Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 5

Naskah Drama
Indah Hairani : Buruh Cuci Baju
Ari Prasetyo Setiawan : Anak Buruh
Dian Nova Yunita : Konselor

Ari adalah anak yang terlahir dari seorang ibu buruh cuci. Ari mempunyai 2 adik yang masih
kecil. Ari sudah tidak memiliki seorang ayah. Ibunya bekerja keras untuk menyekolahkan anaknya.
Beruntunglah sang ibu karena mempunyai anak seperti Ari, karena Ari adalah anak yang sangat rajin.
Ari adalah anak yang selalu meluangkan waktunya untuk bekerja membantu ibunya. Ibunya sangat
menyayangi Ari. Ia sangat bangga kepada anaknya. Namun Ari dipandang buruk oleh teman –
temannya disekolah karena pekerjaannya, ia jadi tidak mudah bergaul dalam lingkungannya. Suatu
hari Ari pun dipanggil keruang BK karena suatu hal :

Verbatim
Konseling Pertama
Pada pukul 09.00 pagi, Ari datang keruang guru BK untuk memenuhi panggilan dari guru Bk.
Ari : Tok tok tok, Assalamualikum bu (Ari mengetuk pintu)
Konselor : Waalaikumsalam, Silahkan masuk
(Ari pun memasuki ruang BK)
Konselor : Bagaimana kabarnya?
Ari : Alhamdulillah baik bu
Konselor : Silahkan duduk
Ari : Baik bu
Konselor : Kira – kira apakah Nak Ari sudah tau apa tujuan ibu memanggil Ari keruang BK
Ari : Tidak tahu bu
Konselor : Baiklah, jadi ibu memanggil nak ari keruang Bk ini karena ibu mendapat laporan
dari beberapa wali kelas ari dikelas. Info yang ibu dapat sekarang adalah dalam
seminggu ini nak ari jarang masuk sekolah. Nak ari sering tidak hadir tanpa
keterangan. Apakah hal tersebut benar adanya?
Ari : (Ari hanya terdiam sambil menunduk)
Konselor : Silahkan berbicara dengan jujur nak, disini ibu memiliki asas kerahasian yang
tentunya akan dijaga dengan baik, jadi silahkan bercerita kepada ibu dengan jujur.
Ari : (Ari pun mulai mengangkat kepalanya)
Konselor : Silahkan nak Ari
Ari : Baik bu, akan saya ceritakan. Jadi bu alasan pertama beberapa hari ini saya sering
tidak masuk sekolah karena beberapa alasan.
Konselor : Alasan apa itu nak?
Ari : Jadi bu saya semingguan ini jarang masuk sekolah karena saya membantu ibu saya
mencari uang untuk menyekolahkan saya dan adik – adik saya. Karena ayah saya
baru saja meninggal jadi saya harus membantu ibu saya bekerja
Konselor : Apakah nak Ari dan ibu bekerja sekarang ini karena alas an Ayah Ari yang
meninggal beberapa minggu yang lalu?
Ari : Iya bu, benar sekali
Konselor : Kira – kira kalau ibu boleh tau, apa pekerjaan dari ibu nak Ari dan nak Ari?
Ari : Jadi bu, ibu saya bekerja sebagai buruh cuci, dan saya bekerja sebagai penjual Koran
Konselor : Jadi itu alasa kenapa nak Ari jarang masuk akhir – akhir ini?
Ari : Iya bu
Konselor : Apakah ibu dari nak Ari tau kalau nak Ari sudah jarang tidak masuk sekolah karena
bekerja?
Ari : Ibu saya tahu bu
Konselor : Lalu apa tanggapan atau respon dari ibu nak Ari ?
Ari : Respon ibu saya biasa saja bu, tidak ada pelarangan untuk saya berhenti bekerja
Konselor : Benarkah begitu?
Ari : Iya bu, karena memang keluarga saya sangat membutuhkan uang
Konselor : Baiklah kalau begitu. Seperti yang tadi nak Ari katakan, bahwa nak Ari memiliki 2
alasan. Ini adalah alasan pertama, lalu apa alsan keduanya?
Ari : (Arikembali menundukan pandangan)
Konselor : Tidak apa – apa nak, ceritakan seperti tadi Ari bercerita kepada ibu
Ari : Jadi bu, karena saya membantu ibu saya dengan berjualan Koran, karena hal itu
teman – teman saya dikelas mulai menjahili saya dengan meledek pekerjaan saya.
Konselor : Meledek seperti apa nak?
Ari : Jadi bu mereka meledek perkerjaan saya sebagai tukang Koran. Karena itu bu saya
malu untuk sekolah
Konselor : Berarti Nak Ari harus membuktikan kepada mereka bahwasanya pekerjaan bukanlah
menjadi tolak ukur untuk seseorang bisa di judge. Jika mereka tau bagaimana kebaikan
nak Ari kepada ibu nak Ari, mereka pasti salut dan bangga.
Baiklah nak Ari, kalau ibu liat sejauh ini nilai – nilai nak Ari cukup bagus, nak Ari
juga selalu mendapatkan peringkat dikelas. Tapi jika nak Ari tidak memperbaiki
absensi nak Ari maka nilai nak Ari pasti akan menurun. Jadi mulai sekarang nak Ari
harus mengembalikan semangat nak Ari seperti dulu, seperti ketika ayah nak Ari
masih hidup. Bagaimana?
Ari : Saya mau bu, tapi bagaimana dengan ibu saya?, siapa yang membantunya mencari
uang? Saya ingin berhenti sekolah bu, saya ingin membantu ibu saya bekerja, lagi pula
ibu saya juga tidak sanggup membayar biaya sekolah saya.
Konselor : Nak pendidikan itu amat penting dan tidak bisa ditinggalkan, masih banyak jalan dan
cara yang bisa ditempuh. Dan akan sangat banyak dampak yang timbul jika nak Ari
berhenti sekolah
Ari : Tapi bu, ibu saya jugu berfikir akan lebih baik saya berhenti sekolah, karena tidak
sanggup membayar biayanya
Konselor : Nak, sepertinya kita harus membahas masalah ini dengan ibu mu, bagaimana?
Ari : Dengan ibu saya bu?
Konselor : Iya nak, ibu sebagai konselor harus membantu mu dan ibu mu dalam memecahkan
masalah ini, bagaimana? Nanti kita akan atur waktunya? Ibu akan melakukan home
visit, ibu akan berkunjung kerumah mu untuk menemui ibu mu. Bagaimana?
Ari : Baiklah bu, nanti saya akan memberitahukan kepada ibu saya
Konselor : Baiklah mengingat waktu pertemuan kita juga telah berakhir, maka kita hentikan
dulu pertemuan kita sampai disini, kita akan lanjutkan dipertemuan selanjutnya
Ari : Baiklah bu
Konselor : Terima kasih atas kehadirannya
Ari : Assalamualaikum
Konselor : Waalaikumsalam
Konseling Kedua
Konselor : Tok tok tok, Assalamualaikum (mengucapkan salam sambil mengetuk pintu)
Ari : Waalaikumsalam, eh ibu, apakabar bu?
Konselor : Alhamdulillah baik, bagaimana kabar nak Ari?
Ari : Alhamdulillah baik bu, silahkan duduk bu dirumah kami yang seadanya
Konselor : Terimakasih nak Ari, Dimana ibumu nak?
Ari : Ada didapur bu, mau saya panggilkan ya bu?
Konselor : Boleh nak
(Ari pun memanggil ibunya, seketika ibu Ari pun datang)
Konselor : Selamat pagi bu, perkenalkan saya Dian, Gurunya Ari disekolah
Indah : Oh iya bu
Konselor : Jadi bu kedatangan saya kesini tentunya memiliki maksud dan tujuan. Jadi Saya
adalah guru BK, guru Bimbingan dan Konseling yang ditugaskan untuk membantu
siswa yang memang membutuhkan bantuan dalam hal pemecahan masalah. Nah ibu
silahkan menceritakan yang sekiranya ibu da nak Ari ingin ceritakan, karena saya
mempunyai asas kerahasian yang tidak mungkin saya langgar. Bagaimana ibu dan
nak Ari? Apakah sudah siap?
(Ari dan ibunya mengangguk menyetujui)
Konselor : Jadi ternyata nak Ari ini memiliki masalah dalam sekolahnya, kemaren saya sempat
memanggil nak Ari keruangan saya bu, dan ternyata nak Ari mempunyai keinginan
jika ia ingin keluar dari sekolah, karena biaya yang mahal dan juga karena waktunya
dipakai untuk membantu ibu bekerja. Kalau boleh tau ibu bekerja sebagai apa bu?
Indah : Iya bu, Ari memang sudah sangat sering membantu saya untuk memenuhi kebutuhan,
dan untuk masalah Ari mau keluar sekolah atau tidak, itu semua saya serahkan
sepenuhnya kepada Ari maunya seperti apa. Saya bekerja sebagai buruh cuci bu,
gajinya tidak mencukupi kebutuhan kami, jika Ari tidak membantu saya untuk
bekerja
Konselor : Tapi bu, yang harus saya pahami ke ibu dan nak Ari adalah bagaimana dampak
dampak yang muncul setelah nak Ari putus Sekolah? Bagaimana lingkungannya
nanti? Bagaimana pergaulannya? Padahal yang saya tau ya bu, nilai nilai Ari ini
bagus dan selalu mendapatkan peringkat. Rasanya disayangkan sekali jika Ari putus
sekolah bu
Indah : Ya mau bagaimana lagi bu?
Konselor : Sekarang hal apa yang ibu takutkan, sampai sampai ibu menyetujui pedapat anak
ibu? Padahal seharusnya ibu mendukung keinginan positif anak iu, bukan malah
mendukung keinginannya untuk berhenti sekolah
Indah : Mau bagaimana lagi mba, ari ini memng anak yang baik, dia selalu membantu saya
sampai sampai mengorbankan sekolahnya, tapi ini adalah satu satunya cara, karena
kami tidak memiliki uang.
Konslor : Bu, apa ibu tahu, selani permasalahan mengenai Ari ingin keluar, ternyata Ari juga
dijauhi oleh teman temannya dikelas, dan juga diledeki karena pekerjaan yang ia
lakukan, karena itu ia sekarang susah bergaul. Dan karena hal itu juga sekarang Ari
ingin berhenti kuliah.
Indah : Benarkah itu ri?
Ari : Iya bu
Indah : Kalau begitu benar ri, kamu harus keluar dari skolah itu, kamu harus berhenti sekolah
Konselor : Ibu banyak jalan bu, masih banyak sekali jalan keluar yang bisa ditempuh daripada
Ari harus keluar dari sekolah
Indah : Apa bu? Apa ? Tidak ada jalan keluar , ibu taukan saya seorang buruh cuci. Saya
tidak bisa menyekolahkan anak saya semenjak ayahnya meninggal.
Konselor : Ibu, ibu tidak perlu memikirkan bagaimana biaya sekolah Ari, karena saya akan
mengenalkan beasiswa untuk nak Ari yang tentunya dapat meringakan beban ibu
dan juga nak Ari. Jadi nanti nak Ari bisa focus untuk belajar, pun nanti bisa juga
membantu ibu sedikit sedikit, bagaimana?
Indah : Tidak perlu bu
Konselor : Bu, beasiswa ini memang diberikan untuk anak yang berprestasi namun tidak
memiliki ekonomi yang tinggi, jadi ibu dan nak ari tidak perlu khawatir lagi akan
masalah biaya sekolah. Bu setiap warga Negara itu berhak mendapatkan pendidikan,
pun sama dengan Nak Ari, ia juga berhak bu, apalagi ia adalah siswa yang
berprestasi.
Indah : Tapi saya tidak memiliki uang bu untuk membayar biayanya
Konselor : Ibu tidak perlu membayar apapun bu, karena beasiswa ini memng diberikan untuk
nak Ari, dan saya akan membantu Ari agar nak Ari bisa mendapatkan beasiswa, jadi
iibu tidak perlu khawatir
Indah : Benar begitu bu? Jadi anak saya ini bisa lanjut bersekolah tanpa memikirkan biaya?
Konselor : Iya bu, bisa. Ibu tidak perlu lagi memikirkan biaya sekolah nak Ari
Ari : Benarkah bu?\
Konselor : iya nak Ari, jadi ibu bisa focus dengan anak – anak ibu yang lain, dari saudara nak
Ari
Indah ; Alhamdulillah, terima kasih bu
Konselor : Baiklah bu, karena memang waktunya pertemuan kita sudah habis, maka kita
selesaikan sampai disini dulu pertemuan kita. Dan tentunya pembicaraan hari ini
akan selalu saya jaga da saya moho pamit undur diri. Assalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai