Anda di halaman 1dari 5

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................

1.2. Tujuan ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Karakteristik daerah penangkapan ikan damersal

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .....................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang

Daerah penangkapan ikan di perairan pantai Pada keadaan normal, pesisir pantai
memiliki banyak daerah penangkapan ikan yang bagus. Produksi perikanan dari
daerah ini dengan baik meningkat dari tahun ke tahun. Daerah penangkapan ikan di
perairan pantai termasuk meliputi usaha rumput laut, ikan dan kerang-kerangan dan
untuk jenis yang khusus bergerak seperti ikan haring, ikan salmon, ikan ekor kuning,
ikan tuna dan ikan laut air tawar yang mendekati daerah pantai untuk mencari
makanan atau untuk memijah.

Daerah penangkapan ikan di perairan pantai ini mungkin dibagi lagi ke dalam
trap-net (jaring perangkap) fishing ground, small trawling (pukat tarik yang kecil)
fishing ground, driving in net fishing ground, beach seine (pukat pantai) fishing
ground, hand purse seine (purse seine tangan) fishing ground, surrounding net (jaring
lingkar) fishing ground, pole and line fishing ground, dan lain sebagainya.
Untuk tujuan konservasi sumberdaya perikanan di pesisir perairan pantai dan menjaga
mutu dari daerah penangkapan ikan, ukuran harus diambil di sepanjang garis
pembangunan pada pembatas di laut, penangkaran buatan dan melepaskan anak ikan
lalu menjaganya. Ini juga sangat penting untuk pemeliharaan dan pembangunan dari
nilai mutu dari daerah penangkapan ikan, untuk menghasilkan pemahaman dan kerja
sama dari nelayan untuk konservasi sumberdaya perikanan sama halnya sesuai
pengambilan keputusan dan manajemen dari administrasi perikanan

1.2 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik daerah penangkapan ikan damersal


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karaktaristik daerah penangkapan ikan damersal

Pada continental shelf (paparan benua) di mana umumnya terdapat pada


kedalaman 200 m adalah sangat sesuai untuk ikan demersal atau yang hidup di dekat
dasar laut. Kolom perairan yang kedalamnya lebih dari 400 m adalah sangat tidak
sesuai untuk ikan, kecuali beberapa spesies yang khusus. Makhluk hidup pada dasar
laut termasuk yang selalu tinggal di satu tempat, meliputi pergerakan secara
horizontal atau pada kedalaman dan pergerakan menuju daerah dangkal, atau secara
musiman membuat suatu migrasi yang panjang.
Pada continental shelf dimana terdapat pasir atau berbagai bahan organik lain
yang mengalir dari perairan pantai lalu mengendap, sebagian besar menjadi pupuk
dan sesuai untuk pertumbuhan plankton. Oleh karena manfaat dari daerah paparan
(shelf), pada daerah pesisir pantai atau pintu masuk perairan adalah daerah
penangkapan yang ideal untuk kerang-kerangan dan rumput laut, khususnya ikan-ikan
kecil. Ketika melakukan penangkapan ikan, jaring yang tarik di dasar perairan
(bottom drag nets) adalah yang paling sering digunakan. Beberapa spesies ikan
pelagis mungkin tertangkap di perairan tersebut.
Tapi kolom perairan yang lebih dari kedalaman 800 meter, meskipun ada
ditemukan beberapa spesies ikan, sangat tidak sesuai untuk digunakan sebagai daerah
penangkapan ikan bukan hanya karena kesulitan dalam operasi penangkapan ikan
tetapi juga jarangnya terdapatsumberdaya perikanan

Sumberdaya Ikan Demersal Ikan demersal adalah jenis ikan yang habitatnya
berada di bagian dasar perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan demersal adalah
ikan yang tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl dasar (bottom
trawl), jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan
lain sebagainya. Menurut Aoyama (1973) ikan dasar memilki sifat ekologi yaitu
sebagai berikut: 1. Mempunyai adaptasi dengan kedalaman perairan 2. Aktifitasnya
relatif rendah dan mempunyai daerah kisaran ruaya yang lebih sempit jika
dibandingkan dengan ikan pelagis 3. Jumlah kawanan relatif kecil jika dibandingkan
dengan ikan pelagis 4. Habitat utamanya berada di dekat dasar laut meskipun berbagai
jenis diantaranya berada di lapisan perairan yang lebih atas. 5. Kecepatan
pertumbuhannya rendah 6. Komunitas memiliki seluk beluk yang komplek 7.
Dibanding sumberdaya ikan pelagis, potensi sumberdaya ikan demersal relatif lebih
kecil akan tetapi banyak yang merupakan jenis ikan dengan nilai ekonomis yang
tinggi Ikan demersal tersebar di seluruh perairan Indonesia, terutama di paparan
Sunda dan Laut Arafura dengan kecenderungan kepadatan sediaan potensi tinggi di
daerah pantai. Ikan demersal sangat dipengaruhi oleh factor oseanografi seperti :
suhu, salinitas, arus, bentuk dasar perairan. Jenis ikan ini pada umumnya menyenangi
dasar perairan bersubstrat lumpur atau lumpur berpasir (Dwiponggo et al, 1989 vide
Suharto, 1999). Perikanan demersal Indonesia menghasilkan berbagai jenis ikan
(multi species) yang dieksploitasi dengan menggunakan berbagai alat tangkap (multi
gear). Hasil tangkapan ikan demersal pada umumnya terdiri dari berbagai jenis yang
jumlah masing-masing jenis tersebut tidak terlalu besar. Ikan tersebut antara lain :
kakap merah/bambangan (Lutjanus spp), peperek (Leiognatus spp), manyung (Arius
spp), kurisi (Nemipterus spp), kuniran (Upeneus spp), tiga waja (Epinephelus spp),
bawal (Pampus spp) dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

Ikan demersal adalah jenis ikan yang habitatnya berada di bagian dasar
perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan demersal adalah ikan yang tertangkap
dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl dasar (bottom trawl), jaring insang dasar
(bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai