PENDAHULUAN
Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari,
sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam sewaktu.
Pemeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu tindakan yang aman, tidak mahal dan
cepat untuk menetapkan diagnosa, mengidentifikasi organisme penyebab serta dapat
untuk melakukan test sensitivitas antibiotika.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Ventrikel
Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel IV.
Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masing ventrikel terdiri
dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornu inferior, badan dan atrium.
Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentuk corong
unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum dan bagian korpus
unilokuler ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa dan otak tengah dan
diantara hemisfer serebri, thalamus dan dinding hipothalanus.
Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan saraf yang
bersiaft non neural. Meningen terdiri dari jarningan ikat berupa membran yang
menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan medula spinalis.
Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan duramater. Piameter
merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang mengikuti setiap
lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga melekat pada permukaan
2
batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal sampai ke ujung medula spinalis
setinggi korpus vertebra.
Pada sudut antara serebelum dan lamina quadri gemina terdapat sisterna vena
magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna interpedunkularis melalui
sisterna ambiens. Ruang subarakhnoid spinal yang merupakan lanjutan dari sisterna
magna dan sisterna pontis merupakan selubung dari medula spinalis sampai setinggi
S2. Ruang subarakhnoid dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat
dimana cairan serebrospinal diambil pada waktu pungsi lumbal.
Durameter terdiri dari lapisan luar durameter dan lapisan dalam durameter. Lapisan
luar dirameter di daerah kepala menjadi satu dengan periosteum tulang tengkorak dan
berhubungan erat dengan endosteumnya.
Ruang Epidural
Diantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak terdapat jaringan ikat yang
mengandung kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu ruangan disebut ruang epidural.
Ruang Subdural
Diantara lapisan dalam durameter dan arakhnoid yang mengandung sedikit cairan,
mengisi suatu ruang disebut ruang subdural. Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi
3
Cairan Serebrospinal (CSS). Cairan serebrospinal (CSS) dibentuk terutama oleh
pleksus khoroideus, dimana sejumlah pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh epitel
kuboid/kolumner yang menutupi stroma di bagian tengah dan merupakan modifikasi
dari sel ependim, yang menonjol ke ventrikel. Pleksus khoroideus membentuk lobul-
lobul dan membentuk seperti daun pakis yang ditutupi oleh mikrovili dan silia. Tapi
sel epitel kuboid berhubungan satu sama lain dengan tigth junction pada sisi aspeks,
dasar sel epitel kuboid terdapat membran basalis dengan ruang stroma diantaranya.
Ditengah villus terdapat endotel yang menjorok ke dalam (kapiler fenestrata). Inilah
yang disebut sawar darah LCS.
4
B. DEFINISI
C. INDIKASI1
1. Meningitis bacterial / TBC.
2. Perdarahan subarahnoid.
3. Febris (Kaku kuduk) dengan kesadaran menurun (sebab tak jelas).
4. encepahilitis atau tumor malignan.
5. Tumor mielum : sebelum dan sesudah mielografi / caudiografi.
6. Sindroma GuillainBarre (bila perlu diulang-ulang + satu minggu).
7. Kelumpuhan yang tidak jelas penyebabnya.
8. Untuk mengidentifikasi adanya darah dalam CSS akibat trauma ataudicurigai
adanya perdarahan subarachnoid.
9. Kejang
10. Paresis atau paralisis termasuk paresis Nervus VI
11. Ubun – ubun besar menonjol
a.Untuk diagnostik
1) Kecurigaan meningitis
2) Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
3) Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
4) Evaluasi hasil pengobatan
b.Untuk Therapi
1) Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba intra tekal
5
2) Pemberian anesthesi spinal
3) Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
Pungsi lumbal juga dilakukan pada demam yang tidak diketahui sebabnya dan
pada pasien dengan proses degeneratif. Pungsi lumbal sebagai pengobatan dilakukan
pada meningitis kronis yang disebabkan oleh limfoma dan sarkoidosis. Cairan
serebrospinal dikeluarkan perlahan-lahan untuk mengurangi rasa sakit kepala dan sakit
pinggang. Pungsi lumbal berulang-ulang juga dilakukan pada tekanan intrakranial
meninggi jinak (beningn intracranial hypertension), pungsi lumbal juga dilakukan
untuk memasukkan obat-obat tertentu
D. KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi mutlak pungsi lumbal adalah pada syok, infeksi di daerah sekitar
tempat pungsi, tekanan intrakranial meninggi yang disebabkan oleh adanya proses
desak ruang dalam otak (space occupaying lesion) dan pada kelainan pembekuan yang
belum diobati. Pada tekanan intrakranial meninggi yang diduga karena infeksi
(meningitis) bukan kontraindikasi tetapi harus dilakukan dengan hati-hati.1
6
Dexametason / adrenalin ½ ampul5
7
Gambar 2. Posisi Lumbal pungsi
8
Tarik kawatnya (stylet), dan tetesan CSS akan keluar. Jika tidak ada
CSS yang keluar, kawat dapat dimasukkan kembali dan jarum didorong
ke depan pelan-pelan.
Ambil contoh 0.5–1 ml CSS dan tuangkan ke wadah steril.
Bila selesai, tarik jarum dan kawat dan tekan tempat tusukan beberapa
detik. Tutup bekas tusukan dengan kasa steril.
Jika jarum ditusukkan terlalu dalam dapat merusak vena yang akan menimbulkan
luka traumatik dan CSS berdarah. Jarum harus segera ditarik keluar dan prosedur
diulang kembali pada daerah yang lain.
G. CARA PENILAIAN
Cara penilainnya adalah sebagai berikut:3
( - ): Cincin putih tidak dijumpai
(+) : Cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan bila dikocok tetap
putih
(++) : Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi opolecement
(berkabut)
(+++): Cincin putih jelas dan bila dikocok cairan menjadi keruh
( ++++ ): Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi sangat keruh
Untuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan globulin dan
albumin, prinsipnya adalah protein mengendap pada larutan jenuh fenol dalam air.
caranya adalah isilah tabung gelas arloji dengan 1 cc cairan reagen pandi kemudian
teteskan 1 tetes cairan CSF, perhatikan reaksi yang terjadi apakah ada kekeruhan
H. MENINGITIS BAKTERIAL3
1. Darah perifer lengkap dan kultur darah. Pemeriksaan gula darah dan elektrolit jika
ada indikasi.
9
2. Pungsi lumbal sangat penting untuk menegakkan diagnosis dan menentukan
etiologi :
a) Didapatkan cairan keruh atau opalesens dengan Nonne (-)/(+) dan Pandy
(+)/(++).
b) Jumlah sel 100-10.000/m3 dengan hitung jenis predominan polimorfonuklear,
protein 200-500 mg/dl, glukosa <40 mg/dl. Pada stadium dini jumlah sel
dapat normal dengan predominan limfosit.
c) Apabila telah mendapat antibiotik sebelumnya, gambaran LCS dapat tidak
spesifik.
3. Pada kasus berat, pungsi lumbal sebaiknya ditunda dan tetap diberikan pemberian
antibiotik empirik (penundaan 2-3 hari tidak mengubah nilai diagnostik kecuali
identifikasi kuman, itupun jika antibiotiknya senstitif)
4. Jika memang kuat dugaan kearah meningitis, meskipun terdapat tanda-tanda
peningkatan tekanan intracranial, pungsi lumbal masih dapat dilakukan asalkan
berhati-hati. Pemakaian jarum spinal dapat meminimalkan komplikasi terjadinya
herniasi.
5. Kontraindikasi mutlak pungsi lumbal hanya jika ditemukan tanda dan gejala
peningkatan tekanan intracranial oleh karena lesi desak ruang.
6. Pemeriksaan CT-Scan dengan kontras atau MRI kepala (pada kasus berat atau
curiga ada komplikasi seperti empiema subdural, hidrosefalus dan abses otak)
7. Pada pemeriksaan elektroensefalografi dapat ditemukan perlambatan umum
I. MENINGITIS TUBERKUOSIS3
Pemeriksaan meliputi darah perifer lengkap, laju endap darah, dan gula darah.
Leukosit darah tepi sering meningkat (10.000-20.000 sel/mm3). Sering ditemukan
hiponatremia dan hipokloremia karena sekresi antidiuretik hormon yang tidak
adekuat.
Pungsi lumbal :
1. Liquor serebrospinal (LCS) jernih, cloudy atau xantokrom
10
2. Jumlah sel meningkat antara 10-250 sel/mm3 dan jarang melebihi 500 sel/mm3
3. Hitung jenis predominan sel limfosit walaupun pada stadium awal dapat
dominan polimorfonuklear.
4. Protein meningkat di atas 100 mg/dl sedangkan glukosa menurun dibawah 35
mg/dl, rasio glukosa LCS dan darah dibawah normal
5. Pemeriksaan BTA (basil tahan asam) dan kultur M.Tbc tetap dilakukan
6. Jika hasil pemeriksaan LCS yang pertama meragukan, pungsi lumbal ulangan
dapat memperkuat diagnosis dengan interval 2 minggu.
J. MENINGITIS VIRAL3
Pemeriksaan hematologi dan kimia harus dilakukan, Pemeriksaan LCS merupakan
pemeriksaan yang penting dalam pemeriksaan penyebab meningitis. CT Scan harus
dilakukan pada kasus yang berkaitan dengan tanda neurologis abnormal untuk
menyingkirkan lesi intrakranial atau hidrosefalus obstruktif sebelum pungsi lumbal
(LP). Kultur LCSD tetap kriteria standar pada pemeriksaan bakteri atau piogendari
meningitis aseptic. Lagi-lagi, pasien yang tertangani sebagian dari meningitis bakteri
dapat timbul dengan pewarnaan gram negative dan maka timbul aseptic. Hal berikut
ini merupakan karakteristik LCS yang digunakan untuk mendukung diagnosis
meningitis viral:
11
Sel: Pleocytosis dengan hitung WBC pada kisaran 50 hingga >1000x 109/L darah
telah dilaporkan pada meningitis virus, Sel mononuclear predominan merupakan
aturannya, tetapi PMN dapat merupakan sel utama pada 12-24 jam pertama; hitung sel
biasanya kemudian didominasi oleh limfosit pada pola LCS klasik meningitis viral. Hal
ini menolong untuk membedakan meningitis bakterial dari viral, dimana mempunyai
lebih tinggi hitung sel dan predominan PMN pada sel pada perbedaan sel.
Protein: Kadar protein LCS biasanya sedikit meningkat, tetapi dapat bervariasi dari
normal hingga setinggi 200 mg/dL.
Studi Pencitraan : Pencitraan untuk kecurigaan meningitis viral dan ensefalitis
dapat termasuk CT Scan kepala dengan dan tanpa kontras, atau MRI otak dengan
gadolinium. CT scan dengan contrast menolong dalam menyingkirkan patologi
intrakranial. Scan contrast harus didapatkan untuk mengevaluasi untuk penambahan
sepanjang mening dan untuk menyingkirkan cerebritis, abses intrakranial, empyema
subdural, atau lesi lain. Secara alternative, dan jika tersedia, MRI otak dengan
gadolinium dapat dilakukan. MRI dengan contrast merupakan standar kriteria pada
memvisualisasikan patologi intrakranial pada encephalitis viral. HSV-1 lebih sering
mempengaruhi basal frontal dan lobus temporal dengan gambaran sering lesi bilateral
yang difus
K. MENINGITIS JAMUR3
Selain gejala klinis, sangat penting dilakukan pemeriksaan radiologis paru-paru dan
organ lainnya, skin test, antibodi serum dan pemeriksaan cairan serebrospinal. Isolasi
kuman dari lesi dan cairan serebrospinal merupakan pembantu diagnostik yang
penting. Pada meningitis, perlu dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI. Perubahan
cairan serebrospinal pada meningitis jamur seperti pada meningitis tuberkulosis.
Tekanan meningikat bervariasi, pleiositosis moderat, biasanya kurang adri 1000
sel/mm3, dengan predominan limfosit. Kecuali pada kasus yang akut, sel dapat
meningkat lebih dari 1000mm3 dengan predominan polimorfonuklear. Glukosa bisanya
12
agak menurun (subnormal) dan protein meningkat kadang-kadang sampai pada kadar
yang sangat tinggi.
13
Lactic <2.0 - 7.2 U/ml Bacterial meningitis, inflammation
dehydrogenase
Lactic acid 10 - 25 mg/dl Bacterial or fungal meningitis
Cytology No malignant cells Tumors of brain or spinal cord
Glutamine 6 - 15 mg/dl Hepatic encephalopathy,
Reye's syndrome
14
H. KEUNTUNGAN
Lumbal pungsi sangat penting untuk alat diagnosa. Prosedur ini memungkinkan
melihat bagian dalam seputar medulla spinalis, yang mana memberikan pandangan
pada fungsi otak juga. Prosedur ini relative mudah untuk dilaksanakan dan tidak begitu
mahal. Dokter yang berpengalaman, LP akan menurunkan angka komplikasi. Ia akan
melakukannya dengan cepat dan dilaksanakan di tempat tidur pasien
15
DAFTAR PUSTAKA
16