi saat ini dia melakukan dengan Sam Schurr dari "efek ekonomi prospektif
energi atom".
Pada tahun 1975, Simon mendapat penghargaan Turing Award dari ACM, bersama
Allen Newell atas jasanya dalam memberikan kontribusi yang besar di bidang kecerdasan
buatan, psikologi manusia dan pengolahan senarai. Pada tahun 1978 Simon juga mendapat
penghargaan Nobel di bidang Ekonomi, atas penelitiannya di bidang pengambilan keputusan
pada organisasi ekonomi. Salah satu konsep temuannya antara lain adalah istilah rasionalitas
terbatas dan keterpuasan (satisficing).
Pada tahun 1956, bersama Allen Newell, Simon mengembangkan Logic Theory
Machine dan program General Problem Solver (GPS) (1957). GPS adalah metode
penyelesaian masalah dengan cara memisahkan strategi pemecahan permasalahan dari
informasi/data yang spesifik tentang masalah itu sendiri. Kedua program ini dikembangkan
dengan menggunakan bahasa IPL (Information Processing Language) (1956) yang
dikembangkan oleh Newell, Cliff Shaw dan Simon. Dalam buku The Art of Computer
Programming vol 1), Donald Knuth menyebutkan bahwa pengolahan senarai dalam IPL
dengan senarai berkait awalnya disebut sebagai "NSS memory", yang merupakan singkatan
dari nama-nama penemunya.

Beberapa Tulisan Herbert Simon:
1. Administrative Behavior 1947
2. Models of Man 1957
3. Organizations 1959
4. Models of Discovery 1977
5. Models of Thought 1979, 1989
6. Models of Bounded Rationality 1982
7. Models of My Life 1991
8. The Sciences of the Artificial (3rd Edition) 1996

B. Teori Perilaku Administrasi Herbert Simon
Teori Perilaku Administrasi (Administrative Behavior) merupakan isi karya Herbert
Alexander Simon. Buku tersebut adalah disertasi doctoral Herber Simon yang ditulisnya pada tahun
1947. Disertasi ini merupakan buku pertama Herber Simon. Inti dari buku tersebut proses perilaku
dan kognitif membuat pilihan manusia menjadi rasional dalam membuat keputusan-keputusan.
Sebuah keputusan administrasi harus benar dan efisien serta praktis. Keputusan melibatkan pilihan
yang dipilih dari sejumlah alternatif yang diarahkan pada tujuan ahir dari organisasi. Pilihan-pilihan
realistis akan memiliki konsekuensi nyata yang terdiri atas tindakan personil dan non-tindakan yang
dimodifikasi oleh fakta-fakata lingkungan dan nilai-nilai.
Pengambilan keputusan rasional adalah dengan cara memilih alternatif-alternatif yang
menghasilkan kumpulan dari semua konsekuensi yang mungkin akan terjadi. Cara tersebut dapat
dialakukan dengan tiga langkah sebagi berikut:
1. Identifikasi dan daftar semua alternatif
2. Tentukan semua konsekuensi dari setiap alternatif
3. Bandingkan kebenaran dan efisiensi dari setiap konsekuensi
Otoritas sangat berpengaruh pada struktur organisasi formal, termasuk pola komunikasi, sanksi,
dan penghargaan, serta pada pembentukan tujuan, sasaran, dan nilai-nilai organisasi. Keputusan
adalah gabungan dari fakta-fakta dan nilai-nilai, fakta empiris, terutama yang merupakan
pengalaman khusus, Simon tertarik dalam mencari identifikasi individu karyawan dengan tujuan
organisasi dan nilai-nilai. Seseorang dapat mengidentifikasi dirinya dengan berbagai faktor sosial,
seperti; geografis, ekonomi, ras, agama, keluarga, pendidikan, jenis kelamin, politik, dan kelompok
olahraga.
Menurut Herbert Simon, keputusan dapat diukur dengan dua kriteria;
1. Kecukupan mencapai tujuan yang diinginkan
2. Efisiensi yang hasilnya diperoleh. Banyak anggota organisasi dapat focus pada
kecukupan, tetapi manajemen administrasi secara keseluruhan harus memiliki perhatian
khusus pada efisiensi dengan hasil yang ingin diperoleh.
Simon menggambarkan hubungan antara pengambilan keputusan yang efektif dan
administrasi organisasi. Simon mencatat bahwa administrator tidak menyelesaikan apa-apa
dibandingkan operator di lapangan. Sebaliknya, mereka mempengaruhi pencapaian tujuan melalui
keputusan mereka.
Ada perbedaan yang signifikan antara keputusan dan tindakan. Perilaku yang sadar maupun
tidak sadar (conscious maupun unconscious) meliputi pemilihan yang kompleks dalam perencanaan
maupun desain kegiatan. Untuk itu sering digunakan kata pilihan (choice) dan keputusan yang
saling menggantikan. Nilai dan fakta membuat keputusan terlaksana. Hirarki pembuatan keputusan
dipengaruhi perilaku yang berorientasi tujuan. Elemen yang mempengaruhi tersebut tidak
menyeluruh/ideal/sempurna sehingga keterbatasan itu berpengaruh dalam keputusan adminstrasi
publik yang berdampak luas. Misalnya pada pembangunan jalan toll dan penetapan uang toll.
Proses pembuatan keputusan administrasi dipengaruhi tingkat koordinasi, keahlian dan
tanggung jawab pemangku jabatan., dan pelatihan mempengaruhi kualitas pembuatan keputusan.
Oleh karena itu perlu keseimbangan antara kepentingan individu dan tujuan yang ingin dicapai
organisasi.
Simon memberikan gambaran masalah-masalah tertentu yang dihadapi oleh teori
administrasi. Sebuah masalah utama adalah kontras antara spesialisasi dan kesatuan perintah
Selanjutnya Simon menggambarkan konflik yang muncul dengan gagasan klasik dari rentang kendali
yang terbatas. Ia mencatat bahwa rentang kendali berbanding terbalik secara proporsional dengan
jumlah birokrasi dalam sebuah organisasi.
Untuk menigkatkan efisiensi seyogianya ada pengelompokan berdasarkan tujuan, proses,
pelanggan atau tempat. Meskipun di sisi lain harus diperhatikan rivalitas antara tujuan organisasi dan
pelanggan, ambiguitas tujuan dan kesenjangan criteria. Dampaknya untuk teori administrasi adalah
deskripsi situasi dan bagaimana membuat diagnosis situasi tersebut, membuat bobot untuk kriteria
pembuatan keputusan.
Beberapa prinsip administrasi yang diakui: (1) efisiensi administrasi ditingkatkan melalui
spesialisasi, (2) efisiensi ditingkatkan dengan membagi anggota kelompok dalam suatu hirarki
wewenang yang pasti, (3) efisiensi administrasi ditingkatkan dengan mempersempit rentang kendali,
dan (4) efisiensi ditingkatkan dengan pengelompokan pekerjaan dan maksud pengawasan
berdasarkan tujuan, proses, pelanggan, atau tempat.
Selanjutnya ia mengkaji fakta dan nilai dalam pengambilan keputusan. Pembatasan Simon
jelas antara keduanya. Fakta yang dapat diuji proposisi, di mana sebagai pernyataan etis mungkin
timbul dari dalam organisasi, dan melibatkan kata-kata seperti harus atau seharusnya. Selain itu,
keputusan ada yang mengandung faktual dan komponen etika, sehingga keputusan tidak dapat
dievaluasi sebagai benar atau salah. Mereka hanya bisa dinilai oleh pencapaian tujuan, atau
nilai-nilai. Hal ini tampak jelas perbedaannya antara organisasi public dan swasta.
Pertanggungjawaban kepada lembaga demokratis atas penentuan nilai dapat diperkuat dengan
membuat sarana procedural yang memisahkan unsur factual dan etis. Alokasi masalah pada legislator
atau administrator tergantung arti relatif factual dan etis yang bisa menimbulakan kontroversi.
Misalnya seperti kasus Lapindo Brantas. Oleh karena itu legislator dengan pertimbangan factual
harus mempunyai akses ke sumber informasi dan mendapat advis yang tepat. Sementara itu badan
administrasi karena pertimbangan nilai harus cepat tanggap terhadap nilai masyarakat jauh
melampaui nilai-nilai yang nyata-nyata dijadikan undang-undang.
Simon mengajukan gagasan mempertimbangkan rasionalitas dalam perilaku administratif.
Idealnya, Simon menunjukkan bahwa semua pengambilan keputusan akan mengikuti proses seperti
mata rantai. Namun, sistem nyata jarang sesederhana ini, dan orang tidak selalu berakhir dengan
mempertimbangkan perilaku alternatif. Waktu, pengetahuan, dan kelompok mempengaruhi perilaku.
Rasionalitas secara kasar didefinisikan sebagai perhatian atau keberpihakan pada pemilihan perilaku
tertentu dari suatu system nilai yang dapat dievaluasi.
Tidak semua alternatif perilaku dan segala konsekuensinya dikenali oleh pengambil keputusan.
Waktu dan pengetahuan mempersempit pilihan pada pembuatan keputusan berikutnya. Hubungan
nilai, pengalaman dan perilaku cukup kuat. Perilaku rasional dan administrasi dapat ditinjau dari
teori Freud yang melihat kecenderungan psikologi sosial menjadi schizophrenia dimana keputusan
yang diambil bukan berdasar goal organisasi dan irasional yang lebih ke kepentingan pribadi akibat
ketidaklengkapan informasi dan pertentangan akal sehat dan emosi.
Ia menyatakan psikologi berkaitan dengan keputusan administrasi. Dia mencatat bahwa
pengambilan keputusan banyak tidak rasional, untuk rasionalitas memerlukan pemahaman yang
lengkap dan semua konsekuensi dari sebuah keputusan. Selain itu, konsep-konsep seperti kepatuhan,
memori, kebiasaan, peran rangsangan positif, dan mekanisme ketekunan perilaku juga
mempengaruhi pengambilan keputusan.
Pengintegrasian perilaku menjadikan pola perilaku mulai dari keputusan sistem nilai
individu atau organisasi, disain dan mekanisme yang mengarahkan saluran distribusi informasi dan
pengetahuan, dan eksekusi keputusan harian. Mekanisme organisasi mempengaruhi anggotanya
melalui pembagian tugas, standar kinerja, sistem kewenangan dan pengaruh, saluran komunikasi,
indoktrinasi dan pelatihan. Selanjutnya proses koordinasi dimulai dari koordinasi pribadi individu,
alternative individu vs kelompok, rencana kelompok, komunikasi, dan penerimaan rencana.
Sifat mudah diajar pada manusia memungkinkan pelatihan dilaksanakan dan adaptasi dapat
dilakukan. Dosilitas memperhatikan konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya dan menyesuaikan
untuk mencapai maksud yang diinginkannya. Manusia berdasarkan pengalaman dan komunikasi
yang menajamkan perilaku membedakan dengan lebih jelas manusia dengan binatang. Memori baik
yang bersifat alamiah maupun buatan dalam pikiran maupun catatan, berkas, arsip dsb. membantu
rasionalitas manusia. Demikian pula kebiasaan tidak dapat dipandang sebagai suatu unsur yang pasif
karena begitu kebiasaan telah terbentuk, maka dengan suatu ransangan kecil saja timbul
kecenderungan melakukan kebiasaan tanpa berpikir lagi. Peranan ransangan positif hendaknya
dibedakan antara pola ransangan-jawaban dan kebimbangan-pilihan member petunjuk untuk
mengetahui peran non-rasional dan rasional di dalam pola perilaku keseluruhannya. Pada posisi
eksekutif banyak sekali ransangan keputusan berasal dari luar individu. Hal ini tidak saja
mempengaruhi keputusan namun berdampak pada kesimpulan dicapainya.
Faktor yang menentukan lingkungan psikologis pada orang dewasa lebih berpola daripada
pada anak-anak. Lingkungan kantor dengan melihat kalender meja, almari buku mendorong
membaca buku, pengembangan keterampilan mengetik, dan komunikasi organisasi adalah keadaan
yang mendorong individu memengambil keputusan benar yang menjadi tanggung jawabnya. Ada
dua mekanisme pokok yang terjadi: (1) yang menyebabkan perilaku terus bertahan bila sudah
diniatkan dan (2) yang mengarahkan perilaku ke arah tertentu. Yang pertama bersifat internal dan
yang kedua berasal dari antarpribadi.
Integrasi perilaku meliputi tiga langkah pokok: (1) individu/organisasi membuat keputusan yang
berdampak luas (substantive) ; (2) ia mendisain dan membentuk mekanisme yang mengarahkan
perhatiannya, memberikan informasi dan pengetahuan sehingga keputusan sehari-hari berjalan sesuai
rencana substantive; (3) ia melaksanakan rencana melalui keputusan sehari-hari dan kegiatan yang
cocok dengan kerangka (1) dan (2). Tipe keputusan umum dapat dibedakan (1) perilaku saat ini,
diputuskan saat ini yang membatasi kemungkinan-kemungkinan masa depan dan (2) keputusan masa
depan dapat sedikit banyak dipengaruhi oleh keputusan sekarang. Ini mungkin dilakukan dengan
memilih; nilai-nilai tertentu sebagai kriteria untuk keputusan kelak; hal-hal tertentu berdasarkan
pengetahuan empirik yang relevan, alternative perilaku-perilaku tertentu sebagai satusatunya
alternative yang memerlukan pertimbangan untuk pemilihan kelak.
Mekanisme pengaruh organisasi dilaksanakan melalui lima mekanisme; pembagian kerja,
menetapkan standar praktek-praktek (standar operasional prosedur), meneruskan keputusan ke
bawah, menyediakan saluran komunikasi dan pelatihan, dan mengindoktrinasi (internalisasi) dan
pelatihan.
Sedangkan koordinasi dilaksanakan melalui: self coordination, alternative individu vs
kelompok, rencana kelompok, dan komunikasi
Komentar yang ditambahkan meliputi bukti empiris keterbatasan rasio (bounded rationality),
pengembangan relasi dalam teori pembuatan keputusan formal menanggapi teori permainan (game
theory) Neumann dan Morgenstern yang menggambarkan perilaku yang akan datang seperti pohon
dengan dahan dan rantingnya.
Hal lain yang disampaikan adalah adanya tiga hal yang kurang pada teori klasik: setting
agenda, representing problem, proses pengembangan alternatif (tahap-tahap pembuatan keputusan
serta melihat tipe permasalahanterstruktur-tidak terstruktur). Peran intuisi yang menjadi perhatian
dan perdebatan antara lain oleh Chris Agryris dan Henry Mintzberg, menurutnya dapat dimulai
dengan pandangan Banard yang membedakan logical dan non-logical dalam proses pembuatan
keputusan. Maksud logibal process adalah pikiran sadar dan non logical process adalah sesuatu
yang tidak dapat diuraikan dengan kata dan alasan yang langsung dilaksanakan atau diputuskan.
Pada saat gagasan awal Administrative Behavior dituliskan (1941-42) hal ini menjadi masalah dan
ketika dituliskan dibuku pun makna logical disalahartikan. Di samping itu juga split brain, bukti
baru proses intuisi, intuisi dalam expert system di computer yang menarik kita pad diskusi hubungan
pengetahuan dan perilaku serta konsekuensinya berupa stress.
Selanjutya penerima nobel ekonomi ini membahas keseimbangan organisasi. Simon
berpendapat bahwa stimulus tertentu menentukan lebih lanjut tujuan organisasi. Keputusan yang
tepat tergantung pada para pihak terkait (pemasok, pelanggan, atasan, atau penyelenggara) dan
organisasi itu sendiri (profit, layanan, pemerintah). Tipe partisipasi anggota dapat dipengaruhi oleh
jenis organisasi, adaptasi anggota terhadap tujuan, loyalitas terhadap tujuan, insentif yang diberikan,
serta nilai-nilai dari ukuran dan pertumbuhan organisasi. Pada akhirnya akan terjadi keseimbangan
organisasi dan efisiensi di dalam organisasi komersial dan pemeritah berdasarkan hal-hal tersebut.
Gagasannya tentang peran otoritas dalam perilaku administrative membedakan antara
pengaruh, bujukan dan kekuasaan, perintah, kewenangan. Dia menyebutkan sanksi yang mendorong
penerimaan dan menunjukkan bahwa penggunaan kekuasaan harus dibatasi, karena mungkin
memiliki pengaruh lebih besar dalam menciptakan keyakinan para bawahan.
Kewenangan meliputi tanggung jawab, keahlian, dan koordinasi. Kesatuan perintah, hirarki
kewenangan, pembagian kewenangan, pangkat, dan pemberian sanksi perlu diletakkan dalam
kerangka psikologi dan teori kewenangan. Perilaku individu sesuai dengan nilai-nilai individu yang
bersangkutan. Namun perilaku individu dalam organisasi dikuasai oleh system wewenang organisasi
dan tidak terkait dengan kondisi psikologi individual. Misalnya keputusan-keputusan pada kesatuan
militer. Dengan demikian psikologi merupakan bagian dari teknologi administrasi dan bukan bagian
dari teori administrasi itu sendiri.
Yang harus dipertimbangkan juga adalah peran komunikasi dalam keputusan pemerintahan.
Dia mencatat bahwa komunikasi dapat terjadi secara formal maupun informal dari atas, bawah, atau
kesamping dalam hierarki pemerintahan. Herbert menyimpulkan dengan suatu diskusi mengenai
hubungan komunikasi dan motivasi pribadi dan penerimaan komunikasi (Siapa yang mengirimkan
informasi kepada saya? Apakah efek dari informasi mengenai posisi saya?). Komunikasi formal
disampaikan melalui media lisan , memorandum, surat, catatan, laporan, dan manual. Komunikasi
informal adalah membangun hubungan sosial di sekitar anggota organisasi. Ditekankan juga
pentingnya trainng sebagai media meningkatkan komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Kriteria efisiensi dan pemanfaatan nilai efisiensi untuk mengevaluasi efektivitas
administrasi. Efisiensi adalah fungsi dari dua faktor yang meminimalkan investasi dan
memaksimalkan output dari produk akhir. Beberapa kritik dari kriteria ini adalah bahwa hal itu
menciptakan sebuah mentalitas tujuan menghalalkan cara, atau bahwa efisiensi dapat menjadi
terlalu mempertimbangkan minimalisasi biaya sarana dan mengabaikan produk akhir.
Kriteria efisiensi menuntut bahwa, dari dua alternatif yang memiliki biaya yang sama, bahwa
salah satu yang dipilih akan mengarah pada pencapaian yang lebih besar tujuan organisasi, dan
bahwa, dari dua alternatif menuju tingkat pencapaian yang sama, bahwa salah satu dipilih yang
mensyaratkan biaya yang lebih kecil. Karena semua keputusan administratif didasarkan pada
pembatasan yang diberikan pada sumber daya yang tersedia pilihan di antara kemungkinan selalu
dapat dibingkai sebagai sebuah pilihan di antara berbagai alternatif yang sama yang melibatkan biaya
yang besar berupa uang yang bisa diukur, tetapi memiliki nilai-nilai positif yang berbeda.
Masalahnya adalah bagaimana membandingkan nilai-nilai yang dicapai oleh berbagai tindakan.
Digambarkan sebuah aspek penting identifikasi diri dalam organisasi. Identifikasi adalah
proses dimana seorang individu menerima tujuan organisasi di atas tujuan pribadi. Proses ini dapat
sangat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, karena dalam identifikasi yang
menimbulkan loyalitas anggotanya akan menimbulkan polarisasi dalam arah keputusan organisasi.
Ini menyangkut proses di mana individu mengarahkan diri dalam tujuan organisasi (tujuan layanan
atau tujuan konservasi) dan tujuan sendiri sebagai nilai yang menentukan keputusan organisasi. Hal
ini berarti bahwa seseorang mengidentifikasi dirinya dengan kelompok ketika membuat keputusan.
Ia mengevaluasi beberapa alternatif pilihan dalam hal konsekuensi bagi mereka yang ditentukan
kelompok bertentangan dengan motivasi pribadi, di mana evaluasi ini didasarkan pada identifikasi
dengan dirinya sendiri atau keluarganya.
Menurut Simon nilai organisasi: persepsi tentang kata nilai sosial, konflik, impersonalitas
dalam keputusan organisasi, makna identifikasi, psikologi identifikasi, identifikasi dan kecukupan.
Merombak identifikasi juga dapat dilakukan melalui organisasi melalui modus spesialisasi, alokasi
fungsi pengambilan keputusan, dan tipe-tipe psikologi dalam keputusan.
Simon meneliti dan mencatat bahwa perencanaan adalah perintah yang kompleks, karena
berasal dari superordinate yang melatih otoritasnya agar berpengaruh pada perilaku bawahannya.
Tingkat pengaruh tercermin dalam keputusan satu orang yang mengasai setiap aspek perilaku orang-
orang lain. Biasanya pegaruh hanya memberi keleluasaan pada apa yang dikerjakan bukan pada
bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Apabila keterbatan tersebut disadari, mestinya lebih dari
satu perintah dapat menentukan satu keputusan tertentu dengan syarat tidak boleh ada dua perintah
yang menjangkau premis yang sama.
Kemudian dijelaskan juga rencana dan peninjauan dalam proses pengambilan keputusan
terpadu yang meliputi dua teknik. Yang pertama adalah pada perencanaan para spesialis diarahkan
pada suatu masalah sebelum dibuat keputusan dan yang kedua peninjauan dimana individu yang
ditunjuk mempertanggung-jawabkan dan membrikan alasan-alasan internal maupun eksternal atas
keputusan tersebut. Sentralisasi dan desentralisasi menjadi isu yang menarik perhatiannya. Pada
hemat Simon sentralisasi tidak dapat dihindari untuk menjamin diperolehnya keuntungan-
keuntungan pengorganisasian koordinasi, keahlian dan tanggung jawab. Sebaliknya biaya sentralisasi
tidak boleh dilupakan. Pelajaran dari teori administrasi yang dapat dipetik adalah kenyataan luasnya
wilayah rasionalitas, rasionalitas individu dan kelompok, dan pentingnya lokasi organisasi.
Sekolah bisnis mendasari kegiatannya dengan asumsi bahwa peserta didiknya adalah para
praktisi professional di berbagai bidang usaha atau peneliti dalam sekolah professional yang
mengembangkan pengetahuannya pada bidang professional praktis. Hendaknya dibedakan
pengetahuan sebagai disiplin ilmu dan pengetahuan professional (liberal atau utilitarian knowledge).
Sumber pengetahuan dasar dapat diperoleh dari dunia bisnis, sehingga perlu seorang pengajar
mempunyai pengalaman bisnis atau pengalaman konsultansi serta riset terapan. Namun demikian
sumber pengetahuan juga berasal dari ilmu (science) atau upaya sintesa di antara keduanya seperti
mencampurkan air dengan minyak.
Secara ringkas Simon menjelaskan bahwa banyak keputusan dibuat dengan mengabaikan
aspek rasionalitas yang banyak diperhatikan pada dunia ekonomi berbeda dengan rasionalitas di
administrasi publik yang disebutnya sebagai rasional terbatas (bounded rationality). Pengambilan
keputusan dengan rasionalitas yang terbatas ini terjadi karena keterbatasan dalam memperoleh
informasi yang valid dan sifat yang kompleks dari informasi itu sendiri.


C. Tokoh yang Mendukung Teori Herbert Simon
Tokoh yang mendukung teori Simon tentang perilaku administrasi adalah James G.
Mereka berkolaborasi berapa karya dalam teori organisasi . James G. Maret adalah Profesor
Emeritus di Universitas Stanford, paling dikenal untuk penelitian pada organisasi dan
pengambilan keputusan organisasi .
James G. Maret adalah sangat dihormati karena perspektif teoretisnya yang luas yang
dikombinasikannya dengan teori-teori dari psikologi dan ilmu perilaku lainnya. Dia
berkolaborasi dengan psikolog kognitif Herbert Simon pada beberapa karya pada teori
organisasi . James G. Maret dikenal pada perspektif perilaku pada teori perusahaan bersama
dengan Richard Cyert (1963). Pada 1972, Maret bekerja sama dengan Olsen dan Cohen pada
perspektif sistemik-anarkis pengambilan keputusan organisasi yang dikenal sebagai Model
Sampah Bisa .
James G Maret adalah ayah dari empat anak dan kakek sembilan. Sejak 1953 ia telah
bertugas di fakultas dari Carnegie Institute of Technology pada University of California,
Irvine, dan sejak 1970 di Stanford University . Dia telah terpilih untuk National Academy
of Science , para American Academy of Arts dan Ilmu , dan Akademi Pendidikan Nasional ,
dan telah menjadi anggota Dewan Sains Nasional

D. Sumber
Simon, Herbert A., Adminisrative Behavior a study of decision-making processes indaministrative
organizations, fourth edition, The free Press, New York, 1997.
Wikipedia Ensiklopedia Bahasa Indonesia, Eksilopedia Bebas.
Wikipedia, the free encyclopedia

Anda mungkin juga menyukai